Seminggu kemudian sebelum jadwal pertemuan keluarga terjadi, Shena memantapkan hatinya untuk memberikan hasil tes itu kepada ayah.
Dengan hati berdebar debar Shena memberanikan diri masuk ke ruangan kerja ayahnya.
sebelum nya shena sudah membuat rencana terlebih dulu dengan Amera untuk membuat drama agar ayah percaya.
Semua rencana dan persiapan segalas sesuatunya sudah matang Shena benar-benar tidak mau ada kesalahan sedikit pun yang ditakutkan akibatnya akan fatal untuk ayah.
"Tok tok tok
Terdengar pintu diluar diketuk oleh seseorang.
"Masuk ! Ucap Ayah yang mempersilahkan Shena masuk.
Shena masuk keruangan itu tangannya dan kakinya gemetarankan karena rasa gugup dan takut yang ia tahan.
"Ayah ini Shena," kata Shena mengawali kalimatnya.
Ayah hanya menatapnya sekilas dan masih sibuk dengan berkas-berkas dari kantor yang kini menggunung diatas meja.
"Ada hal penting yang ingin Shena bicarakan ayah.
" Apa penolakan perjodohan? Jawabannya tidak." Ucap ayah tegas kalau tidak ada keperluan lain keluarlah.
"Bukan itu ayah," kata Shena terbata-bata dan mengeluarkan jurus air matanya dengan raut wajah yang dibuat sesedih mungkin yang membuatnya benar-benar terlihat kacau dan sedih apalagi dengan beban perjodohan yang shena pikirkan sehingga membuat aktingnya terlihat sempurna.
Ayah melihat dengan tajam dan penuh selidik, memperhatikan putri sulungnya yang menangis kacau dan sedih hatinya mulai luluh. Tumbuh rasa iba di hati Danu.
"Apa yang membuatmu seperti ini ? Tanya ayah dan memperhatikan Shena lebih dekat.
Suara tangis Shena pecah membuat ayah benar-benar tak tega melihat putrinya menangis sesedih itu, shena duduk bersimpuh di kaki ayah membuat ayah semakin bingung dengan keadaan Shena.
"Ayah maafkan aku." Ucap Shena dengan beruraian air mata.
"Ayah maafkan aku tidak bisa menjadi putri yang baik seperti yang ayah harapkan.
"Ayah maafkan aku telah melukai hati ayah menodai kepercayaan ayah.
"Maafkan aku ayah, aku sudah membuat ayah malu. Tangis Shena sesenggukan diiringi ucapan permintaan maaf nya kepada Ayah tapan berani menatap mata milik ayahnya.
"Apa yang membuat putri ayah sesedih ini ?" Tanya Danu dengan memapah tangan putrinya dan membantu untuk berdiri.
Walaupun banyak pertanyaan di benak Danu, Namun Danu menahannya menunggu putrinya benar-benar siap untuk menjelaskan semua masalah yang diderita.
Shena memberanikan diri untuk memberikan hasil tes palsu itu kepada ayahnya.
Danu melihat dan memeriksa apa yang diberikan Shena barusan, seketika wajah Danu berubah pucat dan meremas kertas putih di tangannya itu ke lantai.
Shena menunduk tanpa berani memandang wajah ayah.
"Siapa pelakunya,"tanya Danu dengan suara yang bergetar dan tangan memegang dadanya.
"Maafkan aku ayah, aku menang tidak pantas menjadi putri ayah.
"Maafkan ayah, aku bersalah."ucapuShena dan tangis Shena kembali pecah tatkala melihat sang ayah terduduk di kursi dengan memegangi dadanya.
"Maaf ayah! Ucap Shena dengan berlutut di depan ayahnya.
"Katakan siapa pelakunya nya? Bentak Danu dengan kasar, dan terus memegang dadanya yang mulai terasa sesak akibat emosi yang meledak-ledak.
Belum ada jawaban dari Shena sedang kan pintu terbuka dari luar nampak Gilang memasuki ruangan itu dan ikut berlutut seperti yang dilakukan oleh shena.
"Maafkan Gilang " ucap Gilang tiba-tiba.
"Gilang yang salah ,"ucap Gilang dan menunduk tanpa berani melihat orang tua yang kini sudah hancur hatinya karena perbuatan anak-anak nya.
"Kamu!" Kata Danu melihat Gilang yang menundukan kepalanya dan tak dapat melanjutkan lagi ucapannya karena sesak di dada mengalahkan pertahanannya.
"Ayaahhhh!
"Maafkan Shena yah!" Ucap Shena mengiba.
Sesuai dengan dugaan Ayah kembali kumat jantung nya dan Gilang segera memberikan pertolongan kepada ayah.
Gilang benar sigap ia sudah melakukan persiapan yang matang sebelum rencana ini dibuat. Dengan cekatan Gilang memberi alat bantu pernafasan untuk ayah dan melakukan pemeriksaan sesuai prosedur rumah sakit.
Sedangkan diluar sudah ada Mera yang menunggu dengan harap cemas ia tahu hal ini pasti akan terjadi karena ayah pasti menahan emosi nya.
"Ayah maafkan Amera juga yang telah memberikan ide konyol ini ke kakak." Ucap Amera menangis menyesali semua perbuatannya .
"Semoga ayah baik-baik saja."ucap shena menenangkan adiknya dan sekaligus mendoakan ayahnya namun rasa bersalah tetap ada.
"Kak kita sudah keterlaluan mempermainkan hati ayah," kata Mera yangmenyesali perbuatannya
Mera takut terjadi hal buruk sama ayah.
"Maafkan kakak, karena kakak ayah jadi seperti ini."ucap shena dan memeluk adiknya.
Waktu tiga puluh menit pun berlalu belum ada tanda-tanda Gilang keluar dari kamar ayah , kami pun semakin cemas dengan kondisi ayah saat ini.
Sebelum kami keluar dari ruangan kondisi ayah sangat lemah ayah berusaha keras menolak Gilang yang ingin memeriksanya.
Sehingga drama kedua pun terjadi Amera harus membujuk ayah yang nafasnya sudah tersengal-sengal agar ayah mau untuk dirawat oleh Dirga.
Akhirnya Gilang keluar dari kamar Danu, Gilang berkata kalau kondisi ayah berangsur membaik jantung dan nafasnya sudah normal kembali.
"Apa ayah sudah tidak apa-apa? Tanya kami bersamaan.
"Beliau sudah baik-baik saja," kata Kak Gilang menjelaskan
"Hanya butuh istirahat dan menenangkan pikiran." Kata Gilang lagi dan terduduk lesu di sofa.
"Kita sudah kelewatan menyakiti ayah. Mungkin sekarang ayah sudah tidak percaya lagi padaku."ucap Gilang tertunduk lesu.
Shena yang sedari tadi hanya diam, beranjak mendekati Gilang duduk disampingnya dan menggenggam erat tangan gilang.
"Maaf karena aku kamu harus menjadi seperti ini."ucap Shena sedih.
"Sudahlah semua sudah berlalu, semua sudah terlanjur kita tidak dapat memutar waktu kembali.
Suara pintu kamar ayah terbuka asisten pribadi ayah keluar dari kamar ayah dan menyuruh kami untuk masuk.
Entah apa yang ingin ayah bicarakan kami akhirnya masuk bersama, ayah nampak terbaring lemah dengan mata yang terlihat sayu dengan kerutan tanda penuaan menghiasi wajahnya.
"Kalian duduk lah perintah ayah kepada kami semua. Tatapan dingin ayah menunjukkan belum ada maaf untuk kami.
"Sejak kapan kalian berhubungan? Tanya ayah datar tanpa mau menatap kami.
"Sejak masa kuliah ,"ucap kak Gilang mengakuinya.
"Berani nya kamu melakukan itu pada putriku " ucap ayah dengan menahan amarahnya.
"Ayah aku mencintainya ini bukan saja kesalahan Gilang tapi juga kesalahan ku ayah ," ucap Shena membela kekasihnya.
"Maafkan kami ayah," mereka kembali berlutut memohon pengampunan kepada ayah.
Sedangkan Amera hanya diam membisu dan mengakui kehebatan akting mereka. Ia sudah tahu sejak lama kakaknya berpacaran dengan Gilang , karena dari dulu ayah melarang anak-anak untuk berpacaran maka dari itu Shena tidak berani untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada ayah. Dan aturan itu berlaku juga untuk Amera.
Sedangkan Amera hanya diam membisu dan mengakui kehebatan akting mereka. Ia sudah tahu sejak lama kakaknya berpacaran dengan Gilang, karena dari dulu ayah melarang anak-anak untuk berpacaran maka dari itu Shena tidak berani untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada ayah. Dan aturan itu berlaku juga untuk Amera."Baiklah kalian menikahlah." Ucap ayah yang akhirnya memberi restu pada mereka berdua.Ayah kembali diam dan memandang sekeliling ruangan menatap putri kecilnya yang sedari tadi duduk dan memijat kaki nya, Amera juga merasa bersalah dalam hal ini.Danu tersenyum pada putri kecilnya setelah istrinya meninggal Danu terlalu sibuk dengan perusahaan sehingga jarang ada waktu untuk bermain atau bahkan bersenda gurau dengan kedua putrinya tak disangka mereka kini sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan sebentar lagi dia akan memiliki cucu dari Shena dan juga Gilang.Masih ada satu hal yang mengganjal di pikiran Danu bahw
Keesokan harinya, hari dan tanggal pertemuan kedua keluarga di hotel xxx milik keluarga Hutama telah ditentukan.Amera berjalan bergandengan dengan ayahnya ia memakai gaun model Sabrina dengan warna merah marun dan tas tangan berwarna hitam, kontras dengan kulitnya yang putih dengan rambut blonde yang tergerai menambah kesan cantik dewasa dan elegan.Walaupun masih usia belia Amera sudah pandai berdandan ia selalu mengikuti tren mode masa kini juga melihat dari kakaknya yang sering kali pergi ke pesta rekan kerja dan sering mengikut sertakan Amera bersamanya.Semua mata memandang tertuju kepada Amera, semua orang di hotel menyangka Amera adalah selebriti luar yang kini sedang mampir ke hotel mereka. Danu sangat bangga diberikan anugerah dua putri yang sama-sama cantik yang menurun dari mending istrinya tinggi dan berkulit putih.Putrimu sungguh luar biasa cantik, Danu," ucap pria yang bernama Hutama itu."Syukur lah kalau kalian suka," ucap
Amera melangkah kan kakinya keluar dari hotel tempat nya bertemu dengan pria angkuh yang sebentar lagi akan menjadi suaminya."Kenapa ada pria macam dia yang hanya memandang wanita dari sisi kecantikan nya saja."Apa aku terlalu jelek ?"Pria menyebalkan jelas dia sedang didepanku kenapa harus terus memuji kak Shena terus menerus, tahu seperti ini kenapa nggak dari awal dia melamar kak Shena saja, kalau memang dia menginginkannya."Menyebalkan! Umpat Mera kesal.Kalau bukan masih didepan umum pasti sudah ku lempar sepatu jelek ini, sudah menyusahkanku berjalan kini ditambah kakiku yang lecet mulai terasa perih.Aku memang tidak seperti kak Shena dia wanita sempurna cantik baik juga pandai mengatur perusahaan, sedangkan aku anak manja dan dibilang anak ingusan."Apa dia bilang aku anak ingusan, menyebalkan. "Umpat Amera kesal dan terus berjalan tak tau arah tujuan."Aku anak ingusan, aku juga wanita pengganti kakakku.
Sis ,katakan padaku apa yang membuat Mera nekat melakukan hal bodoh seperti ini, selama ini kulihat bebeb ku tak pernah ada masalah, tanya Juna yang langsung mencecar Siska dengan banyak pertanyaan.Bebeb ku dari Hongkong apa,"umpat Siska kesal."hello, pangeran Juna mana ku tahu masalah mereka aku bapaknya bukan ,emaknya bukan kenapa kamu bertanya begitu seolah aku tahu segala nya,"kata Siska ketus."Sahabat macam apa kamu , teman ada masalah tapi tidak peka."ucap Juna yang juga ketus."Hello emang situ peka apa ?"sudah jalan kan saja mobilmu jangan banyak omong ,"perintah Siska mulai jengah dengan semua hal yang mereka perdebatan kan dengan Juna barusan."Ok, Hotel xxx aku pasti menemukan mu, dan Juna kembali melakukan mobilnya.***Aku sudah tidak tahan, dimana kalian." Rintih Amera lirih.Sedangkan suhu tubuh nya sudah berubah panas tapi ia kedinginan dilihat lagi layar ponsel nya dengan baterai yang lem
Apa kakak bahagia setelah mendapat kan apa yang telah dia inginkan, aku tahu akulah pencetus ide gila ini. Maka benar kalau harus aku yang harus menanggung nya.Bagaimana dengan semua impian, dan perusahaan ayah? Pikir Amera dalam hatiMera , bodohnya dirimu pernikahan mu dijadikan alasan untuk membuat perusahaan Atmaja kembali dari tangan Dirga karena dengan adanya kekuatan dari keluarga Hutama Dirga pasti akan mudah dikalahkan. "Pikir Mera bicara dengan dirinya sendiri dan tersenyum getir meratapi setiap nasipnya."Mera sadar bahwa pernikahannya untuk bisnis semata.Mera kembali mengingat keadaan ayah yang sering bolak-balik berobat keluar negeri sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan mengakibatkan hutang perusahan menumpuk terlalu banyak.Mera sadar tidak mudah untuk membangun sebuah perusahaan, apalagi perusahaan besar seperti milik ayah yang membutuhkan tangan-tangan ahli yang menangani dalam bidangnya.Sudahlah! Med
Setelah beberapa lama berfikir Amera siap untuk membagi masalah nya kepada sahabat karipnya itu.Aku akan menikah sis," ucap Mera akhirnya meluapkan unek-unek dihatinya."Apa? Siska sangat terkejut setelah mendengar kalimat akan menikah dari sahabatnya itu."Dengan siapa?"Sejak kapan kamu punya pacar, kok aku tidak tahu,"tanya Siska memberondongnya dengan segala pertanyaan sedangkan lawan bicaranya yang mulai terlihat murung dari tadi.Tau seperti ini mending aku diam tidak usah banyak bertanya dan itu akan lebih baik bagiku. Aku dijodohkan sis,ucap Mera lagi dan kembali menunduk.Pikirannya belum bisa melupakan kejadian dan perdebatan yang ia lakukan bersama ayah dan juga kakaknya."Yang benar saja sahabatku mau dijodohkan, apa perlu kamu ide konyol dariku? Kemarin kamu meminta ide dariku untuk masalah kakakmu dan sekarang kamu yang membutuhkan ide yang lebih gila lagi. Aku tak habis pikir dengan keluarga kalian,"ucap Sis
Kak setelah aku menikah tolong urus paman Dirga dengan benar kalau perlu singkirkan dia dari perusahaan ayah, karena dia aku harus menikah muda," kata Amera sekenanya padahal batinnya menjerit."Pasti sayang sebisa mungkin akan kakak singkirkan orang itu akan aku ciptakan neraka untuk nya."Benarkah? Kak berjanji lah bawa kembali perusahaan kita agar tidak sia-sia pengorbananku selama ini." Kata Amera berharap pada shena."Iya aku janji," kata Shena akhirnya.Sedari tadi Siska hanya diam memperhatikan percakapan kakak dan adik itu, dirinya pun merasa tertantang untuk ikut membantu kesulitan mereka."Apa perlu ide konyol dariku,? Tanya Siska tanpa rasa bersalah."Tidak! ucap Mera dan Shena bersamaan."Idemu sudah memakan korban, dan sekarang akulah yang menjadi korbannya,"ucap Mera ketus."Ya maaf, ucapan Mera membuat Siska benar merasa bersalah sehingga menundukkan kepalanya malu."Ha! ha! ha ! terdengar Mera tertawa sehing
Setelah pertemuannya dengan gadis itu, Kenandra langsung pergi ke club tempat biasa ia nongkrong, di sana sudah ada Rudy yang menunggu ."Gadis itu sama menyebalkan seperti kakaknya ," kata Kenandra dan meminum wine milik seseorang yang kini sedang duduk menghadap bar, tidak lain orang itu adalah Rudi sahabat sekaligus asisten pribadi nya."Shena Atmaja?"Bukan bodoh!" jawab Kenan bertambah kesal melihat kebodohan sahabatnya itu."Terus siapa lagi gadis di keluarga Atmaja yang lain yang mau dijodohkan dengan mu? Tanya Rudy yang berlagak lupa. Ia tahu bahwa keluarga itu memiliki dua anak perempuan."Apa kerjamu ,hah?"Dasar tidak becus, selama ini kamu aku bayar untuk menyelidiki mereka, terus apa kerjamu ?" Gertak Kenandra dengan sorot matanya yang tajam karena kemarahan nya."Tenang aku tahu, siapa yang kamu maksud," kata Rudy akhirnya mengalah ia terlalu malas banyak bicara dan mengakhiri permainannya, untuk berdebat dengan seora
"Tuan Anda menggertak, Saya? ucap Yansen dengan sinis, Aku hanya seorang wanita tua tak layak Anda yang seorang terhormat mencoba mendekati wanita miskin seperti Saya apalagi saya masih saudara ipar Anda walaupun kakak sudah meninggal tak sepantasnya seperti ini, namun seperti nya pria tua itu sudah kebal malu ia terus saja maju menyudutkan wanita didepannya. Yansen mengatur nafas yang sesak karena perlakuan pria tua itu yang kini semakin menyudutkan langkahnya. "Kamu tetap cantik seperti dulu, bisik pria tua itu ditelinga Yansen yang membuat bulu kuduk meremang seketika detak jantung Yansen serasa berhenti, kenangan masalalu seperti terulang kembali, tubuh Yansen menggigil sesak di dada akan kenangan buruk kembali muncul, namun pria itu semakin mendekat lekat ditubuh Yansen yang hanya dibatasi oleh pakaian yang mereka kenakan, irama detak jantung yang menyatu membuat Yansen semakin gelisah gelenyar aneh akan keadaan dan siksaan itu sulit dihindari. "Apa maksud Anda Tuan berkata sepe
Maura percaya bahwa kehidupan keluarga akan berubah lebih baik setelah keputusannya siap tidak siap ia harus mulai berkembang mengikuti kata hati dan keluar dari zona nyamannya saat ini, dari parasnya yang cantik dan kecerdasan yang mumpuni menurun gen dari keluarga Admaja gadis itu tidak berbeda jauh dari kedua putri Admaja yang lain. Selama ini Maura tidak mengenal siapa ayah sesungguhnya namun ketika pertama kali bertemu dengan Danu Atmaja ia merasa mendapatkan figur seorang ayah dari pria paruh baya itu, niat Maura untuk lanjut pendidikan semakin kuat, hidup ditempat terpencil dan bekerja di kebun stroberi tak cukup untuk biaya pendidikan dan memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga sang ibu, walaupun Tuan Atmaja berjanji akan menopang semua kebutuhan pendidikan dan kebutuhan hidup ibunya Maura tetap tidak bisa menerima begitu saja pemberian dari orang yang baru ia kenal itu. Banyak hal yang masih membuat gadis itu penasaran apalagi seperti ada r
Seulas senyuman mengembang disudut bibir pria paruh baya dengan menghisap cerutu yang asapnya telah membubung tinggi dan terburai ditiup angin sejuk pegunungan, kini netra Pria paruh baya itu tertuju pada hamparan luas perkebunan stroberi yang sekarang menjadi hak miliknya. Sedang kan di depan pintu kamar Pria itu seorang wanita diam-diam memperhatikan gerak-gerik pria tua itu, dengan menghela nafas panjang dan memantapkan diri untuk mengetuk pintu dan akhirnya wanita itu memberanikan diri untuk masuk keruangan yang memang tak terkunci rapat dengan membawa secangkir kopi dan meletakkannya di atas meja saat mendengar langkah kaki dan aroma kas kopi tercium di indra penciuman Pria tua itu seketika menoleh mengembangkan bibirnya bermaksud menyambut hangat siapa yang datang dihadapannya saat ini, dilihatnya wanita masa lalu nya itu menundukkan kepala enggan untuk menyapa bahkan melihat wajah pria tersebut. "Terima kasih," ucap Pria itu datar, dan seketika meraih tangan wan
Wanita dihadapannya semakin membuat gairah Kenan semakin membuncah dan semakin memperdalam permainan menghisap memainkan ujung lidah dengan lembut dan menuntut dan lebih kasar dan setelah itu melumat lembut bibir mungil yang membuatnya selama ini candu rasa manis bibir mungil dengan lipstik warna pink sedangkan tangan berotot itu dengan lembut membelai bongkahan bulat yang nampak indah dan ketika istrinya itu hamil kini terlihat lebih berisi dan kenyal dan membuatnya semakin nyaman, menyukai benda kenyal itu dan terus memainkannya. "Sst....Sayang hentikan lenguh wanita itu berusaha menghentikan aksi suaminya namun tetap tak berdaya pria kekar dihadapannya lebih kuat mendominasi."Ini di kantor Aku malu kalau tiba-tiba karyawan melihatnya," kata wanita itu susah payah setelah bibirnya terlepas dari jerat bibir pria buas dihadapannya yang kini menyeringai bodoh bermaksud menggoda sang istri. "Hem... aku pastikan mereka tidak akan berani menggang
Sedangkan disudut lain nampak pria berkaca mata nampak mengulum saliva nya dan bergegas pergi, setelah aksi perempuan itu selesai ia takut wanita yang diam-diam menarik perhatiannya itu menyadari keberadaannya maka ia pun memutuskan untuk segera pergi dan melepaskan hasratnya ditoilet terdekat."Wanita yang luar biasa, Aku suka sifat liarnya," gumam pria itu dengan mendesah perlahan memikirkan gundukan kenyal yang menantang dengan meremas dan memenuntaskan benda keras yang berada di bagian pangkal paha nya yang kini dalam mode on membayangkan dirinya dalam buaian wanita seksi dalam fantasi liarnya.***Pintu ruang kerja Kenadra nampak terbuka, seorang wanita hamil dengan parasnya yang cantik dan menawan kini terlihat seksi dengan balutan dress bermotif bunga lili warna merah muda dengan tas tangan berwarna hitam yang menambah kesan elegan berjalan anggun menuju meja kerja sang pria yang sangat dicintainya, kegelisahan pada wajahnya nampak terlihat jelas."Sayan
Rudy mengerti dengan apa yang dipikirkan bos mudanya itu."Apakah harus juga aku yang turun tangan untuk membereskan semua ini, huh... menyebalkan," gerutu Rudy kesal, melangkah meninggalkan Kenan yang masih kebingungan membuat alasan apa untuk sang istri, sedangkan ia sangat kenal sifat istrinya seperti apa.Huh... memusingkan mereka ini menyebalkan," gerutu Rudy kesal, belum selesai masalah pekerjaan yang harus ia bereskan sekarang ia juga harus membereskan masalah rumah tangga bosnya."Sepertinya Aku harus segera mengakhiri masa lajang ku agar penderitaan ini cepat berakhir agar bisa mengerti masalah bosnya. Saat itu juga Rita masuk keruangan Rudy dengan wajah cemberutnya."Kenapa dengan wajahmu?Apa pria itu berulah lagi?" tanya Rudy pura-pura tak tahu dengan kemungkinan apa yang terjadi."Huh menyebalkan, kamu tahu bos muda kesayanganmu itu mulai menggila, sejak ia menikah dengan gadis kecil putri Atmaja itu tingkahnya banyak berubah, dan
Setelah selesai berbicara dengan sang Ayah Mera pun menyimpulkan bahwa Ayah juga tidak tahu kepergian Shena dan Kak Dirga. Dengan terburu Mera masuk ke kamarnya mengambil tas dan juga kunci mobil ia berencana ke Apartemen Kakaknya, sebenarnya kehamilannya sudah cukup besar dan sebaiknya ia tetap stay di rumah namun Mera bukan tipe orang yang tidak bisa diam saja di rumah tanpa melakukan tindakan apapun untuk menyelesaikan sebuah masalah. Mera bergegas keluar menuju salah satu mobil yang terpakir di garasi rumah mewahnya. Seorang sopir menghampiri dan mengambil kunci mobil dari tangan Mera dan segera membukakan pintu mobil untuk Nyonya mudanya itu, sebenarnya sang sopir cukup ngeri juga kalau harus membawa orang hamil namun dilihatnya majikannya nampak gelisah dan terburu-buru maka ia pun tidak berani melawan perintah."Silakan Nyonya," ucap sopir itu dan membukakan pintu mobil mewah berwarna hitam salah satu milik keluarga hutama itu untuk Mera."Terimakasih, cepat jalan P
Pagi ini seperti biasa Kenandra datang dan bekerja di kantor ia tidak tahu bahwa ada peristiwa besar yang tersembunyi, sampai di lobby kantornya Kenandra berpapasan dengan beberapa karyawan dan juga Rudy sang asisten kepercayaan keluarga Hutama, Rudy selalu setia menunggu bos kecilnya itu karena Rudy yang ditugaskan oleh Hutama untuk menjaga putra semata wayangnya itu.Rudy adalah teman Kenandra dari kecil hingga kini dewasa, Rudy adalah seorang anak pelayan istimewa di rumah keluarga besar Hutama, karena kesetiaan orang tua Rudy kepada keluarga trah Hutama maka Hutama membiayai seluruh kebutuhan Rudy dari biaya hidup tempat tinggal hingga pendidikan yang tinggi, Hutama melatih Rudy agar bisa semakin kuat untuk menjadi orang kepercayaannya juga bodyguard bagi Kenandra putra semata wayang Hutama. Tentu pria seperti Hutama sudah memperhitungkan pilihannya sejak lama, Rudy adalah anak muda yang bisa diandalkan dan setiap sikapnya yang dingin dan juga kesetiaan yang ditunjukkanny
"Pertanyaan terakhir, kalian adalah anak buah suamiku yang paling di percaya tentunya kalian bisa menjawab kemana suamiku pergi dan bertemu dengan siapa? ini sudah lewat sebulan suamiku pergi namun tak ada kabar, seharusnya kalian tahu kemana suamiku pergi kalian kan anak buah yang paling dekat dengan pria dingin itu?"Ayolah katakan"Maaf Nona, Tuan tidak pernah bilang dengan siapa ia pergi dan untuk bertemu dengan siapa kami tidak tahu kami hanya ditugaskan untuk menjaga Nona selama Tuan kami belum kembali.Jawaban yang sering Shena dengar dari mereka semua membosankan tidak ada satu dari mereka berkata jujur sepertinya percuma tidak akan pernah berhasil mendapatkan semua jawaban dengan mudah. Di tempat dengan keterbatasan sinyal dan juga transportasi mereka semua bisa hidup dengan nyaman tanpa mengeluh sulit sedikitpun sedangkan kehidupan asli Shena semua sangat membutuhkan teknologi bukan hanya mengandalkan otot dan tenaga.Aku kembali menyalakan pe