Rere melajukan mobilnya menuju sekolah Kenan. Hari ini dia izin bekerja di kantor. Rere akan pergi ke tempat penyalur tenaga babysistter. Sekalian dia ingin mencari pekerjaan baru.Mobil telah sampai di sekolah. Kenan turun setelah berpamitan. Rere melajukan mobilnya menuju tempat penyalur babysistter. Sekitar tiga puluh menit, Rere sampai di tempat dulu dia mendapatkan pengasuh yang lama. Tempat itu sudah terpercaya. Mereka merekrut babysistter yang cakap dalam bekerja. "Permisi," ucap Rere. Seorang wanita paruh baya menghampiri Rere. "Ada yang bisa dibantu, Nona?""Saya Rere ... saya ingin mencari pengasuh untuk anak saya," ucap Rere."Oh ... mari silakan masuk," ucap wanita itu.Rere masuk ke dalam ruangan dan duduk di sofa setelah dipersilakan. Wanita paruh baya itu memberikan Rere air mineral dalam gelas. "Silakan di minum," ujarnya."Terima kasih, Bu," ucap Rere."Panggil saja Ibu Winda.""Saya langsung saja, saya ingin mencari babysistter baru secepatnya. Saya juga pernah
Rere terduduk di atas ranjang kasur. Dia begitu syok mengetahui fakta yang barusan terjadi. Pria yang selama ini dia cari, ternyata adalah atasannya sendiri. Lalu Kenan, yang berani keluar dari dalam rumah hanya untuk mencari ayahnya. Rere menatap wajah Aldo. "Kamu sudah tahu semua. Lalu, apa yang kamu inginkan?""Aku ingin Kenan. Berikan dia padaku," ucap Aldo.Rere bangkit dari ranjang kasur. Dia menghampiri Aldo dan melayangkan tangannya di pipi kiri sang kekasih.Plaakk ... !Rere menunjuk wajah Aldo. "Enak saja kamu ingin mengambil anakku. Memangnya kamu siapa, huh?" Rere berteriak pada Aldo. "Aku yang melahirkan dan membesarkannya. Lalu sekarang, kamu datang mengambil anakku. Jangan mimpi!" bentak Rere.Aldo mengepal geram. Selama ini tidak ada satu orang pun yang berani menampar wajahnya. Apa lagi seorang wanita. Aldo menarik rambut panjang Rere. "Berani sekali kamu menamparku. Apa kamu tidak tahu siapa aku, huh!" Aldo bicara dengan suara meninggi. Rere meringis kesakitan ak
Aldo mengantar Kenan pulang ke rumah Rere. Dia juga membawa koper untuk dirinya menginap di sana. Aldo ingin selalu dekat dengan Kenan. Dia ingin merebut Kenan dan menjauhkan sedikit demi sedikit putranya itu dari Rere. Aldo ingin putranya bersama dengannya. Hanya Aldo yang bisa memenuhi segala kebutuhan Kenan. Mobil telah sampai di depan rumah Rere. Aldo mematikan mesin mobil. Dia membuka sabuk pengaman di tubuhnya dan juga di tubuh Kenan. Aldo dan Kenan keluar dari dalam mobil. Tidak lupa Aldo membawa koper bajunya di tangan. Terlihat rumah masih dalam keadaan gelap. Aldo mengambil kunci rumah yang dia selipkan di bawah pintu.Dia lalu memutar kunci dan membuka pintu rumah. Aldo dan Kenan masuk ke dalam. Aldo menghidupkan lampu agar terang. "Dad ... mana mommy?" tanya Kenan."Mommy di kamar lagi tidur. Kenan mandi saja dulu. Biar Daddy yang membangunkan mommy," ucap Aldo. Kenan mengangguk lalu melangkah menuju kamarnya sendiri. Aldo melangkah menuju kamar Rere. Aldo membuka pi
Aldo masuk ke dalam kamar Rere. Dia membuka lemari mengambil handuk serta kimono tidurnya. Aldo masuk ke dalam kamar mandi. Rere masuk ke dalam kamar setelah menidurkan Kenan. Dia mengambil bantal serta selimut. Rere akan tidur di kamar lain.Aldo keluar dari kamar mandi. Dia kelihatan heran saat melihat Rere mengambil bantal serta selimut. "Kamu mau ke mana dengan selimut dan bantal itu?" tanya Aldo."Aku akan tidur di kamar lain," jawab Rere."Apa ... tidur di kamar lain?" Aldo menggeleng. "Tidur denganku, untuk apa lagi kamu tidur di kamar lain. Aku juga sudah menyentuhmu."Rere menghempas bantal dan selimut yang dia pegang. "Aku bukan istrimu. Kamu jangan seenaknya." Rere bicara dengan nada sedikit meninggi. Aldo melempar handuknya ke sembarangan arah. Dia melangkah mendekat pada Rere. Dengan langkah perlahan Rere mundur ke belakang. Tubuh Rere terbentur dinding. Dia tidak bisa ke mana-mana. Aldo mengukung Rere dengan dua tangannya. Wajah keduanya begitu dekat. Hingga mereka b
Rere menutup pintu rumah serta menguncinya. Dia meletakan kunci rumah itu di dalam pot bunga. Kunci itu memang di letakkan di sana agar Kenan nantinya bisa membuka pintu rumah sendiri. Kenan dan Aldo sudah menunggu Rere di dalam mobil. Rere mengetuk kaca mobil Aldo. Kenan menurunkan sedikit kaca mobil."Kenan ... pindah ke dalam mobil Mommy," ucap Rere."Kita berangkat bersama saja," ucap Aldo."Tidak bisa ... kamu mungkin ada keperluan lain nanti. Siang nanti aku juga akan keluar," ujar Rere."Aku akan mengantarmu untuk melihat pengasuh baru. Sekarang, cepat masuk. Nanti Kenan bisa telat sekolahnya," ucap Aldo. Rere membuka pintu mobil bagian belakang dan masuk. Dia tidak ingin membuang banyak tenaga hanya untuk berdebat dengan Aldo. Aldo menghidupkan mesin mobil dan menjalankannya menuju taman kanak-kanak. Sesampainya di sekolah, Aldo, Rere dan Kenan keluar dari dalam mobil."Kenan ... belajar yang rajin, oke," ucap Rere seraya mengecup pipi Kenan. "Baby boy ... semangat belaja
Rere menganti pakaiannya yang telah dirobek Aldo dengan yang baru. Dia merapikan penampilannya lagi di depan kaca. Rere berputar ke kiri dan ke kanan. Pakaian itu sangat pas melekat di tubuh indahnya. "Pandai juga Ryan memilih baju," gumam Rere. Rere keluar dari kamar pribadi Aldo yang ada di ruangan kerjanya. Terlihat Aldo tengah menatap layar laptop di depannya. "Al ... aku kembali ke ruanganku," ucap Rere. "Hemm," jawab Aldo dengan deheman. Ryan masuk ke dalam ruangan Aldo tanpa mengetuk pintu. Rere tersenyum melihat Ryan. "Ryan ... kamu sangat pandai memilih baju untukku," ucap Rere. Ryan tersenyum. "Pakaiannya pas untukmu?"Rere mengangguk. "Terima kasih, warnanya aku juga suka.""Hei ... itu aku yang menyuruh Ryan untuk membeli. Ukuran dan warna baju itu, aku yang memberitahu Ryan," sahut Aldo.Rere memutar mata malas. "Tapi tetap saja, Ryan yang membelinya."Rere menarik pintu ruangan dan keluar dari dalam sana. Aldo berteriak memanggilnya agar kembali lagi. Namun Rere t
Mobil sampai di restoran favorit Kenan dan Rere. Aldo, Kenan dan Rere keluar dari dalam mobil dan masuk ke restoran. Kenan sudah menuju kursi meja dekat jendela kaca. Rere dan Aldo menyusul duduk di sana. Aldo memanggil pelayan untuk memesan makanan. Pelayan datang dengan buku menu lalu memberikannya kepada Aldo dan Rere. "Kenan mau makan apa?" tanya Aldo. "Spaghetti saja," jawab Kenan. "Kalau kamu?" tanya Aldo pada Rere. "Menu sehat saja," jawab Rere. Aldo memberitahu menu makanannya pada pelayan. Setelah menulis pesanan dari pelanggannya, pelayan itu pergi dari sana. Aldo mengeluarkan dompet dari saku celananya. Dia mengambil satu black card dari dalam dompet. Aldo menyodorkan kartu itu kepada Rere. "Ini untukmu dan juga Kenan," ucap Aldo. Rere mengernyit dan mendorong kembali kartu itu ke hadapan Aldo. "Tidak perlu ... aku masih sanggup memenuhi kebutuhan Kenan.""Ambil itu, Kenan juga anakku. Sudah seharusnya aku memenuhi kebutuhannya," sahut Aldo. "Mom ... ambil saja ka
Aldo melepas jas mahalnya. Dia juga menarik dasi yang melekat di leher kemejanya. Aldo meraih kedua tangan Rere dan mengikatnya. Dia melepas kemeja yang dia kenakan. "Jangan lakukan ini, Al," lirih Rere."Ini hukuman untukmu. Aku sudah bilang padamu. Jangan membantah setiap apa yang aku perintahkan." Aldo melepas tali sabuk serta celana panjangnya. "Tidak seharusnya kamu menghukumku begini. Ingat tunanganmu, kamu sudah menghianatinya," cecar Rere. Aldo terkekeh. "Saat dia sudah berada di sini. Aku tidak memerlukan dirimu lagi. Hanya malam ini saja. Layani aku sepuasnya."Malam ini saja, akan aku lakukan agar terbebas darimu, batin Rere. Aldo melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Rere. Dia tidak menolak ataupun memberontak. Rere membiarkan apapun yang ingin di lakukan Aldo. Aldo mengambil tali sabuknya. Dia membalik tubuh Rere ke belakang. Aldo memukul Rere dengan tali sabuknya. Rere mengigit bibirnya agar tidak bersuara. Aldo membuang tali sabuknya setelah puas memu
"Pinggangku," rintihnya. Kenan meraih handycam yang tadi ia letakkan di kursi rotan di dalam kamar. Ia memutar isi dalam rekaman itu. Kenan bernapas lega karena Liora tidak sempat dilecehkan oleh keempat pria jahat itu. Kenan keluar dari dalam kamar kapal. Masih ada beberapa anak buah Aldo yang menunggu majikannya keluar. "Kalian siapkan mobil. Aku mau pulang," kata Kenan. "Siap, Tuan," ucap salah satu pria yang bertubuh kekar dan alisnya tebal. Pintu kamar diketuk oleh pengawal tadi. Kenan beranjak membuka pintu. "Sudah siap mobilnya?""Sudah, Tuan." "Tolong bawa istriku ke mobil," pinta Kenan dengan mempersilakan pria itu masuk ke dalam kamar. "Baik, Tuan." Pria itu masuk dan sedikit heran dengan kondisi Liora. Pria itu ingin tertawa namun ia menahannya. "Cepat bawa," kata Kenan kesal karena pengawal itu memperhatikan istrinya. "B-baik, Tuan." Mata tajam Kenan tidak lepas dari pengawal yang membawa istrinya. Takutnya pria itu mencuri kesempatan yang ada. Pintu mobil sudah
"Jangan mendekat," lirih Liora dengan memegang pecahan kaca di tangannya. Ia harus tetap sadar. Liora harus mempertahankan segala kehormatannya. "Cepat lakukan sebelum wanita ini ditemukan," perintah Angel. Dua pria lain sudah membuka celana yang mereka kenakan. Keduanya menunggu giliran. Liora bergeser untuk menjauh dari dua pria itu. Namun dua pria itu semakin mendekat. "Ayo, Sayang. Kita bermain-main," ucap keduanya. Pria yang mempunyai gambar bintang di lehernya mendekat. Ia hendak meraih rambut Liora namun dengan cepat Liora melayangkan pecahan kaca ke tangan pria itu. "Ish ... kurang ajar. Berani sekali wanita ini. Sudah terluka masih bisa melukai lengan tanganku," berangnya. Liora mengacungkan pecahan kaca yang ia pegang. "Jangan ada yang mendekat.""Hei ... kenapa kalian lamban sekali," kesal Angel. "Cepat lakukan." Dua pria itu menendang tangan Liora yang mengacungkan pecahan gelas kaca. Pecahan itu terlempar dan keduanya memegang lengan Liora. "Lepaskan." Liora mero
Kenan dan Aldo telah sampai di perusahaan. Keduanya langsung saja masuk ke dalam lift menuju lantai paling teratas gedung perusahaan. Di atas sana Doni dan beberapa anak buah Aldo sudah menunggu. Pintu lift terbuka. Kenan dan Aldo keluar. Keduanya menuju pintu darurat. Kenan bersama Aldo menaiki anak tangga hingga tibalah mereka di atas atap gedung. Angin berhembus kencang meniup rambut para pria yang berada di atap. Itu disebabkan karena baling-baling helikopter tengah berputar. "Semuanya sudah siap?" tanya Aldo. "Sudah, Tuan," jawab Doni. "Kapan bantuan datang?""Bantuan sudah dalam perjalanan.""Kita berangkat sekarang. Aku takut istriku terluka."Kenan, Aldo, serta Doni serta satu anak buah mereka naik ke dalam helikopter yang bermuatan enam orang. Setelah semuanya naik dan bersiap. Helikopter pun lepas landas. *****Angel duduk di pangkuan Ardi. Ia memegang segelas minuman berwarna coklat. Tangannya menjelajahi tubuh bidang Ardi yang polos. "Malam ini aku tidak mau bermain
"Mau kalian bawa ke mana aku?" tanya Liora. "Diam saja. Nanti kamu juga akan tahu," kata pria yang duduk di kursi depan mobil. Liora terdiam namun jantungnya berdegup kencang saat ini. Rasa takut tentu saja ada dalam benaknya. Liora paham maksud dari arti penuturan Kenan tadi. Suaminya itu menyiratkan kata-kata dalam sebuah adegan film action. Meski Kenan mengajak keempat pria tadi berkelahi. Tentu saja Kenan akan kalah dan pasti tubuhnya akan babak belur. Pada akhirnya pun Liora akan tertangkap juga. Kenan memberinya kode agar menyerahkan diri saja. Liora menuruti perintah suaminya dan percaya jika Kenan akan secepatnya menyelamatkan dirinya. Mobil sampai ke sebuah pelabuhan. Keempat pria itu turun begitu juga dengan Liora. Ia digiring menuju kapal. Sepertinya Ardi memang memiliki kapal itu. "Ayo naik," perintah pria yang sudah membuka topeng wajahnya. Liora dapat melihat jika pria itu memiliki lukisan tubuh bintang di lehernya. Liora naik ke kapal bersama keempat pria itu. Se
Kenan membawa tubuh Liora yang kelelahan. Keduanya keluar dari kamar mandi. Telapak jari Liora berkerut karena kedinginan. Kenan seakan tidak ada hari esok untuk mengempur sang istri. Bibir Liora bergetar karena kedinginan. Kenan membungkus tubuh istrinya dengan selimut tebal. Rambut Liora yang basah juga ia bungkus dengan handuk."Kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," ucap Kenan. "Terserah!""Kamu masih marah?" tanya Kenan. Bagaimana Liora tidak marah. Kenan tidak membiarkannya istirahat. Pinggangnya saja terasa sakit. Belum lagi air dingin yang menguyur tubuhnya. Perutnya juga terasa sangat lapar. Namun Kenan malah menunda-nunda keinginannya untuk makan. Suaminya itu semakin mengila saja menghujam dirinya. Kenan memeluk Liora yang terbungkus oleh selimut tebal. "Maaf, Sayang. Namanya juga pengantin baru."Liora mendengus. "Biarkan aku istirahat dulu dan makan. Semua tubuhku sakit, perutku lapar dan aku mengantuk ingin tidur."Kenan terkekeh. "Iya, Sayang."*****Ardi mengge
Kenan menoel-noel lengan Liora. Istrinya tengah tertidur pulas. Liora sempat membersihkan dirinya sebelum tidur. Kenan juga meminta kepada pelayan hotel untuk menganti seprai mereka yang sudah kotor."Sayang ... ayo bangun. Kita main lagi," bisik Kenan di telinga sang istri.Liora tidak bergeming. Ia tertidur pulas dengan memeluk guling dalam dekapannya. Kenan kembali menoel-noel pipi Liora. Berharap istri tercintanya itu mau bangun dan melayani hasratnya."Sayang ... ayo," ajak Kenan dengan kata lirih.Kenan mendusel wajahnya di tengkuk belakang Liora. Ia memberi gigitan kecil supaya istrinya itu terbangun. Liora mengeliat karena merasa terganggu."Ayo tidur, Ken. Aku sudah lelah." Liora menarik selimut tebalnya dan meringkuk dengan memeluk bantal guling."Jangan tidur. Aku masih ingin bermain," rengek Kenan bagai anak kecil."Besok masih bisa. Malam ini tidur dulu. Kamu tidak capek apa?" tanya Liora dengan mata terpejam."Sayang ... ayo," rayu Kenan.Liora membalik tubuhnya menghada
Liora membersihkan wajahnya dari segala make up yang menempel. Sedang Kenan sudah berada di dalam kamar mandi membersihkan diri. Pintu kamar mandi terdengar dibuka. Kenan keluar dengan rambutnya yang basah. Ia melirik Liora yang masih berkutat membersihkan wajahnya. Sanggul di rambutnya saja belum ia buka. "Belum selesai juga bersihin wajahnya?" Liora menyengir. "Riasannya banyak ditimpa, Ken. Jadi agak susah bersihinnya."Kenan mendekat kemudian membantu melepas jepitan sanggul yang masih belum Liora buka. Ia melepas jepitan hitam dari rambut Liora dengan pelan. "Rambutnya sudah selesai. Kamu cepetan mandi.""Terima kasih, Sayang ... udah bantuin buka jepitan rambutku," ucap Liora seraya bangkit dari duduknya.Kenan memejamkan matanya seraya menunggu Liora dari kamar mandi. Tidak lama Liora keluar. Ia mengosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. "Sudah tidur rupanya," gumam Liora tak kala melihat Kenan sudah memejamkan matanya. Liora berjalan menuju jendela kamar ho
Gaun pengantin berwarna putih dipakaikan ke tubuh indah Liora. Rambut yang panjang itu juga sudah ditata. Riasan tipis di wajahnya membuat Liora semakin mempesona. Sepatu high heel berwarna putih dengan taburan batu permata terpasang di kaki Liora. Sebuket bunga juga sudah ia pegang. Liora tinggal menunggu datangnya seseorang yang akan menjemputnya untuk dibawa ke Altar pernikahan. Hari ini Liora dan Kenan akan mengikat janji sehidup semati. Karena masalah video itu. Pernikahan Kenan malah ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai. Mereka penasaran dan ingin menyaksikan sepasang kekasih itu saling mengikat janji.Kenan dijuluki sebagai pangeran yang telah menolong seorang gadis miskin bernama Liora. Kisah cinderella terjadi dalam kehidupan nyata. Tiba-tiba saja pasangan Liora dan Kenan menjadi idola. Permen lolipop yang menjadi saksi bisu kedekatan Kenan dan Liora banyak dijual oleh para pedagang dan laris manis. Mereka menamainya permen Kenli. Dalam waktu yang singkat semuanya beruba
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa