Hari ini adalah pertama kalinya aku akan melihat anakku setelah beberapa hari aku berada di rumah sakit untuk menjalani perawatan. Perasaan hatiku tak menentu karena merasakan senang dan juga sedih yang bersamaan, saat akan melihat putraku yang masih berada di ruangan perawatan khusus. Dengan ditemani seorang perawat yang mendampingiku untuk menuju ke sebuah ruangan tempat di mana putraku dirawat selama ini.Setelah memakai pakaian khusus, aku pun mulai melangkah dengan jantung berdebar, ketika kini tepat di depanku terbaring bayi mungil yang masih merah berada di dalam sebuah tabung inkubator. Rasanya sesak hingga tak sadar kedua mataku berkabut dengan cepat. Air mata mulai luruh saat melihat kini bayi mungil itu ada di depan mataku. Terbaring dengan selang kecil yang menempel di beberapa bagian tubuhnya.“Putraku, Alexander...,” lirihku menatap pilu sekaligus haru bayi mungil yang merupakan putraku sendiri dengan Jacob Hayden.“Kau tampan sekali, Sayang. Maafkan Mama karena tak bisa
Setelah kepulanganku kembali ke kastil bersama dengan putraku, Alexander Hayden, aku pun merawat putraku secara pribadi dengan dokter khusus dan juga perawat yang diperintahkan oleh Jacob untuk mengetahui perkembangan Alexander. Dengan segala kuasanya, Jacob pun bisa melakukan hal yang tak mungkin menjadi mungkin. Keadaanku juga sudah membaik kini, sikap Jacob yang kembali dingin membuatku tak bisa berbuat apa-apa. Apa yang salah denganku, aku sendiri tak mengerti? Mungkinkah Jacob berpikiran buruk padaku tentang hubunganku dengan Daniel? Apalagi selama beberapa minggu kami tinggal bersama sejak kepergiannya, rasa curiganya bertambah besar. Seperti malam itu, saat aku selesai melihat keadaan Alexander. Di dalam kamar aku melihat Jacob tengah melepas pakaiannya hingga ia bertelanjang dada. Kulihat banyak bekas luka di tubuhnya yang memang memiliki otot-otot yang kuat. “Apa masih sakit?” aku menyentuh bekas luka tembak di dadanya. “Tidak,” jawabnya singkat, tatapannya datar saat kedu
3 Tahun Kemudian“Alex! Jangan terlalu jauh berlari, Sayang!” Aku berlari mengejar Alexander yang berlari bermain di taman kastil.“Ayo, kejar aku, Mom!” Alex berseru riang penuh semangat, sedangkan aku sudah hampir kehabisan nafas menemaninya bermain.“Aww!!” Alex menabrak sesosok tubuh kokoh yang kini tepat berdiri di hadapannya.“Sampai kapan kau akan mengajak ibumu bermain, Alexander?” Suara bariton itu terdengar tegas seraya mengangkat tinggi tubuh mungil yang kini hanya tertawa riang penuh keceriaan.“Daddy! Angkat yang lebih tinggi!!” pintanya keras seraya merentangkan kedua tangannya seolah terbang.“Kau mau terbang Alexander?” Jacob mengangkat tubuh mungil itu semakin tinggi dengan gerakan memutar, si kecil Alex semakin tertawa riang penuh semangat.“Sudah, cukup bermainnya Alex!” aku berjalan menghampiri ayah dan anak di depanku setelah selesai mengatur nafasku kembali.“Kau lihat putramu ini seperti tak pernah merasa lelah bukan?” Jacob mengalihkan pandangannya padaku.“Aku
Di sebuah restoran mewah di pusat kota Los Angeles, tampak pria dan wanita yang terlihat seperti sepasang kekasih duduk menikmati makan malam mereka yang romantis. Penampilan pasangan itu terlihat paling menonjol di antara para pengunjung restoran yang lain. Bagaimana tidak, sosok pria berpakaian jas warna biru gelap itu terlihat tampan dan berwibawa di usianya yang matang. Sedangkan sang wanita terlihat cantik, dengan rambut warna pirang emasnya yang panjang berombak, begitu terlihat anggun dan elegan. Melihat penampilan keduanya jelas terlihat jika status sosial mereka sama-sama tinggi. “Kau suka tempat ini, Daniel?” Wanita itu bertanya pada sang pria yang ternyata adalah pemilik Noel Corporation, Daniel Noel. “Ya,” Daniel menyahut singkat dengan senyuman tipis yang terlihat dipaksakan. “Ini adalah kencan kita yang entah ke berapa kali. Tapi sikapmu masih selalu dingin dan tak banyak bicara, katakan Daniel apakah kau merasa terbebani saat bersamaku?” Wanita cantik bermata biru in
Selesai makan malam Daniel pun mengantar Reina ke tempat tinggalnya, sebuah penthouse mewah di pusat kota. Walaupun sebagai putri keluarga pejabat dan terhormat Reina Robert sudah cukup lama untuk memutuskan hidup mandiri. “Mampirlah sebentar, Daniel. Selama kita bertunangan kau belum pernah mampir ke apartemenku, kan?” Reina menawarkan, pandangannya penuh harap pada Daniel Noel.“Aku lelah hari ini, mungkin lain waktu aku mampir. Aku janji padamu,” jawab Daniel.“Baiklah, aku mengerti,” Reina mendesah merasa sedikit kecewa tapi ia berusaha untuk mengerti.“Sampai jumpa besok, aku selalu menunggumu, Daniel,” Ucap Reina, seutas senyuman penuh cinta terbit di wajah cantiknya.Seperti biasa, tak banyak kata yang diucapkan Daniel Noel. Ekspresi wajahnya selalu datar walaupun saat bersama sang tunangan. Daniel Noel sudah menerima Reina Robert sebagai tunangannya, namun belum dengan hatinya. Itulah sebabnya ia masih selalu menjaga jarak pada putri kedua dari seorang pejabat negara yang ber
Entah ada angin apa Jacob tiba-tiba mengajakku dan Alex berlibur ke pantai hari ini. Selama ini kami memang jarang sekali keluar, demi untuk menjaga agar aku dan Alex tetap aman. Aku paham maksudnya, kehidupan Jacob yang memang banyak dikelilingi para musuhnya mengharuskan kami hidup lebih berhati-hati dari kebanyakan orang yang hidup normal seperti lainnya.Tentu saja momen itu tak disia-siakan oleh Alex, begitu juga denganku. Kami bertiga begitu bahagia bermain sepanjang hari di pantai hari itu. Jacob memang sengaja memilih pantai yang jauh dari keramaian, sehingga kami bertiga benar-benar menikmati momen ini dengan penuh kebahagiaan. “Lihat putra kita, Sayang. Dia begitu menikmati liburan ini,” Jacob berkomentar, pandangannya tertuju pada Alexander yang tengah asyik membuat istana pasir tak jauh di depan kami.“Bukankah ini untuk kedua kalinya selama tiga tahun, kau mengajak kami berlibur? Tentu saja dia begitu senang dan menikmati liburan kali ini,” aku menyahut.“Iya, kau benar.
“Tidurlah Alex, ini sudah malam.” Aku berusaha menidurkan Alex yang malam itu seperti sulit sekali membujuknya untuk tidur.“Ada apa Sayang? Apa kau masih marah karena tadi kita pulang cepat?” Aku menebak seraya menyentuh lembut wajah mungilnya yang tampan. Sejak pulang dari pantai, Alex memang tak banyak bicara.“Aku belum mengantuk,” Alex beralasan. Namun, aku tahu bukan alasan itu yang sebenarnya.“Sayang, dengarkan Mom. Mom dan Dad minta maaf karena tadi harus memaksamu pulang. Kami terpaksa melakukannya karena Dad ada pekerjaan mendadak yang sangat penting, karena itulah kita tak bisa berlama-lama berada di pantai tadi,” ucapku dusta. Tak mungkin aku mengatakan alasan yang sebenarnya pada anak seusia Alex bukan?“Kenapa Dad selalu sibuk dengan pekerjaannya sedangkan Dad jarang sekali mengajakku bermain ke luar,” keluh Alex menatapku polos dengan posisi berbaring di ranjang.“Kelak kau akan mengerti alasan Dad melakukannya, Alex. Dad melakukannya untuk kebaikan kita,” aku mencoba
“Kau bilang akan mengeluarkan aku dari penjara ini, Lilian! tapi selama ini kau hanya berdusta! Sudah tiga tahun aku menunggumu agar kau membebaskanku dari tempat terkutuk ini tapi apa buktinya?!” Seorang wanita berambut pirang dengan potongan pendek terlihat marah-marah pada Lilian Bells, di jam besuk sebuah penjara wanita di negara bagian California.“Astaga, Helen. Bisakah kau tidak mengumbar emosimu jika bertemu denganku? Harusnya kau berterima kasih padaku karena aku masih peduli padamu dengan datang mengunjungimu di tempat ini,” Lilian menyahut dengan gaya santainya.Wanita berambut pirang pendek yang ternyata adalah Helen Kristen Dust, janda dari Daniel Noel itu menunjukkan wajah frustasi. Wajah cantiknya dan terawatnya dulu yang dibanggakannya kini terlihat kusam seakan tanpa cahaya. Benar-benar berbeda, bahkan orang yang melihat Helen yang sekarang akan tak mengenali mantan aktris populer yang dulu sempat begitu dipuja oleh dunia, sebelum skandal perselingkuhannya dengan akto
“Jerome??” Laura terkejut setelah menyadari pria yang paling dihindarinya tiba-tiba ada di hadapannya saat ini.Pria tinggi besar berparas maskulin dengan jambang tipis bernama Jerome itu mengalihkan pandangannya pada Alex yang tetap tampak tenang seolah tak terpengaruh sama sekali dengan kehadirannya.“Jadi kau teman kencan Laura yang baru?!” sergahnya dengan tatapan tajam yang menusuk, tersenyum mengejek pada Alex.Alex tak menjawab, ia tak bereaksi apa pun. Dengan sikap cueknya Alex meminum gelas berisi minuman yang sudah dipesannya. Merasa kesal tak ditanggapi, Jerome melotot pada Alex sembari memukul meja dengan keras.Brakk!!“Hey, aku sedang bertanya padamu, pengecut?!” Jerome berkata keras hingga menarik perhatian orang yang ada dalam restoran itu.“Jerome?! Jaga bicaramu di tempat seperti ini! Siapa pun dia, kau tak berhak berkata kasar padanya!” Laura memperingati.“Kau selesaikan urusanmu dengan pria ini, Laura. Aku pergi, terima kasih kau sudah mentraktirku.” Alex bangkit d
Ellyzabet Smith memang sudah tak lagi bersamanya, akan tetapi Alex tetap merasa kalau Ellyzabet selalu ada bersama dengannya, tepatnya di hatinya. Seperti sekarang ini, Alex begitu menikmati malam-malamnya di Paris meskipun seorang diri. Puas menikmati malam di tempat itu, Alex pun melangkah untuk pulang menuju ke apartemen yang disewanya selama tinggal di Paris untuk menenangkan diri. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Alex hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke apartemennya. Namun, di tengah jalan Alex melihat seorang pria yang berlari kencang dari arah berlawanan dengan membawa sebuah tas wanita. Merasa ada yang aneh, tanpa banyak berpikir Alex sengaja membuat pria itu jatuh tersandung kaki Alex, lalu dengan gerakan cepat Alex langsung mengambil tas dari tangan sang pria.Bruk!! “Arght! Sialan!” pria itu mengumpat, jatuh tersungkur tak jauh di dekat Alex.Beberapa detik kemudian, seorang wanita muda tampak berlari dengan wajah pucat.“Tolong! Tasku! Pria itu mengambil tasku!
“Kau bajingan sialan, Brian Noel!! Akan aku pastikan setelah ini aku akan menghancurkanmu!” Teriakan seorang pria di sebuah ruangan tertutup dan kedap suara terdengar lantang. Pria tersebut baru saja menjalani rangkaian pemeriksaan oleh beberapa orang dari lembaga penegak hukum.Pria yang tak lain adalah Antony Buggs itu terus mengumpat tanpa henti. Ia benar-benar tak menyangka jika hanya dalam waktu semalam dirinya kini sudah berada di dalam ruangan yang mirip seperti penjara. Antony sudah menghubungi pengacara terbaik untuk mengurus kasusnya. Namun, selama kasusnya masih belum ditangani, selama itu pun setiap gerak-gerik Antony akan selalu diawasi. Seperti sekarang ini, ia harus bermalam di ruangan dingin tanpa fasilitas apa pun di dalamnya. Bagi Antony tempat itu tentu saja sama halnya dengan penjara. Brian Noel telah menghancurkan nama baiknya sebagai seorang Antony Buggs.Antony yakin dirinya dapat lolos dari jeratan hukum yang dituduhkan Brian Noel padanya, akan tetapi fakta istr
Suara langkah kaki terdengar masuk di sebuah ruangan perawatan rumah sakit, sosok itu mendekat ke ranjang pasien di mana seorang wanita terbaring lemah. Kedua mata wanita itu masih terpejam masih dalam pengaruh obat bius setelah operasi yang baru saja dijalaninya. Kini sosok pria yang tak lain adalah Brian Noel itu bisa lebih dekat melihat wajah wanita yang baru saja melahirkan bayi dalam kondisi prematur akibat pendarahan yang dialaminya. Jari tangan Brian menyentuh lembut wajah April yang terlihat pucat. Netra birunya menatap sendu April dengan tatapan penuh cinta. “Maafkan aku karena terlambat menyelamatkanmu, April,” sesal Brian lirih tanpa melepas pandangannya pada wajah cantik April yang tampak pucat.“Seandainya aku datang lebih awal, mungkin kau tidak harus mengalami kejadian seperti ini. Tetapi aku bersyukur kau dan bayimu selamat. Dia cantik sepertimu, April Spencer.” Brian mengulum senyuman diagonalnya sebagai wujud rasa syukur.Brian tak ingin melepaskan genggaman tangann
Antony melangkah di mana beberapa pria berseragam menunggunya di ruang depan mansion. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan semua?” sapa Antony dengan senyuman penuh percaya dirinya.“Maaf, Mr. Buggs mengganggu waktu Anda. Kami datang ke sini untuk memeriksa segala aset dari perusahaan yang Anda miliki,” salah satu pria berseragam itu memberitahu dengan gaya formalnya.“Memeriksa? Apa maksudnya Anda semua datang ke sini karena mencurigai saya melakukan sesuatu yang ilegal, begitu?” “Bisa dikatakan seperti itu. Kami harap Anda mau bekerja sama dan tidak mempersulit penyelidikan yang akan kami lakukan.”Antony tersenyum sinis, ia menatap satu persatu dari tiga orang pria berseragam yang berdiri di hadapannya dengan pandangan angkuh. “Siapa yang berkuasa di sini? Aku atau kalian semua? Kalian tak memiliki wewenang apa pun untuk melakukan penyelidikan kepadaku!” tegas Antony menolak keras.“Aku yang memiliki wewenang di sini!” Tiba-tiba seseorang menyahut dari luar ruangan, suaranya terdengar
"Antony? Kau sudah pulang?” April terlihat cukup terkejut melihat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya. Ekspresi Antony terlihat berbeda, dingin dan garang. Melihat hal itu membuat April merasa takut apalagi saat Antony mendekati dirinya. “A-antony, ada apa?” Secara refleks April pun mundur menghindar dari Antony yang menghampirinya dengan tatapan tajam.“Jawab jujur pertanyaanku, April Spencer. Apa kau masih mencintai, Brian Noel?”“A-apa??” April tergagap, ia menatap takut sekaligus bingung dengan sikap Antony yang tiba-tiba menanyakan hal tak terduga seperti itu padanya. Sejak kapan Antony tahu hubungannya dengan Brian Noel? Atau apakah selama ini Antony sudah tahu, namun ia berpura-pura diam dan tak tahu apa-apa? Jika benar, lalu apa maksudnya? Banyak pertanyaan dalam benak April saat ini. “Sekali lagi jawab pertanyaanku ini sekarang, apa kau masih mencintai mantan kekasihmu itu?” Antony bertanya kembali dengan sikapnya yang menyudutkan.“Bagaimana kau bisa berpikir dan be
"Mr. Noel saya sudah mendapatkan semua data dari Antony Buggs seperti yang Anda minta.” Seorang ahli IT kepercayaan Brian memberitahu lewat sambungan telepon langsung pada Brian.“Bagus! Segera kirim semua datanya ke emailku sekarang!” perintah Brian.“Baik, Mr. Noel.” Suara dari seberang itu menyahut sebelum sambungan panggilan itu terputus.Brian mempelajari semua file dan data mengenai Antony Bugss yang dikirimkan oleh ahli IT kepercayaannya. Setelah ia mempelajarinya, kini Brian tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh rivalnya itu selama beberapa tahun belakangan. Dan mengapa perusahaan milik Antony menganggap Noel Corporation adalah saingan bisnisnya.“Aku tak menyangka kau banyak melakukan cara ilegal dalam semua bisnis yang kau lakukan, Antony Buggs,” gumam Brian serius.Kini Brian kembali fokus memikirkan nasib dari April. Brian sangat yakin jika anak yang dikandung April adalah anaknya, benih darinya. Dugaannya semakin yakin setelah Brian menyelidiki berapa umur kehamilan Apr
Cukup! Hentikan Brian! Apa yang sebenarnya yang kau inginkan?!” April berkata cukup keras merasa tersudutkan. “Tinggalkan Antony! Itu yang aku inginkan!” tegas Brian serius. “Apa?? Apa kau sudah hilang akal, Brian? Dengan menyuruhku untuk meninggalkan suamiku sendiri dalam keadaan hamil seperti ini?” balas April tajam. “Satu hal yang harus kau tahu, Antony Buggs bukan pria baik-baik! Dia menikahimu dengan satu tujuan, itu yang pasti!” April mencebik, “Apa kau sadar mengatakan keburukan pria yang sudah menjadi suamiku, Brian? Tolong jangan ganggu hidupku lagi. Kau sendiri yang waktu itu mengatakan perpisahan kita, jadi aku mohon berhentilah menggangguku. Urus saja baik-baik kekasihmu yang bernama Rebecca Cruz itu!” Nada suara April terdengar meninggi. “Apa yang kau katakan, kekasihku? Rebecca Cruz?” “Ya, bukankah wanita itu adalah kekasihmu? Kalian menjadi pasangan di pesta waktu itu, bukan?” April berpendapat. “Tunggu, apa kau cemburu, April Spencer?” Brian bertanya memancing d
Brian seperti disambar petir saat mendengarnya. Ia seperti mimpi rasanya mendengar kata ‘hamil’. April Spencer kini telah hamil, anak dari pria yang belum lama menjadi suaminya? Rasanya waktu begitu cepat berlalu, hingga Brian nyaris tak percaya jika wanita yang dicintainya benar-benar telah menjadi milik orang lain dan bahkan akan memiliki seorang anak dalam pernikahan mereka.Melihat reaksi Brian yang syok membuat Antony tersenyum penuh kemenangan. Ia sangat tahu, jika April Spencer adalah kelemahan Brian Noel. Pewaris perusahaan Noel Corporation itu sangat jelas terlihat tak bisa menerima kenyataan. Wanita yang dicintainya kini telah hamil, dan itu jelas akan menjadi satu senjata ampuh yang berhasil Antony hunuskan tajam kepada Brian Noel. Putra sulung dari Daniel Noel itu kalah telak sekarang, kini Antony Buggs selangkah lebih maju darinya.“Sekarang kau sudah tahu, silakan pergi dari mansionku, Brian Noel. Kau tidak diterima di sini!” Dengan angkuh Antony memerintah penjaga mansi