ISTRI 100 KILOGRAMPart 18POV Adam"Dia sepupuku!" seru Ayu yang membuatku kaget. Apa-apaan dia, tidak mengakui suami sendiri, dosa kamu Ayu."Jadi kalian sepupu? Ya ampun, dunia ini begitu sempit ternyata," ucap Danis sambil tertawa. Ayu juga terlihat manggut-manggut sendiri membenarkan ucapan Danis."I-iya, kami sepupu," ujarku sambil melihat kearah Ayu, dan dia hanya tersenyum. Pandangannya tidak lepas dari Danis, sepertinya Ayu menyukai laki-laki keturunan Arab itu."Kalau kalian sepupu, kenapa istri kamu nyiram Ayu dulu, Dam?" tanya Danis yang membuatku tidak tahu harus menjawab apa. Aku kehilangan akal jika harus berbohong tiba-tiba seperti ini."Dia itu terlalu cemburuan, Danis. Jadi dia cemburu ngeliat aku dekat sama Mas Adam." Tiba-tiba Ayu memberikan alasan yang menurutku cukup masuk akal. Karena memang Claudia sangat pencemburu, bahkan aku tidak boleh ada teman wanita."Yaya sekarang aku mengerti. Jadi kamu tidur disini semalam?" tanya Danis lagi kepo. Banyak sekali pertan
Part 19Pov Ayu"Sebenarnya, Mas Adam suamiku," ucapku sambil menunduk.Kini kami sedang berada di salah satu cafe outdoor, tadi Danis mengajakku untuk makan malam. Sekalian katanya akan membahas masalah penurunan berat badanku, karena rencananya aku akan menurunkan berat badanku sedikit lagi. Aku setuju untuk keluar, lagipula Mas Adam juga tidak pulang. Biasanya aku akan menghubungi Mas Adam atau sekedar mengirimkan pesan singkat untuknya jika aku keluar. Tapi kali ini, aku memutuskan untuk menghapus semua cinta untuknya.Tadi saat aku dan Mas Adam sedang berbicara di belakang, ternyata Danis dan Claudia mendengar semuanya. Terpaksa aku dan Mas Adam harus jujur pada Danis. Claudia menatapku dengan tatapan tidak suka, tangannya tidak lepas dari lengannya Mas Adam. Mungkin dia takut aku akan mengambil Mas Adam darinya."Adam, kenapa kamu bohong? Mengatakan Claudia istrimu bukannya Ayu?" tanya Danis pada Mas Adam. Terlihat Mas Adam membuang wajahnya kearah lain, kelihatan sekali dia mal
ISTRI 100 KILOGRAMPart 20POV AyuSetelah mengganti pakaian dengan baju tidur, aku segera memilih baju ganti untuk Mas Adam. Aku akan membawa baju ganti ini ke kamar tamu, biarlah malam ini Mas Adam tidur di ruang tamu lagi. Karena aku tidak mau kejadian tadi pagi terulang kembali."Kamu mau bawa kemana bajuku?" tanya Mas Adam yang tiba-tiba sudah berada di kamar. Aku sampai terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba."Kamu kapan datangnya?" tanyaku gagap. Aku takut Mas Adam tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri."Aku tanya mau kamu bawa kemana bajuku?" tekannya sekali lagi. Mungkin dia mulai kesal karena aku tidak menjawab pertanyaannya tadi."Mau aku bawa ke kamar tamu," jawabku tenang. Aku tidak ingin Mas Adam melihat aku gugup jika berhadapan dengan dia."Kenapa? Aku mau tidur di sini!" ketus Mas Adam menyambar baju tidurnya yang aku pegang dari tadi. Dia melongos begitu saja ke kamar mandi untuk mengganti pakaian. Kami memang tidak pernah terbuka satu sama lain, hanya kemari
ISTRI 100 KILOGRAMPart 21POV Adam"Mbok, Ayu dimana?" tanyaku pada Mbok Darmi yang sedang mengepel lantai. Karena semalam aku memilih tidur di kamar tamu, jadi aku tidak tau jika Ayu dimana."Katanya, disuruh bilang sama Aden kalau Non Ayu pulang kerumah Mamanya," jawab Mbok Darmi sopan dengan logat Jawa yang kental."Apa?" aku terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Mbok Darmi barusan. Aku yakin pasti Ayu akan mengadu yang bukan-bukan sama orang tuanya. Ternyata dia tidak main-main dengan ucapannya semalam."Katanya Non Ayu….""Sudah-sudah, saya udah tau!" sanggahku ketika Mbok Darmi mau menjelaskan lagi kemana perginya Ayu. Aku segera kembali ke kamar untuk mengambil kunci mobil dan ponsel.Dengan langkah cepat aku keluar menuju ke mobil untuk menyusul Ayu. Dia tidak boleh mengadu yang bukan-bukan, aku memang setuju untuk bercerai dengannya. Tapi aku tidak mau di pandang buruk oleh keluarganya Ayu, apalagi jika sampai Papanya tau, bisa hilang masa depanku.Aku melajukan
ISTRI 100 KILOGRAMPart 22Pov AyuSetelah kejadian tadi pagi, aku tidak diperbolehkan pulang sama Papa dan Mama. Mereka menyuruhku untuk tinggal kembali sama mereka, dan aku rasa juga harus begitu. Karena aku takut Mas Adam akan bertindak bodoh, karena aku yakin sekarang pikirannya sedang kalut.Tadi pagi saja saat dia pulang dari sini, Mas Adam menyerahkan kunci mobil kesayangannya pada Papa. Bukan cuma itu, Mas Adam juga dipecat dari jabatannya sebagai direktur di perusahaan Papa. Kata Mama tadi, Papa juga menarik semua saham di perusahaan orangtuanya Mas Adam. Sebenarnya, bukan ini tujuanku menikah dengan Mas Adam.Aku menikah dengannya karena aku ingin dia tahu jika akulah Lady Rose yang sebenarnya. Tapi keadaan berbalik saat Mas Adam memperlakukan aku semena-mena. Aku tidak menyangka ternyata sifat Mas Adam seperti itu.Niat untuk mengungkapkan yang sebenarnya juga aku urungkan karena ternyata Mas Adam tidak bisa menerima fisikku. Tapi, aku tidak menyerah begitu saja. Aku diet d
ISTRI 100 KILOGRAMPart 23Pov. Adam"Cukuuuuuuup!" teriakku menengahi pertengkaran antara Ayu dan Mamaku juga Claudia. Mereka bertiga cukup membuatku pusing tujuh keliling. Padahal aku pulang untuk mengambil berkas penting perusahaan Papanya Ayu. Karena aku sudah tidak berkerja lagi disana, jadi aku harus mengembalikannya. Berkas itu sangat penting dan juga rahasia, dulu Papanya Ayu mempercayaiku untuk menanganinya. Sekarang, semuanya telah berbalik."Cukup! Kalian udah besar. Udah tua, jangan seperti anak kecil!" bentakku lagi. Mereka hanya terdiam tidak berani lagi membuka suara, hanya tatapan mereka yang beradu seakan ingin bertarung."Sekarang, kembalikan semua yang kalian ambil dirumah ini!" seruku pada Mama dan Claudia. "Nggak! Mama nggak mau. Kamu kan tau sendiri Mama udah lama nggak pernah lagi belanja barang bagus," rengek Mama. Tangannya memegang erat tas yang dipakainya."Kamu juga!" bentakku pada Claudia. Dia hanya menggeleng kuat, ekspresinya sama dengan Mama. Takut."
ISTRI 100 KILOGRAMPart 24Pov AdamKarena penasaran aku mencoba untuk membuka kotak tersebut, mataku menyipit ketika melihat sebuah foto yang menempel di penutup kotak. Aku mengambilnya dan memperhatikan secara seksama, Ayu dan Claudia. Mereka foto bersama? Kubalikkan foto melihat kesisi belakang.Februari, 2014.Deg!Apakah mereka sahabat masa lalu?*Rasa penasaranku semakin membuncah ketika aku menemukan foto Ayu dan Claudia di masa lalu. Ada apa dengan mereka, kenapa difoto ini mereka terlihat sangat akrab. Mereka saling merangkul satu sama lain dan tersenyum ke kamera dengan senyuman yang tulus. Lantas, apa yang menyebabkan mereka malah seperti kucing dan anjing sekarang? Bahkan mereka seperti orang asing saat bertemu. Apakah ini rahasia yang Ayu katakan waktu diacara reuni kemarin.Tanpa memerlukan waktu lama aku segera meraih ponse untuk memotret foto mereka. Siapa tau jika aku memang membutuhkannya nanti. Setelah selesai, aku segera mengotak-atik kotak kayu ini.Disini aku t
ISTRI 100 KILOGRAMPart 25Pov AdamAku akan menemui Ayu. Masih ada waktu untuk memperbaiki semuanya, bukankah untuk saat ini kami masih menjadi suami istri? Aku akan meminta maaf padanya dan menyuruhnya menjelaskan semuanya.*Kulajukan mobil dengan kecepatan tinggi, aku harus segera sampai kerumah Ayu. Aku tau, dia mencintaiku dan masih menyimpan rasa untukku. Aku berjanji akan memperbaiki semuanya. Sungguh sebenarnya ini seperti mimpi bagiku, bagaimana mungkin aku bisa terkecoh selama ini oleh Claudia.Dia tidak pintar masak, sedangkan aku tau jika Lady Rose itu hobi memasak. Claudia juga tidak suka bunga Lily kuning, padahal jelas dulu Lady Rose mengatakan jika bunga kesukaannya itu Lily kuning.Seharusnya aku memastikan terlebih dahulu sebelum Claudia memperkenalkan dirinya sebagai Lady Rose. Pikiranku terus menerawang semua kejadian demi kejadian saat aku menghina Ayu dulu. Pantas saja Claudia sangat marah ketika aku dijodohkan dengan Ayu. Dan dia juga sangat marah jika aku memb
ISTRI 100 KILOGRAMPart 40Aku pulang dengan perasaan kacau, sepeti hatiku yang sedang berkecamuk. Ayah menyuruhku menikah dengan wanita pilihannya, tentu saja aku tolak mentah-mentah. Aku sudah memiliki Ayu, wanita yang paling istimewa setelah Ibu."Ayah nggak mau tahu, kamu tetap harus menikah dengan Jenni. Dia itu anak teman bisnis Ayah," perintah Ayah tadi saat aku masih berada dirumahnya."Nggak bisa, Ayah. Aku sudah tunangan, dan nggak mungkin aku menikah dengan perempuan lain lagi," tolakku cepat.Dengan wajah merah padam, Ayah bangkit dan menyalakan rokoknya. Aku tahu dia sangat marah, Ayah tidak suka penolakan."Siapa perempuan itu?" tanya Ayah datar."Namanya Ayu, dia baik dan lembut. Dia juga dari keluarga terhormat, Ayah tenang saja," terangku setenang mungkin, Ayah tidak boleh tau jika aku sedang gugup."Baik, beri Ayah waktu untuk berpikir. Karena sebelum kamu menikahi wanita itu, Ayah harus tau siapa orang tuanya terlebih dahulu," seru Ayah.Aku sedikit tenang setelah A
ISTRI 100 KILOGRAMPart 39Pov DanisSetelah meluapkan semua kekesalan yang tersimpan dalam hati, aku segera berbalik badan dan pergi meninggalkan Adam yang masih terpaku mendengar penuturanku tadi. Dia pasti tidak menyangka jika aku sudah tau semuanya, bukan hanya aku, tapi juga Ayu.Ketika itu aku senang mengobrol dengan Papanya Ayu. Dia mengatakan jika seharunya pernikahanku dengan Ayu di percepat. Tentu saja itu berita yang membahagiakan bagiku, apalagi aku sudah tidak sabar untuk memiliki Ayu seutuhnya.Pak Pratama juga berjanji akan menjaga Ayu agar tidak lagi dekat dengan Adam. Dia telah menyewa beberapa orang untuk mengawasi gerak-gerik Adam. Pak Pratama juga tau, jika yang mendonorkan mata untuk Ayu adalah Mamanya Adam. Tapi itu sama sekali tidak membuat hati Pak Pratama luluh untuk menjodohkan Adam kembali dengan Ayu.Namun saat kami berbicara, Ayu ternyata sudah mendengar semuanya. Dia sangat marah dan kecewa pada kami berdua, bahkan sampai saat ini dia mengurung diri di da
ISTRI 100 KILOGRAMPart 38Pov Adam.Sudah tujuh bulan sejak kejadian itu aku tidak pernah kembali lagi ke sana, melihat wanitaku yang kini hampir sepenuhnya menjadi milik orang lain. Kutatap nanar batu nisan yang bertuliskan nama wanita yang pernah melahirkanku. Wanita yang membesarkanku dengan kasih sayangnya. Mungkin, inilah titik terendah dalam hidupku saat ini.Tidak ada yang salah dengan keadaan ini, hanya saja waktu yang kurasa belum tepat. Kurasa, semua ini memang pantas kami terima setelah semua penghinaan dan cacian yang dulu pernah kami lontarkan padanya.Aku memilih untuk menetap disini, karena jika aku disini aku bisa lebih leluasa untuk menjenguk makam Mama. Tidak ada yang tau jika Mama sudah tiada, hanya aku dan Papa yang tau. Karena kondisi yang tidak memungkinkan serta satu dan lain hal, kami memilih memakamkan jenazah Mama di negeri orang."Bilang sama, Ayu. Mama minta maaf," lirih Mama waktu itu. Aku hanya bisa mengangguk sambil menangis melihat kondisi Mama yang ti
ISTRI 100 KILOGRAMPart 37Pov Ayu."Mas Adam kabur dari rumah?" tanyaku lagi memastikan jika aku memang tidak salah dengar."Iya, Non. Mereka bertengkar hebat. Waktu Den Adam kabur dari rumah, Nyonya sama Bapak berusaha ngejar. Entah bagaimana kejadiannya, tiba-tiba Mbak dapat telepon dari rumah sakit mereka bertiga dirumah sakit karena kecelakaan.""Terus mereka kenapa sampai dibawa ke Singapura, aa?" tanyaku lagi. Inikah alasan Mas Adam tidak menemuiku ketika aku kecelakaan."Karena kondisi Nyonya parah, makanya Bapak bawa Nyonya kesana," jelasnya lagi.Aku kesini untuk mendapatkan jawaban atas semua kejadian yang menimpaku, tapi yang aku dapatkan malah teka-teki yang lebih besar.💜💜💜💜💜💜💜💜Setelah pulang dari rumahnya Mas Adam, kini aku baru menyadari jika banyak hal tentangnya yang belum aku ketahui.Dia bahkan menyembunyikan hal serumit ini padaku, apa sebenarnya Papa dan Mama tau masalah ini. Hanya saja mereka tidak mau memberitahu agar aku tidak salah kaprah.Masih tern
ISTRI 100 KILOGRAMPart 36Pov AyuAku terus berlari di antara ratusan tamu yang hadir, tujuanku adalah Mas Adam. Tidak apa jika dia meninggalkan aku, tidak apa jika dia menceraikan aku. Tapi dia harus menjelaskan kenapa dia tiba-tiba ingin berpisah seperti ini. Padahal sebelum kecelakaan, dia selalu memohon padaku agar aku tidak meninggalkan dia. Juga selalu meminta kesempatan kedua untuknya memperbaiki kesalahannya dulu."Ayu, tunggu." Itu suara Danis, aku yakin dia juga mengejarku. Tapi biarlah, aku hanya ingin mendapatkan sebuah penjelasan.Setelah lama mencari, tidak ada jejak Mas Adam. Dia menghilang lagi, menghindariku. Entah kemana dia, aku menopang kedua tanganku pada lutut. Nafasku sampai ngos-ngosan karena kelelahan mengejar Mas Adam. Aku tidak mungkin salah lihat, tadi Mas Adam turun menggunakan tongkat dan juga dibantu oleh orang lain."Kamu mau kemana?" tanya Danis saat dia sudah berada di sampingku. Dia juga terlihat sangat capek karena ikut berlari bersamaku."A-aku…."
ISTRI 100 KILOGRAMPart 35Pov Ayu.Aku memutar-mutar cincin dijari manisku, ini adalah cincin pengikat bahwa aku dan Danis sekarang bertunangan. Hatiku bertanya apakah aku sudah siap untuk kebangkitan menikah dan menjadi seorang istri.Pikiranku masih tertuju dengan pernikahanku dengan Mas Adam dulu. Aku tidak menyangka jika aku akan menikah dua kali, karena impianku dari dulu adalah menikah sekali seumur hidup.Tok Tok Tok!"Non, ada Den Danis di depan." Terdengar suara Mbok Darmi yang memanggilku dari luar. Hari ini aku akan datang ke pernikahannya Talita dan Anta. "Suruh tunggu aja, Mbok. Bilang aja aku lagi siap-siap," jawabku setengah berteriak agar Mbok Darmi dengar.Aku segera mengambil tas kecil dan memasukkan ponsel kedalamnya. Aku juga kembali mematut diri di depan cermin, memperhatikan penampilanku sekali lagi. Selama tujuh bulan aku mengalami kebutaan, berat badanku semakin turun. Terakhir aku menimbangnya di angka 55kilo.Tapi bukannya ini yang aku inginkan dari dulu? M
ISTRI 100 KILOGRAMPart 34Pov Ayu.Untuk kesekian kalinya aku mencium bau khas rumah sakit. Entah sudah berapa lama aku tertidur, yang terakhir aku ingat adalah ketika aku akan dibawa ke ruang operasi. Juga ingatan suara Mama dan Papa yang memberikanku semangat."Kamu sudah sadar, Sayang?" tanya Mama padaku. Aku belum bisa melihat wajah cantiknya, badanku rasanya susah untuk digerakkan."Eump." Hanya itu yang bisa aku ucapkan, pertanda memang aku suka sadar."Alhamdulillah, kata suster nanti perbannya udah bisa dibuka kalau Dokter bilang sudah bisa," ucap Mama dengan nada penuh syukur. Aku sangat beruntung memiliki orang tua yang sangat menyayangiku. Mereka menjagaku siang dan malam, dari bayi hingga sekarang."Aku haus, Ma," ujarku meraba-raba ke arah Mama."Sebentar."Sesaat kemudian Mama menyodorkan aku air yang diminum melalui pipet. Aku meminumnya sedikit demi sedikit, rasanya tenggorokanku sudah kering berhari-hari."Papa mana, Ma?" tanyaku pada Mama."Papa ke kantor, Sayang. S
ISTRI 100 KILOGRAMPart 33Pov Ayu.Hari ini hujan kembali turun membasahi bumi, aku berdiri terpaku di jendela kamar yang terbuka. Aku sengaja membuka jendela kamar agar aku bisa merasakan air hujan yang masuk kedalam kamar diterpa angin."Sayang, kamu sudah siap?" tanya Mama yang mengejutkanku. Aku hanya mengangguk sebagai bentuk jawaban atas pertanyaan Mama."Kamu cantik sekali, Sayang," puji Mama yang melihatku memakai kebaya yang katanya berwarna ungu muda, warna kesukaanku.Hari ini tepat tujuh bulan setelah perceraianku dengan Mas Adam. Semuanya masih seperti mimpi untukku, dia datang dan pergi sesukanya. Ini sungguh tidak adil bagiku, karena sejak hari kecelakaan yang menimpaku dia tidak pernah lagi hadir.Bahkan dia menyuruh orang untuk menangani perceraian kami. Katanya, aku tidak usah hadir ke pengadilan agar proses perceraian kami berjalan dengan cepat.Papa dan Mama juga menyuruhku untuk diam saja dirumah, karena jika aku tidak hadir di dalam sidang perceraian maka sidang
ISTRI 100 KILOGRAMPart 32Pov Ayu"Kamu sudah siap, Sayang?" tanya Mama padaku. Kata Dokter hari ini aku sudah boleh pulang, dan Mama sudah bersiap-siap dari tadi. Banyak barang yang harus dibereskan. Masalah administrasi diurus oleh Danis, dia selalu disini. Menemaniku setiap hari dan setiap malam, bahkan dia menyerahkan pada temannya permasalahan klinik kecantikannya."Sudah, Ma," jawabku sambil memutar-mutar cincin di jari manis ku. Cincin pernikahanku dengan Mas Adam, cincin yang tidak pernah lepas dari jariku.Tes!Air mataku kembali menetes, akhir-akhir ini aku sangat sering menangis. Entah apa yang aku tangisi, aku seperti orang yang sedang banyak pikiran tapi tidak tau apa yang aku pikirkan."Kamu nangis lagi?" tanya Mama yang tiba-tiba memegang pipiku yang basah. Cepat aku hapus air mata yang terus mengalir tanpa henti, aku tidak ingin membuat Mama kembali menangisi nasibku yang menyedihkan ini."Kamu masih memikirkan Adam?" tanya Mama lembut sambil mengelus rambutku yang se