"Gadis itu sama menyebalkan seperti kakaknya ," kata Kenandra dan meminum wine milik seseorang yang kini sedang duduk menghadap bar, tidak lain orang itu adalah Rudi sahabat sekaligus asisten pribadi nya.
"Shena Atmaja?
"Bukan bodoh!" jawab Kenan bertambah kesal melihat kebodohan sahabatnya itu.
"Terus siapa lagi gadis di keluarga Atmaja yang lain yang mau dijodohkan dengan mu? Tanya Rudy yang berlagak lupa. Ia tahu bahwa keluarga itu memiliki dua anak perempuan.
"Apa kerjamu ,hah?
"Dasar tidak becus, selama ini kamu aku bayar untuk menyelidiki mereka, terus apa kerjamu ?" Gertak Kenandra dengan sorot matanya yang tajam karena kemarahan nya.
"Tenang aku tahu, siapa yang kamu maksud," kata Rudy akhirnya mengalah ia terlalu malas banyak bicara dan mengakhiri permainannya, untuk berdebat dengan seora
Lisa hanya melihat Rudy sekilas ia tampil cantik dan seksi dengan balutan dress hijau tosca dengan belahan dada rendah dan potongan rok diatas lutut , ia tampil sempurna untuk menemui kekasihnya .Rudy sangat muak dengan perilaku wanita yang kini berlenggak lenggok didepan dirinya dan dengan bebasnya duduk di pangkuan sahabat nya itu."Benar-benar tak tau malu wanita itu dan bodohnya lagi sahabatku begitu tergila-gila pada wanita murahan seperti Monalisa."kata Rudy gerah dengan pemandangan dihadapan nya"Memuakkan," kata Rudy dan pergi berlalu meninggalkan mereka berdua tanpa mau memperhatikan atau bahkan menyapa wanita berbisa itu."Bilang saja kamu iri kawan," kata Kenadra mulai menyambut uluran tangan cantik kekasih idamannya itu, mengecup lembut pucuk tangan cantik wanita itu, menariknya lembut dalam pelukannya dan mulai bermain-main di ceruk leher jenjang milik Lisa yang sekarang duduk manja di pangkuan Kenandra.
Hari ini pertemuan kedua dengan pria bernama Kenandra itu, pria itu memang masih sangat asing bagiku.Usianya sepuluh tahun lebih tua dariku, mungkin lebih tepatnya aku memanggil dia kakak atau bahkan paman.Hari ini sekretaris nya menghubungi ku menanyakan waktu luang dan membuat janji pertemuan dengan ku.Drett drett...Terdengar bunyi handphone yang ku letakkan di atas nakas, aku menghampiri nya dan mengusap layar ponsel itu ada dua panggilan nomor tak di kenal, aku heran siapa yang menghubungiku sepagi ini.Ku telpon balik nomor tak dikenal itu dan terhubung."Iya dengan siapa? Tanyaku disana terdengar suara seorang pria memperkenalkan dirinya."Saya Rudy asisten tuan Kenandra Hutama Wijaya apa ini dengan nona Amera sesha, kata orang di seberang sana."Iya saya sendiri, kata ku akhirnya menjawab pertanyaan pria diseberang, darimana pria itu mendapat kan nomor ku batinku kesal atau jangan-jangan dari ayah ,ah
Rudy kembali memfokuskan diri ke layar ponsel nya dan mengirim sebuah pesan.Setelah beberapa saat notip handphone nya menyala tanda ada pesan masuk.Ting ,akhirnya jawaban masuk," kata Rudy senang sepeti orang yang mendapatkan hadiah undian mobil."Nanti jam lima sore setelah pulang kuliah , demikian isi pesan Amera dan Rudy kembali menutup layar ponsel nya."Ok."Pergilah! Jawab Kenandra datar tanpa ekspresi .Setelah mendengar jawaban." Kenandra mengusir Rudy keluar dari ruangan nya.Rudy pun berinsut keluar dari ruangan bosnya."Gadis itu, menyusahkan," batin Kenandra kesal kalau bukan keinginan ayah dan demi central group sudah aku lempar gadis itu kejalanan.Mengingat pertama kali mereka bertemu tidak banyak hal yang mereka bicarakan, kenandra hanya fokus membicarakan Shena daripada mencari tahu tentang keseharian calon istrinya itu..Mungkin dipikiran gadis itu Kenandra lebih tertarik dengan K
Hey lepaskan aku!"Apa kamu berusaha menculik ku? Tanya amera kesal dengan sikap kasar pria itu."Ini perintah dari tuan Kenandra nona, saya tidak berani menolaknya."kata Rudy menjelaskan."Persetan dengan pria itu, tolong cepat lepaskan aku, Amera terus meronta meminta pria itu untuk memberhentikan mobilnya, dan akhirnya mobil itu berhenti tepat di depan sebuah restoran mewah di kota Y. Pria itu memaksa amera keluar dan menyeretnya ke sebuah ruangan pribadi dan disana sudah ada dua orang pria yang menunggu dan ku tahu pria satunya lagi adalah pria yang bernama Kenandra."Apa-apaan ini kamu memerintah anak buahmu untuk membawa paksa aku seperti ini? Kamu pikir aku hewan piaraan mu sehingga seenaknya sendiri kamu membawa ku, teriak Amera kesal dengan pria bernama Rudy itu. Dan hanya dibalas Rudy dengan sedikit senyuman yang membuat amera semakin kesal."Menyebalkan!" Amera mengacak rambutnya kasar dan melemparkan tasnya ke arah Rudy deng
Menyebalkan sekali mereka pikir aku ini barang apa yang bisa diseret kemana saja seenak jidat mereka. Awas ! saja kamu tuan Kenandra, kamu harus membayar mahal atas sikap kasar anak buahmu kepadaku."Hehh ! menyebalkan sekali tanganku harus sakit karena ditarik kasar oleh pria kejam yang sama sekali tidak tahu sopan dan santun seperti dia menunjuk kearah rudy."Tuan Kenan, teriak Mera yang tidak terima dengan perlakuan kasar anak buah Kenan. sehingga Kenandra menoleh ke asal suara yang memanggil nya."Begini kah cara orang-orang mu memperlakukan aku? Liat apa yang mereka lakukan pada tanganku ! Mera menunjukan pergelangan tangan nya yang memerah akibat ditarik paksa oleh anak buahnya."Apakah mereka tidak kau ajari sopan santun sehingga mampu membuat wanita yang lemah seperti ku ini menderita.Atau jangan-jangan anda juga kasar seperti mereka? Kata Amera masih dengan kekesalan nya."Maafkan tindakan kasar mereka nona,"ucap Kenandra dengan membungk
Siska masih menunggu kedatangan sahabatnya, sebelum Amera pergi mereka sudah saling sepakat untuk saling bertemu di kampus. Juna terlihat dari jauh, ia nampak melihat Siska sendirian di kantin sedangkan waktu kuliah sudah hampir habis suasana kampus kembali sepi kecuali di ruang dosen yang masih ada rapat. Juna akhirnya menghampiri Siska."Hay ! kok belum pulang," sapa Juna berbasa-basi. Ia tahu bahwa Siska pasti sudah janjian dengan Mera."Iya, menunggu Mera,"jawab Siska singkat ia tahu Juna yang selalu ingin tahu tidak akan berhenti disitu saja."Mera, sudah ku duga ," kata Juna santai dan mendudukkan pantat nya dibangku sebelah Siska."Ngapain ikut duduk," tanya Siska merasa terganggu."Ikut menemani mu,"Jawab Juna singkat."Katakan padaku ada masalah apa dengan Amera? Tanya Juna dengan tatapan seriusnya."Apa maksudmu? Tanya Siska bingung harus menjawab apa, ia tahu bahwa semua yang terjadi pada sahabatnya harus ia rahasia kan, Jun
Lisa, turunlah dari pangkuan ku! Perintah Kenandra dengan tergesa-gesa karena sudah terlambat menjemput ibunya padahal hari ini kenandra ada jadwal untuk fitting gaun pengantin bersama Mera dan juga ibunya.Ia memang tipe cowok yang sayang dengan ibunya, semua perintah ibunya selalu dijalankan karena ia anak tunggal satu-satunya sherly terlalu memanjakan anak laki-laki nya itu."Fitting gaun? Ucap Lisa yang masih belum sepenuhnya sadar karena semalam mereka menghabiskan waktu panas bersama."Bersama ibumu dan juga wanita itu?"Iya." jawab Kenandra singkat dan memakai pakaian nya."Huh, kenapa harus anak ingusan itu yang menikah denganmu seharusnya kan aku, keluarga mu benar-benar menyebalkan apa kurangnya aku coba karir bagus, dari keluarga baik-baik apa salahnya dengan hanya menjadi seorang artis, benar tidak masuk akal."gerutu Lisa kesal karena akan ditinggalkan kekasihnya."Sayang apa kamu menyukai gadis itu? Tanya Lisa penuh selidik kare
Apa kamu bilang aku gendut ? Ucap Amera ketus penuh selidik dan berpikir ulang memperhatikan penampilan tubuhnya di pantulan cermin."Oh, tidak mungkin kalau aku gemuk ini pasti ada yang salah pikir Amera tidak terima kalau dibilang gemuk.Kenandra hanya bisa menghela nafas panjang dan membuang nya dengan kasar.Benar-benar gadis bodoh." pikirnya kenandra kesal."Ada yang bisa kami bantu nona, tanya seorang pelayan karena sedari tadi ia mendengar kegaduhan di kamar itu setelah mendengar apa masalahnya mereka baru memberanikan diri untuk masuk dan membantu."Urus gadis itu, ucap Kenandra ketus dan pergi meninggalkan ruangan itu."Ah... benar-benar memalukan, pikir Amera frustasi."Apakah aku terlalu gemuk, ucap Amera lirih sambil memperhatikan pantulan dirinya di cermin."Maaf nona, badan nona memang kurang pas untuk model baju ini, gaun ini hanya pas untuk mereka yang berdada kecil tidak seperti untuk bentuk dada nona.
"Tuan Anda menggertak, Saya? ucap Yansen dengan sinis, Aku hanya seorang wanita tua tak layak Anda yang seorang terhormat mencoba mendekati wanita miskin seperti Saya apalagi saya masih saudara ipar Anda walaupun kakak sudah meninggal tak sepantasnya seperti ini, namun seperti nya pria tua itu sudah kebal malu ia terus saja maju menyudutkan wanita didepannya. Yansen mengatur nafas yang sesak karena perlakuan pria tua itu yang kini semakin menyudutkan langkahnya. "Kamu tetap cantik seperti dulu, bisik pria tua itu ditelinga Yansen yang membuat bulu kuduk meremang seketika detak jantung Yansen serasa berhenti, kenangan masalalu seperti terulang kembali, tubuh Yansen menggigil sesak di dada akan kenangan buruk kembali muncul, namun pria itu semakin mendekat lekat ditubuh Yansen yang hanya dibatasi oleh pakaian yang mereka kenakan, irama detak jantung yang menyatu membuat Yansen semakin gelisah gelenyar aneh akan keadaan dan siksaan itu sulit dihindari. "Apa maksud Anda Tuan berkata sepe
Maura percaya bahwa kehidupan keluarga akan berubah lebih baik setelah keputusannya siap tidak siap ia harus mulai berkembang mengikuti kata hati dan keluar dari zona nyamannya saat ini, dari parasnya yang cantik dan kecerdasan yang mumpuni menurun gen dari keluarga Admaja gadis itu tidak berbeda jauh dari kedua putri Admaja yang lain. Selama ini Maura tidak mengenal siapa ayah sesungguhnya namun ketika pertama kali bertemu dengan Danu Atmaja ia merasa mendapatkan figur seorang ayah dari pria paruh baya itu, niat Maura untuk lanjut pendidikan semakin kuat, hidup ditempat terpencil dan bekerja di kebun stroberi tak cukup untuk biaya pendidikan dan memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga sang ibu, walaupun Tuan Atmaja berjanji akan menopang semua kebutuhan pendidikan dan kebutuhan hidup ibunya Maura tetap tidak bisa menerima begitu saja pemberian dari orang yang baru ia kenal itu. Banyak hal yang masih membuat gadis itu penasaran apalagi seperti ada r
Seulas senyuman mengembang disudut bibir pria paruh baya dengan menghisap cerutu yang asapnya telah membubung tinggi dan terburai ditiup angin sejuk pegunungan, kini netra Pria paruh baya itu tertuju pada hamparan luas perkebunan stroberi yang sekarang menjadi hak miliknya. Sedang kan di depan pintu kamar Pria itu seorang wanita diam-diam memperhatikan gerak-gerik pria tua itu, dengan menghela nafas panjang dan memantapkan diri untuk mengetuk pintu dan akhirnya wanita itu memberanikan diri untuk masuk keruangan yang memang tak terkunci rapat dengan membawa secangkir kopi dan meletakkannya di atas meja saat mendengar langkah kaki dan aroma kas kopi tercium di indra penciuman Pria tua itu seketika menoleh mengembangkan bibirnya bermaksud menyambut hangat siapa yang datang dihadapannya saat ini, dilihatnya wanita masa lalu nya itu menundukkan kepala enggan untuk menyapa bahkan melihat wajah pria tersebut. "Terima kasih," ucap Pria itu datar, dan seketika meraih tangan wan
Wanita dihadapannya semakin membuat gairah Kenan semakin membuncah dan semakin memperdalam permainan menghisap memainkan ujung lidah dengan lembut dan menuntut dan lebih kasar dan setelah itu melumat lembut bibir mungil yang membuatnya selama ini candu rasa manis bibir mungil dengan lipstik warna pink sedangkan tangan berotot itu dengan lembut membelai bongkahan bulat yang nampak indah dan ketika istrinya itu hamil kini terlihat lebih berisi dan kenyal dan membuatnya semakin nyaman, menyukai benda kenyal itu dan terus memainkannya. "Sst....Sayang hentikan lenguh wanita itu berusaha menghentikan aksi suaminya namun tetap tak berdaya pria kekar dihadapannya lebih kuat mendominasi."Ini di kantor Aku malu kalau tiba-tiba karyawan melihatnya," kata wanita itu susah payah setelah bibirnya terlepas dari jerat bibir pria buas dihadapannya yang kini menyeringai bodoh bermaksud menggoda sang istri. "Hem... aku pastikan mereka tidak akan berani menggang
Sedangkan disudut lain nampak pria berkaca mata nampak mengulum saliva nya dan bergegas pergi, setelah aksi perempuan itu selesai ia takut wanita yang diam-diam menarik perhatiannya itu menyadari keberadaannya maka ia pun memutuskan untuk segera pergi dan melepaskan hasratnya ditoilet terdekat."Wanita yang luar biasa, Aku suka sifat liarnya," gumam pria itu dengan mendesah perlahan memikirkan gundukan kenyal yang menantang dengan meremas dan memenuntaskan benda keras yang berada di bagian pangkal paha nya yang kini dalam mode on membayangkan dirinya dalam buaian wanita seksi dalam fantasi liarnya.***Pintu ruang kerja Kenadra nampak terbuka, seorang wanita hamil dengan parasnya yang cantik dan menawan kini terlihat seksi dengan balutan dress bermotif bunga lili warna merah muda dengan tas tangan berwarna hitam yang menambah kesan elegan berjalan anggun menuju meja kerja sang pria yang sangat dicintainya, kegelisahan pada wajahnya nampak terlihat jelas."Sayan
Rudy mengerti dengan apa yang dipikirkan bos mudanya itu."Apakah harus juga aku yang turun tangan untuk membereskan semua ini, huh... menyebalkan," gerutu Rudy kesal, melangkah meninggalkan Kenan yang masih kebingungan membuat alasan apa untuk sang istri, sedangkan ia sangat kenal sifat istrinya seperti apa.Huh... memusingkan mereka ini menyebalkan," gerutu Rudy kesal, belum selesai masalah pekerjaan yang harus ia bereskan sekarang ia juga harus membereskan masalah rumah tangga bosnya."Sepertinya Aku harus segera mengakhiri masa lajang ku agar penderitaan ini cepat berakhir agar bisa mengerti masalah bosnya. Saat itu juga Rita masuk keruangan Rudy dengan wajah cemberutnya."Kenapa dengan wajahmu?Apa pria itu berulah lagi?" tanya Rudy pura-pura tak tahu dengan kemungkinan apa yang terjadi."Huh menyebalkan, kamu tahu bos muda kesayanganmu itu mulai menggila, sejak ia menikah dengan gadis kecil putri Atmaja itu tingkahnya banyak berubah, dan
Setelah selesai berbicara dengan sang Ayah Mera pun menyimpulkan bahwa Ayah juga tidak tahu kepergian Shena dan Kak Dirga. Dengan terburu Mera masuk ke kamarnya mengambil tas dan juga kunci mobil ia berencana ke Apartemen Kakaknya, sebenarnya kehamilannya sudah cukup besar dan sebaiknya ia tetap stay di rumah namun Mera bukan tipe orang yang tidak bisa diam saja di rumah tanpa melakukan tindakan apapun untuk menyelesaikan sebuah masalah. Mera bergegas keluar menuju salah satu mobil yang terpakir di garasi rumah mewahnya. Seorang sopir menghampiri dan mengambil kunci mobil dari tangan Mera dan segera membukakan pintu mobil untuk Nyonya mudanya itu, sebenarnya sang sopir cukup ngeri juga kalau harus membawa orang hamil namun dilihatnya majikannya nampak gelisah dan terburu-buru maka ia pun tidak berani melawan perintah."Silakan Nyonya," ucap sopir itu dan membukakan pintu mobil mewah berwarna hitam salah satu milik keluarga hutama itu untuk Mera."Terimakasih, cepat jalan P
Pagi ini seperti biasa Kenandra datang dan bekerja di kantor ia tidak tahu bahwa ada peristiwa besar yang tersembunyi, sampai di lobby kantornya Kenandra berpapasan dengan beberapa karyawan dan juga Rudy sang asisten kepercayaan keluarga Hutama, Rudy selalu setia menunggu bos kecilnya itu karena Rudy yang ditugaskan oleh Hutama untuk menjaga putra semata wayangnya itu.Rudy adalah teman Kenandra dari kecil hingga kini dewasa, Rudy adalah seorang anak pelayan istimewa di rumah keluarga besar Hutama, karena kesetiaan orang tua Rudy kepada keluarga trah Hutama maka Hutama membiayai seluruh kebutuhan Rudy dari biaya hidup tempat tinggal hingga pendidikan yang tinggi, Hutama melatih Rudy agar bisa semakin kuat untuk menjadi orang kepercayaannya juga bodyguard bagi Kenandra putra semata wayang Hutama. Tentu pria seperti Hutama sudah memperhitungkan pilihannya sejak lama, Rudy adalah anak muda yang bisa diandalkan dan setiap sikapnya yang dingin dan juga kesetiaan yang ditunjukkanny
"Pertanyaan terakhir, kalian adalah anak buah suamiku yang paling di percaya tentunya kalian bisa menjawab kemana suamiku pergi dan bertemu dengan siapa? ini sudah lewat sebulan suamiku pergi namun tak ada kabar, seharusnya kalian tahu kemana suamiku pergi kalian kan anak buah yang paling dekat dengan pria dingin itu?"Ayolah katakan"Maaf Nona, Tuan tidak pernah bilang dengan siapa ia pergi dan untuk bertemu dengan siapa kami tidak tahu kami hanya ditugaskan untuk menjaga Nona selama Tuan kami belum kembali.Jawaban yang sering Shena dengar dari mereka semua membosankan tidak ada satu dari mereka berkata jujur sepertinya percuma tidak akan pernah berhasil mendapatkan semua jawaban dengan mudah. Di tempat dengan keterbatasan sinyal dan juga transportasi mereka semua bisa hidup dengan nyaman tanpa mengeluh sulit sedikitpun sedangkan kehidupan asli Shena semua sangat membutuhkan teknologi bukan hanya mengandalkan otot dan tenaga.Aku kembali menyalakan pe