94. STATUS JANDA (Bagian B)Penasaran setengah mati dengan sosok si pengirim undangan, aku tidak mempunyai banyak kenalan di sini karena dari dulu kenalanku hanyalah di ruang lingkup Mas Farhan saja. Baik itu teman kerjanya, atau keluarganya, semuanya berhubungan dengan Mas Farhan. Jadi, apakah ini undangan untuk Mas Farhan atau memang untukku?Aku duduk di ruang tamu setelah membuka pintu, agar Mas Bobby nanti tidak perlu mengetuk dan bisa langsung masuk ke dalam rumah.Setelah menyamankan diri di sofaku yang terasa sangat empuk aku langsung membuka undangan yang aku dapatkan, dan setelahnya mataku langsung terbelalak kaget melihat siapa pengantinnya.Farhan Maulana dan juga Maura Ayu Cantika.Wah, undangan mantan suami dan juga mantan sahabat ternyata. Akhirnya jadi juga pernikahan mereka, lucu sekali karena mereka menikah di saat Maura sudah hamil seperti ini. Jika aku di bulan keempat, mungkin Maura di bulan yang sama atau lebih sedikit.Mereka cukup tidak tahu malu karena berani
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU95. MAS FARHAN MENGHILANG (Bagian A)Aku bergegas menghampiri Maura dan juga Arca yang kini sedang saling menjambak di depan sana, keduanya saling merenggut rambut satu sama lainnya dengan sangat erat.Pakaian keduanya berantakan dan juga terlihat kotor, bahkan dari jauh sini aku bisa melihat wajah Arca yang memerah entah karena apa. Walau Arca juga merenggut rambut Maura dan menariknya dengan beringas, tapi sahabatku itu juga sangat terlihat berhati-hati agar tidak mengenai dan menyakiti perut Maura yang sudah membesar.Sedangkan Maura sendiri nampaknya tidak memperdulikan keadaannya yang sedang hamil, karena dia masih dengan semangat meluncurkan banyak serangan dan juga pukulan hingga cakaran pada Arca yang tengah mengalah padanya. Memang gila! Dia ini tidak memikirkan akibat dari perbuatannya ini, apa dia tidak takut kalau seandainya pukulan Arca mengenai perutnya? Akibatnya bisa fatal!“Maura, lepaskan Arca!” kataku me
96. MAS FARHAN MENGHILANG (Bagian B)"Enak?" tanya Maura dengan seringai mengejek. "Rasakan!" katanya dengan penuh penekanan."Lah, situ sehat? Bibir kamu sobek loh!" balas Arca sadis. "Enak?" tanyanya balik mengejek.Lalu kedua menggeram, ingin mengulangi kegiatan gulat mereka tadi. Aku memutar bola mata malas, tidak mau melihat adu otot part 2."Hentikan!" Aku mendesis kejam. "Ya, kamu kalau tahu apa yang dia katakan, kamu bakalan ngamuk juga! Aku yakin itu!" kata Arca dengan emosi."Emang dia bilang apa?" tanyaku pada Arca. "Kita yang waras ngalah aja, Ca. Aku bahkan merelakan suami aku buat dia, loh," lanjutku santai."Heh, jadi kamu anggap aku ini gila?!" pekik Maura emosi."Lah, situ ngerasa gila, nggak?" tanyaku lagi. "Datang-datang ke rumah orang kok hanya untuk mencari keributan, punya akal, nggak?" Aku menatap matanya dengan sangat tajam."Iya, makin nggak punya otak kamu lama-lama, Ra!" seru Arca pada Maura. "Kan, udah aku bilang kalau Farhan nggak ada di sini. Tapi kamu n
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU97. POV FARHAN (Tekanan dari Mama) (Bagian A)POV FARHANAku menggerutu kesal dan menatap Mama dengan pandangan tajam, sedangkan wanita yang melahirkanku dua puluh delapan tahun silam itu malah mengerling cuek dan kemudian mengalihkan pandangannya keluar jendela.Dia kemudian berjalan menuju jendela, dan menatap keluar sana dengan pandangan tajam. Lalu dia menghela nafas panjang dan menoleh menatapku."Bodoh!" katanya singkat.Mama kemudian kembali menatap ke arah depan dan melipat kedua tangannya di dada, dengan gaya angkuh dia memandangi bunga-bunga indah milik Tante Mira yang tertata apik di taman samping.Kebetulan kamarku memang sangat strategis, spotnya langsung bisa melihat ke taman samping yang penuh dengan taman bunga yang bisa menyejukkan mata dan juga pikiran. Dan aku bersyukur karena mendapatkan kamar ini, setidaknya aku bisa menjernihkan pikiranku dari semua hal yang sudah berjalan diluar kendaliku.Sialan seka
98. POV FARHAN (Tekanan dari Mama) (Bagian B)Enak saja! Karena aku mengikuti perintah Mama lah, makanya aku jadi bodoh seperti ini."Lagian kamu itu bodoh sekali, bisa-bisanya tidak sadar kalau Aya sedang hamil. Kalau tahu dia hamil kan, kita bisa mengatur strategi lebih matang!" kata Mama emosi. "Bodoh dipelihara!" maki Mama lagi.Ya ampun! Aku benar-benar ngenes melihat Mama, aku ini seperti tidak ada harga dirinya dibuat Mama. Benar-benar miris sekali hidupku ini.Lagipula bagaimana aku bisa tahu kalau mantan istriku itu sedang hamil? Dia saja tidak memberitahu aku, ya jelas aku tidak tahu lah. Lagian, bukankah seharusnya Mama yang menyadarinya? Mereka kan sama-sama perempuan, masak tidak peka.Huhhhh, hanya aku saja yang disalahkan di sini. Padahal aku juga tidak mau bercerai dengan Sayaka, aku menginginkan Sayaka dan juga Maura!“Cari cara, Han. Mama tidak mau selalu menumpang pada tantemu, malu kita, malu!” ujar Mama lagi, dia membelakangi jendela dan bersandar di sana sambil m
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU99. IDE KOTOR (Ternyata Bukan Warga?) (Bagian A)Aku mengamati rumahku yang kini jatuh ke tangan Sayaka itu dengan pandangan tajam dan juga teliti, rumah ini tidak banyak berubah walaupun sudah hampir dua bulan aku tidak datang ke sini. Suasananya masih sama, tentram dan juga menenangkan dengan banyaknya bunga yang indah dan juga tanaman hijau yang menyejukkan di halaman depan, Sayaka memang sangat telaten dalam hal apapun. Dia menyukai keindahan dan dengan senang hati rela berkotor-kotoran untuk menciptakan lingkungan yang asri seperti ini.Sayaka memang sangat jauh berbeda dengan Maura, calon istriku itu tidak mau bersusah payah untuk menanam tanaman. Dia bahkan lebih menyukai bunga plastik daripada bunga asli, tapi kalau bunga bank jangan ditanya, dialah rajanya.Maura dan Sayaka benar-benar seperti dua sisi mata koin yang berseberangan, dan seperti dua kutub magnet yang tidak akan bisa disatukan. Aku sesekali melirik
100. IDE KOTOR (Ternyata Bukan Warga?) (Bagian B)Ah, membayangkannya saja aku sudah sangat senang, apalagi kalau bisa menjadi kenyataan. Wah, pasti sangat-sangat menyenangkan!Ruang tamu sepi, aman! Ruang keluarga juga aman! Kalau begitu Sayaka pasti ada di kamar saat ini, aku akan menunggu instruksi dari Mama dan menunggu di kamar Tasya saja.Kamar adikku itu letaknya di pojok, di depan tangga menuju lantai dua, dan aku yakin kalau kamar itu sangat jarang dikunjungi. Aku akan aman di sana. Di rumah ini hanya ada tiga orang, Sayaka, Bi Surti dan juga Pak Kirman, sedangkan Kang Junet akan datang di waktu pagi dan pulang di sore hari.Jadi tidak mungkin rasanya kalau akan ada orang yang mengecek kamar Tasya, untuk apa juga? Ya, kan? Jadi aku masuk ke dalam dengan tergesa-gesa dan segera menutup pintunya.Aku segera berbaring di lantai, sebelah ranjang, agar jika ada yang membuka pintu, tubuhku tidak kelihatan. Ahhhh, rasanya menegangkan sekali, jantungku berdebar dengan cepat seolah te
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU101. FARHAN TERPOJOK (Bagian A)POV AUTHORMata Farhan membola dengan sempurna saat melihat kalau sekarang ini di depan sana bukanlah keberadaan warga yang ada melainkan keberadaan Maura dan Arca serta Bobby juga Arga- mantan bosnya yang sialan itu.Dia kembali mengucek matanya dengan kedua tangannya, bermaksud memastikan kalau-kalau saja matanya mulai bermasalah dan memberikan visual yang palsu. Mana mungkin ada Maura di sini? Seharusnya para warga yang ada di sini.Warga yang sudah dibayar oleh Arni untuk menangkap dia dan juga Sayaka, menuduh Farhan dan Sayaka berbuat zina dan langsung menikahkan mereka saat itu juga. Itulah yang Farhan dan Arni rencanakan, bagaimana bisa malah hal ini yang terjadi?“Kenapa kamu ada di sini, Mas?!” Maura memekik dengan keras.Dia berjalan cepat ke arah Farhan yang masih linglung dan menepuk bahu lebar lelaki iu berkali-kali, matanya memancarkan kesakian yang amat sangat. Wanita hamil itu
Assalamualaikum, hai guys. Terimakasih banyak karena kalian udah baca cerita aku, dan berhubung Sayaka sudah tamat, aku harap kalian mau membaca cerita aku yang lain.1. PILIH KASIH (Membungkam mertua dan ipar secara elegan)Ana harus berjuang untuk menegakkan keadilan bagi suaminya, dilengkapi dengan mertua yang pilih kasih, dan ipar yang julid. 2. Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua LemasPerjuangan Ellena di tengah keluarga toxic suaminya.3. KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU (BARU)Keysa yang seorang dosen, harus menelan pil pahit, saat seorang pebisnis muda yang bernama Risa Andromeda mengaku sebagai selingkuhan suaminya yang seorang Abdi negara dan juga keturunan keraton.Terimakasih semuanya, semoga Allah semakin melimpahkan rezeki dan juga kesehatan untuk kita semua...Bye.. ❤️❤️Aksara Ocean.. ❤️🥰
152. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian C)Wak Lukman dan Paklek Jamal langsung berpandangan, dengan kening yang mengernyit Paklek Jamal beralih menatap Arga. Ayah dari Mas Putra serta Mas Bobby itu kemudian mengangguk kecil."Apakah Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda?" tanyanya dengan lembut.Arga langsung mengangguk, "saya tahu, Paklek!" sahutnya dengan mantap."Apakah Nak Arga juga tahu kalau Aya sedang mengandung?" tanya Paklek Jamal lagi.Arga kembali mengangguk, "saya tahu, Paklek!" Lenganku disenggol oleh Arca dan dia tersenyum kecil, "teruslah bahagia setelah ini, Ya!" bisiknya padaku. Aku langsung mengangguk dengan mantap."Baiklah, yang paling penting adalah hal itu. Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda dan dia juga tengah mengandung. Jadi tidak akan ada penyesalan di lain hari, karena Nak Arga dari awal sudah tahu kalau akan menikahi janda yang mempunyai anak!" Paklek Jamal tersenyum kecil."Sayaka adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini, k
151. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian B)"Bagaimana? Kalian bebas memilih!" tanya Mira sekali lagi. "Tapi ingat! Aku hanya sekali memberikan penawaran, kau harus bangkit, Han! Buktikan pada Sayaka dan juga orang-orang yang sudah merendahkanmu kalau kau juga bisa kembali berada di puncak!" katanya santai.Mata Farhan membola, dia tiba-tiba saja bersemangat. Memikirkan kalau Sayaka, Arga, dan yang lainnya saat ini tengah mengolok-oloknya, membuat Farhan diselimuti amarah.Jika saja Sayaka tidak mengusirnya tadi maka kejadian ini tidak akan terjadi. Mantan istrinya itu benar-benar wanita jahat!"Dan bukankah kalian bilang, Maura berselingkuh? Tidak adakah keinginanmu untuk balas dendam?" tanya Mira lagi. "Laki-laki itu harus dihancurkan, bukankah dia mengambil istrimu?" Lanjutnya sambil mengulum senyum.Gejolak di mata Farhan semakin menggebu, dia menatap Arni dengan pandangan mantap."Aku akan ke Singapura, dan kembali saat sudah berada di puncak!" katanya dengan tegas. "Mama teta
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU150. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian A)~Aksara Ocean~"Bantu kami, Dek! Kakak mohon!" Arni memohon pada Mira, sedangkan wanita yang berstatus sebagai adik tengahnya itu hanya menatap tapi belum mau menanggapi. Dia hanya diam dan mengamati."Tante, aku mohon bantu kami. Hanya Tante lah yang kami punya sekarang ini!" Farhan ikut memohon.Potongan kejadian yang terjadi beberapa saat lalu kembali masuk ke dalam memorinya, dan dia kembali bergidik ngeri membayangkan Maura yang terkapar bersimbah darah, teriakan orang-orang yang ketakutan, dan Tasya yang ditangkap polisi.Farhan dan Arni tidak pernah membayangkan kalau Tasya akan digiring ke kantor polisi segera, mereka kira semuanya akan baik-baik saja dan bisa kabur entah ke mana. Tapi terlambat, karena ternyata di cafe itu ada beberapa polisi yang tengah meminum kopi. Dan mereka segera mengamankan Tasya dan di giting langsung ke kantor, semua orang di sana menjadi sa
149. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian C)Aku hanya tersenyum dengan manis dan menanggapi ucapan mereka dengan santai. Kekehan kecil aku berikan saat Mama Arga memelukku dari samping dan bersandar di bahuku.“Mama nggak pernah punya anak perempuan, Arga itu nggak ada manis-manisnya, Ya. Mama harap anak kamu nanti perempuan, ya,” katanya dengan lembut sambil mengusap perutku dengan sayang. “Mama pengen cucu perempuan!” katanya lagi.Ya Allah, aku cukup terharu mendengarnya, beliau menyayangiku dan akan menyayangi anakku juga. Apakah saat ini aku boleh berteriak kesenangan? Memiliki keluarga yang baik dan menyayangiku seperti saat ini adalah impianku dari dulu.“Iya, Papa juga pengen cucu perempuan. Baru anak kedua kalian nanti laki-laki,” kata tuan Widjaja sambil tersenyum singkat. “Tapi sebenarnya apapun yang Allah kasih, kami tetap akan bahagia. Di rumah ini akan ada tawa anak kecil lagi,” katanya dengan lembut.Ya Allah, mereka benar-benar menghargaiku, dan aku sangat bahagia. Demi All
148. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian B)“Loh, kok nyolot sih, Mbak? Ini fakta, kami ngeliat langsung kalau Mbak selingkuh!” sahut Tasya dengan santai, adikku itu benar-benar hebat. “Kedok aja mengusir kami, ternyata mau nutupin perselingkuhan kalian, ya? Wah! Wah! Aku nggak nyangka!” ujarnya lagi.“Eh, apa maksud kamu? Jangan fitnah, ya!” seru Maura tidak terima.Aku langsung bergegas mencekal lengannya dan melihat dia dari atas ke bawah, Maura benar-benar sudah berubah. Dia bahkan tidak terlihat takut sedikitpun saat ini, dan malah santai. Padahal dia saat ini tengah ketahuan berselingkuh!“Kamu benar-benar keterlaluan, Ra! Kamu mengkhianati pernikahan kita padahal kita baru saja menikah!” ujarku menahan geram. “Dasar wanita murahan!” kataku dengan ketus.“Hei, Bung! Bukankah itu terlalu kasar?” Lelaki bernama Anton itu ikut campur, dia langsung berdiri di sebelah Maura dan menatapku dengan tajam.“Nggak usah ikut campur kamu, dasar pasangan pezina!” cecarku padanya. “MAS!” Maura mem
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU147. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian A)~Aksara Ocean~"Dia siapa?" tanya aku dengan cepat.Gigiku mengatup dengan rapat menahan amarah yang siap memuncak, melihat istriku sendiri Tengah berada di pelukan lelaki lain membuat aku benar-benar muntab.Dan yang lebih parahnya Maura terlihat menikmati pelukan itu setelahnya mereka melakukan cipika-cipiki dengan sangat akrab. Aku sangat membenci bagaimana laki-laki itu terlihat menatap Maura dengan tatapan kekaguman."Dia adalah Mas Anton, Mas!" jawab Tasya dengan nada histeris."Anton? Anton siapa?" tanyaku cepat."Temennya Mbak Maura, kami ketemu sama dia waktu aku dan Mbak Maura pulang tengah malam waktu itu." sahut Tasya pelan. "Dan kemarin Mbak Maura juga keceplosan kalau Mas Anton itu adalah orang yang mengejar cintanya dari dulu!" Lanjutnya lagi.Aku lantas mencengkram bahu Tasya dengan kedua tanganku hingga dia meringis kesakitan, namun aku tidak peduli kepanikan yang aku
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKUBAB 68MAMA ARGA~Aksara Ocean~“Lama amat, sih?” ujar Mas Putra sambil cemberut.Aku hanya tertawa dan mengedipkan mataku padanya, dan dia langsung mencebikkan bibirnya dengan sinis. Hanya lima belas menit, dan dia sudah mengatakan lama. Hmm, laki-laki memang tidak punya stok sabar yang melimpah.Aku melirik sekilas pada makanan yang sudah terhidang di meja, dan Alhamdulillah, masih aman. Makanan milikku tidak berkurang satu potong pun, ternyata Mas Putra menepati janjinya untuk tidak menyentuh makanan yang aku pesan.Makanya aku memberikan senyuman manis untuknya dan mengacungkan kedua jempolku, mengapresiasi dirinya yang sudah bisa menjaga tangan dan mulutnya agar tidak mencomot makananku.“Maaf ya, Mas. Di toilet tadi ngantri,” kataku memberikan penjelasan. “Ngantri, ngantri, ngantri apa? Emangnya di toilet jualan minyak goreng?” tanyanya sewot.Aku langsung tergelak, akan sangat lucu jika ada penjualan minyak goreng d
146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)"Keliatan, kok. Ngapain dia ke sini? Jauh amat dari rumahnya," ujar Mama setelahnya, dia duduk kembali dan menyesap es cendolnya melalui sedotan. "Udah ngusir kita, dia malah enak-enak kongkow di cafe," ujar Mama dengan ketus."Nah, bener ini! Kadang-kadang aku sampai jeran loh, Mas. Nasib Mas buruk banget, dapat istri dua-duanya nggak genah!" sahut Tasya menyetujui Mama. "Yang ketiga ini, cari yang baik dan nggak pelit sama keluarga, Mas." Tasya memberi wejangan lagi."Mbak Aya nggak pelit!" kataku membela diri."Tapi dia pembangkang! Masak suami mau nikah lagi, dia nggak ngizinin!" balasnya masuk akal. "Cari yang penurut dan juga baik!" katanya dengan penuh penekanan."Cerewet amat kamu, Sya! Lagian siapa yang mau cari istri lagi, sih? Mas sama Mbak Maura masih sah, sebagai suami istri!" kataku sambil menggeleng pelan."Udah diusir gini, Mas masih mau sama dia?" tanya Tasya dengan nada mengejek. "Masak nggak punya harga diri, Mas!" Lanjutnya peda