IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU99. IDE KOTOR (Ternyata Bukan Warga?) (Bagian A)Aku mengamati rumahku yang kini jatuh ke tangan Sayaka itu dengan pandangan tajam dan juga teliti, rumah ini tidak banyak berubah walaupun sudah hampir dua bulan aku tidak datang ke sini. Suasananya masih sama, tentram dan juga menenangkan dengan banyaknya bunga yang indah dan juga tanaman hijau yang menyejukkan di halaman depan, Sayaka memang sangat telaten dalam hal apapun. Dia menyukai keindahan dan dengan senang hati rela berkotor-kotoran untuk menciptakan lingkungan yang asri seperti ini.Sayaka memang sangat jauh berbeda dengan Maura, calon istriku itu tidak mau bersusah payah untuk menanam tanaman. Dia bahkan lebih menyukai bunga plastik daripada bunga asli, tapi kalau bunga bank jangan ditanya, dialah rajanya.Maura dan Sayaka benar-benar seperti dua sisi mata koin yang berseberangan, dan seperti dua kutub magnet yang tidak akan bisa disatukan. Aku sesekali melirik
100. IDE KOTOR (Ternyata Bukan Warga?) (Bagian B)Ah, membayangkannya saja aku sudah sangat senang, apalagi kalau bisa menjadi kenyataan. Wah, pasti sangat-sangat menyenangkan!Ruang tamu sepi, aman! Ruang keluarga juga aman! Kalau begitu Sayaka pasti ada di kamar saat ini, aku akan menunggu instruksi dari Mama dan menunggu di kamar Tasya saja.Kamar adikku itu letaknya di pojok, di depan tangga menuju lantai dua, dan aku yakin kalau kamar itu sangat jarang dikunjungi. Aku akan aman di sana. Di rumah ini hanya ada tiga orang, Sayaka, Bi Surti dan juga Pak Kirman, sedangkan Kang Junet akan datang di waktu pagi dan pulang di sore hari.Jadi tidak mungkin rasanya kalau akan ada orang yang mengecek kamar Tasya, untuk apa juga? Ya, kan? Jadi aku masuk ke dalam dengan tergesa-gesa dan segera menutup pintunya.Aku segera berbaring di lantai, sebelah ranjang, agar jika ada yang membuka pintu, tubuhku tidak kelihatan. Ahhhh, rasanya menegangkan sekali, jantungku berdebar dengan cepat seolah te
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU101. FARHAN TERPOJOK (Bagian A)POV AUTHORMata Farhan membola dengan sempurna saat melihat kalau sekarang ini di depan sana bukanlah keberadaan warga yang ada melainkan keberadaan Maura dan Arca serta Bobby juga Arga- mantan bosnya yang sialan itu.Dia kembali mengucek matanya dengan kedua tangannya, bermaksud memastikan kalau-kalau saja matanya mulai bermasalah dan memberikan visual yang palsu. Mana mungkin ada Maura di sini? Seharusnya para warga yang ada di sini.Warga yang sudah dibayar oleh Arni untuk menangkap dia dan juga Sayaka, menuduh Farhan dan Sayaka berbuat zina dan langsung menikahkan mereka saat itu juga. Itulah yang Farhan dan Arni rencanakan, bagaimana bisa malah hal ini yang terjadi?“Kenapa kamu ada di sini, Mas?!” Maura memekik dengan keras.Dia berjalan cepat ke arah Farhan yang masih linglung dan menepuk bahu lebar lelaki iu berkali-kali, matanya memancarkan kesakian yang amat sangat. Wanita hamil itu
102. FARHAN TERPOJOK (Bagian B)“Heh, Ya! jangan sok tidak bersalah kamu, jika kamu tidak mengundang Mas Farhan dia juga tidak mungkin ke sini!” Maura yang menyahuti. “Dan sekarang kamu malah berakting kalau ini semua adalah kesalahan Mas Farhan? Benar-benar tidak punya hati nurani ya kamu ini!” katanya lagi dengan nada mengejek.Tapi Sayaka sama sekali tidak terprovokasi, dia masih menatap Farhan dengan sangat tajam. “Kamu benar-benar hina, Mas. Sanga hina!” Sayaka kembeli meluapkan amarahnya. “Aku sama sekali tidak menyangka pernah menikahi dan mencintai seorang monster sepertimu! Aku menyesaaaaalllll!” Sayaka memkik dan memukuli dada teanjang Farhan dengan beringas.Buk! Buk! Buk!“Kamu tidak pantas mendapatkan cintaku!” seruya lanang.Buk!“Kamu manusia hina, aku jijik membayangkan pernah mencintaimu!” lanjutnya sambil kembali melemparkan pukulan.Buk!Badan Farhan terdorong ke belakang, dia terjatuh dan terduduk di lantai. Kakinya melemas dan seolah berubah menjadi jelly saat me
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU103. KEDATANGAN PARA PREMAN (Bagian A)(Dinikahkan Paksa)Pria-pria yang berjumlah enam orang itu terlihat garang dan juga menyeramkan, banyak tato yang menghiasi tubuh mereka dari mulai lengan hingga ke leher, bahkan ada yang sampai ke wajah dan bahkan ada beberapa yang memiliki luka di wajah mereka.Secara keseluruhan, mereka terlihat seperti preman, bukan seperti warga biasa. Bahkan Sayaka tidak pernah melihat lelaki-lelaki ini ada di sekitar sini.Arni lalu bergegas menghampiri Farhan, maanya membola saat melihat anak kesayangannya itu tengah terduduk di lantai, setelah mengedarkan pandangannya matanya kembali melebar seperti hendak melompat dari tempatnya saat dia menyadari keberadaan Maura di sana.Dia langsung bergegas mengalihkan pandangannya saat melihat calon menantunya itu menatapnya dengan pandangan menuntut jawaban, Arni kemudian membantu Farhan berdiri dan langsung menatap Sayaka dengan tajam.“Kau apakan anak
104. KEDATANGAN PARA PREMAN (Bagian B)“Satu langkah lagi lo maju, lo berhadapan sama kita, Han!” Bobby berujar geram. “Jangan lo kira gue diam selama ini, gue takut sama lo. Gue cuma muak dan gue nggak mau ikutan gila kayak keluarga lo!” lanjut Bobby sambil menatap Farhan dengan tajam.Farhan mendecih sinis, dan tertawa kecil. “Apa lo kira gue takut sama lo?” tanyanya menantang. “Maju lo, Bob!” serunya memprovokasi Bobby.“STOP!” Sayaka berteriak pelan.“Pergi kalian dari rumahku! Jangan mengacau di sini, aku tidak sudi kalian ada di sini!” seru Sayaka lagi. “Pergi!” Tunjuknya ke arah gerbang.Arni memberikan kode isyarat pada para preman yang sedari tadi hanya mengamati situasi di pojokan sana, mereka lalu dengan tanggap bergegas maju dan salah seorang di sana yang wajahnya paling seram lantas berbicara.“Kami mendapatkan laporan dari seseorang kalau di rumah ini terjadi perzinahan! Kami tidak mau lingkungan sini dikotori, kalian harus menikah!” katanya dengan suara serak yang berat
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU105. PENGUSIRAN (Kemarahan Mira) (Bagian A)Arni langsung menutup mulutnya dan mengedarkan pandangannya dengan gelisah, para preman yang tadi disewanya sudah tidak kelihatan dan hanya tinggallah mereka saja yang ada di sini.Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi itu berdecak pelan, dia memalingkan wajahnya saat matanya menangkap seringai yang Sayaka tunjukkan.“Silahkan pulang! Aku tidak menerima kalian di sini!” ujar Sayaka dengan nada suara yang penuh penekanan. “Kehidupanku tidak pernah tenang jika ada kalian di dekatku!” anjunya lagi.“Berani sekali kau mengusir kami! Tidak punya otak ya? Yang membeli rumah ini adalah anakku!” seru Arni tidak terima.“Ya, dan akulah pemilik nya sekarang ini!” balas Sayaka dengan ketus.Seringai keji melengkung di bibirnya yang penuh, Sayaka sudah cukup bersabar selama ini dan dia sudah muak menghadapi keluarga tidak tahu malu seperti mereka.
106. PENGUSIRAN (Kemarahan Mira) (Bagian B)Surti menunduk, kemudian dalam sekejap mengangkat wajahnya dan menatap Sayaka dengan pandangan penuh permohonan maaf."Maaf, Bu, saya juga tidak tahu kapan tuan datang," seru Surti dengan gugup. "Nah, itu dia Bi … lain kali kunci pintu dengan baik, karena kita tidak tahu kapan maling akan masuk ke dalam rumah. Saya mempunyai banyak aset, surat berharga, dan juga barang-barang mahal. Belum lagi perhiasan-perhiasan saya, saya tidak mau kejadian ini sampai terulang kembali!" Sayaka menekankan kata-katanya. "Mengerti, Bi?" tanya Sayaka pada Surti."Me—mengerti, Bu. Maafkan saya," sahut Surti dengan terbata-bata.Dia tidak pernah melihat Sayaka marah, dan inilah pertama kalinya dia mendapatkan peringatan dari majikannya itu. Dan Surti berjanji kalau dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan juga melakukan kesalahan -kesalahan lainnya lagi di masa mendatang.“Dan satu lagi, Bi!” kata-kata Sayaka menghentikan langkah Surti yang hendak masu