Beranda / Fantasi / ILMU TUJUH GERBANG DEWA / Bab 47. Jejak Pendekar Legendaris 300 Tahun Yang Lalu.

Share

Bab 47. Jejak Pendekar Legendaris 300 Tahun Yang Lalu.

Penulis: Junaidi Al Banjari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Terima kasih kau telah mau menerima undanganku datang ke tempat ini, Pendekar Liong, Si Bayangan Maut!” ucap orang yang diikuti oleh Liong Yun itu.

Tepat di sebuah hutan yang cukup jauh jaraknya dari penginapan Liong Yun, orang itu berhenti. Ternyata orang yang diikuti oleh Liong Yun itu adalah seorang perempuan. Hal ini diketahui ia ketuahui ketika orang itu mengucapkan terima kasih kepadanya karena sudah mau mengikuti sampai ke hutan itu.

"Sebenarnya siapa kau sebenarnya, Nona? Mengapa kau membawaku ke tempat ini? Dan benarkah kamu memiliki semua jawaban dari pertanyaan yang kucari di Bukit Awan Emas?" tanya Liong Yun setelah orang itu benar-benar menunjukkan wajahnya dan nampaklah wajah seorang gadis berusia sekitar delapan belas tahunan di hadapan pemuda itu.

"Maafkan kalau ajakanku ke tempat ini sedikit mengganggu, Pendekar Liong! Aku memintamu datang ke tempat ini demi kebaikanmu sendiri, dan juga ini demi kebaikan orang-orang dunia persilatan yang datang ke bukit awan emas.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 48. Munculnya Tuan Rumah Kompetisi di Bukit Awan Emas

    Hari yang ditentukan, telah tiba. Di puncak Bukit Awan Emas yang megah, angin berhembus lembut menyapu rerumputan hijau yang memenuhi dataran. Orang-orang dari seluruh dunia persilatan berkumpul dengan tegang, menunggu dengan penuh antusias kedatangan tuan rumah yang telah mengundang mereka. Hari itu adalah perhelatan kompetisi yang langka, dimana para peserta akan memperebutkan Pedang Naga Langit yang legendaris. Para pendekar sudah berkumpul di depan panggung kehormatan yang di bangun tepat di depan lapangan yang nantinya akan dijadikan tempat kompetisi. Mereka menantikan kemunculan tuan rumah yang sampai saat ini belum mereka ketahui siapa mereka sebenarnya. Bermacam spekulasi bermunculan. Ada yang mengira orang yang mengadakan perhelatan itu adalah ketua dunia persilatan ada juga yang mengira yang mengadakannya adalah sebuah sekte besar. Beberapa saat kemudian, seorang pria berpakaian putih muncul dengan tenang dari balik awan. Wajahnya yang anggun dan ekspresi tenang memancarka

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 49. Menyamar Sebagai Murid Sekte Bintang Api

    "Tidak mungkin aku mengikuti kompetisi itu! Jati diriku akan diketahui oleh orang-orang yang memang mengincarku. Aku bukan takut tapi bukan saatnya untuk menunjukkan diri saat ini. Karena penyelidikan kita pasti akan diketahui orang apabila aku memunculkan diri.”Liong Yun menjelaskan bahwa ilmu yang ia miliki meskipun jarang dilihat namun ciri-ciri ilmu itu sangat mudah dikenali. Sehingga apabila ada orang yang menggunakan Ilmu Tujuh Gerbang Dewa maka orang langsung berkesimpulan bahwa itu adalah dirinya. Bahkan dulu pernah kejadian saat ada yang menggunakan Ilmu Tapak iblis Darah, yang sangat mirip dengan Tapak Dewa Darah membuat orang menuduh dirinya sebagai pelaku pembunuhan.Yuan Chao mengerti apa yang menjadi kekhawatiran Liong Yun. Dengan kemampuan yang ia miliki sudah dapat dipastikan yang memenangkan pertarungan. Namun mungkin apa yang menjadi rencana mereka tidak dapat berjalan dengan baik. Terutama penyelidikan mereka tentang sekte misterius yang melakukan pergerakan secar

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 50. Kekutan Mengerikan Lin Yulong, Tuan Rumah Pelaksana Kompetisi

    “Gie Juan, lolos!”Pemandu kompetisi menyatakan Liong Yun yang menyamar lolos Video ujian kemurnian tenaga. Setelah semua peserta mengikuti ujian kemurnian tenaga itu hanya 50 orang yang menyatakan lolos ke babak selanjutnya.Lolosnya Liong Yun atas nama Gie Juan itu di luar perkiraan banyak ahli beladiri di tempat itu. Mereka awalnya beranggapan bahwa kesaktian yang dimiliki oleh Liong Yun saat ini merupakan hasil dari pil penguatan naga atau titipan dari seorang guru besar yang memiliki tingkatan tinggi. Sehingga ketika pemuda itu dinyatakan lolos pada ujian selanjutnya banyak dari mereka yang tidak percaya."Ini pasti pihak Sekte Bintang Api yang melakukan kecurangan. Tidak mungkin pemuda itu sudah memiliki kekuatan yang begitu besar dan begitu murni hingga membuat batu giok itu bersinar sangat terang!" Salah seorang ahli bela diri dari wilayah timur, yang merupakan orang tua dari salah satu peserta yang mengikuti kompetisi merasa tidak percaya dengan hasil yang ditunjukkan oleh

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 51. Munculnya Ilmu Pedang Legendaris Yang Lama Menghilang

    “Tuan muda kehilangan kekuatannya!” Terdengar ucapan setengah berteriak dari pelayan yang dibawa keluarga Bia setelah memeriksa keadaan Bia Hun. Tidak ada luka dalam yang di derita orang itu, namun nadi bela dirinya telah musnah. Sebuah kemampuan yang sangat mengerikan dimiliki oleh seorang ahli beladiri. Liong Yun nampak melirik ke arah Yuan Chao dan Ketua Sekte Bintang Api. Ia seolah-olah ingin mengetahui apa reaksi keduanya melihat kemampuan yang dimiliki oleh situan rumah. Ia melihat keduanya nampak tercengang oleh kemampuan orang itu. Satu persatu dari dua puluh peserta bergantian menjalani ujian. Hingga tiba peserta terakhir giliran Liong Yun. Pemuda itu pun bersiap. “Gie Juan, silakan!” ucap Lin Yulong. Liong Yun pun langsung memposisikan diri tepat di depan batu landasan ujian ilmu meringankan tubuh. Ia menyambut pedang yang diberikan pihak tuan rumah. Di lihatnya pedang itu memang sangat tipis dan mudah patah. itu sebabnya baru sembilan orang yang berhasil lolos. Yang l

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA    Bab 52. Hutan Terlarang

    Selanjutnya peserta kompetisi beladiri di bawa ke sebuah tempat di bawah Bukit Awan Emas. Tempat itu merupakan permukaan hutan terlarang yang paling menakutkan di dunia persilatan. Sampai saat ini tidak ada satupun yang pernah memasuki hutan itu keluar dengan selamat.“Para peserta kompetisi sekalian! Hari ini kalian akan melanjutkan ujian kompetisi masuk ke dalam hutan larangan ini. Ingat di tempat itu merupakan tempat yang sangat berbahaya bagi kalian, salah sedikit saja maka nyawa kalian yang akan melayang. Aku berikan kesempatan kepada kalian untuk berpikir sekali lagi apakah masih terus mengikuti kompetisi ini atau berhenti di sini. Karena apabila kalian sudah berada di dalam sana maka tidak ada pilihan lain kecuali meneruskan sampai selesai atau mati di tempat itu.”Lin Yulong kemudian menjelaskan bahwa di dalam hutan itu terdapat binatang buas yang memiliki kekuatan sejenis ilmu tenaga dalam. Sehingga para peserta itu diminta berhati-hati dan jangan terkejut apabila mendapati

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 53. Serangan Misterius Dari Orang Misterius

    Liong Yun dilanda kebimbangan apa yang harus dia lakukan saat itu. Kompetisi yang diikutinya kali ini memiliki batas waktu dan juga batas bendera sebagai penentu kemenangannya. Sedangkan ia masih berada di daerah awalan hutan sementara para peserta lain sudah masuk ke dalamnya mungkin sudah ada beberapa yang mendapatkan bendera.Sejenak pandangan Liong Yun mengarah pada dua sosok tubuh yang saat itu sedang tidak sadarkan diri. Mereka merupakan dua orang peserta kompetisi yang terkena racun di hutan itu. Hanya saja yang membuat bingung pemuda itu mengapa mereka bisa seceroboh itu terkena racun. Padahal sangat jelas sekali ada beberapa tumbuhan di tempat itu mengandung racun hebat yang bisa melumpuhkan nadi orang sementara waktu.Bisa saja ia membiarkan keduanya sampai akhirnya sadar sendiri. Namun resiko yang akan mereka dapatkan apabila ada binatang buas di tempat itu tentu mereka akan dimangsa atau setidaknya dicabik-cabik oleh hewan spiritual atau semacamnya. Ia sendiri tidak menge

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 54. Nona Bia diracun, Liong Yun Muncul Menolong

    Nona Bia terus berjuang menghadapi tiga orang musuhnya. Namun, kegigihannya diuji saat tiga pemuda peserta kompetisi lainnya memutuskan bekerjasama untuk menjatuhkannya. Mereka tidak hanya ingin menghilangkan saingan, tetapi juga berencana untuk berbuat kurang ajar kepada gadis itu “Nona Bia! Sebaiknya kau menyerah saja dari kompetisi ini. Kalau kau bersikeras untuk melanjutkan kompetisi ini, maka jangan salahkan kami akan berbuat kurang ajar kepadamu. Kau sudah terlalu merepotkan kami!" ucap Duan Jung pemuda yang sepertinya jadi pemimpin dari ketiganya. Benar, kami tidak akan membiarkanmu menjadi penghalang bagi kami. Dan kami tidak akan berkompromi tentang hal itu. Sebaiknya kau tinggalkan saja tempat ini kecuali kau memang ingin berurusan dengan kami. Itu artinya kamu telah siap untuk melayani kami bertiga," ucap pemuda lain yang bernama Yon Bin. "Kalian memang lelaki kurang ajar, jangan kalian kira aku bisa dengan mudah kalian kalahkan. Jika kalian merasa punya kemampuan untuk m

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 55. Pil Peningkat kekuatan seratus kali lipat.

    “Aku peringatkan kalian cepat pergi dari sini, dan jangan pernah mengganggu nona ini lagi. Kalau tidak, kalian akan ku kirim ke neraka!” ancam Liong Yun dengan suara dingin kepada Dan Juang dan ketiga temannya. Ancaman Liong Yun itu sebenarnya cukup membuat ketiganya gentar. Namun rasa ketinggian hati mereka tidak ingin dipandang lemah oleh yang lain membuat mereka masih tetap memberanikan diri menghadapi Liong Yun. Bahkan Dan Juang menunjukkan amarahnya kepada Liong Yun menganggap pemuda itu tidak tahu diri dan sangat kurang ajar. “Apa kau kira kami takut dengan pemuda lemah sepertimu. Sebaiknya kau tinggalkan saja tempat ini dan serahkan gadis itu kepada kami, maka aku jamin kau tidak akan mengalami nasib buruk. Tapi kalau kau tetap saja ingin mencampuri urusan kami maka jangan salahkan kami membuatmu mati sulit hidup pun merana!” ancam Bai Juang menunjukkan rasa gusarnya. Namun baru saja selesai ucapan pemuda bernama Bai Juang itu tiba-tiba saja ia roboh dengan kepala terpengg

Bab terbaru

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 174. Pertarungan Terakhir Liong Yun dan Kaisar Naga Hitam (TAMAT)

    Mereka adalah Dewa Tangan Sakti, Dewa Pedang Kilat, Dan Raja Harimau Putih. Tanpa ragu ketiganya langsung bergabung di samping Lin Lian Xue, menghadapi keempat Naga Pelindung. Dengan kehadiran mereka, serangan yang awalnya mengancam nyawa kini berhasil dilawan dengan serangan balasan yang sama ganasnya.Pertarungan pun mulai berbalik. Dalam sekejap, Lin Lian Xue berhasil melancarkan pukulan telak pada Naga Selatan, membuatnya terjatuh dengan nafas terputus-putus sebelum akhirnya terkapar tak bernyawa. Ketiga Naga Pelindung lainnya mulai kewalahan menghadapi serangan dari empat pendekar yang begitu kuat.Di tengah kekacauan pertempuran, Kaisar Naga Hitam yang menyaksikan kehancuran pasukannya tak dapat lagi menahan amarah. Dengan wajah merah padam, ia melesat ke arah Lin Lian Xue, bertekad untuk menghabisinya. “Beraninya kau!” teriaknya dengan penuh kebencian.Namun, tepat sebelum Kaisar Naga Hitam berhasil menyentuh Lin Lian Xue, kilatan cahaya putih menyilaukan memotong jalannya, dii

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   BAB 173. Peperangan Penentuan

    Pagi yang dinanti pun tiba, hari kesembilan di bulan kelima. Langit di atas perbatasan Kekaisaran Utara tampak kelabu, seolah alam turut merasakan ketegangan dari kedua belah pihak yang akan segera terlibat dalam peperangan hidup dan mati. Pasukan gabungan dari Kekaisaran Selatan dan Timur, dipimpin oleh Majikan Pulau Naga, bergerak dalam formasi yang rapi. Di kejauhan, mereka melihat pasukan Kekaisaran Naga Hitam yang telah bersiap di seberang lembah, dipimpin langsung oleh Kaisar Naga Hitam bersama empat Naga Pelindungnya, formasi jabatan baru yang dibentuk setelah kematian banyak petinggi sekte di tangan Liong Yun.Pasukan Kekaisaran Naga Hitam berbaris dengan disiplin. Para prajurit mengenakan jubah hitam dan topeng menyeramkan, diiringi oleh para ahli aliran hitam yang terkenal kejam dan tidak segan-segan mengorbankan nyawa. Sorakan keras terdengar dari barisan mereka, seolah ingin mengguncang keberanian lawan.Majikan Pulau Naga berdiri di atas sebuah bukit kecil, memandang ked

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 172: Persekutuan

    Dua hari kemudian, pasukan dari Kekaisaran Timur dan Kekaisaran Selatan tiba di perbatasan Kota Kekaisaran Utara. Deru langkah ribuan prajurit terdengar bergemuruh, membelah kesunyian pagi di perbatasan yang dingin. Di tengah barisan, sosok-sosok yang menjadi simbol harapan itu bergerak dengan tenang. Kaisar Selatan, didampingi oleh Panglima Guo dan Majikan Pulau Naga, memimpin langsung pasukannya, sementara di sisi lain, Kaisar Timur yang kharismatik tampak maju bersama para jenderal terkuatnya.Kaisar Selatan dengan karisma dan pengalamannya sebagai kaisar nampak berwibawa, sementara kaisar Timur yang dulunya merupakan seorang pendekar sakti menunjukkan kegagahannya. Dua sosok pemimpin pasukan besar yang akan menyerang Kekaisaran Naga Hitam.Menyadari dua pasukan besar ini sangat beresiko terjadi bentrokan dan akan merugikan kedua belah pihak, Kaisar selatan dan Kaisar timur sepakat untuk mengadakan pertemuan.Di tengah-tengah perkemahan pasukan, tenda pertemuan megah didirikan. Pan

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 171. Pertemuan Dengan Liong Yun

    Dengan kekuatan yang kini telah ia kerahkan hingga setengah dari kekuatannya, Lo Hao menghantam tanah dengan satu tinju kuat, dan guncangan hebat seketika merambat, membuat retakan-retakan besar merayap ke arah Lin Lian Xue. Pepohonan di sekitar mereka bergetar, beberapa akar tua mencuat dari tanah, membuat medan pertempuran semakin kacau. Lin Lian Xue menghindari retakan itu dengan lompatan gesit, tetapi Lo Hao sudah berada di hadapannya, siap menebasnya dengan tangan yang kini berubah menyerupai cakar hitam tajam.Benturan antara cakar Lo Hao dan pedang Lin Lian Xue memicu kilatan energi yang menyilaukan. Udara di sekitar mereka berdesis seperti terbakar, memancarkan percikan-percikan api dari hantaman yang saling bertarung tanpa henti. Setiap jurus Lin Lian Xue yang berbalut cahaya bak bayangan naga terus mengarah pada titik vital Lo Hao, namun Lo Hao kini bukan hanya bertahan, ia mulai melancarkan serangan-serangan balik yang lebih ganas. "Inilah akhir dari darah Pendekar Naga L

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 170. Musuh Besar Pendekar Naga Langit

    Kegelapan hutan di sekeliling Lin Lian Xue semakin pekat, seperti menggulungnya kabut misterius yang menyelimuti pepohonan dan membuat setiap langkah terasa berat. Pohon-pohon tua dengan akar menjalar seperti makhluk hidup mengintai, dan suara malam yang biasanya tenang kini bergema dengan getar aneh, seakan hutan itu bernafas dengan irama yang seram. Lin Lian Xue tetap bergerak lincah, mengikuti bayangan hitam yang sebelumnya ia kejar di perkemahan, tapi perlahan ia menyadari bahwa ia telah terpisah jauh dari pasukan kekaisaran.Tiba-tiba, sosok itu berhenti di tengah hutan, tepat di sebuah tanah lapang yang disinari temaram cahaya bulan. Di sana, ia berdiri tegak dengan pakaian yang kasar, terbuat dari bulu-bulu hitam yang bercampur darah. Wajahnya keras dan garang, bibirnya melengkung dalam senyuman yang memperlihatkan gigi bertaring.“Selamat datang di kediamanku, Nona Manis,” ucapnya dengan suara berat yang bergaung dalam kegelapan. “Serahkan diri, dan kau akan hidup senang seba

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 169. Ilmu Harimau Neraka

    Pasukan besar dari Kekaisaran Selatan terus bergerak menuju utara. Ribuan tentara gagah berderap bersama di bawah kibaran bendera dengan lambang harimau emas, simbol kekuatan dan keberanian Kekaisaran Selatan. Di antara pasukan itu, terlihat sosok Panglima Besar Guo, berdiri kokoh di atas kudanya. Matanya tajam memandang ke depan, seolah membaca setiap rintangan yang akan mereka hadapi. Tubuhnya yang besar dan berotot memancarkan wibawa seorang pemimpin tangguh, dengan wajah yang tampak siap menghadapi apapun demi keselamatan dunia.Di sampingnya, Majikan Pulau Naga, seorang pria tua berambut putih yang tetap tangguh dan penuh kewibawaan. Wajahnya tegas, dengan mata yang memancarkan ketenangan seorang pendekar yang telah melewati banyak pertempuran. Putrinya, seorang pendekar wanita berparas cantik namun memiliki keteguhan yang tak kalah dari ayahnya, mengiringi di sisinya, memegang gagang pedang pusaka keluarga yang dipercayakan padanya sejak kecil. Wajahnya tegas namun tersirat ke

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 168. Kegelapan Yang Sempurna

    Bayangan keemasan bergerak cepat, melesat di antara pepohonan seperti kilat yang membelah malam. Dewa Tangan Sakti, tokoh tua dunia persilatan yang memiliki kecepatan luar biasa, bergerak dengan satu tujuan. Lembah Angker yang tak bernama, tempat di mana sang pemuda sakti, Liong Yun, tinggal bersama para pengikut setianya. Lembah itu diselimuti oleh kabut beracun yang mematikan, penuh jebakan alam dan binatang buas. Namun bagi Dewa Tangan Sakti, semua itu bukan hambatan. Kecepatannya tak terbendung, meninggalkan jejak bayangan emas di tengah kehampaan.Sesampainya di Lembah Angker, Dewa Tangan Sakti segera masuk ke dalam kediaman sang majikan. Liong Yun, pemuda dengan wajah tampan, rahang tegas, dan alis tebal yang menyerupai sayap elang, duduk diatas batu giok dengan penuh wibawa. Ia seperti seorang pemuda terpelajar yang jauh dari kesan kasarnya dunia persilatan.Senyum lembut menghiasi bibirnya, namun tatapannya dingin dan tajam, memperlihatkan ketenangan yang tak tergoyahkan. Di

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 167. Kekacauan Daerah Utara

    Malam itu, suasana di wilayah Utara dan Barat daerah kekuasaan Kekaisaran Naga Hitam berubah mencekam. Angin malam yang biasanya tenang kini terasa dingin menusuk, disertai bayangan-bayangan gelap yang berkelebat di setiap sudut desa. Banyak penduduk ketakutan. Teriakan-teriakan panik terdengar di mana-mana, sementara api unggun di tengah desa-desa berkerlap-kerlip di bawah cahaya rembulan yang dingin."Anakku! Tolong! Dimana anakku?" Seorang wanita tua berlari-lari sambil menangis di depan rumahnya yang sepi."Dia baru saja keluar tadi pagi! Bagaimana bisa dia hilang?" seorang pria tua berbisik kepada tetangganya, gemetar. "Yang lain juga menghilang. Beberapa pemuda lain juga hilang.""Ini pasti perbuatan Iblis!" jawab tetangganya dengan wajah pucat. "Kudengar dari desa sebelah, tiga pemuda juga menghilang dengan cara yang sama! Tak ada jejak, hanya kabut hitam yang tersisa. Mereka yang hilang sama, sama-sama lahir di hari ke satu bulan ke tujuh.""Oh Dewa..." bisik pria tua itu lag

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 166. Rahasia Belum Terpecahkan

    Liong Chen mengangguk, suaranya tetap dingin. "Bukan sembarang darah. Kaisar Naga Hitam memerlukan darah dari seratus perjaka, yang harus diambil dalam dua hari."Pelindung Kanan terdiam sejenak, wajahnya tegang. "Seratus perjaka dalam dua hari? Dalam keadaan seperti ini? Kekuasaan kita sudah terpecah setelah peperangan terakhir!""Jika tidak," lanjut Liong Chen tanpa mengindahkan keluhan itu, "kekuatannya tidak akan pernah pulih sepenuhnya. Dan saat itu terjadi, Kekaisaran Naga Hitam akan kehilangan pemimpinnya selamanya."Pelindung Kanan mengerutkan kening lebih dalam. "Tanpa Kaisar, kita akan hancur... semua pengikutnya akan binasa.""Kau tahu apa yang harus dilakukan," ujar Liong Chen tajam, tatapannya penuh tekanan."Aku akan mengatur semuanya," jawab Pelindung Kanan dengan tegas, meski pikirannya berkecamuk.Setelah Pelindung Kanan meninggalkan ruangan, Liong Chen tetap berdiri di sisi Kaisar Naga Hitam, matanya memperhatikan tubuh lemah penguasa itu. "Seratus nyawa… hanya itu y

DMCA.com Protection Status