Share

Jangan Tinggalkan Aku, Dewa

“Jadi ini semua ulahmu? Sejak kapan kamu membuntuti aku?” hardik Sadewa.

Alan hanya menggeleng pelan sembari memutar-mutar senjata di tangannya.

“Kamu seharusnya memelukku, bukan marah-marah seperti ini. Bukankah sudah menjadi tugasku sebagai adik untuk mencari kakakku yang hilang?”

Sadewa berdecih pelan, merasa muak dengan topeng kemunafikan yang dipakai oleh adik tirinya ini. Dia pun maju beberapa langkah hendak mendekati Alan. Namun, para preman yang berdiri di sekelilingnya langsung mengacungkan pistol secara serempak.

“Alan, ternyata sifat pengecutmu belum berubah juga. Beraninya hanya main keroyokan seperti ini. Kenapa tidak sekalian kau mengajak ibumu dan berlindung di balik punggungnya?” cemooh Sadewa.

Urat-urat di leher Alan tampak menonjol, sementara tangannya mengepal erat. Sungguh dia tidak terima bila harga dirinya sebagai calon penguasa Elang Barat diinjak-injak. Demi pembuktian diri, Alan pun membuang pistolnya ke tanah. Sudah saatnya dia menunjukkan kepada semua ora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status