“Daniel...?” panggil Lucy lirih pada suaminya yang masih terbaring di rumah sakit pasca insiden di pulau Olomo, Milan. Jemarinya lembut menyentuh kulit pucat Daniel. Tubuh kokoh CEO Noel Corporation itu tampak kusut dan kurus dari sebelumnya. Dengan penuh cinta Lucy mengecup berkali-kali punggung tangan suaminya berharap Daniel merespons sentuhan darinya. Dua minggu telah berlalu Daniel terbaring koma dan belum menunjukkan tanda-tanda untuk sadar. Selama itu Lucy tak berhenti untuk merawat dan menjaganya, sama halnya dengan apa yang pernah terjadi pada dirinya dulu ketika Lucy terbaring koma setelah upacara pernikahannya sendiri, dan kini kejadian itu terulang kembali pada Daniel Noel, suaminya sendiri. “Sadarlah Daniel. Aku dan anak-anak sangat merindukanmu. Apa kau mendengarku, Daniel? Apakah kau juga merasakan apa yang aku rasakan saat ini?” Kedua mata Lucy berkaca-kaca menatap Daniel yang tetap tak bergerak merespons. Tak berapa lama seorang dokter dan perawat yang menggunakan m
“Jacob? Apa ada masalah?” Allena tiba-tiba datang menghampiri Jacob yang tengah berdiri menatap kosong bayangan cermin dirinya di wastafel.“Apa kau menyesal telah menghabiskan malam denganku?” Secara mengejutkan Allena berkata, ekspresi wajahnya terlihat sendu.“Kenapa kau bicara tentang penyesalan? Katakan saja jika kau sendiri yang menyesal,” Jacob menyahut sinis.“Tidak, sama sekali tidak. Aku sudah berjanji akan melayanimu sampai kapan pun Jacob Hayden. Karena itu sangat tidak mungkin aku menyesali apa yang sudah terjadi pada kita. Aku justru berterima kasih sebab kau sudah menerimaku walaupun aku sadar jika itu belum sepenuhnya,” tutur Allena yakin.Jacob berbalik badan menghadap Allena yang hanya mengenakan dalaman di depannya, “Tetap jaga batasanmu, meskipun kita sudah menghabiskan malam bersama jangan pernah menganggap dirimu istimewa.” Setelah mengucapkan kalimat bernada dingin itu, Jacob berjalan melewati Allena yang terdiam termangu di tempat.Allena memejamkan kedua mata
“Alex..., Brian?” Lucy memanggil dua putranya yang datang tanpa diduga sama sekali.Mendengar nama putranya di sebut Jacob pun tersentak, ia terdiam tak bergerak seolah belum siap dengan pertemuannya bersama putranya sendiri, Alexander.“Kalian datang tanpa memberitahu Mom?” Lucy tersenyum senang karena kehadiran kedua putranya membuat hatinya yang sedih sedikit terobati.“Kami langsung ke sini begitu mendengar keadaan Dad yang memburuk.” Ekspresi Brian terlihat cemas, ia melirik pada seorang pria yang tengah memeluk ibunya dan Brian menyadari jika pria itu baginya seperti tak asing. “Mom, bersama dengan seseorang?” Brian berkomentar penuh tanda tanya.Lucy hendak menyahut, namun Jacob lebih dulu menyelanya, “Maaf, sebaiknya aku pergi. Aku akan kembali setelah mencari tahu apa yang terjadi pada Daniel.” Jacob bangkit dan berbalik badan berjalan melewati kedua remaja yang tak berhenti melihatnya.“Kau akan pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa pun padaku, Dad?” Seketika ucapan Alex m
Setelah berhasil menghindar dari Alexander, Jacob kembali ke tujuannya yaitu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada saudara tirinya, Daniel Noel. Seperti yang Lucy ceritakan jika ada dua orang asing yang mencurigakan datang dan memberikan suntikan pada Daniel hingga kondisi CEO Noel Corporation itu menjadi memburuk.Siapa dan apa motifnya mereka melakukan itu, Jacob akan mencari tahu. Semua itu ia lakukan bukan untuk Daniel Noel, namun semata-mata untuk Lucy dan Alexander. Bagaimana pun selama ini Daniel Noel lah yang merawat serta memberikan kasih sayang pada putranya Alexander. Rasa bencinya pada Daniel Noel perlahan sedikit mulai memudar, namun dendam di hatinya masih membara. Hubungan di antara dua bersaudara berbeda ibu itu masih sama, hanya saja kini mereka berdua mulai menyingkirkan ego mereka masing-masing demi untuk orang-orang tercinta mereka berdua, yaitu Lucy dan anak-anaknya.Dengan kuasa yang Jacob miliki, ia memerintah orang-orang kepercayaannya untuk menyelidiki
Berita meninggalnya Daniel Noel tentu menggemparkan banyak orang dan juga media, terutama Richard dan Meriam Noel. Seluruh keluarga Noel begitu berduka, setelah Sean Noel meninggal kini giliran Daniel Noel yang harus berpulang, jelas kenyataan itu membuat Richard dan Meriam Noel merasa begitu terpukul. Richard yang memang sudah berumur lebih dari enam puluh tahun, kesehatannya langsung memburuk begitu mendengar kematian putra sulungnya bersama dengan istri pertamanya, Meriam. Begitu pun Meriam Noel, sebagai ibu kehilangan dua putra tercintanya tentu membuatnya begitu sangat terpukul. Daniel Noel adalah putra kesayangannya, tumpuan serta hidupnya. Setelah Meriam harus merelakan Sean Noel, kini apakah ia sanggup merelakan Daniel untuk pergi secepat ini? Sedangkan sang istri, Lucy, ia enggan keluar dari kamarnya setelah pemakaman suaminya. Ia mengurung dirinya selama waktu yang cukup lama, bersama dengan putri bungsunya Celine Rosemary Noel. Hanya dua remaja laki-laki yang terlihat tega
Lucy membuka matanya, dan ia terbangun di tempat yang terasa asing. Ini bukan kamar di mansionnya, apalagi di rumah sakit. Namun, ia berada di sebuah pantai yang indah. Semilir angin dan bau air laut yang khas Lucy bisa merasakannya dengan jelas.“Indah sekali, ini di mana? Apakah aku sudah mati?” gumam Lucy mulai berjalan menyusuri pesisir pantai. Suasana pantai yang indah dan bahkan seperti tak pernah terjamah membuat Lucy tak berhenti merasa takjub. Kedua netranya membuka semakin lebar dengan perasaan syukur sekaligus damai. Seumur hidup ia baru pernah melihat pantai seindah ini. Apakah ini nyata, atau mimpi? Dan ini di mana? Berbagai pertanyaan ada dalam pikiran Lucy menatap keindahan alam yang baginya seperti surga. Tak ada orang lain selain dirinya. Lucy sendirian, namun hal itu tak membuat Lucy merasa takut. Entah kenapa, ia justru merasa bahagia. Hatinya merasa damai, seolah beban hidup terlupakan untuk sejenak. Langkah kakinya tak berhenti menyusuri pesisir pantai yang seo
Berita meninggalnya Daniel Noel jelas sampai terdengar ke telinga Jacob Hayden. Hingga Lucy sampai dilarikan ke rumah sakit, Jacob pun langsung segera mengetahuinya dengan cepat. Melihat secara langsung keadaan Lucy yang sekarang tentu membuatnya iba. Seperti saat ini, ketika ia baru saja sampai di rumah sakit untuk melihat secara langsung keadaan Lucy, hati Jacob merasakan sesak. Lucy yang menangis tersedu dalam pelukannya, dengan terus memanggil nama Daniel Noel membuat dirinya diam tanpa kata. Jacob Hayden tak tahu harus merasa sedih atau senang saat tahu jika saudara tiri sekaligus rivalnya kini meninggal. Bukankah hal itu yang Jacob inginkan sejak lama? Kematian Daniel Noel, musuh dan rival cintanya. Tapi kenapa hatinya saat ini justru merasa sesak? Jacob tak menyangka jika kematian Daniel Noel seperti menampar keras dirinya. Apakah itu berarti pandangannya pada Daniel Noel kini benar-benar berubah? Jacob bukan merasa senang, tetapi justru kehilangan. Cukup lama Jacob membiarkan
Jacob terdiam, ia cukup terkejut saat Allena menanyakan hal yang tak terduga sama sekali. “Katakan Jacob, apa kau tahu sesuatu tentangku?” tanya Allena dengan penuh penekanan, ia semakin yakin jika Jacob menyembunyikan sesuatu padanya.“Kau tak memiliki wewenang bertanya apa pun padaku, Allena!” tukas Jacob tajam.“Entah kenapa sikapmu padaku seolah menunjukkan jika kau mengetahui sesuatu tentangku. Jika tidak, kenapa kau sulit sekali percaya padaku hingga sampai detik ini, Jacob?” pertanyaan Allena seakan semakin mendesak Jacob untuk berkata jujur.Tak mau termakan umpan Allena, Jacob lebih memilih berbalik badan dan tak menggubris dengan bersikap tak peduli.“Pergilah! Aku tak memiliki urusan lagi denganmu, Allena Gilbert,” perintah Jacob dengan sikap cueknya.“Tunggu Jacob, aku mohon jangan menghindariku kali ini! Jika kau tak menyembunyikan sesuatu padaku, biarkan aku tinggal di kastil ini untuk melayanimu!” Allena mengejar pria gunung es itu untuk mencegahnya pergi.“Apa??!” Ked
“Jerome??” Laura terkejut setelah menyadari pria yang paling dihindarinya tiba-tiba ada di hadapannya saat ini.Pria tinggi besar berparas maskulin dengan jambang tipis bernama Jerome itu mengalihkan pandangannya pada Alex yang tetap tampak tenang seolah tak terpengaruh sama sekali dengan kehadirannya.“Jadi kau teman kencan Laura yang baru?!” sergahnya dengan tatapan tajam yang menusuk, tersenyum mengejek pada Alex.Alex tak menjawab, ia tak bereaksi apa pun. Dengan sikap cueknya Alex meminum gelas berisi minuman yang sudah dipesannya. Merasa kesal tak ditanggapi, Jerome melotot pada Alex sembari memukul meja dengan keras.Brakk!!“Hey, aku sedang bertanya padamu, pengecut?!” Jerome berkata keras hingga menarik perhatian orang yang ada dalam restoran itu.“Jerome?! Jaga bicaramu di tempat seperti ini! Siapa pun dia, kau tak berhak berkata kasar padanya!” Laura memperingati.“Kau selesaikan urusanmu dengan pria ini, Laura. Aku pergi, terima kasih kau sudah mentraktirku.” Alex bangkit d
Ellyzabet Smith memang sudah tak lagi bersamanya, akan tetapi Alex tetap merasa kalau Ellyzabet selalu ada bersama dengannya, tepatnya di hatinya. Seperti sekarang ini, Alex begitu menikmati malam-malamnya di Paris meskipun seorang diri. Puas menikmati malam di tempat itu, Alex pun melangkah untuk pulang menuju ke apartemen yang disewanya selama tinggal di Paris untuk menenangkan diri. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Alex hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke apartemennya. Namun, di tengah jalan Alex melihat seorang pria yang berlari kencang dari arah berlawanan dengan membawa sebuah tas wanita. Merasa ada yang aneh, tanpa banyak berpikir Alex sengaja membuat pria itu jatuh tersandung kaki Alex, lalu dengan gerakan cepat Alex langsung mengambil tas dari tangan sang pria.Bruk!! “Arght! Sialan!” pria itu mengumpat, jatuh tersungkur tak jauh di dekat Alex.Beberapa detik kemudian, seorang wanita muda tampak berlari dengan wajah pucat.“Tolong! Tasku! Pria itu mengambil tasku!
“Kau bajingan sialan, Brian Noel!! Akan aku pastikan setelah ini aku akan menghancurkanmu!” Teriakan seorang pria di sebuah ruangan tertutup dan kedap suara terdengar lantang. Pria tersebut baru saja menjalani rangkaian pemeriksaan oleh beberapa orang dari lembaga penegak hukum.Pria yang tak lain adalah Antony Buggs itu terus mengumpat tanpa henti. Ia benar-benar tak menyangka jika hanya dalam waktu semalam dirinya kini sudah berada di dalam ruangan yang mirip seperti penjara. Antony sudah menghubungi pengacara terbaik untuk mengurus kasusnya. Namun, selama kasusnya masih belum ditangani, selama itu pun setiap gerak-gerik Antony akan selalu diawasi. Seperti sekarang ini, ia harus bermalam di ruangan dingin tanpa fasilitas apa pun di dalamnya. Bagi Antony tempat itu tentu saja sama halnya dengan penjara. Brian Noel telah menghancurkan nama baiknya sebagai seorang Antony Buggs.Antony yakin dirinya dapat lolos dari jeratan hukum yang dituduhkan Brian Noel padanya, akan tetapi fakta istr
Suara langkah kaki terdengar masuk di sebuah ruangan perawatan rumah sakit, sosok itu mendekat ke ranjang pasien di mana seorang wanita terbaring lemah. Kedua mata wanita itu masih terpejam masih dalam pengaruh obat bius setelah operasi yang baru saja dijalaninya. Kini sosok pria yang tak lain adalah Brian Noel itu bisa lebih dekat melihat wajah wanita yang baru saja melahirkan bayi dalam kondisi prematur akibat pendarahan yang dialaminya. Jari tangan Brian menyentuh lembut wajah April yang terlihat pucat. Netra birunya menatap sendu April dengan tatapan penuh cinta. “Maafkan aku karena terlambat menyelamatkanmu, April,” sesal Brian lirih tanpa melepas pandangannya pada wajah cantik April yang tampak pucat.“Seandainya aku datang lebih awal, mungkin kau tidak harus mengalami kejadian seperti ini. Tetapi aku bersyukur kau dan bayimu selamat. Dia cantik sepertimu, April Spencer.” Brian mengulum senyuman diagonalnya sebagai wujud rasa syukur.Brian tak ingin melepaskan genggaman tangann
Antony melangkah di mana beberapa pria berseragam menunggunya di ruang depan mansion. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan semua?” sapa Antony dengan senyuman penuh percaya dirinya.“Maaf, Mr. Buggs mengganggu waktu Anda. Kami datang ke sini untuk memeriksa segala aset dari perusahaan yang Anda miliki,” salah satu pria berseragam itu memberitahu dengan gaya formalnya.“Memeriksa? Apa maksudnya Anda semua datang ke sini karena mencurigai saya melakukan sesuatu yang ilegal, begitu?” “Bisa dikatakan seperti itu. Kami harap Anda mau bekerja sama dan tidak mempersulit penyelidikan yang akan kami lakukan.”Antony tersenyum sinis, ia menatap satu persatu dari tiga orang pria berseragam yang berdiri di hadapannya dengan pandangan angkuh. “Siapa yang berkuasa di sini? Aku atau kalian semua? Kalian tak memiliki wewenang apa pun untuk melakukan penyelidikan kepadaku!” tegas Antony menolak keras.“Aku yang memiliki wewenang di sini!” Tiba-tiba seseorang menyahut dari luar ruangan, suaranya terdengar
"Antony? Kau sudah pulang?” April terlihat cukup terkejut melihat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya. Ekspresi Antony terlihat berbeda, dingin dan garang. Melihat hal itu membuat April merasa takut apalagi saat Antony mendekati dirinya. “A-antony, ada apa?” Secara refleks April pun mundur menghindar dari Antony yang menghampirinya dengan tatapan tajam.“Jawab jujur pertanyaanku, April Spencer. Apa kau masih mencintai, Brian Noel?”“A-apa??” April tergagap, ia menatap takut sekaligus bingung dengan sikap Antony yang tiba-tiba menanyakan hal tak terduga seperti itu padanya. Sejak kapan Antony tahu hubungannya dengan Brian Noel? Atau apakah selama ini Antony sudah tahu, namun ia berpura-pura diam dan tak tahu apa-apa? Jika benar, lalu apa maksudnya? Banyak pertanyaan dalam benak April saat ini. “Sekali lagi jawab pertanyaanku ini sekarang, apa kau masih mencintai mantan kekasihmu itu?” Antony bertanya kembali dengan sikapnya yang menyudutkan.“Bagaimana kau bisa berpikir dan be
"Mr. Noel saya sudah mendapatkan semua data dari Antony Buggs seperti yang Anda minta.” Seorang ahli IT kepercayaan Brian memberitahu lewat sambungan telepon langsung pada Brian.“Bagus! Segera kirim semua datanya ke emailku sekarang!” perintah Brian.“Baik, Mr. Noel.” Suara dari seberang itu menyahut sebelum sambungan panggilan itu terputus.Brian mempelajari semua file dan data mengenai Antony Bugss yang dikirimkan oleh ahli IT kepercayaannya. Setelah ia mempelajarinya, kini Brian tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh rivalnya itu selama beberapa tahun belakangan. Dan mengapa perusahaan milik Antony menganggap Noel Corporation adalah saingan bisnisnya.“Aku tak menyangka kau banyak melakukan cara ilegal dalam semua bisnis yang kau lakukan, Antony Buggs,” gumam Brian serius.Kini Brian kembali fokus memikirkan nasib dari April. Brian sangat yakin jika anak yang dikandung April adalah anaknya, benih darinya. Dugaannya semakin yakin setelah Brian menyelidiki berapa umur kehamilan Apr
Cukup! Hentikan Brian! Apa yang sebenarnya yang kau inginkan?!” April berkata cukup keras merasa tersudutkan. “Tinggalkan Antony! Itu yang aku inginkan!” tegas Brian serius. “Apa?? Apa kau sudah hilang akal, Brian? Dengan menyuruhku untuk meninggalkan suamiku sendiri dalam keadaan hamil seperti ini?” balas April tajam. “Satu hal yang harus kau tahu, Antony Buggs bukan pria baik-baik! Dia menikahimu dengan satu tujuan, itu yang pasti!” April mencebik, “Apa kau sadar mengatakan keburukan pria yang sudah menjadi suamiku, Brian? Tolong jangan ganggu hidupku lagi. Kau sendiri yang waktu itu mengatakan perpisahan kita, jadi aku mohon berhentilah menggangguku. Urus saja baik-baik kekasihmu yang bernama Rebecca Cruz itu!” Nada suara April terdengar meninggi. “Apa yang kau katakan, kekasihku? Rebecca Cruz?” “Ya, bukankah wanita itu adalah kekasihmu? Kalian menjadi pasangan di pesta waktu itu, bukan?” April berpendapat. “Tunggu, apa kau cemburu, April Spencer?” Brian bertanya memancing d
Brian seperti disambar petir saat mendengarnya. Ia seperti mimpi rasanya mendengar kata ‘hamil’. April Spencer kini telah hamil, anak dari pria yang belum lama menjadi suaminya? Rasanya waktu begitu cepat berlalu, hingga Brian nyaris tak percaya jika wanita yang dicintainya benar-benar telah menjadi milik orang lain dan bahkan akan memiliki seorang anak dalam pernikahan mereka.Melihat reaksi Brian yang syok membuat Antony tersenyum penuh kemenangan. Ia sangat tahu, jika April Spencer adalah kelemahan Brian Noel. Pewaris perusahaan Noel Corporation itu sangat jelas terlihat tak bisa menerima kenyataan. Wanita yang dicintainya kini telah hamil, dan itu jelas akan menjadi satu senjata ampuh yang berhasil Antony hunuskan tajam kepada Brian Noel. Putra sulung dari Daniel Noel itu kalah telak sekarang, kini Antony Buggs selangkah lebih maju darinya.“Sekarang kau sudah tahu, silakan pergi dari mansionku, Brian Noel. Kau tidak diterima di sini!” Dengan angkuh Antony memerintah penjaga mansi