IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU95. MAS FARHAN MENGHILANG (Bagian A)Aku bergegas menghampiri Maura dan juga Arca yang kini sedang saling menjambak di depan sana, keduanya saling merenggut rambut satu sama lainnya dengan sangat erat.Pakaian keduanya berantakan dan juga terlihat kotor, bahkan dari jauh sini aku bisa melihat wajah Arca yang memerah entah karena apa. Walau Arca juga merenggut rambut Maura dan menariknya dengan beringas, tapi sahabatku itu juga sangat terlihat berhati-hati agar tidak mengenai dan menyakiti perut Maura yang sudah membesar.Sedangkan Maura sendiri nampaknya tidak memperdulikan keadaannya yang sedang hamil, karena dia masih dengan semangat meluncurkan banyak serangan dan juga pukulan hingga cakaran pada Arca yang tengah mengalah padanya. Memang gila! Dia ini tidak memikirkan akibat dari perbuatannya ini, apa dia tidak takut kalau seandainya pukulan Arca mengenai perutnya? Akibatnya bisa fatal!“Maura, lepaskan Arca!” kataku me
96. MAS FARHAN MENGHILANG (Bagian B)"Enak?" tanya Maura dengan seringai mengejek. "Rasakan!" katanya dengan penuh penekanan."Lah, situ sehat? Bibir kamu sobek loh!" balas Arca sadis. "Enak?" tanyanya balik mengejek.Lalu kedua menggeram, ingin mengulangi kegiatan gulat mereka tadi. Aku memutar bola mata malas, tidak mau melihat adu otot part 2."Hentikan!" Aku mendesis kejam. "Ya, kamu kalau tahu apa yang dia katakan, kamu bakalan ngamuk juga! Aku yakin itu!" kata Arca dengan emosi."Emang dia bilang apa?" tanyaku pada Arca. "Kita yang waras ngalah aja, Ca. Aku bahkan merelakan suami aku buat dia, loh," lanjutku santai."Heh, jadi kamu anggap aku ini gila?!" pekik Maura emosi."Lah, situ ngerasa gila, nggak?" tanyaku lagi. "Datang-datang ke rumah orang kok hanya untuk mencari keributan, punya akal, nggak?" Aku menatap matanya dengan sangat tajam."Iya, makin nggak punya otak kamu lama-lama, Ra!" seru Arca pada Maura. "Kan, udah aku bilang kalau Farhan nggak ada di sini. Tapi kamu n
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU97. POV FARHAN (Tekanan dari Mama) (Bagian A)POV FARHANAku menggerutu kesal dan menatap Mama dengan pandangan tajam, sedangkan wanita yang melahirkanku dua puluh delapan tahun silam itu malah mengerling cuek dan kemudian mengalihkan pandangannya keluar jendela.Dia kemudian berjalan menuju jendela, dan menatap keluar sana dengan pandangan tajam. Lalu dia menghela nafas panjang dan menoleh menatapku."Bodoh!" katanya singkat.Mama kemudian kembali menatap ke arah depan dan melipat kedua tangannya di dada, dengan gaya angkuh dia memandangi bunga-bunga indah milik Tante Mira yang tertata apik di taman samping.Kebetulan kamarku memang sangat strategis, spotnya langsung bisa melihat ke taman samping yang penuh dengan taman bunga yang bisa menyejukkan mata dan juga pikiran. Dan aku bersyukur karena mendapatkan kamar ini, setidaknya aku bisa menjernihkan pikiranku dari semua hal yang sudah berjalan diluar kendaliku.Sialan seka
98. POV FARHAN (Tekanan dari Mama) (Bagian B)Enak saja! Karena aku mengikuti perintah Mama lah, makanya aku jadi bodoh seperti ini."Lagian kamu itu bodoh sekali, bisa-bisanya tidak sadar kalau Aya sedang hamil. Kalau tahu dia hamil kan, kita bisa mengatur strategi lebih matang!" kata Mama emosi. "Bodoh dipelihara!" maki Mama lagi.Ya ampun! Aku benar-benar ngenes melihat Mama, aku ini seperti tidak ada harga dirinya dibuat Mama. Benar-benar miris sekali hidupku ini.Lagipula bagaimana aku bisa tahu kalau mantan istriku itu sedang hamil? Dia saja tidak memberitahu aku, ya jelas aku tidak tahu lah. Lagian, bukankah seharusnya Mama yang menyadarinya? Mereka kan sama-sama perempuan, masak tidak peka.Huhhhh, hanya aku saja yang disalahkan di sini. Padahal aku juga tidak mau bercerai dengan Sayaka, aku menginginkan Sayaka dan juga Maura!“Cari cara, Han. Mama tidak mau selalu menumpang pada tantemu, malu kita, malu!” ujar Mama lagi, dia membelakangi jendela dan bersandar di sana sambil m
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU99. IDE KOTOR (Ternyata Bukan Warga?) (Bagian A)Aku mengamati rumahku yang kini jatuh ke tangan Sayaka itu dengan pandangan tajam dan juga teliti, rumah ini tidak banyak berubah walaupun sudah hampir dua bulan aku tidak datang ke sini. Suasananya masih sama, tentram dan juga menenangkan dengan banyaknya bunga yang indah dan juga tanaman hijau yang menyejukkan di halaman depan, Sayaka memang sangat telaten dalam hal apapun. Dia menyukai keindahan dan dengan senang hati rela berkotor-kotoran untuk menciptakan lingkungan yang asri seperti ini.Sayaka memang sangat jauh berbeda dengan Maura, calon istriku itu tidak mau bersusah payah untuk menanam tanaman. Dia bahkan lebih menyukai bunga plastik daripada bunga asli, tapi kalau bunga bank jangan ditanya, dialah rajanya.Maura dan Sayaka benar-benar seperti dua sisi mata koin yang berseberangan, dan seperti dua kutub magnet yang tidak akan bisa disatukan. Aku sesekali melirik
100. IDE KOTOR (Ternyata Bukan Warga?) (Bagian B)Ah, membayangkannya saja aku sudah sangat senang, apalagi kalau bisa menjadi kenyataan. Wah, pasti sangat-sangat menyenangkan!Ruang tamu sepi, aman! Ruang keluarga juga aman! Kalau begitu Sayaka pasti ada di kamar saat ini, aku akan menunggu instruksi dari Mama dan menunggu di kamar Tasya saja.Kamar adikku itu letaknya di pojok, di depan tangga menuju lantai dua, dan aku yakin kalau kamar itu sangat jarang dikunjungi. Aku akan aman di sana. Di rumah ini hanya ada tiga orang, Sayaka, Bi Surti dan juga Pak Kirman, sedangkan Kang Junet akan datang di waktu pagi dan pulang di sore hari.Jadi tidak mungkin rasanya kalau akan ada orang yang mengecek kamar Tasya, untuk apa juga? Ya, kan? Jadi aku masuk ke dalam dengan tergesa-gesa dan segera menutup pintunya.Aku segera berbaring di lantai, sebelah ranjang, agar jika ada yang membuka pintu, tubuhku tidak kelihatan. Ahhhh, rasanya menegangkan sekali, jantungku berdebar dengan cepat seolah te
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU101. FARHAN TERPOJOK (Bagian A)POV AUTHORMata Farhan membola dengan sempurna saat melihat kalau sekarang ini di depan sana bukanlah keberadaan warga yang ada melainkan keberadaan Maura dan Arca serta Bobby juga Arga- mantan bosnya yang sialan itu.Dia kembali mengucek matanya dengan kedua tangannya, bermaksud memastikan kalau-kalau saja matanya mulai bermasalah dan memberikan visual yang palsu. Mana mungkin ada Maura di sini? Seharusnya para warga yang ada di sini.Warga yang sudah dibayar oleh Arni untuk menangkap dia dan juga Sayaka, menuduh Farhan dan Sayaka berbuat zina dan langsung menikahkan mereka saat itu juga. Itulah yang Farhan dan Arni rencanakan, bagaimana bisa malah hal ini yang terjadi?“Kenapa kamu ada di sini, Mas?!” Maura memekik dengan keras.Dia berjalan cepat ke arah Farhan yang masih linglung dan menepuk bahu lebar lelaki iu berkali-kali, matanya memancarkan kesakian yang amat sangat. Wanita hamil itu
102. FARHAN TERPOJOK (Bagian B)“Heh, Ya! jangan sok tidak bersalah kamu, jika kamu tidak mengundang Mas Farhan dia juga tidak mungkin ke sini!” Maura yang menyahuti. “Dan sekarang kamu malah berakting kalau ini semua adalah kesalahan Mas Farhan? Benar-benar tidak punya hati nurani ya kamu ini!” katanya lagi dengan nada mengejek.Tapi Sayaka sama sekali tidak terprovokasi, dia masih menatap Farhan dengan sangat tajam. “Kamu benar-benar hina, Mas. Sanga hina!” Sayaka kembeli meluapkan amarahnya. “Aku sama sekali tidak menyangka pernah menikahi dan mencintai seorang monster sepertimu! Aku menyesaaaaalllll!” Sayaka memkik dan memukuli dada teanjang Farhan dengan beringas.Buk! Buk! Buk!“Kamu tidak pantas mendapatkan cintaku!” seruya lanang.Buk!“Kamu manusia hina, aku jijik membayangkan pernah mencintaimu!” lanjutnya sambil kembali melemparkan pukulan.Buk!Badan Farhan terdorong ke belakang, dia terjatuh dan terduduk di lantai. Kakinya melemas dan seolah berubah menjadi jelly saat me