ISTRI 100 KILOGRAMPart 24Pov AdamKarena penasaran aku mencoba untuk membuka kotak tersebut, mataku menyipit ketika melihat sebuah foto yang menempel di penutup kotak. Aku mengambilnya dan memperhatikan secara seksama, Ayu dan Claudia. Mereka foto bersama? Kubalikkan foto melihat kesisi belakang.Februari, 2014.Deg!Apakah mereka sahabat masa lalu?*Rasa penasaranku semakin membuncah ketika aku menemukan foto Ayu dan Claudia di masa lalu. Ada apa dengan mereka, kenapa difoto ini mereka terlihat sangat akrab. Mereka saling merangkul satu sama lain dan tersenyum ke kamera dengan senyuman yang tulus. Lantas, apa yang menyebabkan mereka malah seperti kucing dan anjing sekarang? Bahkan mereka seperti orang asing saat bertemu. Apakah ini rahasia yang Ayu katakan waktu diacara reuni kemarin.Tanpa memerlukan waktu lama aku segera meraih ponse untuk memotret foto mereka. Siapa tau jika aku memang membutuhkannya nanti. Setelah selesai, aku segera mengotak-atik kotak kayu ini.Disini aku t
ISTRI 100 KILOGRAMPart 25Pov AdamAku akan menemui Ayu. Masih ada waktu untuk memperbaiki semuanya, bukankah untuk saat ini kami masih menjadi suami istri? Aku akan meminta maaf padanya dan menyuruhnya menjelaskan semuanya.*Kulajukan mobil dengan kecepatan tinggi, aku harus segera sampai kerumah Ayu. Aku tau, dia mencintaiku dan masih menyimpan rasa untukku. Aku berjanji akan memperbaiki semuanya. Sungguh sebenarnya ini seperti mimpi bagiku, bagaimana mungkin aku bisa terkecoh selama ini oleh Claudia.Dia tidak pintar masak, sedangkan aku tau jika Lady Rose itu hobi memasak. Claudia juga tidak suka bunga Lily kuning, padahal jelas dulu Lady Rose mengatakan jika bunga kesukaannya itu Lily kuning.Seharusnya aku memastikan terlebih dahulu sebelum Claudia memperkenalkan dirinya sebagai Lady Rose. Pikiranku terus menerawang semua kejadian demi kejadian saat aku menghina Ayu dulu. Pantas saja Claudia sangat marah ketika aku dijodohkan dengan Ayu. Dan dia juga sangat marah jika aku memb
ISTRI 100 KILOGRAMPart 26Pov Ayu"Nggak, Nggak, Nggak. Aku nggak mau kamu begini. Aku tau didalam sini masih ada rasa itu untukku kan?" Mas Adam terus saja mencoba untuk meyakinkanku jika dia akan berubah.Jujur, hatiku goyah, niatku buyar. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku belum bisa berpikir jernih, sebaiknya aku berdiskusi lagi sama Mama dan Papa."Kalau kamu berpikir ini sia-sia, jawabannya tidak. Usaha kamu tidak sia-sia, Ayu. Aku tidak ingin kehilangan kamu lagi untuk kesekian kalinya," ucap Mas Adam lagi yang kembali memegang kedua tanganku erat. Aku terus membisu tanpa suara, untuk saat ini belum bisa untuk berpikir."Sebaiknya kamu pulang, Mas," usirku. Lebih baik memang sekarang pulang, biarlah agar dia bisa merenungkan kesalahannya selama ini."Nggak! Aku mau pulang kalau kamu juga mau ikut sama aku," ucapnya sambil menggeleng kuat."Pulanglah, Mas. Aku juga harus berpikir, begitu juga kamu," ucapku memberi alasan. Agar Mas Adam bisa langsung pulang dan tidak membu
ISTRI 100 KILOGRAMPart 27Pov Ayu"Kamu jadi pergi lagi, Sayang?" tanya Mama saat kami sedang menonton televisi. Papa asik membaca berita di ponselnya, sedangkan aku tidur di pangkuan Mama sambil menonton telivisi. Tangan Mama membelai rambutku lembut, kenyamanan itu telah kembali."Aku bingung, Ma," jawabku singkat."Kenapa? Bukannya kamu memang mau menurunkan berat badan sedikit lagi?" tanya Mama lagi. Kemarin aku sudah bercerita sama Mama kalau aku akan mengikuti program diet sama Danis lagi. Tidak lama, satu bulan. Karena kata Danis berat badanki turunnya cepat, lagian aku juga tidak suka jika terlklau kurus."Kalau kamu memang nggak mau diet lagi, nggak papa kok. Kamu itu tetap anak Mama yang paling cantik," ujar Mama lagi karena aku tidak menjawab pertanyaannya tadi. Mungkin Mama tau jika aku ragu."Iya. Karena aku anak Mama satu-satunya," seruku kesal. Seketika disambut tawa oleh Mama dan Papa, aku tau mereka sangat menyayangiku. Mereka menyuruhku untuk berpisah dari Mas Adam,
ISTRI 100 KILOGRAMPart 28Pov Ayu"Ma, buruan. Katanya tadi udah telat," teriakku sambil mengetuk pintu kamar Mama. Pagi ini aku akan ikut bersama Mama ke butiknya, karena aku memutuskan untuk membantu menjalankan butik Mama yang berada di pusat kota."Iya, Sayang."Klek!Pintu kamar Mama terbuka, terlihat malaikat tanpa sayap keluar dari kamar. Sangat cantik dan anggun, kadang aku merasa minder melihat bentuk tubuh Mama yang masih langsing padahal sudah berumur."Kok bengong, ayo," ajak Mama menarik tanganku. Aku berjalan beriringan dengan Mama menuju mobil yang sudah di siapkan oleh Mang Maman. Iya, Mang Maman akhirnya pindah lagi bekerja disini bersama Mbok Darmi. Karena mereka tidak mau bekerja disana lagi setelah pemecatan hari itu. Jadi bisa dipastikan jika Mas Adam tinggal sendirian disana.Aku lebih memilih duduk santai di samping Mama yang mengemudi. Akhir-akhir ini konsentrasiku sedikit terganggu. Apalagi setelah semalam Talita menelpon dan memberi saran."Kamu sudah mengam
ISTRI 100 KILOGRAMPart 29Pov Adam"Pokonya Mama nggak setuju sama keputusan kamu," teriak Mama lantang. Sekarang aku, Mama dan Papa sedang duduk di ruang keluarga. Mama menelpon dan menyuruhku untuk pulang kerumah karena ada hal penting yang akan dibicarakan."Ma, Adam udah dewasa. Biarkan Adam memilih jalan hidup Adam sendiri," ucapku frustasi. Mama selalu saja mengatur jalan liku hidupku, kehidupanku bahkan mimpiku."Mama tau yang terbaik untuk kamu, jadi baiknya kamu turuti saja kemauan Mama," bentak Mama lagi seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Aku hanya bisa mengembuskan nafas dengan kasar, tanda penolakan."Adam tetap akan mempertahankan rumah tanggaku dengan Ayu," tegasku lagi."Kamu mau jadi anak durhaka? Mama sudah terlanjur muak dengan sikap sombongnya itu. Lagian perusahaan Papa juga sudah stabil keuangannya, jadi kita nggak perlu sama mereka lagi," ucap Mama menjelaskan."Tapi Adam masih menginginkan Ayu, Ma," gumamku pelan. Aku tahu Mama tetap kukuh dengan kei
ISTRI 100 KILOGRAMPart 30Pov AdamTok Tok Tok!"Selamat malam!"Setelah aku menunjukkan dimana rumah Claudia, kedua polisi tersebut langsung mengetuk pintu rumah Claudia. Tapi sepertinya tidak ada orang di dalam, karena setelah menunggu lima menit tidak ada tanda-tanda pintu ini akan dibuka."Sepertinya tidak ada orang, Pak," ucapku sambil memijit pelipisku. Jujur, saat ini hidupku sangat amburadul."Maaf sebelumnya, ada hubungan apa ya Anda dengan saudara Ayu dan juga Claudia?" tanya salah satu polisi tersebut.Pertanyaan mereka membuatku seperti tertampar, selama ini aku sudah sangat menyakiti Ayu, istriku. Aku suaminya, tapi tidak pernah sekalipun aku membahagiakannya. Aku selalu mementingkan Claudia, wanita penipu itu.Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Ayu saat melihatku bersama Claudia."Pak!" Aku terkejut saat polisi memanggil namaku."Eh, iya Pak. Maaf saya terlalu banyak pikiran. Ayu itu istri saya, sedangkan Claudia itu sahabat istri saya," jawabku menjelaskan.
ISTRI 100 KILOGRAMPart 31Pov DanisSudah tiga hari aku berada disini, menjaga dan merawatnya sepenuh hati. Wanita yang aku cinta dari dulu, sekarang tepat berada di depan mataku.Dulu dia sempat menghilang entah kemana, aku sampai mencarinya kemana-mana agar aku mengetahui jejaknya.Tapi nihil, dia tidak aku temukan. Sampai akhirnya, Anta teman kuliahku mengirimkan fotonya yang akan menjadi pasienku. Sebenarnya aku juga tidak ingin kembali ke Indonesia secepat ini, tapi ketika melihat jika Ayulah yang akan menjadi pasienku. Maka aku memutuskan untuk segera pulang dan membuka usaha disini.Ayu yang ku kenal dulu sangat jauh berbeda dengan Ayu yang aku kenal sekarang. Dia gemuk dan memiliki bobot badan yang sangat berlebih.Tapi satu yang tidak pernah beda darinya, dia cantik. Dia masih wanitaku yang sangat cantik, dia masih menjadi wanita yang baik dan lembut seperti namanya.Aku pikir dia hidupnya bahagia, tapi ternyata aku salah. Dia menyimpan banyak luka, tapi dia menutupinya deng