Aku merasa sejak hari itu, perhatian Jacob sangat berlebih padaku. Hingga aku seperti tidak mengenalinya lagi sebagai pria yang kejam, justru aku merasa risih dibuatnya. Tapi apa pun itu, aku tetap merasa bersyukur setidaknya kini Jacob sudah bisa menerima anak yang aku kandung. Dengan kata lain, aku sudah tidak merasa khawatir lagi jika Jacob akan berbuat macam-macam dengan anakku nantinya. Entahlah aku merasa trauma jika harus kehilangan seorang anak lagi. Rasanya kehilangan itu sangat menyakitkan, hingga rasanya aku ingin mati.“Jacob, bolehkah aku bertanya?” Aku memberanikan diri bertanya pada Jacob yang saat itu tengah berpakaian hendak bersiap pergi.“Katakanlah apa yang ingin kau tanyakan, Lucy sayang?” Pria yang kini sudah mencukur jenggotnya itu kini berubah lebih rapi dan gagah.“Apa terjadi sesuatu saat sebelum aku merasa tak sadar?” Jacob memicingkan kedua netranya, melihat ekspresinya sepertinya dia cukup terkejut dengan pertanyaanku.“Apa maksudmu, Sayang? Tidak ada yan
Bab 106“Kau pulang malam sekali, apa kau sangat sibuk hari ini?” aku bertanya pada Jacob yang baru pulang sejak pergi pagi tadi.“Kenapa, apa kau merindukanku, hmm?” godanya dengan senyuman genitnya.“Ish, siapa yang merindukanmu?! Aku hanya bertanya, memangnya itu berarti aku rindu padamu?” aku mencoba berkelit seraya memalingkan wajahku menghindari tatapannya yang sengaja seperti menggodaku.“Hahaha, aku suka jika kau tersenyum malu padaku, Lucy sayang.” Tiba-tiba Jacob memeluk erat tubuhku dari belakang.“Cobalah untuk selalu tersenyum, aku akan lebih bahagia melihatnya,” bisiknya lembut di tengkuk leherku.“Apa kau tak menyadarinya jika kau yang selalu membuatku bermuka masam,” gerutuku kesal.“Benarkah?? Jika iya tolong hukumlah aku. Aku rela kau hukum, agar wajah masammu itu menjadi senyuman untukku.”“Sejak kapan kau belajar menggombal, Jacob Hayden? Apa kau sering menggoda gadis lain di luar sana dengan cara seperti ini?” aku berbalik badan dengan bibir sedikit mengerucut seb
Mansion Noel’s“Biarkan aku masuk! Kalian tidak pantas menghalangiku untuk masuk ke mansion karena bagaimana pun aku pernah menjadi majikan kalian, brengsek!!” Helen terlihat di seret keluar oleh dua orang pengawal mansion yang berjaga di pintu depan sore itu.“Itu dulu, Nyonya. Tapi sekarang tidak lagi, Tuan kami melarang keras Anda untuk masuk ke dalam,” jelas salah satu penjaga mansion Noel tegas.“Sialan!! Daniel keluarlah! Kita harus bicara! Aku membawa berita penting untukmu!! Ini mengenai saudara tirimu Jacob Hayden!!!” Helen tak hilang akal, dia sengaja berteriak keras agar memancing Daniel untuk keluar.“Jika kau tidak keluar aku pastikan kau akan kehilangan kesempatan untuk mengalahkan musuh terbesarmu itu!!” Helen berteriak kembali.Daniel Noel yang memang berada di dalam mansion dapat mendengar dengan jelas teriakan mantan istrinya itu, dan sepertinya usaha Helen tidak sia-sia, kini sosok tinggi dengan tubuh yang sudah dirindukan Helen begitu lama akhirnya keluar, namun d
Hari ini setelah memeriksa kandunganku ke dokter spesialis, aku meminta Jacob untuk menemaniku berkeliling di salah satu pusat perbelanjaan di pusat kota. Aku yang merasa jenuh selama berada di dalam kastil ingin sekedar melihat-lihat perlengkapan bayi yang jelas akan kami butuhkan nanti, dan aku tak menyangka Jacob menyetujui keinginanku itu dengan mudah dan tanpa syarat apa pun. Sikap Jacob selain menjadi lebih perhatian kini ia pun menjadi over protektif sejak aku hamil. Perubahan sikapnya itulah yang membuat hubungan kami sudah selayaknya sebagai suami istri. Pernikahan kami yang didasari kesepakatan telah menjadi pernikahan yang sesungguhnya. Sama halnya dengan pernikahanku dulu dengan Daniel Noel, namun hanya bedanya pernikahanku dan Daniel hanya dalam waktu hitungan bulan saja. “Jika kau menginginkan sesuatu katakanlah, jangan merasa canggung pada suami sendiri, Sayang.” Jacob melingkarkan satu tangannya ke pinggulku saat kami berdua berjalan ke sebuah pusat perbelanjaan. “Ti
Sejak penyerangan yang terjadi kemarin, Jacob pun tak berhenti untuk mencari informasi siapakah dalang di balik penyerangan itu. George White, setelah mengerahkan seluruh mata-matanya nama itu pun berhasil ditemukan. George White kini sedang ada di Los Angeles dan bertujuan mengincarnya. Ketua mafia dari Perancis itu jauh-jauh datang dari Perancis hanya untuk melakukan penyerangan pada Jacob Hayden.Jacob tak takut dengan segala bentuk ancaman apa pun selama ini. Sebagai mantan militer menghadapi bahaya hingga sampai mengancam jiwanya sudah menjadi makanan sehari-harinya. Karena itu Jacob siap dengan penyerangan dalam bentuk apa pun selama ini. Namun, kali ini situasinya berbeda Jacob Hayden sudah memiliki Lucy dan bahkan hampir menjadi seorang ayah untuk anak pertamanya. Itu berarti sekarang Jacob tak bisa egois dalam bertindak dan gegabah kali ini. Jika tidak nyawa Lucy akan dalam bahaya. Tak mau mengambil resiko dengan keselamatan Lucy, Jacob pun menghubungi George White.“Apa yan
Malam berikutnya kami berdua bersiap untuk menuju ke Redland, California, tempat di mana teman Jacob yang bernama Mattew Dekkan tinggal. Aku tahu Jacob begitu berat untuk meninggalkanku dan menitipkan ke seorang temannya, akan tetapi aku yakin semua sudah dipikirkan secara matang oleh Jacob sendiri, dan sebagai istrinya aku hanya berusaha untuk percaya pada setiap keputusannya.Perjalanan kali ini Jacob membawa empat pengawal bersama dengan kami. Dua dari mereka adalah pengawal yang akan ikut bersama denganku selama berada di Redland, sedangkan dua lainnya berada di mobil lain yang mengiringi perjalanan kami dari belakang. Sejak peristiwa kemarin, sepertinya Jacob sangat berhati-hati. Yang awalnya Jacob terbiasa melakukan perjalanan seorang diri selama ini, namun karena adanya aku, ia lebih over protektif sekarang.Sepanjang perjalanan Jacob tak melepaskan genggaman tangannya padaku di kursi mobil belakang. Sikapnya yang demikian tentu saja membuatku merasakan perasaan yang berbeda.
Entah berapa lama aku tertidur dalam pelukan Jacob yang menghangatkan. Saat aku terbangun, hari itu sudah pagi. Aku yang seperti linglung, hanya bisa mengerjapkan kedua mataku berapa kali untuk memastikannya.“Selamat pagi, putri tidur. Apa tidurmu nyenyak?” Senyuman cerah Jacob berikan padaku ketika aku telah sadar sepenuhnya jika kini posisiku telah tertidur di lengan kokoh milik Jacob dalam posisi terduduk. “Sudah pagi? Apa kau terjaga semalaman dan menjagaku, Jacob?” Aku bertanya memastikan.“Bagiku sudah cukup hanya dengan melihatmu tidur dalam pelukanku,” sahutnya santai. Mendengar jawabannya tentu saja membuatku menjadi malu seketika.“Kau masih saja malu pada suamimu sendiri,” komentarnya menggodaku.“Bagaimana dengan para pengawal? Kenapa mereka belum kembali menjemput kita, Jacob?” aku bertanya mengalihkan perhatian.“Dua dari mereka telah terbunuh dalam serangan semalam, itulah sebabnya Mario akan menjemput kita setelah keadaan benar-benar aman.”“A-apa?? Dua pengawal kita
Sesampainya di rumah sakit terdekat, Jacob langsung di tangani oleh dokter dan pihak medis lainnya. Mereka pun langsung mengambil tindakan operasi darurat saat itu juga. Kondisiku yang hamil dan tampak lemah, membuat pihak medis juga memeriksa keadaanku, namun aku menolak dengan alasan aku tak mengalami luka apa pun dan baik-baik saja. Saat ini yang paling aku khawatirkan adalah kondisi suamiku sendiri. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk padanya. Saking panik dan takutnya hingga membuatku tak bisa berhenti untuk menangis. Kini aku duduk di kursi ruang tunggu operasi dengan terus menangis, tempat di mana Jacob sedang berjuang antara hidup dan matinya. Hingga tanpa kusadari seseorang mendekatiku dan kini duduk di sebelahku.“Kau boleh menangis di bahuku jika kau mau, Lucy,” ucapnya lirih mengejutkanku.Aku palingkan wajahku menatap sosok itu dengan pandangan nanar yang penuh air mata. Pria itu kini menatapku dengan tatapan sendu. Dan aku baru menyadari jika aku sempat melupakan sosok
“Jerome??” Laura terkejut setelah menyadari pria yang paling dihindarinya tiba-tiba ada di hadapannya saat ini.Pria tinggi besar berparas maskulin dengan jambang tipis bernama Jerome itu mengalihkan pandangannya pada Alex yang tetap tampak tenang seolah tak terpengaruh sama sekali dengan kehadirannya.“Jadi kau teman kencan Laura yang baru?!” sergahnya dengan tatapan tajam yang menusuk, tersenyum mengejek pada Alex.Alex tak menjawab, ia tak bereaksi apa pun. Dengan sikap cueknya Alex meminum gelas berisi minuman yang sudah dipesannya. Merasa kesal tak ditanggapi, Jerome melotot pada Alex sembari memukul meja dengan keras.Brakk!!“Hey, aku sedang bertanya padamu, pengecut?!” Jerome berkata keras hingga menarik perhatian orang yang ada dalam restoran itu.“Jerome?! Jaga bicaramu di tempat seperti ini! Siapa pun dia, kau tak berhak berkata kasar padanya!” Laura memperingati.“Kau selesaikan urusanmu dengan pria ini, Laura. Aku pergi, terima kasih kau sudah mentraktirku.” Alex bangkit d
Ellyzabet Smith memang sudah tak lagi bersamanya, akan tetapi Alex tetap merasa kalau Ellyzabet selalu ada bersama dengannya, tepatnya di hatinya. Seperti sekarang ini, Alex begitu menikmati malam-malamnya di Paris meskipun seorang diri. Puas menikmati malam di tempat itu, Alex pun melangkah untuk pulang menuju ke apartemen yang disewanya selama tinggal di Paris untuk menenangkan diri. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Alex hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke apartemennya. Namun, di tengah jalan Alex melihat seorang pria yang berlari kencang dari arah berlawanan dengan membawa sebuah tas wanita. Merasa ada yang aneh, tanpa banyak berpikir Alex sengaja membuat pria itu jatuh tersandung kaki Alex, lalu dengan gerakan cepat Alex langsung mengambil tas dari tangan sang pria.Bruk!! “Arght! Sialan!” pria itu mengumpat, jatuh tersungkur tak jauh di dekat Alex.Beberapa detik kemudian, seorang wanita muda tampak berlari dengan wajah pucat.“Tolong! Tasku! Pria itu mengambil tasku!
“Kau bajingan sialan, Brian Noel!! Akan aku pastikan setelah ini aku akan menghancurkanmu!” Teriakan seorang pria di sebuah ruangan tertutup dan kedap suara terdengar lantang. Pria tersebut baru saja menjalani rangkaian pemeriksaan oleh beberapa orang dari lembaga penegak hukum.Pria yang tak lain adalah Antony Buggs itu terus mengumpat tanpa henti. Ia benar-benar tak menyangka jika hanya dalam waktu semalam dirinya kini sudah berada di dalam ruangan yang mirip seperti penjara. Antony sudah menghubungi pengacara terbaik untuk mengurus kasusnya. Namun, selama kasusnya masih belum ditangani, selama itu pun setiap gerak-gerik Antony akan selalu diawasi. Seperti sekarang ini, ia harus bermalam di ruangan dingin tanpa fasilitas apa pun di dalamnya. Bagi Antony tempat itu tentu saja sama halnya dengan penjara. Brian Noel telah menghancurkan nama baiknya sebagai seorang Antony Buggs.Antony yakin dirinya dapat lolos dari jeratan hukum yang dituduhkan Brian Noel padanya, akan tetapi fakta istr
Suara langkah kaki terdengar masuk di sebuah ruangan perawatan rumah sakit, sosok itu mendekat ke ranjang pasien di mana seorang wanita terbaring lemah. Kedua mata wanita itu masih terpejam masih dalam pengaruh obat bius setelah operasi yang baru saja dijalaninya. Kini sosok pria yang tak lain adalah Brian Noel itu bisa lebih dekat melihat wajah wanita yang baru saja melahirkan bayi dalam kondisi prematur akibat pendarahan yang dialaminya. Jari tangan Brian menyentuh lembut wajah April yang terlihat pucat. Netra birunya menatap sendu April dengan tatapan penuh cinta. “Maafkan aku karena terlambat menyelamatkanmu, April,” sesal Brian lirih tanpa melepas pandangannya pada wajah cantik April yang tampak pucat.“Seandainya aku datang lebih awal, mungkin kau tidak harus mengalami kejadian seperti ini. Tetapi aku bersyukur kau dan bayimu selamat. Dia cantik sepertimu, April Spencer.” Brian mengulum senyuman diagonalnya sebagai wujud rasa syukur.Brian tak ingin melepaskan genggaman tangann
Antony melangkah di mana beberapa pria berseragam menunggunya di ruang depan mansion. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan semua?” sapa Antony dengan senyuman penuh percaya dirinya.“Maaf, Mr. Buggs mengganggu waktu Anda. Kami datang ke sini untuk memeriksa segala aset dari perusahaan yang Anda miliki,” salah satu pria berseragam itu memberitahu dengan gaya formalnya.“Memeriksa? Apa maksudnya Anda semua datang ke sini karena mencurigai saya melakukan sesuatu yang ilegal, begitu?” “Bisa dikatakan seperti itu. Kami harap Anda mau bekerja sama dan tidak mempersulit penyelidikan yang akan kami lakukan.”Antony tersenyum sinis, ia menatap satu persatu dari tiga orang pria berseragam yang berdiri di hadapannya dengan pandangan angkuh. “Siapa yang berkuasa di sini? Aku atau kalian semua? Kalian tak memiliki wewenang apa pun untuk melakukan penyelidikan kepadaku!” tegas Antony menolak keras.“Aku yang memiliki wewenang di sini!” Tiba-tiba seseorang menyahut dari luar ruangan, suaranya terdengar
"Antony? Kau sudah pulang?” April terlihat cukup terkejut melihat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya. Ekspresi Antony terlihat berbeda, dingin dan garang. Melihat hal itu membuat April merasa takut apalagi saat Antony mendekati dirinya. “A-antony, ada apa?” Secara refleks April pun mundur menghindar dari Antony yang menghampirinya dengan tatapan tajam.“Jawab jujur pertanyaanku, April Spencer. Apa kau masih mencintai, Brian Noel?”“A-apa??” April tergagap, ia menatap takut sekaligus bingung dengan sikap Antony yang tiba-tiba menanyakan hal tak terduga seperti itu padanya. Sejak kapan Antony tahu hubungannya dengan Brian Noel? Atau apakah selama ini Antony sudah tahu, namun ia berpura-pura diam dan tak tahu apa-apa? Jika benar, lalu apa maksudnya? Banyak pertanyaan dalam benak April saat ini. “Sekali lagi jawab pertanyaanku ini sekarang, apa kau masih mencintai mantan kekasihmu itu?” Antony bertanya kembali dengan sikapnya yang menyudutkan.“Bagaimana kau bisa berpikir dan be
"Mr. Noel saya sudah mendapatkan semua data dari Antony Buggs seperti yang Anda minta.” Seorang ahli IT kepercayaan Brian memberitahu lewat sambungan telepon langsung pada Brian.“Bagus! Segera kirim semua datanya ke emailku sekarang!” perintah Brian.“Baik, Mr. Noel.” Suara dari seberang itu menyahut sebelum sambungan panggilan itu terputus.Brian mempelajari semua file dan data mengenai Antony Bugss yang dikirimkan oleh ahli IT kepercayaannya. Setelah ia mempelajarinya, kini Brian tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh rivalnya itu selama beberapa tahun belakangan. Dan mengapa perusahaan milik Antony menganggap Noel Corporation adalah saingan bisnisnya.“Aku tak menyangka kau banyak melakukan cara ilegal dalam semua bisnis yang kau lakukan, Antony Buggs,” gumam Brian serius.Kini Brian kembali fokus memikirkan nasib dari April. Brian sangat yakin jika anak yang dikandung April adalah anaknya, benih darinya. Dugaannya semakin yakin setelah Brian menyelidiki berapa umur kehamilan Apr
Cukup! Hentikan Brian! Apa yang sebenarnya yang kau inginkan?!” April berkata cukup keras merasa tersudutkan. “Tinggalkan Antony! Itu yang aku inginkan!” tegas Brian serius. “Apa?? Apa kau sudah hilang akal, Brian? Dengan menyuruhku untuk meninggalkan suamiku sendiri dalam keadaan hamil seperti ini?” balas April tajam. “Satu hal yang harus kau tahu, Antony Buggs bukan pria baik-baik! Dia menikahimu dengan satu tujuan, itu yang pasti!” April mencebik, “Apa kau sadar mengatakan keburukan pria yang sudah menjadi suamiku, Brian? Tolong jangan ganggu hidupku lagi. Kau sendiri yang waktu itu mengatakan perpisahan kita, jadi aku mohon berhentilah menggangguku. Urus saja baik-baik kekasihmu yang bernama Rebecca Cruz itu!” Nada suara April terdengar meninggi. “Apa yang kau katakan, kekasihku? Rebecca Cruz?” “Ya, bukankah wanita itu adalah kekasihmu? Kalian menjadi pasangan di pesta waktu itu, bukan?” April berpendapat. “Tunggu, apa kau cemburu, April Spencer?” Brian bertanya memancing d
Brian seperti disambar petir saat mendengarnya. Ia seperti mimpi rasanya mendengar kata ‘hamil’. April Spencer kini telah hamil, anak dari pria yang belum lama menjadi suaminya? Rasanya waktu begitu cepat berlalu, hingga Brian nyaris tak percaya jika wanita yang dicintainya benar-benar telah menjadi milik orang lain dan bahkan akan memiliki seorang anak dalam pernikahan mereka.Melihat reaksi Brian yang syok membuat Antony tersenyum penuh kemenangan. Ia sangat tahu, jika April Spencer adalah kelemahan Brian Noel. Pewaris perusahaan Noel Corporation itu sangat jelas terlihat tak bisa menerima kenyataan. Wanita yang dicintainya kini telah hamil, dan itu jelas akan menjadi satu senjata ampuh yang berhasil Antony hunuskan tajam kepada Brian Noel. Putra sulung dari Daniel Noel itu kalah telak sekarang, kini Antony Buggs selangkah lebih maju darinya.“Sekarang kau sudah tahu, silakan pergi dari mansionku, Brian Noel. Kau tidak diterima di sini!” Dengan angkuh Antony memerintah penjaga mansi