“Tuan muda kehilangan kekuatannya!” Terdengar ucapan setengah berteriak dari pelayan yang dibawa keluarga Bia setelah memeriksa keadaan Bia Hun. Tidak ada luka dalam yang di derita orang itu, namun nadi bela dirinya telah musnah. Sebuah kemampuan yang sangat mengerikan dimiliki oleh seorang ahli beladiri. Liong Yun nampak melirik ke arah Yuan Chao dan Ketua Sekte Bintang Api. Ia seolah-olah ingin mengetahui apa reaksi keduanya melihat kemampuan yang dimiliki oleh situan rumah. Ia melihat keduanya nampak tercengang oleh kemampuan orang itu. Satu persatu dari dua puluh peserta bergantian menjalani ujian. Hingga tiba peserta terakhir giliran Liong Yun. Pemuda itu pun bersiap. “Gie Juan, silakan!” ucap Lin Yulong. Liong Yun pun langsung memposisikan diri tepat di depan batu landasan ujian ilmu meringankan tubuh. Ia menyambut pedang yang diberikan pihak tuan rumah. Di lihatnya pedang itu memang sangat tipis dan mudah patah. itu sebabnya baru sembilan orang yang berhasil lolos. Yang l
Selanjutnya peserta kompetisi beladiri di bawa ke sebuah tempat di bawah Bukit Awan Emas. Tempat itu merupakan permukaan hutan terlarang yang paling menakutkan di dunia persilatan. Sampai saat ini tidak ada satupun yang pernah memasuki hutan itu keluar dengan selamat.“Para peserta kompetisi sekalian! Hari ini kalian akan melanjutkan ujian kompetisi masuk ke dalam hutan larangan ini. Ingat di tempat itu merupakan tempat yang sangat berbahaya bagi kalian, salah sedikit saja maka nyawa kalian yang akan melayang. Aku berikan kesempatan kepada kalian untuk berpikir sekali lagi apakah masih terus mengikuti kompetisi ini atau berhenti di sini. Karena apabila kalian sudah berada di dalam sana maka tidak ada pilihan lain kecuali meneruskan sampai selesai atau mati di tempat itu.”Lin Yulong kemudian menjelaskan bahwa di dalam hutan itu terdapat binatang buas yang memiliki kekuatan sejenis ilmu tenaga dalam. Sehingga para peserta itu diminta berhati-hati dan jangan terkejut apabila mendapati
Liong Yun dilanda kebimbangan apa yang harus dia lakukan saat itu. Kompetisi yang diikutinya kali ini memiliki batas waktu dan juga batas bendera sebagai penentu kemenangannya. Sedangkan ia masih berada di daerah awalan hutan sementara para peserta lain sudah masuk ke dalamnya mungkin sudah ada beberapa yang mendapatkan bendera.Sejenak pandangan Liong Yun mengarah pada dua sosok tubuh yang saat itu sedang tidak sadarkan diri. Mereka merupakan dua orang peserta kompetisi yang terkena racun di hutan itu. Hanya saja yang membuat bingung pemuda itu mengapa mereka bisa seceroboh itu terkena racun. Padahal sangat jelas sekali ada beberapa tumbuhan di tempat itu mengandung racun hebat yang bisa melumpuhkan nadi orang sementara waktu.Bisa saja ia membiarkan keduanya sampai akhirnya sadar sendiri. Namun resiko yang akan mereka dapatkan apabila ada binatang buas di tempat itu tentu mereka akan dimangsa atau setidaknya dicabik-cabik oleh hewan spiritual atau semacamnya. Ia sendiri tidak menge
Nona Bia terus berjuang menghadapi tiga orang musuhnya. Namun, kegigihannya diuji saat tiga pemuda peserta kompetisi lainnya memutuskan bekerjasama untuk menjatuhkannya. Mereka tidak hanya ingin menghilangkan saingan, tetapi juga berencana untuk berbuat kurang ajar kepada gadis itu “Nona Bia! Sebaiknya kau menyerah saja dari kompetisi ini. Kalau kau bersikeras untuk melanjutkan kompetisi ini, maka jangan salahkan kami akan berbuat kurang ajar kepadamu. Kau sudah terlalu merepotkan kami!" ucap Duan Jung pemuda yang sepertinya jadi pemimpin dari ketiganya. Benar, kami tidak akan membiarkanmu menjadi penghalang bagi kami. Dan kami tidak akan berkompromi tentang hal itu. Sebaiknya kau tinggalkan saja tempat ini kecuali kau memang ingin berurusan dengan kami. Itu artinya kamu telah siap untuk melayani kami bertiga," ucap pemuda lain yang bernama Yon Bin. "Kalian memang lelaki kurang ajar, jangan kalian kira aku bisa dengan mudah kalian kalahkan. Jika kalian merasa punya kemampuan untuk m
“Aku peringatkan kalian cepat pergi dari sini, dan jangan pernah mengganggu nona ini lagi. Kalau tidak, kalian akan ku kirim ke neraka!” ancam Liong Yun dengan suara dingin kepada Dan Juang dan ketiga temannya. Ancaman Liong Yun itu sebenarnya cukup membuat ketiganya gentar. Namun rasa ketinggian hati mereka tidak ingin dipandang lemah oleh yang lain membuat mereka masih tetap memberanikan diri menghadapi Liong Yun. Bahkan Dan Juang menunjukkan amarahnya kepada Liong Yun menganggap pemuda itu tidak tahu diri dan sangat kurang ajar. “Apa kau kira kami takut dengan pemuda lemah sepertimu. Sebaiknya kau tinggalkan saja tempat ini dan serahkan gadis itu kepada kami, maka aku jamin kau tidak akan mengalami nasib buruk. Tapi kalau kau tetap saja ingin mencampuri urusan kami maka jangan salahkan kami membuatmu mati sulit hidup pun merana!” ancam Bai Juang menunjukkan rasa gusarnya. Namun baru saja selesai ucapan pemuda bernama Bai Juang itu tiba-tiba saja ia roboh dengan kepala terpengg
Tubuh Dan Juang dan Yon Bin terhempas ke tanah setelah dilemparkan kekuatan dahsyat yang menghadang serangan mereka. Keduanya langsung menyemburkan darah segar.Ternyata kekuatan seratus kali lipat yang keduanya miliki sama sekali tidak berarti apa-apa bagi Liong Yun. Bahkan pemuda itu sama sekali tidak melakukan pergerakan untuk menghadang serangan mereka. Hanya tenaga sakti yang menyelimuti tubuh pemuda itu yang menghantam balik serangan keduanya.Dan Juan dan Yon Bin terlihat sama sekali tidak berdaya. Mereka tidak bangkit setelah dihempaskan ke tanah. Tubuh mereka terlihat sangat lemah. Perlahan-lahan tubuh itu terlihat mulai menghitam. Beberapa saat kemudian keduanya pun terbakar. Seolah-olah di dalam tubuh mereka terdapat api yang membakar dari dalam."Api membakar nadi!"Sekilas Liong Yun mendengar ada orang yang menyebutkan jurus yang ia gunakan pada kedua orang lawannya. Pemuda itu sadar ada yang mengawasinya dari kejauhan. Namun ia pura-pura tidak mengetahuinya.Jurus api me
Tubuh Liong Yun kini dilapisi cahaya putih tipis. Ia sudah mampu memadatkan kekuatannya sehingga pancaran kekuatan api tertinggi tidak sampai menyebar jauh.Liong Yun menggunakan ilmu bayangan api putih yang baru saja diciptakannya melangkah maju, melintasi permukaan danau yang airnya memancarkan warna kemerahan itu. Dalam satu kali lesatan ia sudah berada di daratan kecil di tengah danau.Setelah beberapa langkah, Liong Yun mencapai sebuah daratan kecil yang terletak di tengah danau. Tanah tersebut sebelumnya hanya tampak seperti gundukan batu biasa. Namun, tepat ketika ia menginjakkan kakinya di atasnya, kejadian tak terduga terjadi. Daratan itu berubah secara ajaib menjadi seekor ular raksasa yang melingkar di hadapannya.Bendera kompetisi yang harus diperoleh oleh Liong Yun untuk melanjutkan pertandingan ini terpampang dengan jelas menempel di kepala ular itu. Liong Yun cukup dibuat terkejut namun tidak panik. Ia hanya dibuat heran dengan kemunculan ular itu. Padahal sebelumnya i
Gadis yang dikeroyok ular itu pakaiannya sudah compang-camping. Dari pakaian yang sebelumnya adalah pakaian lelaki, sadarlah Liong Yun bahwa gadis itu ternyata sedang menyamar. Di saat gadis itu sudah hampir kehabisan tenaga menghalau ular-ular yang terus menyerangnya, Thian Long muncul ke hadapan gadis itu. Seketika ular-ular itu terkejut melihat sesuatu yang berkilau keemasan di balik baju pemuda itu. Ular-ular itu pun kemudian menjauh. “Pemuda mesum! Kau rupa-rupanya pemilik ular itu!” Bummmmm! Liong Yun melongo mendapat serangan mendadak dari gadis yang ditolongnya. Ia tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja gadis itu menyerangnya. Padahal ia sudah menghindarkan gadis itu dari maut yang mengincar. Liong Yun hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia pun pergi meninggalkan tempat itu. Sempat tadi ia melihat bahwa gadis yang ditolongnya membawa bendera putih, tanda gadis itu memenangkan kompetisi. Pemuda itu kemudian bergerak cepat menuju pintu masuk hutan. Beberapa saa
Mereka adalah Dewa Tangan Sakti, Dewa Pedang Kilat, Dan Raja Harimau Putih. Tanpa ragu ketiganya langsung bergabung di samping Lin Lian Xue, menghadapi keempat Naga Pelindung. Dengan kehadiran mereka, serangan yang awalnya mengancam nyawa kini berhasil dilawan dengan serangan balasan yang sama ganasnya.Pertarungan pun mulai berbalik. Dalam sekejap, Lin Lian Xue berhasil melancarkan pukulan telak pada Naga Selatan, membuatnya terjatuh dengan nafas terputus-putus sebelum akhirnya terkapar tak bernyawa. Ketiga Naga Pelindung lainnya mulai kewalahan menghadapi serangan dari empat pendekar yang begitu kuat.Di tengah kekacauan pertempuran, Kaisar Naga Hitam yang menyaksikan kehancuran pasukannya tak dapat lagi menahan amarah. Dengan wajah merah padam, ia melesat ke arah Lin Lian Xue, bertekad untuk menghabisinya. “Beraninya kau!” teriaknya dengan penuh kebencian.Namun, tepat sebelum Kaisar Naga Hitam berhasil menyentuh Lin Lian Xue, kilatan cahaya putih menyilaukan memotong jalannya, dii
Pagi yang dinanti pun tiba, hari kesembilan di bulan kelima. Langit di atas perbatasan Kekaisaran Utara tampak kelabu, seolah alam turut merasakan ketegangan dari kedua belah pihak yang akan segera terlibat dalam peperangan hidup dan mati. Pasukan gabungan dari Kekaisaran Selatan dan Timur, dipimpin oleh Majikan Pulau Naga, bergerak dalam formasi yang rapi. Di kejauhan, mereka melihat pasukan Kekaisaran Naga Hitam yang telah bersiap di seberang lembah, dipimpin langsung oleh Kaisar Naga Hitam bersama empat Naga Pelindungnya, formasi jabatan baru yang dibentuk setelah kematian banyak petinggi sekte di tangan Liong Yun.Pasukan Kekaisaran Naga Hitam berbaris dengan disiplin. Para prajurit mengenakan jubah hitam dan topeng menyeramkan, diiringi oleh para ahli aliran hitam yang terkenal kejam dan tidak segan-segan mengorbankan nyawa. Sorakan keras terdengar dari barisan mereka, seolah ingin mengguncang keberanian lawan.Majikan Pulau Naga berdiri di atas sebuah bukit kecil, memandang ked
Dua hari kemudian, pasukan dari Kekaisaran Timur dan Kekaisaran Selatan tiba di perbatasan Kota Kekaisaran Utara. Deru langkah ribuan prajurit terdengar bergemuruh, membelah kesunyian pagi di perbatasan yang dingin. Di tengah barisan, sosok-sosok yang menjadi simbol harapan itu bergerak dengan tenang. Kaisar Selatan, didampingi oleh Panglima Guo dan Majikan Pulau Naga, memimpin langsung pasukannya, sementara di sisi lain, Kaisar Timur yang kharismatik tampak maju bersama para jenderal terkuatnya.Kaisar Selatan dengan karisma dan pengalamannya sebagai kaisar nampak berwibawa, sementara kaisar Timur yang dulunya merupakan seorang pendekar sakti menunjukkan kegagahannya. Dua sosok pemimpin pasukan besar yang akan menyerang Kekaisaran Naga Hitam.Menyadari dua pasukan besar ini sangat beresiko terjadi bentrokan dan akan merugikan kedua belah pihak, Kaisar selatan dan Kaisar timur sepakat untuk mengadakan pertemuan.Di tengah-tengah perkemahan pasukan, tenda pertemuan megah didirikan. Pan
Dengan kekuatan yang kini telah ia kerahkan hingga setengah dari kekuatannya, Lo Hao menghantam tanah dengan satu tinju kuat, dan guncangan hebat seketika merambat, membuat retakan-retakan besar merayap ke arah Lin Lian Xue. Pepohonan di sekitar mereka bergetar, beberapa akar tua mencuat dari tanah, membuat medan pertempuran semakin kacau. Lin Lian Xue menghindari retakan itu dengan lompatan gesit, tetapi Lo Hao sudah berada di hadapannya, siap menebasnya dengan tangan yang kini berubah menyerupai cakar hitam tajam.Benturan antara cakar Lo Hao dan pedang Lin Lian Xue memicu kilatan energi yang menyilaukan. Udara di sekitar mereka berdesis seperti terbakar, memancarkan percikan-percikan api dari hantaman yang saling bertarung tanpa henti. Setiap jurus Lin Lian Xue yang berbalut cahaya bak bayangan naga terus mengarah pada titik vital Lo Hao, namun Lo Hao kini bukan hanya bertahan, ia mulai melancarkan serangan-serangan balik yang lebih ganas. "Inilah akhir dari darah Pendekar Naga L
Kegelapan hutan di sekeliling Lin Lian Xue semakin pekat, seperti menggulungnya kabut misterius yang menyelimuti pepohonan dan membuat setiap langkah terasa berat. Pohon-pohon tua dengan akar menjalar seperti makhluk hidup mengintai, dan suara malam yang biasanya tenang kini bergema dengan getar aneh, seakan hutan itu bernafas dengan irama yang seram. Lin Lian Xue tetap bergerak lincah, mengikuti bayangan hitam yang sebelumnya ia kejar di perkemahan, tapi perlahan ia menyadari bahwa ia telah terpisah jauh dari pasukan kekaisaran.Tiba-tiba, sosok itu berhenti di tengah hutan, tepat di sebuah tanah lapang yang disinari temaram cahaya bulan. Di sana, ia berdiri tegak dengan pakaian yang kasar, terbuat dari bulu-bulu hitam yang bercampur darah. Wajahnya keras dan garang, bibirnya melengkung dalam senyuman yang memperlihatkan gigi bertaring.“Selamat datang di kediamanku, Nona Manis,” ucapnya dengan suara berat yang bergaung dalam kegelapan. “Serahkan diri, dan kau akan hidup senang seba
Pasukan besar dari Kekaisaran Selatan terus bergerak menuju utara. Ribuan tentara gagah berderap bersama di bawah kibaran bendera dengan lambang harimau emas, simbol kekuatan dan keberanian Kekaisaran Selatan. Di antara pasukan itu, terlihat sosok Panglima Besar Guo, berdiri kokoh di atas kudanya. Matanya tajam memandang ke depan, seolah membaca setiap rintangan yang akan mereka hadapi. Tubuhnya yang besar dan berotot memancarkan wibawa seorang pemimpin tangguh, dengan wajah yang tampak siap menghadapi apapun demi keselamatan dunia.Di sampingnya, Majikan Pulau Naga, seorang pria tua berambut putih yang tetap tangguh dan penuh kewibawaan. Wajahnya tegas, dengan mata yang memancarkan ketenangan seorang pendekar yang telah melewati banyak pertempuran. Putrinya, seorang pendekar wanita berparas cantik namun memiliki keteguhan yang tak kalah dari ayahnya, mengiringi di sisinya, memegang gagang pedang pusaka keluarga yang dipercayakan padanya sejak kecil. Wajahnya tegas namun tersirat ke
Bayangan keemasan bergerak cepat, melesat di antara pepohonan seperti kilat yang membelah malam. Dewa Tangan Sakti, tokoh tua dunia persilatan yang memiliki kecepatan luar biasa, bergerak dengan satu tujuan. Lembah Angker yang tak bernama, tempat di mana sang pemuda sakti, Liong Yun, tinggal bersama para pengikut setianya. Lembah itu diselimuti oleh kabut beracun yang mematikan, penuh jebakan alam dan binatang buas. Namun bagi Dewa Tangan Sakti, semua itu bukan hambatan. Kecepatannya tak terbendung, meninggalkan jejak bayangan emas di tengah kehampaan.Sesampainya di Lembah Angker, Dewa Tangan Sakti segera masuk ke dalam kediaman sang majikan. Liong Yun, pemuda dengan wajah tampan, rahang tegas, dan alis tebal yang menyerupai sayap elang, duduk diatas batu giok dengan penuh wibawa. Ia seperti seorang pemuda terpelajar yang jauh dari kesan kasarnya dunia persilatan.Senyum lembut menghiasi bibirnya, namun tatapannya dingin dan tajam, memperlihatkan ketenangan yang tak tergoyahkan. Di
Malam itu, suasana di wilayah Utara dan Barat daerah kekuasaan Kekaisaran Naga Hitam berubah mencekam. Angin malam yang biasanya tenang kini terasa dingin menusuk, disertai bayangan-bayangan gelap yang berkelebat di setiap sudut desa. Banyak penduduk ketakutan. Teriakan-teriakan panik terdengar di mana-mana, sementara api unggun di tengah desa-desa berkerlap-kerlip di bawah cahaya rembulan yang dingin."Anakku! Tolong! Dimana anakku?" Seorang wanita tua berlari-lari sambil menangis di depan rumahnya yang sepi."Dia baru saja keluar tadi pagi! Bagaimana bisa dia hilang?" seorang pria tua berbisik kepada tetangganya, gemetar. "Yang lain juga menghilang. Beberapa pemuda lain juga hilang.""Ini pasti perbuatan Iblis!" jawab tetangganya dengan wajah pucat. "Kudengar dari desa sebelah, tiga pemuda juga menghilang dengan cara yang sama! Tak ada jejak, hanya kabut hitam yang tersisa. Mereka yang hilang sama, sama-sama lahir di hari ke satu bulan ke tujuh.""Oh Dewa..." bisik pria tua itu lag
Liong Chen mengangguk, suaranya tetap dingin. "Bukan sembarang darah. Kaisar Naga Hitam memerlukan darah dari seratus perjaka, yang harus diambil dalam dua hari."Pelindung Kanan terdiam sejenak, wajahnya tegang. "Seratus perjaka dalam dua hari? Dalam keadaan seperti ini? Kekuasaan kita sudah terpecah setelah peperangan terakhir!""Jika tidak," lanjut Liong Chen tanpa mengindahkan keluhan itu, "kekuatannya tidak akan pernah pulih sepenuhnya. Dan saat itu terjadi, Kekaisaran Naga Hitam akan kehilangan pemimpinnya selamanya."Pelindung Kanan mengerutkan kening lebih dalam. "Tanpa Kaisar, kita akan hancur... semua pengikutnya akan binasa.""Kau tahu apa yang harus dilakukan," ujar Liong Chen tajam, tatapannya penuh tekanan."Aku akan mengatur semuanya," jawab Pelindung Kanan dengan tegas, meski pikirannya berkecamuk.Setelah Pelindung Kanan meninggalkan ruangan, Liong Chen tetap berdiri di sisi Kaisar Naga Hitam, matanya memperhatikan tubuh lemah penguasa itu. "Seratus nyawa… hanya itu y