Terdengar suara pintu diketuk dari luar dan suara cempreng yang memekakkan gendang telinga yang berteriak di pagi buta, padahal udara sedang dingin-dinginnya. Rasanya cocok untuk tidur sambil memeluk guling, boneka kelinci dan merapatkan selimut motif kelinci kesayangan.
"Mera! Mera!" terdengar teriakan dari depan pintu kamar, sedangkan waktu menunjukkan pukul tujuh pagi.
Amera menguap. "Ah, menyebalkan! Masih pagi, tapi Kakak berisik sekali! Aku masih ngantuk!" sahutnya, dengan gerakan anggun merapikan selimut kesayangan yang kini sudah kembali menutupi hampir setengah badanku.
"Dasar malas," gerutu sang kakak, Shena, masih di depan kamar Amera.
Awas saja kamu. Nanti Kakak guyur air seember kalau belum bangun juga, ancam Shena geram dalam hati terhadap sifat putri kecil kesayangan ayahnya itu.
"Katanya mau bantu Kakak untuk menjalankan bisnis Ayah, tapi nyatanya jam segini masih tidur!" lanjut Shena mengeluarkan jurus andalannya.
Amera langsung melompat dari tempat tidur setelah mendengar bisnis ayahnya disinggung-singgung. Semangat mudanya kembali berkobar. Ia berlari menuju meja makan dan menunjukkan senyuman termanisnya di pagi itu.
"Siap, komandan! Amera Syesha Atmaja siap menjalankan perintah!" ucap Amera sambil cengengesan menggoda sang kakak.
Tingkah Amera memang tergolong usil dan selalu ceria, lain dengan Shena yang selalu serius dan tak mau dibantah.
"Cepat mandi dan bersiaplah, kita harus cepat ke kantor!" ucap Shena ketus.
Shena menyibukkan dirinya memakai dress hijau tosca selutut dan jas berwarna putih, dengan cantik membalut tubuhnya yang tinggi dan berkulit putih. Rambutnya yang hitam lurus menjadi gaya andalannya.
"Wah, wah! Kakak rapi dan cantik sekali hari ini. Jangan-jangan Kakak mau menggoda paman Dirga ya?" Amera menggoda kakaknya dan tertawa.
Shena menanggapi ocehan adiknya itu dengan melemparkan sendal butut ke arah kepala Amera.
"Aw!" teriak Amera kesakitan.
"Makanya jaga bicaramu! Kamu bikin jengkel Kakak saja," sentak Shena marah.
"Peace!" dengan menunjukan kedua jarinya ke arah sang kakak, Amera langsung ngeloyor pergi bersiap ke kamarnya.
Mata kuliah hari ini adalah manajemen bisnis. Untung bapak-bapak ganteng yang mengajar, kalau bukan pastinya Amera bakal malas menyambut sinar matahari pagi. Ditambah lagi harus ke kantor ayahnya dulu untuk menyaksikan pergantian direktur perusahaan yang sekarang digantikan oleh Paman Dirga.
"Pria itu memang memuakkan," begitu pendapat Amera dan Shena yang mengutarakan ketidaksukaan mereka pada Paman Dirga. Kalau bukan karena penyakit ayah mereka yang sering kali kumat, pasti ayah mereka tidak akan digantikan oleh manusia licik seperti dia. Sementara Shena dianggap belum mumpuni untuk memegang peranan penting dalam perusahaan.
"Kak, aku malas pergi ke kantor Ayah," ucap Amerta saat menghampiri Shena.Pikirannya mulai tak tenang. Ia begitu malas bertemu dengan mereka. Tampang-tampang penjilat dan palsu seperti mereka semua sungguh membosankan baginya.
"Kenapa, Mera? "tanya Shena menunjukkan wajah sedihnya.
Ia begitu rapuh dan tampak sendirian saat di kantor. Semua pendukung ayah mereka kini malah berganti mendukung Paman Dirga. Amerta semakin tak tega melihatnya, ia yakin bahwa Paman Dirga terus menerus menekan kakaknya itu saat di kantor.
"Please! Kali ini saja bantu Kakak, beri dukunganmu waktu di kantor nanti!" Shena mencoba membujuk, masih menunjukkan keseriusan dan kesedihannya.
Shena tak mau datang sendirian ia membutuhkan dukungan orang terdekat nya untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya.
"Baiklah," akhirnya Amera mengalah juga.
Akhirnya Mera menemani langkah kak Shena menuju lobby utama perusahaan ayah ,sedangkan ayah kali ini menjalankan perawatan ke luar negeri.
Didepan ruang direksi sudah berdiri paman Dirga yang dengan bangga nya menyalami tamu kolega bisnis Ayah.
"Kakak muak melihat kenyataan ini,"ucap shena lirih ,Tingkahnya sungguh menjijikkan.
Awas nanti kakak cinta loh kalau terlalu benci padanya" ledek Amera menggoda sang kakak."Kamu tega ya mendoakan kakakmu dengan pria sombong dan tak tahu diri itu.
"Sumpah Mera, tujuh turunan pun aku tak sudi bersanding dengannya.
"Mera pun begitu kak," jawab Mera singkat aku cuma takut kakak akan kerepotan menghadapi keangkuhan paman Dirga.
Paman begitu bahagia melihat penderitaan ayah dan juga kita sepertinya memang sudah direncanakan dengan matang oleh paman.
Beberapa kata sambutan dan ucapan selamat diberikan kepada paman Dirga, semua mata tertuju kepadanya, terlihat senyuman kemenangan tersungging di sudut bibirnya.
"Kenyataan seperti ini tidak pernah kami bayangkan, kesehatan ayah semakin memburuk setelah meninggalnya mama, ayah begitu rapuh dan kesepian sedangkan kak Shena sudah cukup mati matian mengurusi perusahaan, tapi harus menerima kekalahan karena kelicikan yang paman Dirga lakukan.Kini dikantor kak Shena menjabat sebagai wakil direktur perusahaan, tentu dia berada dibawah paman Dirga dan tekanannya.
"Nona Shena setelah meeting selesai masuklah ke ruangan paman," perintah dari Dirga
"Baik paman,"jawab Shena singkat dan kembali mengacuhkan kehadiran pria angkuh itu dan berpura-pura sibuk melayani para kolega dan tamu yang lain.
"Cepat keruangan paman"ucap Dirga menekankan setiap perkataan dan menunjukkan wajah datarnya ke Shena.
"Baik paman," jawab Shena dan pergi dengan meninggalkan tatapan aneh dari para rekan kerja yang lain.
"Kasian Nona Shena," kata salah satu karyawan menunjukkan rasa simpatinya.
"Ssst, diam kamu kita tidak perlu membicarakan tentang mereka ,daripada kena masalah di kantor ini. Pada akhirnya semua kembali diam dan melaksanakan tugas masing-masing.
"Mera tidak bisa terlalu lama di sini kak, Mera berangkat ke kampus dulu,"pamit Mera kepada kak shena, sedangkan paman Dirga hanya melirik sekilas dan berjalan menuju ruangan kerjanya.
"Hati-hati dijalan adik bungsu paman sayang tenanglah biar kakakmu paman yang jaga disini,"ucap Dirga sebelum kembali menutup pintu ruangan kerjanya.
"Cech, ucap Amera tak tahan dengan sikap Dirga yang pura-pura peduli pada kakaknya, dan langsung pergi ngeloyor begitu saja meninggalkan sang kakak yang berjalan menuju ruangan Dirga.
"Shena berada di satu ruangan bersama Dirga, Dirga dengan senyum kemenangan nya berjalan mendekati Shena dan mencoba memeluk tubuh shena
Shena mencoba menepis tangan Dirga dan melangkah mundur jauh mencoba menghindari pamannya.
"Paman, jaga sikap paman,"ucap Shena penuh dengan penekanan dengan masih menyimpan rasa takutnya hal diluar apa yang ia pikirkan tentang sosok Dirga selama ini.
"Kenapa tidak suka?"tanya Dirga dengan tangannya meraih wajah Shena dan menatap kedua bola mata coklat Shena dengan tajam.
Shena nampak kaget dan gugup dengan serangan yang tiba-tiba iaia dapatk, hingga Shena mencoba melangkah mundur namun naas terhalang dinding di belakangnya.
Dirga semakin erat menekan tubuh Shena ke dinding ruangan direktur yang juga merupakan tempat ayahnya bekerja.
"Cukup paman, lepaskan aku!" berontak Shena dan berusaha keras untuk lepas dari cengkeraman tangan Dirga, yang semakin keras sehingga meninggalkan bekas yang memerah di pergelangan tangan putih milik Shena.
"Tidak akan pernah ku lepaskan, Dirga semakin memuncak kekesalannya hingga ia menumpahkan segalanya kepada Shena yang kini meringis kesakitan, akibat dari ulah pria bernama Dirga itu.
Jangan panggil paman, aku bukan pamanmu!" Bentak Dirga dengan semakin memperkuat cengkraman tangan nya pada pergelangan tangan milik shena."Lepaskan aku!" air mata Shena mulai menetes, rasa sesak dan sakit di tangan, membuat nya tak mampu mengontrol emosi lagi."Hanya segitu pertahanan mu?"ledek Dirga dengan senyum sinis yang telah berusaha mempermainkan hati Shena, Dirga tahu benar kelemahan gadis yang ada di depannya saat ini."Ha ha ha" tawa Dirga terdengar mengejek dan menghina Shena terasa menusuk ke gendang telinga."Semua anak gadis Atmaja memang payah, baru digertak sedikit sudah menangis.Kamu memang tak pantas untuk duduk di kursi singgasana perusahaan ini. Kamu bisanya hanya menangis dan merepotkan saja."ucap Dirga sinis"Dasar lemah," gerutu Dirga yang semakin kesal melihat Shena menangis di depannya, bukan hal ini yang Dirga harapkan dari Shena, ia menyukai Shena yang melawan dan memberontaknya. Namun entah mengapa harus
"Surprise... !"Ayah pulang!" Ucap ayah dan mengusap pucak kepala anak sulungnya."Sejak kapan ayah pulang, kok tidak suruh Shena jemput ayah?" Tanya Shena yang terkejut dengan kedatangan ayah dan bergelayut manja di pundak sang ayah."Tentu ayah harus kasih surprise ke kalian berdua." jawab ayah yang turut bahagia dengan kejutan kecil yang disambut oleh anak gadisnya dengan gembira."Ayah bosan dirumah sakit terus-menerus." Ucap ayah berterus terang."Ayah sudah sembuh?"Harusnya ayah tetap istirahat jangan melakukan perjalanan jauh sendirian." Shena mulai dengan semua omelannya, kekhawatiran anak gadisnya terlalu berlebihan."Ok! lain kali ayah akan lebih hati-hati. Pada akhirnya ayah lebih memilih mengalah daripada terus melakukan perdebatan kecil."Dimana putri kecil ayah?"tanya ayah dan merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga."Jangan ditanya ayah pemalas satu itu tentu masih mimpi indah di jam segini. Shena masih sibuk d
Kenandra sangat merindukan gadis yang selama ini menjadi pujaan hatinya. Monalisa adalah pengisi ruang kosong di hati Kenandra.Sayang aku sangat merindukan mu," ucap Kenandra mengawali cumbuann nya.Sedangkan Lisa yang sudah berada didalam kukungannya mendesah kegelian dan menikmati setiap sentuhan demi sentuhan yang diberikan oleh Kenandra."Kenandra kembali melakukan aksinya tangannya senantiasa bergerilya menggerayangi setiap inci tubuh wanita yang kini berada di pangkuannya, Kenandra begitu menikmati aksinya sehingga ia lupa mengunci otomatis ruang kantor nya.Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, Rudy sang asisten pribadi sekaligus sahabat Kenandra masuk dengan tanpa merasa bersalah dan terkejut melihat aksi mereka berdua.Hal sama pun dirasakan oleh sepasang sejoli yang sedang dimabuk asmara itu. Namun bukannya berhenti Kenandra malah semakin bersemangat melakukan aksinya, ia mencoba membuat temannya itu iri padanya."Sial!" umpat Ke
Apa itu benar, Rudy ? Hutama memandang Rudy dengan seksama untuk mendeteksi kebohongan yang kini terjadi, namun persekongkolan mereka susah untuk ditebak. Hutama tahu persis tabiat putranya itu. Dimana pun berada Hutama selalu mengawasi setiap tindakan putra satu-satunya itu."Jauhi gadis itu!"Pecat dia dan ganti dengan artis lain, ayah tahu kamu masih mengejarnya. "Ujar Hutama tegas."Tapi ayah , Kenan sudah dewasa ayah tidak berhak mengaturku"ucap Kenan kesal."Ini perusahaan ayah sebelum kamu mengerjakan seseorang sebaiknya kalian berdua bicarakan dulu dengan ayah." Jauhi wanita itu atau tinggal kan semua fasilitas yang ayah berikan." Ucap Hutama memberikan ancaman kepada putranya."Besok datanglah ke rumah akan ada hal penting yang akan ayah bicarakan. Setelah itu Hutama meninggalkan kantor dan kembali ke kediaman nya.Tinggal Kenandra yang memberengut kesal karena dianggap anak kecil dan masih diatur dalam menentukan pilihan hidupnya.
Hal penting apa yang ingin ayah bicarakan padaku ," tanya Kenandra membuka percakapan."Ayah menjodohkan kamu dengan anak teman bisnis ayah." Ujar Hutama tegas.Salah satu anak gadis paman Danu teman bisnis ayah mereka gadis cantik dan terpelajar tentu nya cocok dengan mu,"ucap Hutama menjelaskan latar belakang gadis yang akan ia jodohkan untuk Kenandra."Ayah berharap kamu mau menyetujui perjodohan ini," ucap Hutama mengakhiri percakapan."Tapi ayah, Kenan sudah dewasa bukan anak kecil lagi Kenan berhak memilih jodoh Kenan sendiri," ucap Kenan ketus kepada ayahnya.Kenandra sangat sangat terkejut dengan keputusan ayahnya yang secara tiba-tiba menjodohkan nya dengan wanita entah seperti apa bentuk dan rupanya. Kenandra masih ingin sendiri malas dengan semua hubungan yang mengikat dirinya."Ayah tidak suka penolakan Kenan!"Ini adalah perintah Ayah. "Ucap Hutama egas dan tidak suka bila kehendak nya dibantah."Besok
Shena nampak gelisah, hatinya tidak bisa tenang terus memikirkan perjodohan yang dilayangkan oleh ayah kepada dirinya. Shena begitu kacau memikirkan dampak perjodohan ini ,belum tekanan yang setiap hari yang diberikan oleh Dirga kini hadir masalah baru lagi dalam hidup yaitu perjodohan dengan pria bernama Kenandra itu.Tragedi lima tahun yang lalu kembali terngiang dibenaknya peristiwa demi peristiwa terukir jelas dalam ingatannya rasa malu yang ia dapatkan membuat dirinya tak bisa move on dari masa kelam itu.Flashback lima tahun lalu.Hari ini adalah ospek pertama yang akan diadakan oleh kampus Pelita Bangsa. Semua mahasiswa berkumpul di depan area kampus."Pagi ini yang akan mengatur ospek kita adalah Kenandra Wijaya, saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik." Ucap kepala BEM mengawali pidato nya."Baik kak," ucap para peserta ospek."Shena Yulia Atmaja dan Gilang Wiguna kalian berdua satu kelompok kerjasama denga
Namun naas salah satu mahasiswi dari kelompok Shena mengalami kecelakaan dipatuk ular yang sangat berbisa, kejadian ini tidak pernah diduga, selama ini lingkungan kampus selalu dijaga ketat oleh pengaman dan ada juga tukang kebun yang senantiasa mengecek dan membersihkan kebun.Pertolongan pertama sudah diberikan kepada korban namun naas sebelum korban sampai di RS korban sudah tidak mampu bertahan karena sebelumnya korban memang dalam kondisi sakit."Shena cepat panggil ambulan!" teriak Gilang dari pintu luar aula dengan menggendong seorang anak gadis yang merintih kesakitan."Ada apa Gil?" Tanya Shena yang ikut panik sambil mengikuti apa yang diinstruksikan oleh Gilang."Salah satu anak dari kelompok kita dipatuk ular," ucap Gilang dan melakukan pertolongan pada anak gadis di hadapannya dengan mengikat kakinya dengan kain.Kondisinya sangat buruk kaki bekas gigitan ular berubah warna menjadi biru keunguan, mereka semakin panik ambulan yang d
Shena povSuatu hari perusahaan ayahku mengadakan pesta ulang tahun perusahaan yang ke 15 tahun ayah mengundang seluruh rekan bisnisnya untuk berpesta di kantor.aku dan adikku juga berada di pesta itu, waktu itu Amera masih kelas satu sekolah menengah atas ia masih begitu polos dan lugu sedang kan aku adalah mahasiswa ekonomi semester empat.Semua tamu bisnis ayah berdatangan mengajak anak istri mereka untuk menikmati pesta di kantor ayahku yang memang saat ini sedang berjaya dan banyak mendapatkan penghargaan. Dari sekian banyak tamu ayah yang hadir ada satu yang kurasa aku mengenalnya. Setelah sekian lama pria itu kuperhatikan, dan itu benar adanya pria itu adalah salah satu mahasiswa di kampus ku, dia adalah Kenandra Hutama Wijaya pria angkuh yang selama ini menjadi peneror di kampus, entah mengapa sejak awal perken
"Tuan Anda menggertak, Saya? ucap Yansen dengan sinis, Aku hanya seorang wanita tua tak layak Anda yang seorang terhormat mencoba mendekati wanita miskin seperti Saya apalagi saya masih saudara ipar Anda walaupun kakak sudah meninggal tak sepantasnya seperti ini, namun seperti nya pria tua itu sudah kebal malu ia terus saja maju menyudutkan wanita didepannya. Yansen mengatur nafas yang sesak karena perlakuan pria tua itu yang kini semakin menyudutkan langkahnya. "Kamu tetap cantik seperti dulu, bisik pria tua itu ditelinga Yansen yang membuat bulu kuduk meremang seketika detak jantung Yansen serasa berhenti, kenangan masalalu seperti terulang kembali, tubuh Yansen menggigil sesak di dada akan kenangan buruk kembali muncul, namun pria itu semakin mendekat lekat ditubuh Yansen yang hanya dibatasi oleh pakaian yang mereka kenakan, irama detak jantung yang menyatu membuat Yansen semakin gelisah gelenyar aneh akan keadaan dan siksaan itu sulit dihindari. "Apa maksud Anda Tuan berkata sepe
Maura percaya bahwa kehidupan keluarga akan berubah lebih baik setelah keputusannya siap tidak siap ia harus mulai berkembang mengikuti kata hati dan keluar dari zona nyamannya saat ini, dari parasnya yang cantik dan kecerdasan yang mumpuni menurun gen dari keluarga Admaja gadis itu tidak berbeda jauh dari kedua putri Admaja yang lain. Selama ini Maura tidak mengenal siapa ayah sesungguhnya namun ketika pertama kali bertemu dengan Danu Atmaja ia merasa mendapatkan figur seorang ayah dari pria paruh baya itu, niat Maura untuk lanjut pendidikan semakin kuat, hidup ditempat terpencil dan bekerja di kebun stroberi tak cukup untuk biaya pendidikan dan memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga sang ibu, walaupun Tuan Atmaja berjanji akan menopang semua kebutuhan pendidikan dan kebutuhan hidup ibunya Maura tetap tidak bisa menerima begitu saja pemberian dari orang yang baru ia kenal itu. Banyak hal yang masih membuat gadis itu penasaran apalagi seperti ada r
Seulas senyuman mengembang disudut bibir pria paruh baya dengan menghisap cerutu yang asapnya telah membubung tinggi dan terburai ditiup angin sejuk pegunungan, kini netra Pria paruh baya itu tertuju pada hamparan luas perkebunan stroberi yang sekarang menjadi hak miliknya. Sedang kan di depan pintu kamar Pria itu seorang wanita diam-diam memperhatikan gerak-gerik pria tua itu, dengan menghela nafas panjang dan memantapkan diri untuk mengetuk pintu dan akhirnya wanita itu memberanikan diri untuk masuk keruangan yang memang tak terkunci rapat dengan membawa secangkir kopi dan meletakkannya di atas meja saat mendengar langkah kaki dan aroma kas kopi tercium di indra penciuman Pria tua itu seketika menoleh mengembangkan bibirnya bermaksud menyambut hangat siapa yang datang dihadapannya saat ini, dilihatnya wanita masa lalu nya itu menundukkan kepala enggan untuk menyapa bahkan melihat wajah pria tersebut. "Terima kasih," ucap Pria itu datar, dan seketika meraih tangan wan
Wanita dihadapannya semakin membuat gairah Kenan semakin membuncah dan semakin memperdalam permainan menghisap memainkan ujung lidah dengan lembut dan menuntut dan lebih kasar dan setelah itu melumat lembut bibir mungil yang membuatnya selama ini candu rasa manis bibir mungil dengan lipstik warna pink sedangkan tangan berotot itu dengan lembut membelai bongkahan bulat yang nampak indah dan ketika istrinya itu hamil kini terlihat lebih berisi dan kenyal dan membuatnya semakin nyaman, menyukai benda kenyal itu dan terus memainkannya. "Sst....Sayang hentikan lenguh wanita itu berusaha menghentikan aksi suaminya namun tetap tak berdaya pria kekar dihadapannya lebih kuat mendominasi."Ini di kantor Aku malu kalau tiba-tiba karyawan melihatnya," kata wanita itu susah payah setelah bibirnya terlepas dari jerat bibir pria buas dihadapannya yang kini menyeringai bodoh bermaksud menggoda sang istri. "Hem... aku pastikan mereka tidak akan berani menggang
Sedangkan disudut lain nampak pria berkaca mata nampak mengulum saliva nya dan bergegas pergi, setelah aksi perempuan itu selesai ia takut wanita yang diam-diam menarik perhatiannya itu menyadari keberadaannya maka ia pun memutuskan untuk segera pergi dan melepaskan hasratnya ditoilet terdekat."Wanita yang luar biasa, Aku suka sifat liarnya," gumam pria itu dengan mendesah perlahan memikirkan gundukan kenyal yang menantang dengan meremas dan memenuntaskan benda keras yang berada di bagian pangkal paha nya yang kini dalam mode on membayangkan dirinya dalam buaian wanita seksi dalam fantasi liarnya.***Pintu ruang kerja Kenadra nampak terbuka, seorang wanita hamil dengan parasnya yang cantik dan menawan kini terlihat seksi dengan balutan dress bermotif bunga lili warna merah muda dengan tas tangan berwarna hitam yang menambah kesan elegan berjalan anggun menuju meja kerja sang pria yang sangat dicintainya, kegelisahan pada wajahnya nampak terlihat jelas."Sayan
Rudy mengerti dengan apa yang dipikirkan bos mudanya itu."Apakah harus juga aku yang turun tangan untuk membereskan semua ini, huh... menyebalkan," gerutu Rudy kesal, melangkah meninggalkan Kenan yang masih kebingungan membuat alasan apa untuk sang istri, sedangkan ia sangat kenal sifat istrinya seperti apa.Huh... memusingkan mereka ini menyebalkan," gerutu Rudy kesal, belum selesai masalah pekerjaan yang harus ia bereskan sekarang ia juga harus membereskan masalah rumah tangga bosnya."Sepertinya Aku harus segera mengakhiri masa lajang ku agar penderitaan ini cepat berakhir agar bisa mengerti masalah bosnya. Saat itu juga Rita masuk keruangan Rudy dengan wajah cemberutnya."Kenapa dengan wajahmu?Apa pria itu berulah lagi?" tanya Rudy pura-pura tak tahu dengan kemungkinan apa yang terjadi."Huh menyebalkan, kamu tahu bos muda kesayanganmu itu mulai menggila, sejak ia menikah dengan gadis kecil putri Atmaja itu tingkahnya banyak berubah, dan
Setelah selesai berbicara dengan sang Ayah Mera pun menyimpulkan bahwa Ayah juga tidak tahu kepergian Shena dan Kak Dirga. Dengan terburu Mera masuk ke kamarnya mengambil tas dan juga kunci mobil ia berencana ke Apartemen Kakaknya, sebenarnya kehamilannya sudah cukup besar dan sebaiknya ia tetap stay di rumah namun Mera bukan tipe orang yang tidak bisa diam saja di rumah tanpa melakukan tindakan apapun untuk menyelesaikan sebuah masalah. Mera bergegas keluar menuju salah satu mobil yang terpakir di garasi rumah mewahnya. Seorang sopir menghampiri dan mengambil kunci mobil dari tangan Mera dan segera membukakan pintu mobil untuk Nyonya mudanya itu, sebenarnya sang sopir cukup ngeri juga kalau harus membawa orang hamil namun dilihatnya majikannya nampak gelisah dan terburu-buru maka ia pun tidak berani melawan perintah."Silakan Nyonya," ucap sopir itu dan membukakan pintu mobil mewah berwarna hitam salah satu milik keluarga hutama itu untuk Mera."Terimakasih, cepat jalan P
Pagi ini seperti biasa Kenandra datang dan bekerja di kantor ia tidak tahu bahwa ada peristiwa besar yang tersembunyi, sampai di lobby kantornya Kenandra berpapasan dengan beberapa karyawan dan juga Rudy sang asisten kepercayaan keluarga Hutama, Rudy selalu setia menunggu bos kecilnya itu karena Rudy yang ditugaskan oleh Hutama untuk menjaga putra semata wayangnya itu.Rudy adalah teman Kenandra dari kecil hingga kini dewasa, Rudy adalah seorang anak pelayan istimewa di rumah keluarga besar Hutama, karena kesetiaan orang tua Rudy kepada keluarga trah Hutama maka Hutama membiayai seluruh kebutuhan Rudy dari biaya hidup tempat tinggal hingga pendidikan yang tinggi, Hutama melatih Rudy agar bisa semakin kuat untuk menjadi orang kepercayaannya juga bodyguard bagi Kenandra putra semata wayang Hutama. Tentu pria seperti Hutama sudah memperhitungkan pilihannya sejak lama, Rudy adalah anak muda yang bisa diandalkan dan setiap sikapnya yang dingin dan juga kesetiaan yang ditunjukkanny
"Pertanyaan terakhir, kalian adalah anak buah suamiku yang paling di percaya tentunya kalian bisa menjawab kemana suamiku pergi dan bertemu dengan siapa? ini sudah lewat sebulan suamiku pergi namun tak ada kabar, seharusnya kalian tahu kemana suamiku pergi kalian kan anak buah yang paling dekat dengan pria dingin itu?"Ayolah katakan"Maaf Nona, Tuan tidak pernah bilang dengan siapa ia pergi dan untuk bertemu dengan siapa kami tidak tahu kami hanya ditugaskan untuk menjaga Nona selama Tuan kami belum kembali.Jawaban yang sering Shena dengar dari mereka semua membosankan tidak ada satu dari mereka berkata jujur sepertinya percuma tidak akan pernah berhasil mendapatkan semua jawaban dengan mudah. Di tempat dengan keterbatasan sinyal dan juga transportasi mereka semua bisa hidup dengan nyaman tanpa mengeluh sulit sedikitpun sedangkan kehidupan asli Shena semua sangat membutuhkan teknologi bukan hanya mengandalkan otot dan tenaga.Aku kembali menyalakan pe