Share

Chapter 18 - Kejadian Lagi

Suara ketukan pelan di meja membuat kepala yang tadinya sedang menunduk itu, akhirnya mendongak.

"Selamat sore, An."

"Selamat sore, pak Aditya."

Menatap Ema, Adit menelisik raut wajah dan mata wanita itu. Dulu, ia sering melihat sinar mata Ema yang berbinar saat memandangnya. Pipinya sedikit bersemu tiap kali ia tersenyum dan menunjukkan lesungnya.

Tapi yang ada di hadapannya sekarang, adalah sosok wanita karir yang memandangnya datar dengan sorot mata yang jelas menyiratkan bahwa tidak ada hubungan apapun antara mereka, selain sebagai rekan kerja.

Kepala Adit sedikit menunduk tapi pria itu tersenyum.

"Terima kasih sudah men-support-ku tadi, An. Kamu memberikan masukan yang sangat membantu."

Wanita itu mengangguk singkat dan tampak menutup laptop-nya. Senyumnya sopan.

"Tidak masalah pak. Kebetulan saya juga diberi tanggungjawab oleh pak Herman untuk mengatur komisi bagi para tim sales dan marketing. Budget pen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status