Beranda / Romansa / I'am Not Cinderella / Penyakit Serius, Julea

Share

Penyakit Serius, Julea

last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-18 22:37:52

Ares tertegun mendengar ucapan Julea, tapi dia tak tahu harus apa. Otaknya seolah berhenti bekerja saat itu juga. Dan disaat yang sama, Julea tiba-tiba ambruk. Ares tercengang melihatnya, dia panik bukan main.

"Jule!" Panggilnya dan menepuk-nepuk pipi Julea bermaksud untuk membangunnya.

Gadis itu pingsan, tanpa Ares pahami apa yang menjadi penyebabnya. Tak perlu berlama-lama, Ares membopong tubuh Julea untuk masuk ke rumah. Dengan tergesa-gesa, dia langsung membawa tubuh sang adik naik ke lantai dua tempat kamarnya berada.

Begitu masuk, Herfiza dan Athena masih ada di lantai satu. Mereka yang semula tengah duduk bersantai itu terkejut melihat Ares menggendong Julea yang sudah tak sadarkan diri. Athena bangkit dari duduknya dan berniat menghentikan langkah Ares.

"Ares apa yang terjadi pada adikmu?" Tanyanya khawatir.

Ares melirik sekilas, tapi dia kembali fokus pada jalannya dan menjawab sembari terus berjalan.

"Julea pingsan, seperti yang sekarang ibu lihat. Dan jangan tanya ken
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • I'am Not Cinderella    Tertampar Ucapannya

    Dokter William mengangguk, dia menghela nafas berat. Pria itu memang cukup dekat dengan keluarga Julea. Semenjak keluarga itu pindah, dia lah yang mengurus kesehatan anggota keluarga jika ada yang sakit. Karena itu juga Dokter William punya keterikatan emosional dengan keluarga itu. "Au menyesal mengatakan ini, tapi begitu lah adanya. Julea harus diperiksa ke rumah sakit Nyonya." Dokter William berkata sendu, dia tahu bagaimana perasaan Athena. Sorot mata wanita itu juga sudah melemah semenjak tadi. Tidak ada raut wajah yang cerah di sana, hanya ada sendu. Dokter William juga melihat semuanya dengan jelas. "Tapi aku yakin kalau Julea baik-baik saja, aku percaya gadis itu kuat. Hanya saja, kita tidak boleh menutup mata saat menyadari ada kesalahan dalam tubuhnya." Dokter William kembali menjelaskan. Athena mengangguk lemah, tidak banyak yang bisa dia lakukan selain menurut dengan dokter itu. "Aku tahu, terimakasih banyak Dokter William." Athena menjawab dengan senyum tipis di akhi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • I'am Not Cinderella    Tidak Akan Ke mana-mana

    Sepeninggal Ares, Athena mendekati Julea dan duduk di sisi ranjang. Julea masih terdiam, dia tampak murung. Perkataan Ares memang benar-benar memberi tamparan keras bagi Julea. "Sudah, jangan dipikirkan ucapan kakak mu itu. Kau tahu kan bagaimana sikap Ares?" Athena mengelus punggung tangan sang putri. Julea memaksakan senyum, dia tidak bisa untuk mengabaikan ucapan Ares. karena memang dia merasa jika selama ini telah banyak membohongi orang-orang. Termasuk orang tuanya sendiri, terutama dalam hal kesehatan. Hingga ini lah yang harus terjadi padanya. Sepandai-pandainya Julea menutup rapat rahasianya, Tuhan selalu punya cara untuk membukanya. "Hmm iya mam," Jawab Julea pada akhirnya. Lidahnya terasa kelu untuk menjelaskan semuanya, Julea merasa tidak tega jika membayangkan ibunya akan murung. setelah tahu kondisi kesehatannya. Akan lebih baik kalau Julea menyembunyikan semuanya. Cukup Deska saja yang tahu tentang ini, karena memang dengan dia lah rahasia itu bocor. "Tapi Jule," uc

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • I'am Not Cinderella    Penyakit Serius?

    Seperti yang sudah direncanakan oleh Athena, pagi ini Julea kini berada di rumah sakit. Dia tidak sendirian, ada Athena dan Ares yang menemaninya. Seolah-olah jika Julea pergi tanpa pengawasan keduanya, maka gadis itu akan melesat entah ke mana. Terkait Andrew dan Herfiza, keduanya malah tidak boleh ikut oleh Ares. Alasannya tidak mau merepotkan, tapi sebenarnya Ares tidak mau dekat-dekat dengan Andrew. Entah kenapa, Ares masih merasa sebal saja pada adik iparnya itu. "Apa yang kau pikirkan Jule?" tanya Athena yang melihat Julea murung sejak tadi. Mereka memang tengah berada di ruang tunggu rumah sakit, menunggu antrian milik Julea dipanggil. Gadis itu sendiri duduk di apit oleh Ares dan Athena, karena itu juga Julea memilih diam. "Tidak ada mam," jawab Julea sekenanya. Dia juga memaksakan senyum tipis di akhir kalimatnya. Ares yang duduk di sebelah kanannya, menoleh sekilas. "Jangan suka berbohong, kalau ada apa-apa katakanlah!" Ares menginterupsi.Pria itu bahkan tidak menatap

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • I'am Not Cinderella    Alasan mu Berbohong

    Julea tertegun, dia tidak tahu lagi harus berkilah apa. Tatapan mata Athena sangat menunjukkan betapa kecewanya dia. Tapi di sisi lain, Julea berbohong juga demi keluarga mereka. Julea yang tahu bagaimana kondisi keuangan keluarga, tidak berani menyampaikan masalah ini pada siapapun. Bahkan dua tahun terakhir, semenjak Julea tahu kanker otak yang dia derita. Gadis itu hanya diam, dan tidak mau menunjukkan rasa sakit itu pada siapapun. Julea terbiasa untuk mengurus hidupnya sendiri. Hingga rahasia besar itu diketahui oleh Deska, kakek Andrew secara tidak sengaja. "Mam," lirih Julea. Dia tidak mau membahas masalah ini di tempat umum. Di sana masih ada dokter yang notabennya adalah orang asing. Julea tidak mau membuat drama di rumah sakit. "Kita bisa bicarakan ini nanti, ku mohon tenang lah. Aku akan menjelaskan semuanya nanti," tutur Julea dengan nada yang lembut dan tatapan memohon. Athena menggigit bibir bawahnya, menahan semua emosi yang terkumpul dalam dirinya. Tapi pada akhirn

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • I'am Not Cinderella    Hasil Pemeriksaan Kesehatan

    Di sisi lain, Andrew dan Herfiza tengah berada di sebuah kafe yang cukup dekat dengan rumah keluarga Julea. Setelah memastikan kalau ada orang yang menjaga ayah Julea di rumah itu, barulah keduanya pergi. Kini di sini kah mereka sekarang, duduk di lantai dua kafe bergaya Eropa itu dengan tenang. "Andrew," panggil Herfiza ketika pesanan keduanya selesai dihidangkan diatas meja. Andrew yang hendak meraih Garu dan sendok lekas mendongak, dia menghentikan kegiatannya. "Hmm iya mama, kenapa?" tanyanya. Herfiza yang semula menatap ke arah luar, menoleh pada snag putra. Kedua tangan wanita itu berada di atas meja untuk menopang dagunya. "Apa kau tidak merasa aneh dengan kondisi kesehatan Julea?" tanyanya tiba-tiba. Itu membuat Andrew mengerutkan keningnya, tidak mengerti apa maksud sang ibu. "Aneh bagaimana mam, Julea hanya sakit dan mungkin dia hanya kelelahan saja. Aku tidak berpikir yang tidak-tidak," jelas Andrew. Karena memang pria itu tidak memiliki pikiran negatif sama sekali p

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • I'am Not Cinderella    Don't leave me, Julea

    Andrew menghela nafas pelan, kemudian dia membenarkan jaket yang dia kenakan. "Mam, apa pun alasannya aku akan tetap menemui Julea dan percaya sepenuhnya pada gadis itu. Julea istriku, dan bukan masalah yang besar saat dia meminta bertemu di suatu tempat." Setelah mengatakan itu, Andrew berbalik keluar dari kafe tersebut. Sebelum keluar dia sempat memesan taksi terlebih dahulu untuk mengantar dirinya ke tempat tujuan. Andrew tak tahu banyak jalanan dan tempat-tempat di sini. Ini adalah Singapura, tempat asing baginya. Lagi pula, jadi Andrew meminta pada Julea agar bertemu di tempat yang mudah di jangkau kendaraan umum saja. Berjaga-jaga jika gadis itu akan pergi lagi ke tempat yang berbeda tanpa menunggu dirinya. Andrew terpaksa harus pergi sendirian dan mengandalkan taksi sebagai kendaraan. Sekitar lima belas menit berkendara Andrew sampai di sebuah taman yang cukup asri. Sebenarnya Julea tidak ke mana-mana setelah dari rumah sakit. Dia sempat berada di sini bersama dengan Ares d

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-24
  • I'am Not Cinderella    Please, be honest with me

    Julea tersenyum hambar, dia kemudian berdiri dan menjaga jarak dengan Andrew. Pria itu masih saja duduk memandang julea penuh tanda tanya. "Lupakan saja apa yang barusan ku bicarakan Andrew," ucap Julea diiringi senyum hambar. "Apa, lupakan? semudah itu kau mengatakannya, dan sekarang bilang lupakan. Julea apa kau tidak tahu bagaimana perasaan ku, kenapa kau selalu saja mempermainkan aku?" Andrew bangkit dari duduknya dan menatap nyalang ke arah Julea. Ada kemarahan yang terpancar di sana. Ah bukan! lebih tepatnya kecewa. Andrew kecewa pada Julea dan beranggapan kalau gadis itu tak pernah memikirkan dirinya dan juga perasaan pria itu. Padahal jauh di dalam lubuk hati Julea, gadis itu selalu memikirkan orang-orang terdekatnya. Termasuk Andrew yang mengisi hampir separuh ruang di hatinya. Julea merasa sesak saat mengatakan itu. Tapi dia juga ingin Andrew terus bahagia nantinya. "Lupakan saja Andrew, bukankah itu lebih baik?" Julea tetap menjaga nada bicaranya agar tidak bergetar.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • I'am Not Cinderella    Until we meet again, Singapore

    Setelah percakapan penuh emosional itu, Julea dan Andrew belum lagi bertegur sapa. Keduanya masih saling mendiamkan, rasanya canggung dan percakapan hari itu tidak menemukan titik temu. Julea kini sibuk mengurus ayahnya, Jennal. Pria yang sudah berumur itu terus saja menyebut nama Julea, dia mengerang kesakitan. Sebenarnya tidak ada penyakit yang cukup serius darinya, hanya perlu sedikit perhatian dari sang putri yang lama tidak dia temui. "Papi, apa masih ada yang sakit?" tanya Julea hati-hati, dia meletakkan mangkuk berisi bubur pagi ini.Jennal menggeleng sembari tersenyum manis, dia sudah lama tidak melihat wajah putri kesayangannya itu. "Tidak ada, sudah tidak ada yang sakit setelah melihatmu.""Papi, jangan suka gombal! papi ini sudah tua," ejek Julea. Dia menang sangat dekat dengan Jennal. Hubungan keduanya tidak canggung, jadi becanda seperti itu adalah rutinitas keduanya. "Kau ini, mentang-mentang masih sehat dan muda. Jadi terus saja mengejek papi," celetuk Jennal sembari

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26

Bab terbaru

  • I'am Not Cinderella    When you were gone, I died Julea

    Lagi-lagi dia menatap tak percaya. Dengan tatapannya yang bergerak-gerak gelisah dan bibir yang mengatup rapat menahan tangis. Dipandanginya lagi wajah itu dengan seksama. Tak ada lagi senyum manis atau seringainya yang dulu dia benci, muram dan tak lagi bercahaya seperti biasanya. Sungguh! Biar pun kali ini dia harus melihat hal-hal yang tidak dia sukai dari sosok didepannya. Akan dia terima dengan senang hati, asalkan sosok itu kembali. Lama bertarung pada pikirannya sendiri, dia sentuh wajah itu dengan tangan yang gemetaran. Berulang kali tak sempat jarinya menyentuh kulit yang telah memucat itu. Dia tak sanggup! Atau bahkan masih tak percaya. Dia tak percaya pada suratan takdir, tapi inilah kenyataannya. Dengan perasaan terguncang, dia coba lagi memegang wajah manis yang pernah memerintahkannya pergi. Dan kali ini tangisnya benar-benar pecah. Tangisnya meraung-raung disamping tubuh yang telah terbujur kaku itu. Dia peluk erat-erat tubuh itu, dia usap lagi pundak kecil yang

  • I'am Not Cinderella    Julea, why are you leaving?

    Julea masih tetap merengek, dia menampilkan ekspresi paling memelas untuk menyakinkan Andrew. "Ayolah Andrew aku mohon, sebentar saja." Julea berkata lirih, dia masih berusaha membujuk Andrew. Sedangkan Andrew hanya melihat datar ke arah Julea, entah kenapa hari ini Julea sangat menguji kesabarannya. padahal sebelumnya perempuan itu tak akan melawan jika Andrew berkata tidak. "Jule, kau bisa ke taman dan melihat bintang kapan saja. Karena masih ada banyak waktu lain, untuk malam ini kau tidur saja ya. Besok kau haris operasi," ucap Andrew berusaha memberikan pengertian. Tapi Julea adalah Julea, dia tidak akan berhenti begitu saja hanya karena ucapan Andrew. Perempuan itu malah mendecik sebal, dia menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Andrew yang melihat itu hanya bisa menghela nafas kasar, menghadapi Julea yang tengah marah memang membutuhkan kesabaran yang lebih. "Julea, ku mohon dengarkan aku ya... ini semua juga demi kebaikan mu," Ucapnya lagi. kali ini dengan mengusap l

  • I'am Not Cinderella    What should I do?

    Herfiza mengusap punggung putranya dengan lembut, dia merangkulnya penuh kasih sayang dan kehangatan. "Nak, apa yang terjadi di dunia ini tidak bisa selalu sama seperti apa yang kita inginkan. Tuhan selalu punya rencana yang indah dibalik ujian ini, yakinlah." Herfiza mengatakannya dengan tenang, meskipun dia masih khawatir dan kalut akan kesehatan Julea. Andrew menoleh, dia mengerutkan keningnya. "Tapi apa ini ujian yang baik untuk ku? Aku terlalu banyak menimbulkan masalah di hidup Julea sehingga berimbas pada kesehatannya. ini bukan sekedar takdir Tuhan mam, ini salahku." Herfiza menarik diri, dia menggenggam tangan Andrew erat-erat. "Sekali lagi berhenti menyalahkan dirimu sendiri, jika pun kau merasa bersalah seharusnya tidak seperti ini caranya!""Lalu apa yang bisa aku lakukan?" tanya Andrew dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Herfiza menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Bangkit, berikan kekuatan pada Julea agar dia bisa segera sembuh. K

  • I'am Not Cinderella    Lolos Dari Maut

    Hampir satu jam lamanya Jukea berada di dalam UGD, sedangkan keluarganya sduah harap-harap cemas menunggu kabar baik dari dokter yang menanganinya. Andreas sendiri yang masih tercengang dengan fakta penyakit sang kakak ipar masih terdiam menenangkan diri. Sedangkan Andrew sudah hilir mudik di depan pintu UGD. "Apa tadi semuanya lancar Andreas?" Tanya Marsha dengan lirih, dia juga menepuk pundak Andreas perlahan. Pria itu menoleh, dia mengangguk samar. Mereka berbincang dengan nada yang rendah, tak ingin menganggu anggota keluarga yang lain. Marsha juga tidak mau dianggap tak tahu situasi dan kondisi di saat yang genting seperti ini malah membicarakan hal yang lain. "Semuanya berjalan lancar, Pricilla juga sudah diamankan polisi tadi. Semua orang tak ada yang menentang pembelaan dari kami, bahkan Tuan Gardian yang ayah Pricilla juga diam. Dia tertunduk malu atas sikap putrinya itu," jelas Andreas sembari menunduk. Marsha manggut-manggut paham, dia lega setidaknya usaha Julea untuk

  • I'am Not Cinderella    Kambuh

    Setelah melihat Pricilla yang digandeng polisi untuk diamankan, Julea merasakan sakit kepala yang luar biasa. sebenarnya dia telah merasa kepalanya berat sejak dua jam lalu, tapi dengan sekuat tenaga dua bertahan. "Aka, apa kau baik-baik saja?" tanya Andreas yang melihat Julea meringis menahan sakit. Julea menoleh dan menggeleng, dia hanya memegangi kepalanya dan mulai berjalan menjauh dari tempat pesta. "Tidak Andreas, aku baik-baik saja. Jadi ayo pulang," ajaknya. tak mau membuat Julea kesakitan, Andreas mulai berjalan cepat. Dia lekas mengeluarkan mobilnya dan membawa Julea pergi dari mansion mewah keluarga Pricilla. Ditengah jalan tiba-tiba Julea menyemburkan isi perutnya dengan tidak sengaja. 'Hoek!'Sontak itu membuat Andreas panik, apalagi saat melihat wajah Julea yang pucat. "kak kau kenapa, apa tadi kau sempat minum? apa kau mabuk kak?" cecarnya yang khawatir. "Engh! Tidak, aku tidak ingat." Julea menjawabnya lemas, dia sebenarnya tak minum alkohol. Tapi entah bagaiman

  • I'am Not Cinderella    Pembelaan Perdananya

    Mata semua orang terbelalak tak percaya, tak sedikit dari mereka bahkan menutup mulutnya dengan tangan. Apa yang disampaikan Andreas malam ini adalah kejutan yang tak pernah mereka duga sebelumnya. Pengakuan Andreas itu juga membuat Pricilla kaget bukan main. Pasalnya, dia telah menggoda pria yang salah. "Pantas saja respon yang diberikannya berbeda, ternyata dia bukan Andrew." Pricilla membatin, dia tertunduk malu. Gardian memalingkan wajahnya, malu atas apa yang dilakukan sang putri. Lalu dengan cepat dia menarik tangan Pricilla dan mendorongnya hingga jatuh terjerembab di taman yang berumput. "Argh! Papa sakit," cicit Pricilla dengan mata yang berkaca-kaca. "Kau memang pantas mendapatkannya Pricilla, bahkan seharusnya kau mendapatkan hukuman yang jauh lebih besar daripada ini! Aku malu telah menjadi ayahmu!" Gardian berkata marah, deru nafasnya memburu seiring dengan darahnya yang mendidih. Di saat yang bersamaan, ada sorotan proyektor yang menampilkan apa saja yang sudah dila

  • I'am Not Cinderella    Mempermalukan Putri Sang Kolega

    Temaram lampu taman menyinari tubuh Pricilla yang terpantul di air kolam renang yang jernih. Perempuan berambut panjang itu menoleh saat mendengar langkah kaki Andreas yang mendekat ke arahnya. Senyuman tipis terbit diwajahnya yang terpoles apik dengan make up bold. "Akhirnya kau datang juga Andrew," ucapnya senang. Andreas tak menanggapi, dia hanya tersenyum sekilas saat mendengar Pricilla menyebut nama sang kakak. Beruntung jika perempuan yang menjadi rivalnya malam ini tak mengenali dirinya. "Si jalang itu tertipu juga, sama seperti sang ayah!" Andreas membatin, dia merasa satu langkah lebih dekat menuju kemenangan. Pricilla melangkahkan kakinya mendekat saat Andreas memilih untuk berhenti. Dia lekas mengalungkan tangannya ke leher Andreas dengan tanpa malu. "Aku senang kau mau datang ke sini dan mengabaikan Julea," ucap Pricilla dan menyandarkan tubuhnya pada dada bidang Andreas. Pria itu merasa jijik atas sikap agresif dari perempuan yang nyaris menjadi kakak iparnya. Tapi A

  • I'am Not Cinderella    Memberinya Pelajaran Part 2

    Andreas sempat menoleh pada Julea sebelum mereka turun dari mobil. Andreas cemas, karena mau bagaimana pun kalau dia gagal malam ini maka masalahnya akan bertambah besar. "Kak," cicitnya. Julea menoleh dan mengangguk serta mengepalkan tangannya, bermaksud memberinya kekuatan. "Kau pasti bisa Andreas, yakin lah!" Perintahnya. Lalu Andreas menghela nafas kasar beberapa kali, setelahnya dia turun dari mobil terlebih dahulu. Pintu mobil dibukakan oleh Andreas untuk membantu Julea, tangan kanannya juga dengan sigap terulur untuk memberikan kesan yang kuat kalau dia adalah Andrew. Di halaman mansion mewah milik keluarga Pricilla, ada banyak orang yang sudah datang dan menjadi tamu di sana. Hari ini adalah hari ulang tahun Pricilla, dan keluarga Nugraha memang mendapatkan undangan, khususnya Andrew. Pria itu memang diundang secara personal oleh Pricilla. Ah tidak-tidak! Lebih tepatnya Andrew diancam. Jika dia tidak datang malam ini, maka Pricilla akan melakukan hal yang lebih gila lagi

  • I'am Not Cinderella    Memperagakan Saudara mu

    Andrew rupanya menemui sang adik, Andreas secara diam-diam. Tidak ada yang tahu kalau keduanya tengah bertemu sekarang. Keduanya kini berada di salah satu restoran Chinese yang cukup jauh dari pusat kota. "Jadi, apa yang kau rencanakan sebenarnya Andreas? Kali ini apa yang kau inginkan dariku?" Cecar Andrew dengan tatapan yang nyalang pada sang adik yang duduk di depannya. Terhalang oleh meja berbentuk persegi panjang, Andrew dan Andreas saling perang dingin dengan memberikan tatapan tajam ke arah masing-masing. Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Andreas menghela nafasnya kasar, dia kemudian bersidekap dengan tenang. "Aku tidak menginginkan apapun, toh apa yang bisa kau berikan padaku?" Andreas malah memberikan jawaban yang terkesan meremehkan. Padahal sebenarnya tidak demikian. "Hah! Rupanya kau masih sama saja, sama-sama sombong seperti biasanya!" Andrew mendecik, dia menyeringai. "Sama seperti dengan mu juga, kita sama-sama sombong. Bedanya, aku menyadari dan mengakuinya seda

DMCA.com Protection Status