Share

BAB 5.

Author: moon lichaa
last update Last Updated: 2022-02-03 14:17:57

Pagi ini, Kinara bangun sangat awal untuk menyiapkan pakaian kerja suaminya. Ia tak mau membuat Devan marah kembali karena segala keperluannya belum dipersiapkan. Dengan kondisinya yang tidak bisa berjalan, Kinara tetap berusaha melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri. Karena bagaimanapun sifat Devan, pria itu tetaplah suaminya.

Setelah semuanya siap, Kinara mendekati ranjang Devan. Ia berniat membangunkan suaminya agar tak terlambat bekerja. Namun, melihat wajah pulas Devan membuat Kinara tak tega untuk membangunnya. Dengan ragu-ragu, ia menyentuh lengan Devan secara pelan.

"Mas, bangun," seru Kinara sambil mengguncang tubuh Devan.

Devan menggeliat dari tidurnya karena merasa terganggu. Pria itu mengerjapkan matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk. Devan langsung bangkit dari tidurnya ketika melihat Kinara yang berada tepat disampingnya.

"Kamu ngapain di sini?!" pekik Devan kaget.

"Bangunin kamulah, itu baju kamu juga udah aku siapin," ucap Kinara menjelaskan.

"Oh, yaudah. Sana, keluar!" usir Devan.

Pria itu nampak sangat tak suka ketika Kinara ada di dekatnya. Bahkan, Devan tak mengucapkan terima kasih karena sudah dibantu menyiapkan pakaian dan sudah membangunkannya sehingga ia tidak terlambat berangkat bekerja.

Kinara yang tak mau Devan kembali murka, ia langsung keluar dari kamar Devan. Kinara mendorong kursi rodanya dengan susah payah karena kamar Devan yang cukup berantakan hingga menyulitkannya untuk bergerak. Bahkan, Devan yang melihat istrinya kesulitan seperti itu sama sekali tak berniat untuk membantu. Ia hanya menatap dingin Kinara yang masih berusaha keluar dari kamarnya.

Setelah beberapa menit, akhirnya Kinara berhasil keluar dari kamar Devan dengan usahanya sendiri. Sungguh, menggunakan kursi roda seperti ini membuatnya kesulitan bergerak. Ia tak bisa bergerak dengan bebas seperti dulu. Tapi tak apa, Kinara mencoba untuk mensyukurinya.

Kinara memutuskan untuk menunggu di ruang tamu. Ia ingin mengantar suaminya sampai depan rumah dan tentu saja ia ingin menyalimi tangan suaminya. Setelah beberapa saat, Devan keluar dari kamar dengan setelan jas rapinya. Ia menatap Kinara dengan heran. Kenapa gadis itu malah di sini?

"Kenapa kau di luar?" tanya Devan dengan heran.

Kinara tersenyum ketika melihat Devan muncul. "Ah tak apa, aku hanya ingin memgantarkanmu sampai depan." 

"Terserah!" ketus Devan. Ia sudah sangat malas untuk mengeluarkan suara karena pasti pada akhirnya akan terjadi perdebatan yang akan membuatnya terlambat menuju kantornya.

Ketika sampai di luar, Kinara bersiap mengulurkan tangannya untuk menyalimi Devan. Namun tak sesuai dengan harapannya, Devan langsung pergi tanpa mau menatap Kinara. Pria itu langsung memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan pekarangan rumah mewah tersebut.

Kinara menatap tangannya dengan wajah muram. "Nggak apa-apa. Bisa lain kali, Kinara," ujar Kinara pada dirinya sendiri.

Gadis itu memutuskan untuk kembali masuk ke rumah. Di saat-saat seperti ini lah Kinara kebingungan akan melakukan apa. Pasalnya, handphone-nya kemarin baru saja rusak karena jatuh saat Kinara memasak untuk Devan. Gadis itu takut untuk meminta handphone baru kepada Devan. 

Dari awal pernikahan mereka, Kinara sama sekali tak pernah meminta barang apapun kepada Devan. Semua barang yang ia punya, ia beli sendiri dari tabungannya. Sedangkan uang dari Devan, ia gunakan untuk bahan-bahan masakan di rumah karena Devan selalu memberikan uang pas untuk kebutuhan belanja. Jadi sudah dipastikan tidak akan ada sisa dari uang pemberian Devan. 

Kinara memutuskan untuk menonton televisi. Sebenarnya, ia ingin memasak untuk Devan lagi. Namun, ia berpikir pasti masakannya tidak akan dimakan oleh Devan dan malah berakhir di tempat sampah. Gadis itu tak mau membuang-buang makanan.

***

"Kok Mas Devan belum pulang, sih?" gusar Kinara. Gadis itu khawatir ketika melihat sudah pukul delapan malam. 

Tepat setelah Kinara mengucapkan hal tersebut, pintu rumahnya tiba-tiba terbuka. Kinara langsung mendorong kursi rodanya menuju pintu guna melihat siapa yang datang. Dada Kinara sesak ketika melihat suaminya yang mabuk dan dibantu oleh seorang wanita berpakaian sangat terbuka. 

Wanita itu menatap Kinara dengan remeh. "Oh, ini suaminya Mas Devan?"

"Iya, Mbak. Bisa minta tolong taruh Mas Devan di sofa aja?" ucap Kinara dengan sopan. Ia mencoba meredam rasa panas di hatinya ketika melihat Devan disentuh oleh wanita lain. Sedangkan dirinya, bahkan tak pernah menggenggam tangan Devan seperti itu. Suaminya selalu marah ketika Kinara memyentuh bagian tubuhnya.

"Oh, iya. Kamu kan nggak bisa bantu Mas Devan ya." Ejek wanita tersebut.

Namun Kinara tetap membalasnya dengan senyuman. Ia tak mau memancing keributan yang nantinya akan membuat dirinya dan Devan bertengkar. Kinara mencoba meminta baik-baik kepada wanita seksi itu. Hatinya sudah sangat geram ketika dengan sengaja, wanita tersebut menyentuh rahang Devan dengan mesra. Andai saja membunuh manusia tidak dosa, pasti Kinara sudah melakukan hal tersebut terhadap wanita angkuh di depannya ini.

Wanita tersebut dengan lancang membawa Devan memasuki kamar. Kinara yang melihat itu sontak saja tak terima. Sebagai seorang istri, harga dirinya seperti direndahkan ketika melihat seorang wanita memasuki kamar suaminya di depan matanya sendiri. 

Kinara berusaha mengejar keduanya. Namun nahas, ia malah terjatuh dari kursi rodanya. Kinara berteriak frustasi ketika kamar Devan sudah tertutup rapat dan pastinya wanita tadi sudah mengunci kamar Devan.

"Ahh, Ya Allah. Tolong aku, lindungi suamiku ya Allah. Jangan sampai mereka melakukan zina." Kinara terus berdoa seperti itu dalam hati.

Ia takut. Benar-benar takut jika Devan dan wanita tadi melakukan hal tak senonoh di kamar Devan. Kinara tidak siap jika Devan meninggalkannya. Sebut saja Kinara wanita bodoh, ia tak perduli. Tapi, Kinara benar-benar takut jika Devan pergi meninggalkan dirinya. Ia tidak siap. Hidup bersama Devan selama pernikahan ini membuat Kinara ketergantungan dengan pria itu. Kinara tak bisa membayangkan hidupnya tanpa Devan.

Kata-kata yang Devan ucapkan jika pria itu akan meninggalkannya selalu berkeliaran di otaknya. Gadis itu tak mau menyerah. Ia masih berusaha bangkit dan duduk ke kursi rodanya lagi. Berkat kegigihannya, Kinara berhasil duduk di kursi rodanya kembali.

Kinara berjalan menuju kamar Devan. Benar saja dugaannya, kamar tersebut dikunci dari dalam dan sayangnya Kinara tak memiliki kunci cadangan. Mau tak mau ia hanya bisa menunggu di luar dan berharap tidak terjadi apa-apa di dalam sana.

Gadis itu menangis tersedu-sedu ketika membayangkan Devan akan meninggalkannya. Namun tangisannya terhenti ketika pintu kamar itu tiba-tiba terbuka dan menampilkan Devan yang sudah telanjang bulat dengan seorang gadis di sampingnya yang berusaha menutupi tubuh polosnya dengan selimut.

Napas Kinata tercekat. Ia tidak bisa berkata-kata lagi.

"M-mas Devan?"

Related chapters

  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 6.

    Kinara menutup mulutnya tak percaya dengan pemandangan yang baru saja ia lihat tadi. Istri mana yang rela melihat suaminya tidur satu ranjang dengan wanita lain, bahkan sampai bertelanjang bulat tanpa malu. Sebenarnya bukan hanya itu masalahnya, Kinara merasa harga dirinya direndahkan sebab ia sendiri belum pernah tidur bersama Devan. Tapi lihatlah, perempuan yang ada di depannya saat ini tengah menatap Kinara dengan angkuh seolah menunjukkan bahwa Devan telah jatuh ke pelukannya.Devan yang melihat Kinara berada di depan pintu pun langsung berusaha membenarkan selimut yang ia kenakan kemudian menutupi tubuhnya. Tak hanya itu, Devan langsung bangkit dari tidurnya dan berusaha mencari pakaian untuk ia pakai. Setelah dirasa cukup, ia menatap Kinara dengan tajam."Siapa yang mengizinkanmu masuk kesini, huh?!" bentak Devan pada Kinara.Kinara yang mendengar bentakan dari Devan sontak saja terjengkat kaget, harusnya ia yang marah disini. Bukan malah Devan. Pria itu sama se

    Last Updated : 2022-02-16
  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 7.

    Devan menatap Kinara dengan tatapan sulit diartikan. Ia memandang wajah sendu Kinara yang terlihat sangat pucat. Wajah Kinara nampak seperti orang yang kelelahan. Tentu saja, semua istri pasti lelah, apalagi Kinara harus menyelesaikan semua tugas rumahnya untuk melayani sang suami dengan kondisi fisik tak sempurna. Sudah dapat dipastikan, gadis itu akan kelelahan. Jangan lupakan beban pikiran yang ia tanggung sekarang, suaminya dengan terang-terangan mengkhianati dirinya."Kamu baik-baik saja?" tanya Devan dengan wajah datar. Mana mungkin ia tersenyum pada istrinya.Kinara yang mendengar itu sedikit tersentuh, ia merasakan rasa hangat menjalar ke hatinya. Ini pertama kalinya, Devan menanyakan keadaannya. Meskipun, masih tetap dengan wajah datarnya, Kinara tak masalah. Yang terpenting, Devan sudah mulai peduli dengannya. Bukankah ini awal yang baim untuk hubungan mereka? Seketika Kinara melupakan permasalahan tadi, masalah pengkhianatan suaminya. Ahh, Kinara baru ingat,

    Last Updated : 2022-02-20
  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 8.

    "Sinta?"Kinara tertegun saat mendengar nama seorang wanita yang tak ia kenali. Pikirannya melayang entah kemana, gadis itu tengah berpikir keras mencoba mengingat-ingat nama Sinta. Mungkin saja, dirinya mengenal nama tersebut tapi lupa. Maka dari itu, ia mencoba mengingat-ingat lagi. Tapi nihil, memorinya tak dapat menemukan nama Sinta. Lalu siapa Sinta itu?"Sinta siapa, Mas?" tanya Kinara lagi saat tak mendapat jawaban dari Devan.Devan memutar bola mata malas, Kinara terlalu ikut campur dengan urusan Devan. Dan Devan tak menyukai hal tersebut."Nggak usah kepo bisa?" sentak pria itu sembari menyentak tangan Kinara yang ternyata sedari tadi memegangi tangan Devan guna menuntut jawaban.Tak mau berdebat lagi, Devan memutuskan untuk langsung keluar dari kamar Kinara. Menurut Devan, gadis itu sangat menyebalkan. Sekalinya diperlakukan baik malah ngelunjak. Harusnya Kinara bersyukur karena Devan masih mau merawat dirinya bahkan D

    Last Updated : 2022-02-28
  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 1.

    "Kinara, di mana kamu?! Dasar, istri tidak tahu diuntung!" teriak seorang pria gagah dengan setelan jasnya itu. Pria tersebut terlihat tengah mencoba mengendalikan amarahnya sendiri. Terlihat dari tangannya yang mengepal kuat-kuat dan wajahnya yang memerah."Apa, Mas?" tanya Kinara sambil mencoba mendorong kursi rodanya dengan susah payah. Wanita itu tersenyum sembari menatap suaminya."Di mana-mana kalau suami pulang itu dibikinin teh, dipijitin, dilayaninlah pokoknya. Kalau kamu, suami pulang bukannya dilayanin malah enak-enakan duduk!" gertak pria jangkung tersebut.Hati Kinara seperti diremas dengan kuat saat mendengar perkataan suaminya. Memang ini bukan pertama kalinya suaminya berperilaku seperti itu, namun tetap saja hatinya merasakan nyeri. Wanita mana yang tidak sakit hati jika suaminya mengatakan hal kejam seperti tadi? Apakah pria itu tidak melihat keadaan Kinara yang cacat? Tentu saja, hal ini yang menyebabkan dirinya tak bisa melayani suami seperti wanit

    Last Updated : 2022-02-03
  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 2.

    "Kinara, di mana pakaianku?!" teriak Devan di pagi-pagi buta. Pria itu kesulitan menemukan jas nya yang entah ada dimana.Kinara yang masih tertidur pun langsung terjengkat kaget ketika mendengar teriakan suaminya itu. "Ada apa, Mas?" tanya Kinara dengan wajah bantalnya. Gadis itu terlihat sangat manis dan polos secara bersamaan ketika bangun tidur.Devan terpaku memandang wajah Kinara yang menggemaskan tanpa jilbab itu. Kinara yang tersadar langsung mencari jilbabnya dan memakainya dengan cepat. Gadis itu tak mau membuat Devan tambah kesal. Ia masih mengingat bagaimana tatapan jijik Devan saat melihat ia melepas jilbabnya."Ini, Mas," ucap Kinara sembari mengulurkan tangannya untuk memberikan jas yang sudah ia ambil tadi.Tanpa ucapan terima kasih, Devan langsung beranjak pergi setelah mengambil jas yang diberikan Kinara. Bahkan, wanita itu belum sempat salim kepada sang suami sebagai bentuk bakti sebagai seorang istri. Tapi, mau bagaimana lagi? Jika Kinar

    Last Updated : 2022-02-03
  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 3.

    Kinara kembali mendorong kursi rodanya dengan hati-hati menuju ruangan yang sudah ditunjukkan oleh resepsionis tadi. Beruntung ruangan Devan berada di lantai satu. Jadi, Kinara bisa dengan mudah mengunjungi suaminya.Setelah sampai di depan ruangan Devan, Kinara langsung mengetuk pintu berwarna coklat tersebut. Ia tak mau dinilai sebagai gadis yang tidak sopan karena masuk ke ruangan orang sembarangan. Sekalipun orang tersebut adalah suaminya sendiri.."Masuk!" seru Devan. Suara itu membuat Kinara menghentikan gerakan tangannya untuk mengetuk pintu.Kinara pun membuka gagang pintu tersebut dengan perlahan, takut jika suara decitan yang dihasilkan saat ia membuka pintu akan mengganggu Devan. Ia menghela napas lega saat berhasil membuka pintu. Ia mendapati suaminya sedang menunduk, menatap berkas-berkas yang ada di hadapannya.Mendengar ada suara orang masuk pun Devan langsung mengangkat kepalanya untuk mengetahui siapa yang datang ke ruangannya. Seketi

    Last Updated : 2022-02-03
  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 4.

    Sesampainya di rumah, Kinara memutuskan untuk tidur saja. Ia sudah sangat lelah seharian ini. Gadis itu bahkan belum makan siang. Tapi, ia tak memikirkan hal tersebut. Nafsu makannya hilang setelah mendengar kata-kata suaminya tadi. Padahal, tadinya ia ingin makan bersama dengan Devan di kantornya. Tapi, sudahlah. Sepertinya, itu hanya akan menjadi angan-angan Kinara.Ia mulai memejamkan matanya, memasuki dunia mimpi. Dunia yang lebih indah dari kehidupan nyatanya. Kinara selalu menjadikan tidur sebagai salah satu pelariannya ketika sedang bersedih. Setidaknya, suasana hatinya akan membaik setelah bangun tidur nanti."Kinara sayang, jangan jauh-jauh larinya!" ujar sang ibu memperingati anaknya yang sedang berlari-lari itu."Hati-hati, Nak!" timpal sang ayah kemudian.Kinara kecil tersenyum mendengar perhatian orangtuanya. Ia merasa menjadi anak paling beruntung karena dilahirkan di keluarga yang harmonis dan berkecukupan. Setiap detiknya, Kinara tak pernah berhen

    Last Updated : 2022-02-03

Latest chapter

  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 8.

    "Sinta?"Kinara tertegun saat mendengar nama seorang wanita yang tak ia kenali. Pikirannya melayang entah kemana, gadis itu tengah berpikir keras mencoba mengingat-ingat nama Sinta. Mungkin saja, dirinya mengenal nama tersebut tapi lupa. Maka dari itu, ia mencoba mengingat-ingat lagi. Tapi nihil, memorinya tak dapat menemukan nama Sinta. Lalu siapa Sinta itu?"Sinta siapa, Mas?" tanya Kinara lagi saat tak mendapat jawaban dari Devan.Devan memutar bola mata malas, Kinara terlalu ikut campur dengan urusan Devan. Dan Devan tak menyukai hal tersebut."Nggak usah kepo bisa?" sentak pria itu sembari menyentak tangan Kinara yang ternyata sedari tadi memegangi tangan Devan guna menuntut jawaban.Tak mau berdebat lagi, Devan memutuskan untuk langsung keluar dari kamar Kinara. Menurut Devan, gadis itu sangat menyebalkan. Sekalinya diperlakukan baik malah ngelunjak. Harusnya Kinara bersyukur karena Devan masih mau merawat dirinya bahkan D

  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 7.

    Devan menatap Kinara dengan tatapan sulit diartikan. Ia memandang wajah sendu Kinara yang terlihat sangat pucat. Wajah Kinara nampak seperti orang yang kelelahan. Tentu saja, semua istri pasti lelah, apalagi Kinara harus menyelesaikan semua tugas rumahnya untuk melayani sang suami dengan kondisi fisik tak sempurna. Sudah dapat dipastikan, gadis itu akan kelelahan. Jangan lupakan beban pikiran yang ia tanggung sekarang, suaminya dengan terang-terangan mengkhianati dirinya."Kamu baik-baik saja?" tanya Devan dengan wajah datar. Mana mungkin ia tersenyum pada istrinya.Kinara yang mendengar itu sedikit tersentuh, ia merasakan rasa hangat menjalar ke hatinya. Ini pertama kalinya, Devan menanyakan keadaannya. Meskipun, masih tetap dengan wajah datarnya, Kinara tak masalah. Yang terpenting, Devan sudah mulai peduli dengannya. Bukankah ini awal yang baim untuk hubungan mereka? Seketika Kinara melupakan permasalahan tadi, masalah pengkhianatan suaminya. Ahh, Kinara baru ingat,

  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 6.

    Kinara menutup mulutnya tak percaya dengan pemandangan yang baru saja ia lihat tadi. Istri mana yang rela melihat suaminya tidur satu ranjang dengan wanita lain, bahkan sampai bertelanjang bulat tanpa malu. Sebenarnya bukan hanya itu masalahnya, Kinara merasa harga dirinya direndahkan sebab ia sendiri belum pernah tidur bersama Devan. Tapi lihatlah, perempuan yang ada di depannya saat ini tengah menatap Kinara dengan angkuh seolah menunjukkan bahwa Devan telah jatuh ke pelukannya.Devan yang melihat Kinara berada di depan pintu pun langsung berusaha membenarkan selimut yang ia kenakan kemudian menutupi tubuhnya. Tak hanya itu, Devan langsung bangkit dari tidurnya dan berusaha mencari pakaian untuk ia pakai. Setelah dirasa cukup, ia menatap Kinara dengan tajam."Siapa yang mengizinkanmu masuk kesini, huh?!" bentak Devan pada Kinara.Kinara yang mendengar bentakan dari Devan sontak saja terjengkat kaget, harusnya ia yang marah disini. Bukan malah Devan. Pria itu sama se

  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 5.

    Pagi ini, Kinara bangun sangat awal untuk menyiapkan pakaian kerja suaminya. Ia tak mau membuat Devan marah kembali karena segala keperluannya belum dipersiapkan. Dengan kondisinya yang tidak bisa berjalan, Kinara tetap berusaha melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri. Karena bagaimanapun sifat Devan, pria itu tetaplah suaminya.Setelah semuanya siap, Kinara mendekati ranjang Devan. Ia berniat membangunkan suaminya agar tak terlambat bekerja. Namun, melihat wajah pulas Devan membuat Kinara tak tega untuk membangunnya. Dengan ragu-ragu, ia menyentuh lengan Devan secara pelan."Mas, bangun," seru Kinara sambil mengguncang tubuh Devan.Devan menggeliat dari tidurnya karena merasa terganggu. Pria itu mengerjapkan matanya guna menyesuaikan cahaya yang masuk. Devan langsung bangkit dari tidurnya ketika melihat Kinara yang berada tepat disampingnya."Kamu ngapain di sini?!" pekik Devan kaget."Bangunin kamulah, itu baju kamu juga udah aku siapin," ucap Kina

  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 4.

    Sesampainya di rumah, Kinara memutuskan untuk tidur saja. Ia sudah sangat lelah seharian ini. Gadis itu bahkan belum makan siang. Tapi, ia tak memikirkan hal tersebut. Nafsu makannya hilang setelah mendengar kata-kata suaminya tadi. Padahal, tadinya ia ingin makan bersama dengan Devan di kantornya. Tapi, sudahlah. Sepertinya, itu hanya akan menjadi angan-angan Kinara.Ia mulai memejamkan matanya, memasuki dunia mimpi. Dunia yang lebih indah dari kehidupan nyatanya. Kinara selalu menjadikan tidur sebagai salah satu pelariannya ketika sedang bersedih. Setidaknya, suasana hatinya akan membaik setelah bangun tidur nanti."Kinara sayang, jangan jauh-jauh larinya!" ujar sang ibu memperingati anaknya yang sedang berlari-lari itu."Hati-hati, Nak!" timpal sang ayah kemudian.Kinara kecil tersenyum mendengar perhatian orangtuanya. Ia merasa menjadi anak paling beruntung karena dilahirkan di keluarga yang harmonis dan berkecukupan. Setiap detiknya, Kinara tak pernah berhen

  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 3.

    Kinara kembali mendorong kursi rodanya dengan hati-hati menuju ruangan yang sudah ditunjukkan oleh resepsionis tadi. Beruntung ruangan Devan berada di lantai satu. Jadi, Kinara bisa dengan mudah mengunjungi suaminya.Setelah sampai di depan ruangan Devan, Kinara langsung mengetuk pintu berwarna coklat tersebut. Ia tak mau dinilai sebagai gadis yang tidak sopan karena masuk ke ruangan orang sembarangan. Sekalipun orang tersebut adalah suaminya sendiri.."Masuk!" seru Devan. Suara itu membuat Kinara menghentikan gerakan tangannya untuk mengetuk pintu.Kinara pun membuka gagang pintu tersebut dengan perlahan, takut jika suara decitan yang dihasilkan saat ia membuka pintu akan mengganggu Devan. Ia menghela napas lega saat berhasil membuka pintu. Ia mendapati suaminya sedang menunduk, menatap berkas-berkas yang ada di hadapannya.Mendengar ada suara orang masuk pun Devan langsung mengangkat kepalanya untuk mengetahui siapa yang datang ke ruangannya. Seketi

  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 2.

    "Kinara, di mana pakaianku?!" teriak Devan di pagi-pagi buta. Pria itu kesulitan menemukan jas nya yang entah ada dimana.Kinara yang masih tertidur pun langsung terjengkat kaget ketika mendengar teriakan suaminya itu. "Ada apa, Mas?" tanya Kinara dengan wajah bantalnya. Gadis itu terlihat sangat manis dan polos secara bersamaan ketika bangun tidur.Devan terpaku memandang wajah Kinara yang menggemaskan tanpa jilbab itu. Kinara yang tersadar langsung mencari jilbabnya dan memakainya dengan cepat. Gadis itu tak mau membuat Devan tambah kesal. Ia masih mengingat bagaimana tatapan jijik Devan saat melihat ia melepas jilbabnya."Ini, Mas," ucap Kinara sembari mengulurkan tangannya untuk memberikan jas yang sudah ia ambil tadi.Tanpa ucapan terima kasih, Devan langsung beranjak pergi setelah mengambil jas yang diberikan Kinara. Bahkan, wanita itu belum sempat salim kepada sang suami sebagai bentuk bakti sebagai seorang istri. Tapi, mau bagaimana lagi? Jika Kinar

  • I'M DONE WITH YOU!   BAB 1.

    "Kinara, di mana kamu?! Dasar, istri tidak tahu diuntung!" teriak seorang pria gagah dengan setelan jasnya itu. Pria tersebut terlihat tengah mencoba mengendalikan amarahnya sendiri. Terlihat dari tangannya yang mengepal kuat-kuat dan wajahnya yang memerah."Apa, Mas?" tanya Kinara sambil mencoba mendorong kursi rodanya dengan susah payah. Wanita itu tersenyum sembari menatap suaminya."Di mana-mana kalau suami pulang itu dibikinin teh, dipijitin, dilayaninlah pokoknya. Kalau kamu, suami pulang bukannya dilayanin malah enak-enakan duduk!" gertak pria jangkung tersebut.Hati Kinara seperti diremas dengan kuat saat mendengar perkataan suaminya. Memang ini bukan pertama kalinya suaminya berperilaku seperti itu, namun tetap saja hatinya merasakan nyeri. Wanita mana yang tidak sakit hati jika suaminya mengatakan hal kejam seperti tadi? Apakah pria itu tidak melihat keadaan Kinara yang cacat? Tentu saja, hal ini yang menyebabkan dirinya tak bisa melayani suami seperti wanit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status