Arsen kesal sendiri saat mendengar apa yang dikatakan oleh Jenny saat itu, darahnya tiba-tiba mulai mendidih. Saat itu Jenny tampak kesulitan ketika dirinya hendak berdiri saat dia terjatuh tadi."Aduh, kakiku sakit," rintihnya dengan memegangi kakinya yang tadi sempat terkilir.Arsen seketika membalikkan tubuhnya dan menaruh attensinya ke arah Jenny."Ada apa? Kenapa dengan kakimu?" tanya Arsen dengan melirik ke arah wajah Jenny yang saat ini terlihat merintih kesakitan."Kakiku terkilir, hiks," rengek Jenny dengan menangis.Arsen yang saat itu akan menuju ke arah dapur akhirnya mewurungkan niatnya untuk pergi ke sana."Mari aku bantu." Ucap Arsen dengan menggendong tubuh Jenny menuju ke kamarnya.Beberapa menit kemudian, Arsenpun tiba di depan pintu kamar Jenny dan menurunkan tubuhnya di depan pintu kamarnya."Masuklah, maaf aku tidak sengaja menabrakmu tadi," ucap Arsen dengan nada penuh penyesalan.Jenny yanng saat itu merasakan kakinya masih belum bisa berjalan, meminta Arsen unt
Beberapa menit kemudian, Aneisha dan Tuan Zu akhirnya berada di puncaknya bersama-sama lalu dan Tuan Zu langsung limbung di dekat tubuh Aneisha.Aneisha terlihat lelah dengan dada sudah mulai naik turun, disebelahnya terlihat Tuan Zu tampak memejamkan kedua matanya karena lelah.Aneisha lalu beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari peluh kenikmatan bersama dengan Tuan Zu.Setelah dia membersihkan tubuhnya, Aneisha keluar dari balkon kamar tidurnya lalu berdiri di sana.Saat itu dia melihat ke bawah, terlihat kolam renang di sana tampak begitu sepi. Tak lama kemudian, Aneisha melihat Arsen yang saat itu hendak berenang di kolam sana. Aneisha mengira jika saat itu Arsen tak melihatanya. Namun, ternyata dia salah. Arsen nyatanya melihat kehadiran Aneisha di atas balkon kamar tidurnya. Ia lalu menatap Aneisha dan mengedipkan sebelah matanya.Seketika Aneisha membalikkan badannya dan merasakan deguban jantungnya semakin mengeras."Y
Setelah kejadian sinkolam renang, tampaknya hubungan Tuan Zu dan Aneisha semakin merenggang. Meskipun mereka tinggal di tempat tidur bersama. Namun, Tuan Zu tak sedikitpun berbicara atau menyentuh tubuh Aneisha.Kejadian di kolam renang tampaknya membuat Tuan Zu masih marah dan tidak pernah mau mendengar penjelasan dari Aneisha.Hari ini adalah hari ulang tahun Tuan Zu, terlihat ketiga istri Tuan Zuan sedang mempersiapkan acara pesta ulang tahun Tuan Zu yang ke 32 tahun.Aneisha yang saat ini berniat untuk membantu ketiga istri Tuan Zu langsung dilarang oleh Tuan Zu."Biar aku bantu," ucap Aneisha kepada Jenny"Tidak perlu membantu untuk mempersiapkan acara pesta ulang tahunku, Ana. Sebaiknya kau sekarang tidur di kamarmu sekarang juga!" perintah Tuan Zu dengan nada mulai marah.Aneisha tampak tertegun ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan Zuan kali ini."Tapi aku belum mengantuk Tuan, biarkan aku ikut membantu Kakak ke tiga saat ini." Jawab Aneisha dengan menarik sebuah vas
Aneisha terkejut ketika melihat seseorang yang dikenalnya saat itu sudah berdiri di depannya."Aneisha, kenapa kamu diam saja?" tanya lelaki itu dengan menatap wajah Aneisha.Aneisha lalu mendongak menatap wajah lalaki yang ada di depannya saat ini."Tidak apa-apa, aku hanya ingin mencari udara segar saja," balas Aneisha.Lelaki yang saat ini berdiri di depannya adalah Tuan Xavier. Dia menatap wajah Aneisha dengan penuh heran."Kenapa kau ke sini? Bukankah saat ini Tuan Zu sedang menerima tamu di depan dengan para istrinya? Lalu kenapa kau tak ikut bersama mereka menyambut para tamu yang ada di sana?" tanya Tuan Xavier dengan tatapan penuh menelisik.Aneisha tampak terdiam sejenak, wajahnya kini mulai berubah menjadi masam, ada sesuatu yang dia rasakan saat ini.Kekecewaan atas sikap Tuan Zu yang sudah mulai berubah kepadanya dan tak menganggap dirinya lagi."Tidak apa-apa, aku hanya sedikit lelah tadi dan aku memutuskan untuk pergi ke sini mencari udara segar."Tuan Xavier terlihat m
Aneisha tampak malu ketika mendengar Tuan Zu mengatakan itu kepada dirinya. Dadanya langsung berdegub dengan kencang ketika Tuan Zu memberikan kue spesial itu lewat mulutnya dan mencium bibirnya di depan para tamu undangan dan ketiga istrinya yang saat ini sedang merasakan iri kepada dirinya.Aneisha hanya bisa tertegun dan menatap wajah Tuan Zu dalam-dalam tak percaya."Perkenalkan dia adalah istri ke empatku, Aneisha, dia adalah istri kecilku sekaligus istri kesayanganku." Ucap Tuan Zu dengan melingkarkan tangannya ke pinggang ramping Aneisha dengan mesra.ProkProkProkTepukan tangan dari para tamu itu terdengar ketika Tuan Zu selesai memperkenalkan istri kesayangannya kepada para tamu undangan di sana.Aneisha tampak tersipu malu ketika Tuan Zu kini mengarahkan tatapannya ke arahnya.Setelah acara potong kuenya selesai sang MC kini membawakan acara selanjutnya."Dan berikutnya adalah acara yang paling kita tunggu-tunggu, acara dansa dengan pasangan dan tamu yang hadir di sini, un
Sesaat Aneisha terdiam, dia tak menanggapi apa yang dikatakan oleh Tuan Xavier yang dianggapnya sangat berlebihan saja."Apa maksud ucapanmu?" Tanya Aneisha dengan sedikit menggeserkan tempat duduknya."Aku sangat iba kepadamu, mendapatkan penyiksaan dari Zuan sejak pertama kali kalian menikah." DegEntah mengapa jantungnya kini mulai dia rasakan begitu berdetak cukup kencang, kala dia mengingat kejadian waktu pertama kali diperlakukan Tuan Zu sangat kejam.Aneisha menoleh ke arah lain, saat ini dirinya mulai mencoba untuk menguatkan hatinya sendiri."Aku tau apa yang kau rasakan saat ini. Kenapa kamu bisa bertahan sampai detik ini? Bukankah selama ini Zuan sudah memperlakukan dirimu dengan buruk? Sadarlah Ana, Zu bukanlah lelaki yang tepat untukmu." Ungkap Tuan Xavier dengan mencoba meraih tangan Aneisha.Aneisha segera menepis tangan Tuan Xavier lalu sesegera mungkin menghindari dirinya.Aneisha berpindah kursi duduknya, lalu tak lama kemudian Tuan Xavier mencoba untuk membujuknya
Tuan Xavier saat itu terlihat sudah babak belur dijahar oleh Tuan Zuan, dan tak lama kemudian pengawalnya langsung membawa Tuan Xavier keluar dari kediaman Tuan Zu."Bawa Tuan Kalian keluar dari sini sebelum aku remukkan semua tulang-tulangnya." ancam Tuan Zu mengeratkan kedua rahangnya menatap nyalang ke arah para pengawalnya.Tanpa menunggu lama beberapa pengawal Tuan Xavier kini membantu Tuannya untuk segera pergi meninggalkan kediaman Tuan Zu.Setelah Tuan Xavier sudah berlalu dari sana, kini dia tengah mengaruh attensinya ke arah Aneisha yang saat itu tidak berada di sana."Kemana dia sekarang?" tanya Tuan Zu sendiri dengan wajah mulai kesal.Tak lama kemudian Tuan Zu menemukan Aneisha sudah tergeletak di bawah kursi ketika dirinya mencoba untuk berjalan menuju ke dalam rumah."Kau di sini rupany, bangun Ana." Ucap Tuan Zu dengan menggoyangkan tubuh Aneisha.Aneisha sudah tidak bisa lagi membuka matanya, segera Tuan Zu mengangkat tubuh Aneisha ke dalam kamar mandi lalu Aneishapun
Arsen tampak senang mendengar apa yang dikatakan oleh Tuan Zu kali ini. Ia mulai tersenyum smirk dan meneguk minumannya hingga tandas.Mereka berdua kini minum wine bersama, berbagi dengan apa yang mereka rasakan saat ini, hingga keduanya kini tengah mabuk bersama.Setelah keduanya sudah mulai mabuk berat, Tuan Zu tampak berteriak meminta pengawalnya untuk mengantarkan dirinya ke kamarnya.Dua orang pengawal itupun mengantarkan Tuan Zu pergi ke arah kamarnya. Sesampainya di sana, Tuan Zu langsung memerintahkan pengawalnya pergi meninggalkan kamarnya."Pergi kalian dari sini!" perintah Tuan Zu menatap nyalang wajah kedua pengawalnya."Baik Tuan," jawab mereka berdua.Kedua pengawal tersebut kemudian pergi meninggalkan Tuan Zu sendiri berdiri di depan kamarnya.Beberapa saat kemudian dia mengetuk pintu kamarnya.TokTokTok"Ana, buka pintunya!" Teriak Tuan Zu dengan wajah marahnya.Aneisha yang saat itu tengah duduk di atas ranjangnya mendengar teriakan Tuan Zu di luar bergegas membuka