Namun naas salah satu mahasiswi dari kelompok Shena mengalami kecelakaan dipatuk ular yang sangat berbisa, kejadian ini tidak pernah diduga, selama ini lingkungan kampus selalu dijaga ketat oleh pengaman dan ada juga tukang kebun yang senantiasa mengecek dan membersihkan kebun.
Pertolongan pertama sudah diberikan kepada korban namun naas sebelum korban sampai di RS korban sudah tidak mampu bertahan karena sebelumnya korban memang dalam kondisi sakit.
"Shena cepat panggil ambulan!" teriak Gilang dari pintu luar aula dengan menggendong seorang anak gadis yang merintih kesakitan."Ada apa Gil?" Tanya Shena yang ikut panik sambil mengikuti apa yang diinstruksikan oleh Gilang.
"Salah satu anak dari kelompok kita dipatuk ular," ucap Gilang dan melakukan pertolongan pada anak gadis di hadapannya dengan mengikat kakinya dengan kain.
Kondisinya sangat buruk kaki bekas gigitan ular berubah warna menjadi biru keunguan, mereka semakin panik ambulan yang dihubungi belum juga datang.
"Hanya satu solusi nya kak kita antar saja ke rumah sakit sekarang dengan mobil. "Kata salah satu anak memberikan pendapatnya.
"Pinjam mobil kak Kenan saja yang dekat dari sini Kak, karena kalau mau ke parkiran jauh.
"Cari Kenan cepat, "ucap Gilang, sedang kan gadis di pangkuannya kini tergolek lemas tak berdaya. Keringat dingin bercucuran di dahinya Gilang sudah tidak bisa berpikir lebih jauh lagi untuk menolong gadis ini.
"Kenapa mencari ku bukan panggil ambulans saja? "Tanya seorang pria yang tidak lain adalah Kenandra.
"Cepat pinjamkan mobilmu, kita selamatkan gadis ini."Ucap Gilang meminta bantuan.
"Kalian pikir mobilku ambulan sehingga seenak kalian mau membawanya. " Ucap Kenan ketus tanpa memperdulikan kondisi gadis itu yang semakin lemah.
"Kenan lihatlah gadis ini sudah lemah, tolong bantu kami untuk menyelamatkannya," ucap gilang kembali memohon sedangkan gadis dipangkuan nya semakin lemas dan lambat laut menjadi dingin.
"Persetan dengan gadis itu, memang ketua kelompok kalian yang bodoh menugaskan kalian untuk jadi tukang kebun kalau mau menyalahkan salahkan mereka berdua yang tidak becus menjadi ketua."ucap Kenandra memprovokasi anak buah Gilang dan Shena sehingga mereka marah.
"Tutup mulutmu Kenan kalau kamu tidak mau membantu kami," ucap Shena tak kalah sengit.
"Dasar bodoh tidak berguna," umpat Kenandra kesal.
"Begitu caramu memimpin anak buahmu, hah? Sampai digigit ular pun kalian tidak bisa menyelamatkannya.
"Lihatlah semua kebodohan pimpinan kalian,"ucap Kenandra menambah panas keadaan.
Beberapa anak ikut tersulut emosi dan menyalahkan pimpinan mereka. Aksi berdemo para mahasiswa baru pun tak bisa dielakkan lagi.
Sedangkan di sudut lain seorang wanita tersenyum licik, ia merasa senang karena mampu mengacaukan kelompok Shena walaupun nyawa yang kini menjadi taruhannya.
Bunyi sirine Ambulan terdengar mendekat dimana Gilang memangku gadis yang sudah tak berdaya itu ,secercah harapan datang gadis itu segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, sampai di RS gadis itu sudah tidak tertolong lagi.
Semua usaha sudah semaksimal mungkin namun takdir berkata lain, Allah lebih sayang padanya.
Hal ini menjadi pukulan terbesar dalam kehidupan Gilang, di depan mata ia melihat gadis itu tergolek lemah dan dirinya tidak mampu berbuat apapun, Gilang merasa tidak berguna tidak mampu menyelamatkan nyawa gadis itu. Tangis dan penyesalan tak terbendung lagi sehingga Gilang memilih keluar dari kampus dan kuliah kedokteran di luar negeri ia berharap setelah menjadi dokter ia sanggup menyelamatkan nyawa seseorang.
Setelah peristiwa meninggalnya gadis itu dan demo antar mahasiswa baru. Misteri tentang ular berbisa di kampus sampai saat ini belum ada titik terang,
kegiatan ospek malah mencoreng nama baik kampus itu sendiri. Dan didalam nya ada nama Shena yang menjadi ketuanya , bulan bulanan dari mahasiswa lain pun harus diterima nya walau menyakitkan ia tetap berusaha bertahan, apalagi kata-kata pedas yang dilayangkan oleh orang yang bernama Lisa begitu membekas dihati. Padahal seandainya waktu itu Kenandra lebih memilih menolong daripada berdebat, kematian itu tak mungkin terjadi.
Shena POV
Hari-hari kulalui sendirian saat ini, setelah insiden kematian mahasiswa baru itu aku diturunkan dari jabatan sebagai wakil ketua BEM dan kini aku merasa terbebaskan dari berbagai macam aturan dan tuntutan sebagai wakil mahasiswa.
Sedangkan Gilang melanjutkan kuliah keluar negeri meninggalkan aku sendiri terpuruk di kampus penuh kenangan.
Gilang memilih jurusan kedokteran ia begitu terpuruk setelah insiden kecelakaan itu, gimana tidak mahasiswa itu meninggal tepat di pangkuannya tanpa dirinya bisa berbuat apa-apa padahal ia sudah berusaha sekuat tenaga menolong gadis itu namun ditengah jalan gadis itu sudah meninggal.
Pesan gadis itu terakhir yang kuingat adalah untuk memanggil kan kedua orang tuanya namun belum sempat gadis itu bertemu kedua orang tua nya ia terlebih dulu meninggal. Waktu itu aku hanya bisa menangis dan menyaksikan tubuh yang membiru karena racun ular itu sudah menyebar kesebagian tubuh gadis itu.
Bertemu kedua orang tua gadis itu adalah hal terberat bagiku, mereka belum terima karena putrinya meninggal secara mengenaskan jalur hukum mereka sudah tempuh namun tak ada bukti kuat bahwa itu semua karena faktor kesengajaan. Dan akhirnya mereka hanya pasrah padahal gadis itu adalah anak satu-satunya. Sedangkan pihak kampus menutup rapat kasus itu agar tidak mencuat ke publik.
Sudah dua bulan peristiwa itu berlalu, aku melanjutkan aktivitasku seperti biasa namun tanpa kehadiran Gilang dihari-hariku membuatku benar-benar merasakan sendirian karena selama ini kami selalu jalan bersama, makan bersama, mengerjakan tugas kuliah bersama
Sedangkan teror dari kedua makhluk usil itu terus menghantuiku. Entah mengapa mereka tak mau berhenti mengganggu aku dan terus menerus menghujatku.
Shena povSuatu hari perusahaan ayahku mengadakan pesta ulang tahun perusahaan yang ke 15 tahun ayah mengundang seluruh rekan bisnisnya untuk berpesta di kantor.aku dan adikku juga berada di pesta itu, waktu itu Amera masih kelas satu sekolah menengah atas ia masih begitu polos dan lugu sedang kan aku adalah mahasiswa ekonomi semester empat.Semua tamu bisnis ayah berdatangan mengajak anak istri mereka untuk menikmati pesta di kantor ayahku yang memang saat ini sedang berjaya dan banyak mendapatkan penghargaan. Dari sekian banyak tamu ayah yang hadir ada satu yang kurasa aku mengenalnya. Setelah sekian lama pria itu kuperhatikan, dan itu benar adanya pria itu adalah salah satu mahasiswa di kampus ku, dia adalah Kenandra Hutama Wijaya pria angkuh yang selama ini menjadi peneror di kampus, entah mengapa sejak awal perken
Hay kak!"Ngelamun terus sedang mikirin kak Kenan yea ?" Ucap Amera mengagetkan lamunan kakaknya."Jangan sebut nama pria itu lagi, Memuakkan kakakkakak membencinya." Ucap Shena sengit dan memalingkan wajahnya ke arah lain."Aw! maaf kak." Kata Amera yang sebenarnya tidak bermaksud menyakiti kakaknya.Amera tahu bahwa kakaknya adalah seseorang yang keras kepala sama seperti dirinya, ia akan terus melakukan cara untuk bisa menghindari perjodohan ini.Amera duduk di tepi ranjang milik shena, ia menghibur kakaknya yang selama ini masih galau karena perjodohan itu."Sudahlah Kak apa jeleknya manusia yang bernama Kenandra itu, sehingga kakak tidak suka padanya?" Tanya Amera sambil rebahan di kasur Shena dan memainkan ujung rambutnya."Yang jelas pria itu bukan kriteria kakak , dia juga seorang yang kejam dan sombong manabisa kakak hidup dengan pria macam itu."kata Shena penuh dengan penekanan."Please ! Mera jangan ganggu kakak ,kakak p
Akhirnya mereka bergegas menuju kantor Gilang atau rumah sakit dimana Gilang bekerja sekarang. Untung saja hari ini Gilang tidak lagi banyak pasien sehingga bisa dengan mudah mereka temui."Hay ,kak Gilang sapa Mera ramah sambil memperhatikan seisi ruangan kerja Gilang yang menakjubkan dimana disana berisi sebuah relief jantung, gambar Sampel darah, alat pacu jantung, oksigen dan entah apalagi isinya pokoknya menakjubkan sekaligus menyeramkan.Sedangkan Shena dan Gilang hanya saling lirik menuju kearah Amera."Tenang dia sudah tau hubungan kita," ucap Shena akhirnya."Tenang rahasia aman di tanganku. " Ucap Mera tanpa menoleh ke arah mereka sedangkan matanya masih takjub memperhatikan sekeliling ruangan di sekitar ruang kerja Gilang."Aku butuh bantuan Gil, itu adalah sapaan Shena sedari masa kuliah sampai sekarang tidak pernah berubah."Bantuan apa? Tanya Gilang heran tidak biasanya Shena panik dan tegang seperti ini. Terlihat jelas w
Seminggu kemudian sebelum jadwal pertemuan keluarga terjadi, Shena memantapkan hatinya untuk memberikan hasil tes itu kepada ayah.Dengan hati berdebar debar Shena memberanikan diri masuk ke ruangan kerja ayahnya.sebelum nya shena sudah membuat rencana terlebih dulu dengan Amera untuk membuat drama agar ayah percaya.Semua rencana dan persiapan segalas sesuatunya sudah matang Shena benar-benar tidak mau ada kesalahan sedikit pun yang ditakutkan akibatnya akan fatal untuk ayah."Tok tok tokTerdengar pintu diluar diketuk oleh seseorang."Masuk ! Ucap Ayah yang mempersilahkan Shena masuk.Shena masuk keruangan itu tangannya dan kakinya gemetarankan karena rasa gugup dan takut yang ia tahan."Ayah ini Shena," kata Shena mengawali kalimatnya.Ayah hanya menatapnya sekilas dan masih sibuk dengan berkas-berkas dari kantor yang kini menggunung diatas meja."Ada hal penting yang ingin Shena bicarakan ayah.
Sedangkan Amera hanya diam membisu dan mengakui kehebatan akting mereka. Ia sudah tahu sejak lama kakaknya berpacaran dengan Gilang, karena dari dulu ayah melarang anak-anak untuk berpacaran maka dari itu Shena tidak berani untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada ayah. Dan aturan itu berlaku juga untuk Amera."Baiklah kalian menikahlah." Ucap ayah yang akhirnya memberi restu pada mereka berdua.Ayah kembali diam dan memandang sekeliling ruangan menatap putri kecilnya yang sedari tadi duduk dan memijat kaki nya, Amera juga merasa bersalah dalam hal ini.Danu tersenyum pada putri kecilnya setelah istrinya meninggal Danu terlalu sibuk dengan perusahaan sehingga jarang ada waktu untuk bermain atau bahkan bersenda gurau dengan kedua putrinya tak disangka mereka kini sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan sebentar lagi dia akan memiliki cucu dari Shena dan juga Gilang.Masih ada satu hal yang mengganjal di pikiran Danu bahw
Keesokan harinya, hari dan tanggal pertemuan kedua keluarga di hotel xxx milik keluarga Hutama telah ditentukan.Amera berjalan bergandengan dengan ayahnya ia memakai gaun model Sabrina dengan warna merah marun dan tas tangan berwarna hitam, kontras dengan kulitnya yang putih dengan rambut blonde yang tergerai menambah kesan cantik dewasa dan elegan.Walaupun masih usia belia Amera sudah pandai berdandan ia selalu mengikuti tren mode masa kini juga melihat dari kakaknya yang sering kali pergi ke pesta rekan kerja dan sering mengikut sertakan Amera bersamanya.Semua mata memandang tertuju kepada Amera, semua orang di hotel menyangka Amera adalah selebriti luar yang kini sedang mampir ke hotel mereka. Danu sangat bangga diberikan anugerah dua putri yang sama-sama cantik yang menurun dari mending istrinya tinggi dan berkulit putih.Putrimu sungguh luar biasa cantik, Danu," ucap pria yang bernama Hutama itu."Syukur lah kalau kalian suka," ucap
Amera melangkah kan kakinya keluar dari hotel tempat nya bertemu dengan pria angkuh yang sebentar lagi akan menjadi suaminya."Kenapa ada pria macam dia yang hanya memandang wanita dari sisi kecantikan nya saja."Apa aku terlalu jelek ?"Pria menyebalkan jelas dia sedang didepanku kenapa harus terus memuji kak Shena terus menerus, tahu seperti ini kenapa nggak dari awal dia melamar kak Shena saja, kalau memang dia menginginkannya."Menyebalkan! Umpat Mera kesal.Kalau bukan masih didepan umum pasti sudah ku lempar sepatu jelek ini, sudah menyusahkanku berjalan kini ditambah kakiku yang lecet mulai terasa perih.Aku memang tidak seperti kak Shena dia wanita sempurna cantik baik juga pandai mengatur perusahaan, sedangkan aku anak manja dan dibilang anak ingusan."Apa dia bilang aku anak ingusan, menyebalkan. "Umpat Amera kesal dan terus berjalan tak tau arah tujuan."Aku anak ingusan, aku juga wanita pengganti kakakku.
Sis ,katakan padaku apa yang membuat Mera nekat melakukan hal bodoh seperti ini, selama ini kulihat bebeb ku tak pernah ada masalah, tanya Juna yang langsung mencecar Siska dengan banyak pertanyaan.Bebeb ku dari Hongkong apa,"umpat Siska kesal."hello, pangeran Juna mana ku tahu masalah mereka aku bapaknya bukan ,emaknya bukan kenapa kamu bertanya begitu seolah aku tahu segala nya,"kata Siska ketus."Sahabat macam apa kamu , teman ada masalah tapi tidak peka."ucap Juna yang juga ketus."Hello emang situ peka apa ?"sudah jalan kan saja mobilmu jangan banyak omong ,"perintah Siska mulai jengah dengan semua hal yang mereka perdebatan kan dengan Juna barusan."Ok, Hotel xxx aku pasti menemukan mu, dan Juna kembali melakukan mobilnya.***Aku sudah tidak tahan, dimana kalian." Rintih Amera lirih.Sedangkan suhu tubuh nya sudah berubah panas tapi ia kedinginan dilihat lagi layar ponsel nya dengan baterai yang lem
"Tuan Anda menggertak, Saya? ucap Yansen dengan sinis, Aku hanya seorang wanita tua tak layak Anda yang seorang terhormat mencoba mendekati wanita miskin seperti Saya apalagi saya masih saudara ipar Anda walaupun kakak sudah meninggal tak sepantasnya seperti ini, namun seperti nya pria tua itu sudah kebal malu ia terus saja maju menyudutkan wanita didepannya. Yansen mengatur nafas yang sesak karena perlakuan pria tua itu yang kini semakin menyudutkan langkahnya. "Kamu tetap cantik seperti dulu, bisik pria tua itu ditelinga Yansen yang membuat bulu kuduk meremang seketika detak jantung Yansen serasa berhenti, kenangan masalalu seperti terulang kembali, tubuh Yansen menggigil sesak di dada akan kenangan buruk kembali muncul, namun pria itu semakin mendekat lekat ditubuh Yansen yang hanya dibatasi oleh pakaian yang mereka kenakan, irama detak jantung yang menyatu membuat Yansen semakin gelisah gelenyar aneh akan keadaan dan siksaan itu sulit dihindari. "Apa maksud Anda Tuan berkata sepe
Maura percaya bahwa kehidupan keluarga akan berubah lebih baik setelah keputusannya siap tidak siap ia harus mulai berkembang mengikuti kata hati dan keluar dari zona nyamannya saat ini, dari parasnya yang cantik dan kecerdasan yang mumpuni menurun gen dari keluarga Admaja gadis itu tidak berbeda jauh dari kedua putri Admaja yang lain. Selama ini Maura tidak mengenal siapa ayah sesungguhnya namun ketika pertama kali bertemu dengan Danu Atmaja ia merasa mendapatkan figur seorang ayah dari pria paruh baya itu, niat Maura untuk lanjut pendidikan semakin kuat, hidup ditempat terpencil dan bekerja di kebun stroberi tak cukup untuk biaya pendidikan dan memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga sang ibu, walaupun Tuan Atmaja berjanji akan menopang semua kebutuhan pendidikan dan kebutuhan hidup ibunya Maura tetap tidak bisa menerima begitu saja pemberian dari orang yang baru ia kenal itu. Banyak hal yang masih membuat gadis itu penasaran apalagi seperti ada r
Seulas senyuman mengembang disudut bibir pria paruh baya dengan menghisap cerutu yang asapnya telah membubung tinggi dan terburai ditiup angin sejuk pegunungan, kini netra Pria paruh baya itu tertuju pada hamparan luas perkebunan stroberi yang sekarang menjadi hak miliknya. Sedang kan di depan pintu kamar Pria itu seorang wanita diam-diam memperhatikan gerak-gerik pria tua itu, dengan menghela nafas panjang dan memantapkan diri untuk mengetuk pintu dan akhirnya wanita itu memberanikan diri untuk masuk keruangan yang memang tak terkunci rapat dengan membawa secangkir kopi dan meletakkannya di atas meja saat mendengar langkah kaki dan aroma kas kopi tercium di indra penciuman Pria tua itu seketika menoleh mengembangkan bibirnya bermaksud menyambut hangat siapa yang datang dihadapannya saat ini, dilihatnya wanita masa lalu nya itu menundukkan kepala enggan untuk menyapa bahkan melihat wajah pria tersebut. "Terima kasih," ucap Pria itu datar, dan seketika meraih tangan wan
Wanita dihadapannya semakin membuat gairah Kenan semakin membuncah dan semakin memperdalam permainan menghisap memainkan ujung lidah dengan lembut dan menuntut dan lebih kasar dan setelah itu melumat lembut bibir mungil yang membuatnya selama ini candu rasa manis bibir mungil dengan lipstik warna pink sedangkan tangan berotot itu dengan lembut membelai bongkahan bulat yang nampak indah dan ketika istrinya itu hamil kini terlihat lebih berisi dan kenyal dan membuatnya semakin nyaman, menyukai benda kenyal itu dan terus memainkannya. "Sst....Sayang hentikan lenguh wanita itu berusaha menghentikan aksi suaminya namun tetap tak berdaya pria kekar dihadapannya lebih kuat mendominasi."Ini di kantor Aku malu kalau tiba-tiba karyawan melihatnya," kata wanita itu susah payah setelah bibirnya terlepas dari jerat bibir pria buas dihadapannya yang kini menyeringai bodoh bermaksud menggoda sang istri. "Hem... aku pastikan mereka tidak akan berani menggang
Sedangkan disudut lain nampak pria berkaca mata nampak mengulum saliva nya dan bergegas pergi, setelah aksi perempuan itu selesai ia takut wanita yang diam-diam menarik perhatiannya itu menyadari keberadaannya maka ia pun memutuskan untuk segera pergi dan melepaskan hasratnya ditoilet terdekat."Wanita yang luar biasa, Aku suka sifat liarnya," gumam pria itu dengan mendesah perlahan memikirkan gundukan kenyal yang menantang dengan meremas dan memenuntaskan benda keras yang berada di bagian pangkal paha nya yang kini dalam mode on membayangkan dirinya dalam buaian wanita seksi dalam fantasi liarnya.***Pintu ruang kerja Kenadra nampak terbuka, seorang wanita hamil dengan parasnya yang cantik dan menawan kini terlihat seksi dengan balutan dress bermotif bunga lili warna merah muda dengan tas tangan berwarna hitam yang menambah kesan elegan berjalan anggun menuju meja kerja sang pria yang sangat dicintainya, kegelisahan pada wajahnya nampak terlihat jelas."Sayan
Rudy mengerti dengan apa yang dipikirkan bos mudanya itu."Apakah harus juga aku yang turun tangan untuk membereskan semua ini, huh... menyebalkan," gerutu Rudy kesal, melangkah meninggalkan Kenan yang masih kebingungan membuat alasan apa untuk sang istri, sedangkan ia sangat kenal sifat istrinya seperti apa.Huh... memusingkan mereka ini menyebalkan," gerutu Rudy kesal, belum selesai masalah pekerjaan yang harus ia bereskan sekarang ia juga harus membereskan masalah rumah tangga bosnya."Sepertinya Aku harus segera mengakhiri masa lajang ku agar penderitaan ini cepat berakhir agar bisa mengerti masalah bosnya. Saat itu juga Rita masuk keruangan Rudy dengan wajah cemberutnya."Kenapa dengan wajahmu?Apa pria itu berulah lagi?" tanya Rudy pura-pura tak tahu dengan kemungkinan apa yang terjadi."Huh menyebalkan, kamu tahu bos muda kesayanganmu itu mulai menggila, sejak ia menikah dengan gadis kecil putri Atmaja itu tingkahnya banyak berubah, dan
Setelah selesai berbicara dengan sang Ayah Mera pun menyimpulkan bahwa Ayah juga tidak tahu kepergian Shena dan Kak Dirga. Dengan terburu Mera masuk ke kamarnya mengambil tas dan juga kunci mobil ia berencana ke Apartemen Kakaknya, sebenarnya kehamilannya sudah cukup besar dan sebaiknya ia tetap stay di rumah namun Mera bukan tipe orang yang tidak bisa diam saja di rumah tanpa melakukan tindakan apapun untuk menyelesaikan sebuah masalah. Mera bergegas keluar menuju salah satu mobil yang terpakir di garasi rumah mewahnya. Seorang sopir menghampiri dan mengambil kunci mobil dari tangan Mera dan segera membukakan pintu mobil untuk Nyonya mudanya itu, sebenarnya sang sopir cukup ngeri juga kalau harus membawa orang hamil namun dilihatnya majikannya nampak gelisah dan terburu-buru maka ia pun tidak berani melawan perintah."Silakan Nyonya," ucap sopir itu dan membukakan pintu mobil mewah berwarna hitam salah satu milik keluarga hutama itu untuk Mera."Terimakasih, cepat jalan P
Pagi ini seperti biasa Kenandra datang dan bekerja di kantor ia tidak tahu bahwa ada peristiwa besar yang tersembunyi, sampai di lobby kantornya Kenandra berpapasan dengan beberapa karyawan dan juga Rudy sang asisten kepercayaan keluarga Hutama, Rudy selalu setia menunggu bos kecilnya itu karena Rudy yang ditugaskan oleh Hutama untuk menjaga putra semata wayangnya itu.Rudy adalah teman Kenandra dari kecil hingga kini dewasa, Rudy adalah seorang anak pelayan istimewa di rumah keluarga besar Hutama, karena kesetiaan orang tua Rudy kepada keluarga trah Hutama maka Hutama membiayai seluruh kebutuhan Rudy dari biaya hidup tempat tinggal hingga pendidikan yang tinggi, Hutama melatih Rudy agar bisa semakin kuat untuk menjadi orang kepercayaannya juga bodyguard bagi Kenandra putra semata wayang Hutama. Tentu pria seperti Hutama sudah memperhitungkan pilihannya sejak lama, Rudy adalah anak muda yang bisa diandalkan dan setiap sikapnya yang dingin dan juga kesetiaan yang ditunjukkanny
"Pertanyaan terakhir, kalian adalah anak buah suamiku yang paling di percaya tentunya kalian bisa menjawab kemana suamiku pergi dan bertemu dengan siapa? ini sudah lewat sebulan suamiku pergi namun tak ada kabar, seharusnya kalian tahu kemana suamiku pergi kalian kan anak buah yang paling dekat dengan pria dingin itu?"Ayolah katakan"Maaf Nona, Tuan tidak pernah bilang dengan siapa ia pergi dan untuk bertemu dengan siapa kami tidak tahu kami hanya ditugaskan untuk menjaga Nona selama Tuan kami belum kembali.Jawaban yang sering Shena dengar dari mereka semua membosankan tidak ada satu dari mereka berkata jujur sepertinya percuma tidak akan pernah berhasil mendapatkan semua jawaban dengan mudah. Di tempat dengan keterbatasan sinyal dan juga transportasi mereka semua bisa hidup dengan nyaman tanpa mengeluh sulit sedikitpun sedangkan kehidupan asli Shena semua sangat membutuhkan teknologi bukan hanya mengandalkan otot dan tenaga.Aku kembali menyalakan pe