Chapter 13
Confused
Vanilla baru saja memasuki ruang makan dan tertegun mendapati siapa yang ada di sana. Nick, pria itu duduk di kursi makan sedang menikmati sarapan di rumahnya bersama Xaviera.
"Nick...." Vanilla justru seolah mengerang memanggil nama pria itu.
"Sayang, selamat pagi. Ayo, kemarilah," ucap Xaviera, wanita itu sedang menuangkan susu ke dalam gelas.
Sementara Nick, pria itu hanya menyeringai. Tetapi, tatapan matanya menatap Vanilla lembut, penuh kerinduan seolah-olah telah bertahun-tahun tidak melihat gadis itu.
Chapter 14An Idol"Jangan katakan kau memerlukan pelepasan sepagi ini, Nick." Charlotte yang berdiri di belakang nick mengecup bibir Nick yang sedang duduk menyandarkan kepalanya di sandaran sofa.Charlotte, ia adalah sahabat Nick sejak kecil. Sama seperti Beck dan Vanilla. Tetapi, hubungan mereka lebih santai, Nick mencari Charlotte saat ia memerlukan pelampiasan mendesak. Begitu juga Charlotte, ia tidak keberatan bagaimanapun cara Nick memperlakukannya. Mereka berdua bebas, Nick bebas berkencan dengan gadis lain begitu juga Charlotte yang bebas berkencan dengan pria lain."Tidak, aku hanya perlu kau mendengarkan masalahku," ujar Nick. "Sialan,
Chapter 15My Darl
"Jadi, bodyguard-mu telah berganti?" tanya Stefano, ia menjauhkan lengannya dari puncak Vanilla. "Astaga, jangan pedulikan dia, aku baru saja menolaknya," ucap Vanilla setengah berbisik.
Chapter 17ProfesionalismeBeck tiba di depan ruang kerjanya, seperti biasa ia mendorong pintu ruangannya perlahan seraya berdoa di dalam hatinya agar pagi ini ia tidak mendapati Vanilla di ruang kerjanya. Doa yang ia panjatkan pagi itu terkabul. Tidak ada Vanilla di sana tetapi ada ibunya yang menatapnya dengan tatapan dingin."Begini caramu memimpin perusahaan?" tanya Lucy yang duduk di kursi kerja Beck, wanita itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dengan nyaman."Aku tidak terlambat," protes Beck karena ia datang lima menit sebelum jam kerja dimulai."Seharusnya kau datang lebih awal."Diam-diam Beck mengela napasnya, apa pun yang ia lakukan selalu salah di mata Lucy sejak Vanilla meninggalkannya ke New York. "Sebenarnya aku atau Vanilla, anak kandungmu?""Jika boleh memilih, aku lebih memilih Vanilla." Lucy menegakkan pungg
Chapter 18ObsessionBeck diam-diam mengamati Charlotte yang sedang meletakkan cangkir kopi di mejanya. Sudah satu Minggu gadis itu menjadi sekretarisnya dan Beck mengakui di dalam hatinya jika Charlotte cekatan, cerdas, dan semua pekerjaannya yang dilakukannya bisa di hilang sempurna. Secara garis besar, ia kagum kepada seluruh kemampuan Charlotte. Bukan hanya saat berada di depan meja kerja saja tetapi juga saat ia harus menghadapi klien, pembawaan sikapnya yang tenang dan berkelas membuat gadis itu justru lebih menonjol dibandingkan dirinya yang jelas-jelas bos di perusahaannya. Hal itu cukup mengganggu, tetapi ada yang lebih mengganggu. Aroma kamomil samar-samar dari tubuh gadis itu, lekuk tubuh indah yang di balut pakaian mahal, wajah cantik, dan gerakan tubuhnya. Semuanya terpatri di otak Beck dan i
CHAPTER 19Mi AmorJika ada pepatah yang mengatakan bahwa pasanganmu salah cerminan dirimu. Sepertinya pepatah itu cocok untuk diterapkan kepada Beck dan Sophie.Itu yang terlintas di dalam pikiran Charlotte saat ia berkomunikasi dengan kekasih Beck. Semua tempat yang direkomendasikan oleh Charlotte ditolak oleh Sophie dengan alasan tidak sesuai seleranya, padalah pilihannya adalah tempat-tempat yang berkelas. Charlotte jadi semakin penasaran seperti apa rupa dan juga penampilan gadis pilihan Beck yang sombong itu.Charlotte mengetuk pintu ruang kerja Beck dan segera memasuki ruangan itu meski tatapan Beck tampak kaku menyambutnya. Ia telah terbiasa diperlakukan oleh pria sialan itu yang menatapnya seolah ia adalah musuh hanya karena ia dianggap 'orang ibunya' padahal ia dan Lucy juga baru saja saling mengenal karena ibunya yang memaksa untuk menjadi sekretaris di perusahaan yang tidak seberapa besar.
Chapter 20Kiss You, Now"Kau yakin?" tanya Nick saat mereka tiba di basemen parkir sebuah hotel berbintang, tempat acara ulang tahun Sophie diadakan.Vanilla memutar bola matanya. "Semua orang berlebihan padaku," sungutnya."Baiklah, jika kau merasa kurang nyaman nanti jangan dipaksakan, oke?" kata Nick sambil melepas sabuk pengamannya.Ia bergegas turun dari super car-nya untuk membukakan pintu mobil untuk Vanilla. Mengulurkan tangannya seperti seorang pangeran menyambut seorang putri turun dari kereta kuda."Terima kasih," desah Vanilla, pipinya memancarkan rona merah sementara senyum terus mengembang di bibirnya.Vanilla melepaskan telapak tangannya yang berada di dalam genggaman tangan Nick, ia tidak ingin membuat keributan karena tidak ada jaminan jika Beck tidak marah melihatnya terlalu dekat dengan seorang pria. Bukan berarti ia terlalu percaya diri te
Chapter 21Worried"Charlotte, kau di sini?" tanya Nick, ia tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya bertemu Charlotte di pesta ulang tahun kekasih Beck.Charlotte menyeringai. "Yeah, kau sendiri?"Niick mengedikkan bahunya. "Beck teman baikku di sekolah menengah atas," jawabnya. Ia merangkul pundak Vanilla. "Kenalkan, ini Vanilla. Kekasihku."Vanilla tersenyum dan mengangguk ramah ke arah Charlotte. "Hai.""Hai, aku Charlotte," sapa Charlotte tak kalah ramah sambil mengamati wajah Vanilla.Jadi ini namanya Vanilla? Lalu kenapa ia bersama Nick?Charlotte berdehem, ia menatap Nick dan Vanilla bergantian. "Begini Vanilla, bisakah aku meminjam kekasihmu sebentar?"Vanilla sekilas melirik Nick. "Kami bukan pasangan kekasih," ucapnya ragu-ragu meski sejujurnya ia menyesal setelah mengucapkan kalimat
Epilogue
Chapter 57
Chapter 56
Chapter 55
Chapter 54
Chapter 53
Chapter 52
Chapter 51
Chapter 50I ApologiesVanilla menikmati paginya dengan menatap wajah tampan Nick yang tersaji di depannya, pria itu tampaknya masih dibuai mimpi. Ia mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh alis tebal Nick, senyum bahagia mengembang di bibir indah Vanilla. Pemuda yang dulu ia kagumi di sekolah menengah atas kini menjadi miliknya, berada di atas ranjangnya, menjadi calon suaminya, dan mereka juga akan segera memiliki buah hati. Masih seperti mimpi. Terlepas dari segala konflik keluarga, kehadiran Nick bagi Vanilla memang seperti mimpi. Seperti seorang gadis biasa yang mendapatkan seorang pangeran berkuda putih di dalam dongeng anak-anak. Jemari Vanilla turun menyentuh sudut bibir Nick, matanya menatap bibir kenyal itu seolah ia sedang mendamba. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dan men