Kaisar Yuan melangkah dengan anggun ke arah Shen Jin dan berdiri di sampingnya. Putri Liu Yuqing, yang berdiri tak jauh, membelalakkan mata ketika melihat kedekatan yang begitu jelas antara Kaisar Yuan dan Shen Jinyulong. Namun, meskipun rasa penasaran menggelitiknya, dia masih belum mampu memahami sepenuhnya hubungan yang begitu erat antara keduanya.Xiaonglue, dengan usaha keras, membantu putrinya untuk berdiri. Meskipun dia berada di hadapan Kaisar Yuan, sikap keras kepala dan ketidaksopanan masih terlihat jelas di wajahnya. "Yi Xiuying," teriak Xiaonglue dengan nada garang yang memecah keheningan, "jika bukan karena kau menggantikan posisiku untuk menikahi pria kejam ini, hidupmu mungkin tidak akan seberuntung ini."Shen Jin menatap Xiaonglue dengan mata yang penuh kebencian dan penghinaan. Kedalaman amarah yang tersembunyi di balik tatapannya seolah membakar jiwa Xiaonglue. Dia merasakan ketegangan di udara saat tatapan tajam Shen Jin menembus dirinya, membuatnya merasa seolah d
"Pengawal!" serunya dengan suara menggelegar, seolah-olah setiap getaran nadanya mampu mengguncang dinding aula istana. "Bawa kedua wanita ini," perintah Pangeran Liu dengan sorot mata yang tajam seperti pedang. Wajahnya memerah, menampakkan amarah yang tak dapat ia sembunyikan, melihat sikap istrinya dan putrinya yang telah memancing perhatian seluruh tamu.Para pengawal, dengan langkah yang mantap dan tanpa keraguan, segera membawa Yunqing dan Xiaonglue keluar dari kerumunan. Kedua wanita itu berusaha menahan emosi mereka, tetapi ketegangan yang tergambar di wajah mereka jelas terbaca oleh siapa pun yang melihat.Setelah memastikan kedua wanita itu disingkirkan dari pandangan, Pangeran Liu melangkah maju. Sepatu kulitnya mengeluarkan bunyi langkah yang tegas di atas lantai batu marmer, menciptakan keheningan sekejap di antara para tamu. Dia berhenti di hadapan Kaisar Yuan dan Shen Jin, lalu membungkuk dalam-dalam dengan penuh hormat."Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Permaisuri," katan
Pesta kembali berjalan lancar setelah ada sedikit insiden yang hampir mengacaukan acara tersebut. Para tamu sudah berkumpul di aula istana utama, ruangan megah yang dihiasi lampu kristal berkilauan dan lantai marmer yang memantulkan cahaya. Aroma bunga peony segar yang ditempatkan di setiap sudut ruangan menyebar ke seluruh aula, menciptakan suasana yang elegan dan mewah.Kaisar Yuan dan Shen Jin duduk di singgasananya yang tinggi dan berlapis emas, memperlihatkan kekuasaan dan kemegahan mereka. Mereka menyaksikan hiburan yang sedang berlangsung di hadapan mereka, di mana para penari dengan kostum tradisional dinasti Han bergerak lincah mengikuti irama musik yang dimainkan oleh orkestra istana. Hiburan malam itu mencakup pertunjukan opera Peking yang menggambarkan kisah-kisah legenda, tarian naga yang menggetarkan, serta akrobat udara yang memukau. Cahaya lentera merah yang berayun lembut dari langit-langit menambah atmosfer magis ke dalam ruangan.Putri Ling Xian, duduk di samping Pa
Di sebuah rumah sakit terkenal di negara China dengan nama Suzhou Medical College Hospital, tepatnya di kota Suzhou. Seorang gadis yang baru saja keluar dari ruang praktek dokter. Berjalan begitu terburu-buru dengan telepon genggam yang menempel di telinganya. Sepertinya, dia sedang menerima panggilan dari seseorang. Shen Jin adalah seorang dokter ternama dengan karir yang cemerlang. Namun, banyak yang tidak menyukai dirinya karena sikapnya yang keras kepala. Shen Jin segera keluar dari rumah sakit tersebut dan mencari taksi untuk ditumpanginya. Dia terlalu cemas dengan ibunya yang sudah menunggu dirinya di sebuah cafe. "Ibu, aku baru saja selesai dengan pekerjaanku dan sekarang aku sedang menunggu taksi. Sebenarnya, kenapa ibu selalu saja menyuruhku untuk menjalani kencan buta? Ibu pikir putrimu ini tidak laku?" tanyanya dengan nada kesal. Tentu saja Shen jin kesal tindakan ibunya itu sedikit berlebihan. "Jika ibu tidak melakukan ini, kau pasti akan mengabaikan jodohmu sendiri.
"AAAAAAA," beberapa gadis menjerit ketakutan melihat kejadian tersebut. Mereka pun berusaha lari dari aula itu. "Cepat lindungi! Lindungi sang raja dan Ratu," teriak salah satu Kasim yang berdiri mengadang dihadapan raja Ruyi dan beberapa prajurit lainnya melindungi ratu Yuhe yang berada tidak jauh dari Shen Jin berdiri. Ekspresi wajah kaisar membeku. Detik kemudian dia pun memerintah para prajurit untuk menangkap Shen Jin. "Tangkap Dia!" teriak raja Ruyi. Seketika semua prajurit bergerak ke arah Shen Jin mengelilinginya . Tatapan Shen Jin menggelap. Lalu, dia pun mulai mengayunkan pedang yang di genggamnya. Dalam pertempuran sengit itu, Shen Jin membunuh para prajurit yang ingin menangkapnya. Sebelum mereka menyentuh helai rambutnya, semua para prajurit itu sudah tidak bernyawa. Darah segar berceceran dimana-mana, sehingga membuat aula pernikahan yang seharusnya menjadi momen yang bahagia kini menjadi lautan darah. Semua para tamu undangan berlarian kocar-kacir mencari tempat ber
Pandangan Kaisar Bai Li Yuan sesekali melihat ke arah Shen Jin. Dia memperhatikan penampilan Shen Jin yang sudah sedikit berantakan. "Nona Yi Xiuying, bukankah hari ini adalah hari pernikahanmu dengan Kaisar Yuan?" ucap Kaisar Yuan, Shen Jin memang tidak tahu seperti apa wajah pasangan yang akan menjadi suami itu. "Aku tidak peduli!" Shen Jin memegangi kepalanya yang masih berdenyut. "Tidak ada yang bisa mengatur kehidupan, meskipun itu seorang kaisar." "Nona Shen Jin, seharusnya kau sadar akan perbuatanmu, kau tidak akan bisa keluar setelah kau berbuat ulah," jawabnya dengan nada mengejek dan meremehkan. "Sekalipun begitu, aku tidak rela jika nasibku berada di tangan orang lain dan menunggu untuk mati." Shen Jin menatap kaisar Yuan dengan menatap nyalang. Begitu kata yang dilontarkan seperti itu, kaisar Bai Li Yuan tersenyum semakin dalam. Baru kali ini dia memiliki ketertarikan terhadap seorang wanita meskipun dia sudah memiliki lima selir di istananya namun tidak pernah membua
Kaisar Bai Li Yuan beranjak meninggalkan aula pernikahan di istana ke kisaran. Semua para selir membelalakan mata ketika melihat penutup kepala yang di pakai oleh Shen Jin lain dari pada yang lain. Sangat cantik dan elegan, bahkan dalam pernikahan mereka dulu tidak secara langsung dijemput oleh sang kaisar, tapi mereka sendiri yang harus datang ke kerajaannya. Selama ini, tidak ada satupun yang pernah disentuh oleh sang Kaisar. Mulai dari istri pertama sampai ke lima apalagi melakukan perbuatan istimewa tidak pernah mereka dapatkan. Kaisar terus membopong tubuh Shen Jin sampai ke istana Kuning di ikuti oleh Yueyin dan pangeran Liu Jun di belakangnya. Shen Jin merasa jengah dan mulai terasa pengap karena memakai penutup kepala. Sampailah Kaisar Bai Li Yuan di depan pintu, dengan cepat para pelayan yang di khususkan bertugas di sana langsung membukanya. Mereka sama terkejutnya ketika Kaisar mereka membawa seorang wanita ke istana Kuning untuk pertama kalinya. "Yueyin!" Panggil
Kaisar Bai Li Yuan mengangkat kembali tubuh Shen Jin dan membawanya ke sebuah kolam yang berada tidak jauh dari kamarnya yang di tempati saat ini. Sebelumnya, kaisar terlebih dahulu menanggalkan semua pakaian yang di kenakan Shen Jin tanpa menyisakan sehelai benangpun yang melekat di tubuhnya. Ada perasaan miris ketika melihat sekujur tubuh Shen Jin yang penuh dengan luka cambukan dan sayatan benda tajam. Ada yang masih terlihat baru dan juga ada yang mulai mengering. "Apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis ini?" Cepat-cepat dia menutup tubuh polos Shen Jin dengan selimut. Kaisar adalah pria normal pada umumnya yang memiliki nafsu birahi, melihat tubuh polos Shen Jin, membuat sesuatu bangkit dan bergejolak dalam dirinya. "Aku harus membawanya ke kolam teratai." Kini, kaisar sudah berada di sisi kolam dan siap menuruninya. Selimut yang melekat di tubuhnya pun di singkap lalu di lemparkan ke sembarang tempat. Kaisar masuk ke dalam kolam teratai tersebut, Air yang begitu putih s
Pesta kembali berjalan lancar setelah ada sedikit insiden yang hampir mengacaukan acara tersebut. Para tamu sudah berkumpul di aula istana utama, ruangan megah yang dihiasi lampu kristal berkilauan dan lantai marmer yang memantulkan cahaya. Aroma bunga peony segar yang ditempatkan di setiap sudut ruangan menyebar ke seluruh aula, menciptakan suasana yang elegan dan mewah.Kaisar Yuan dan Shen Jin duduk di singgasananya yang tinggi dan berlapis emas, memperlihatkan kekuasaan dan kemegahan mereka. Mereka menyaksikan hiburan yang sedang berlangsung di hadapan mereka, di mana para penari dengan kostum tradisional dinasti Han bergerak lincah mengikuti irama musik yang dimainkan oleh orkestra istana. Hiburan malam itu mencakup pertunjukan opera Peking yang menggambarkan kisah-kisah legenda, tarian naga yang menggetarkan, serta akrobat udara yang memukau. Cahaya lentera merah yang berayun lembut dari langit-langit menambah atmosfer magis ke dalam ruangan.Putri Ling Xian, duduk di samping Pa
"Pengawal!" serunya dengan suara menggelegar, seolah-olah setiap getaran nadanya mampu mengguncang dinding aula istana. "Bawa kedua wanita ini," perintah Pangeran Liu dengan sorot mata yang tajam seperti pedang. Wajahnya memerah, menampakkan amarah yang tak dapat ia sembunyikan, melihat sikap istrinya dan putrinya yang telah memancing perhatian seluruh tamu.Para pengawal, dengan langkah yang mantap dan tanpa keraguan, segera membawa Yunqing dan Xiaonglue keluar dari kerumunan. Kedua wanita itu berusaha menahan emosi mereka, tetapi ketegangan yang tergambar di wajah mereka jelas terbaca oleh siapa pun yang melihat.Setelah memastikan kedua wanita itu disingkirkan dari pandangan, Pangeran Liu melangkah maju. Sepatu kulitnya mengeluarkan bunyi langkah yang tegas di atas lantai batu marmer, menciptakan keheningan sekejap di antara para tamu. Dia berhenti di hadapan Kaisar Yuan dan Shen Jin, lalu membungkuk dalam-dalam dengan penuh hormat."Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Permaisuri," katan
Kaisar Yuan melangkah dengan anggun ke arah Shen Jin dan berdiri di sampingnya. Putri Liu Yuqing, yang berdiri tak jauh, membelalakkan mata ketika melihat kedekatan yang begitu jelas antara Kaisar Yuan dan Shen Jinyulong. Namun, meskipun rasa penasaran menggelitiknya, dia masih belum mampu memahami sepenuhnya hubungan yang begitu erat antara keduanya.Xiaonglue, dengan usaha keras, membantu putrinya untuk berdiri. Meskipun dia berada di hadapan Kaisar Yuan, sikap keras kepala dan ketidaksopanan masih terlihat jelas di wajahnya. "Yi Xiuying," teriak Xiaonglue dengan nada garang yang memecah keheningan, "jika bukan karena kau menggantikan posisiku untuk menikahi pria kejam ini, hidupmu mungkin tidak akan seberuntung ini."Shen Jin menatap Xiaonglue dengan mata yang penuh kebencian dan penghinaan. Kedalaman amarah yang tersembunyi di balik tatapannya seolah membakar jiwa Xiaonglue. Dia merasakan ketegangan di udara saat tatapan tajam Shen Jin menembus dirinya, membuatnya merasa seolah d
Kaisar Bai Li Yuan turun dari atas kudanya dengan anggun, mantel sutranya berbisik saat bersentuhan dengan udara pagi yang sejuk. Ia berdiri di antara Putri Yuqing dan Shen Jin. Jin Yu, yang sejak tadi hanya diam saja, akhirnya bergabung, berdiri di samping ibunya dengan wajah penuh kekhawatiran."Salam hormat, Yang Mulia!" Putri Yuqing dan semua orang yang hadir membungkuk hormat pada Kaisar Yuan, kecuali Shen Jin, yang dilarang oleh suaminya sendiri untuk melakukan hal tersebut."Ada keributan apa?" tanya Kaisar Yuan dengan suara berat yang menggetarkan udara. Ketika Shen Jin hendak angkat bicara, Putri Yuqing dengan cepat menimpali."Maafkan saya, Yang Mulia. Saya tidak bermaksud membuat keributan di sini. Tadi, saya hanya memberi sedikit pelajaran pada gadis pelayan saya, tetapi wanita tua ini malah ikut campur urusan saya," jawab Putri Yuqing tanpa sedikit pun rasa bersalah. Gadis itu menunjuk dan menghina Shen Jin dengan tatapan meremehkan. Melihat hal itu, raut wajah Kaisar Yua
Shen Jin berdiri tegak, matanya menatap tajam ke arah putri itu. Udara malam terasa dingin menusuk kulit, angin berhembus pelan membawa aroma tanah basah. Dia memperhatikan penampilan putri yang menindas gadis lain, dari ujung rambut hitam legam yang terjepit di sanggul mewah hingga ujung sepatu berhak tinggi yang berkilauan di bawah sinar lampu jalan."Sepertinya, aku baru melihatmu di wilayahku ini. Kau putri dari kediaman mana?" Alih-alih menjawab pertanyaan putri tersebut, Shen Jin malah kembali bertanya dengan nada dingin, suaranya menggema di antara dinding-dinding bangunan tua.Putri itu sedikit menengadah dan membusungkan dada, kedua tangan dilipat di dada, perhiasan emas di pergelangan tangannya berderak lembut. Wajahnya yang cantik menyiratkan kesombongan, senyum tipis terukir di bibirnya yang merah menyala."Namaku Putri Liu Yuqing, aku adalah putri dari Kerajaan Ruyi. Aku datang ke Kamari untuk memenuhi undangan Permaisuri Yi. Apa sekarang sudah jelas?" ucap putri itu deng
Ketika mereka semua tengah menikmati pesta tersebut, tiba-tiba terdengar suara kegaduhan yang memecah kesenangan dan membuat semua orang terhenti. Aroma manis anggur dan cahaya lilin yang berkilauan di sekitar mereka seolah memudar sejenak. Jin Yu, Shen Zhibai, dan He Shen ikut mengalihkan pandangannya ke arah kerumunan yang menjadi pusat masalah, penasaran dan sedikit cemas. "Ada apa di sana? Kenapa orang-orang berkerumun?" tanya He Shen dengan dahi berkerut, memperhatikan kerumunan yang bergerak gelisah di dekat kolam yang memantulkan cahaya bintang. "Sebaiknya kita lihat ke sana," jawab Jin Yu dengan nada tegas namun penuh rasa ingin tahu. Mereka berdua mengangguk dan tanpa ragu melangkah cepat menuju kerumunan tersebut, melewati tamu-tamu yang masih bingung. Sementara itu, di tengah kerumunan yang semakin padat, terdengar desah napas tertahan dan bisikan ketakutan. Terlihat seorang putri dengan gaun merah mencolok, berdiri angkuh di atas putri lain yang terduduk dengan wajah
Di sudut aula, Putri Lin dari Kerajaan Selatan sedang berbincang dengan Putri Wei dari Kerajaan Utara. Putri Lin mengenakan gaun hijau zamrud yang serasi dengan matanya yang cerah, sedangkan Putri Wei mengenakan gaun emas yang berkilau seperti sinar matahari. Mereka berbincang tentang pengalaman dan perjalanan mereka, sambil sesekali melirik ke arah Shen Jinyulong yang sedang menyambut para tamu dengan senyum hangat.Musik lembut mulai terdengar, dimainkan oleh para musisi istana yang berbakat. Alunan musik tradisional yang menghentak-hentak memeriahkan suasana, membuat para tamu merasa seperti terhanyut dalam dunia yang penuh pesona.Shen Jin Yu Long berjalan memasuki aula dengan penuh percaya diri, mengenakan jubah berwarna hitam dengan bordiran ular naga emas yang memancarkan aura kebanggaan dan kemewahan. Senyum manis menghiasi wajahnya, menambah pesona yang memikat perhatian semua orang. Para tamu, termasuk para putri dari kerajaan-kerajaan lain, menyambutnya dengan penuh pengh
Shen Jin menghela napas panjang, masih mencoba mencerna kabar yang baru saja didengarnya. Matanya melirik kearah Jin Yu yang masih mengusap telinganya sedikit panas. Hembusan angin yang sejuk menyapu wajah mereka, menciptakan kontras yang tajam dengan ketegangan yang melingkupi suasana."Jadi, apa yang membuatmu begitu tergesa-gesa?" tanya Shen Jin, nada suaranya kali ini lebih tegas dan penuh perhatian.Jin Yu mengangkat wajahnya, menatap Shen Jin dengan mata yang menunjukkan kelelahan namun dipenuhi tekad kuat. "Karena Jin Yu sangat merindukan ibu dan ayah," jawabnya dengan nada manja. Tanpa ragu, ia menghambur ke dalam pelukan hangat Shen Jin."Ini juga sangat merindukanmu," ucap Shen Jin lembut seraya membelai rambut panjang putranya yang terurai. He Shen dan Shen Zhibai tersenyum lembut, memandang dengan haru pertemuan yang indah antara anak dan ibu. Kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, menghapus sejenak semua kekhawatiran.Kaisar Yuan, yang sejak tadi berdiri di sana mempe
Shen Jin tersenyum, meski hatinya masih berdetak kencang akibat kejutan tadi. "Yua'er, hampir saja jantungku copot, kau membuatku terkejut," katanya sambil berusaha tenang.Kaisar Yuan tertawa pelan. "Maafkan aku, Shen Jin. Aku hanya ingin memberikan kejutan kecil," ucapnya seraya melepaskan pelukannya dan berdiri di samping Shen Jin, menghadap ke arah taman yang indah."Kau sudah melakukan pekerjaan yang luar biasa," puji Kaisar Yuan, mengamati dekorasi yang mempesona. "Pesta ini akan menjadi yang terbaik yang pernah ada di kerajaan."Shen Jin menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda terima kasih. "Apakah Putra ku akan menyukainya?" Kaisar Yuan mengangguk setuju. "Tentu saja. Jika sampai anak itu tidak menghargai usaha kerasmu, aku tidak akan mengijinkan dia melihat ibunya," katanya dengan penuh ancaman."Jangan seperti itu," ucap Kaisar Yuan lembut, mencoba menenangkan Shen Jin. Shen Jin menghela nafas sejenak, memandang ke arah pintu gerbang dari kejauhan. "Tidak terasa wakt