Share

AKU BUKAN PELACUR

Bagaikan dihantam godam besar, dadaku terasa sesak mendengar tuduhannya itu. Sungguh di luar logika saat dia mengatakan betapa murahan diriku ini. Ingin tertawa, tapi semua bukan lelucon. Hanya saja, Tuhan sedang bercanda dengan nasibku. Miris.

Mata kami saling bersirobok. Aku tidak lagi menghindar dari kejaran mata yang menghunjam itu. Tetapi, aku balik menantang. Siap menabuh genderang perang. Tidak masalah jika akhirnya kami harus berpisah, asal aku keluar dengan gadu terangkat dan tidak kalah sebagai pecundang.

"Terserah Anda mau mengatakan apa tentang saya. Yang jelas, anak ini adalah darah daging Anda. Saya tidak peduli meski Anda menolak mengakui karena mulai saat ini, saya menyerah mempertahankan rumah tangga yang sudah lama karam." Kalimat sarkas terpanjang yang aku lontarkan pada Bang Habib. Biarlah dia tersinggung. Aku tidak peduli sama sekali, sudah saatnya memikirkan kebahagiaan dan kewarasan. Jika bertahan, maka lama-lama aku bisa gila.

"Kamu tidak akan ke mana-mana sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status