Kenan membuang semua barang-barang yang diberikan oleh Angel padanya. Dia menghancurkan semuanya Foto-foto kebersamaanya bersama Angel juga dihapus. Kenan kecewa. Amat sangat kecewa. Sakit, sungguh sangat menyakitkan. Hatinya perih teriris. Dapat Kenan rasakan betapa terluka hatinya. "Akhhh ... aku benci kamu Angel," teriak Kenan meluapkan emosinya. Kenan terduduk lemas di lantai. Dia meneteskan air matanya. Wanita yang dia puja. Dia cintai segenap hatinya. Dengan mudahnya mengatakan jika dirinya hanyalah seorang teman. Kenan layaknya penghibur bagi Angel. Menghibur dikala wanita itu kesepian. Hanya dijadikan sebagai pemuas saja. Padahal Kenan mencintai Angel dengan sangat tulus. Orang tuanya juga setuju Kenan menjalin hubungan bersama Angel. "Tega kamu, An. Kamu menyakiti hatiku," lirih Kenan. Kenan keluar dari kamarnya. Dia menuruni anak tangga. Kenan mengambil kunci motor miliknya. Dia naik ke atas motor dan melaju keluar dari gerbang.Kenan memarkirkan motornya di sisi sam
Liora telah bersiap dengan pakaian rapi. Hari ini dia akan pergi melamar sebagai office girl di kantor Kenan. Surat lamaran sudah dia persiapkan. Liora keluar dari kamar tidur. Ibunya sudah menunggu di meja makan. Hari ini sarapannya hanya roti lapis dengan segelas susu. Sedikit lebih sehat daripada sebelumnya. Biasanya hanya nasi campur telur dan air putih saja. Liora mendapat banyak uang akhir-akhir ini. Uang itu bisa untuk mencicil hutangnya untuk waktu satu bulan. Liora duduk di kursi makan. Dia memakan sarapannya dengan lahap. Sang ibu mengusap puncak kepala putrinya. Meski hidup serba kekurangan. Liora tidak pernah mengeluh sama sekali. "Hari ini jadi, pergi melamarnya?" tanya Ibu Liora.Sang anak mengangguk. "Iya, Bu. Semoga saja diterima.""Semoga saja, Sayang. Ibu hanya tidak ingin kamu bekerja pada siang dan malam dibanyak tempat," tutur Ibu Liora. "Rencananya jika mendapatkan pekerjaan ini. Setelah pulangnya, aku bisa bekerja paruh waktu di mini market pada malam har
Tok ... tok ... tok ... !Liora mengetuk pintu ruangan Kenan sebanyak tiga kali. Namun tidak ada sahutan dari dalam sana. Sekali lagi Liora mengetuk pintu ruangan barulah terdengar suara Kenan yang menyuruhnya untuk masuk. Pintu ruangan didorong oleh Liora. Dia masuk dan sudah ada Kenan yang duduk di sofa. Ada banyak makanan di meja. Mungkin Kenan akan makan siang begitu pikir Liora. "Kenapa tidak masuk saja sih?" kesal Kenan."Maaf, Bos. Siapa tahu saja Bos ada tamu di dalam," jawab Liora. "Ini jam istirahat. Panggil biasa saja," ujar Kenan. "Ini kopinya." Liora meletakkan kopi di meja. "Kamu tahu sendiri aku tidak suka kopi." Kenan mendorong jauh kopi itu."Kalau tidak suka kopi, kenapa menyuruhku mengantarkan kopi untukmu. Buatku capek saja," kesal Liora. "Itu hanya alasan. Aku menyuruhmu kemari untuk makan siang bersama. Pasti kamu hanya makan roti saja," terka Kenan."Tebakkanmu benar, Ken. Aku baru saja makan roti." Liora menyengir. Kenan memutar mata malas. "Aku sudah t
Kenan telah bersiap untuk pergi ke kantor agennya. Dia keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga. Dua pengawal pribadinya telah bersiap mendampingi."Kita langsung berangkat saja," perintah Kenan. "Siap, Tuan."Kenan keluar dari rumah lalu masuk ke dalam mobil. Supir menghidupkan mesin lalu mengemudikannya menuju arah kantor. Di depan gedung perkantoran sudah sangat ramai oleh para pencari berita. Mobil sedikit melambat karena ada satu mobil yang telah sampai terlebih dulu. Angel keluar dari dalam mobil itu. Dia tetap berpenampilan dengan glamour. Kenan berdecak melihatnya dari dalam mobil. Setelah mobil Angel berlalu. Giliran mobil Kenan yang masuk menuju pintu depan lobby. Pintu dibuka oleh petugas. Kenan keluar dari dalam tanpa senyum menghiasi bibirnya.Kenan langsung saja berjalan masuk dengan para pengawal. Hari ini konferensi pers itu tiba. Kenan dengan memakai kacamata hitamnya duduk berdampingan bersama dengan Angel. Angel melirik mantan kekasihnya. Bukan mantan tetapi
Mobil Kenan berhenti tepat di depan rumah sewa Liora. Dia keluar dari dalam mobil. Langkah kaki membawanya ke depan pintu. Kenan mengetuk pintu rumah temannya itu. Tok ... tok ... tok ... !Pintu dibuka oleh Liora. "Ken ... kamu di sini?"Kenan membuka kacamatanya. "Apa aku boleh masuk?""Masuklah." Liora menyingkirkan tubuhnya ke samping.Kenan masuk ke dalam rumah dan langsung duduk di sofa. Dia duduk dengan menaikkan kaki kirinya ke atas kaki kanan. "Bersiaplah. Aku ingin bersamamu seharian ini," kata Ken."Kamu ingin apa?" tanya Liora."Aku ingin bersamamu. Ayo ... kita habiskan waktu seharian ini," ajak Ken."Tapi aku harus bekerja siang nanti," kata Liora.Kenan mengembuskan napas berat. "Ini hari libur, Liora. Bersenang-senanglah sedikit. Jangan bekerja terus. Nikmati hari liburmu. Apa kamu tidak lelah dan bosan?""Bosan sih," jawab Liora."Ya sudah ... cepat berkemas. Aku akan menunggumu," ucap Ken."Baiklah ... dalam lima menit aku akan siap," kata Liora. Kenan bersiul ser
"Nona sangat cantik. Gaunnya sangat cocok di tubuh Nona," puji pegawai salon. Liora tersenyum kikuk. "Apa ini cocok untukku? Aku merasa malu sendiri. Aku belum pernah berpenampilan seperti ini.""Benar, Nona memang cantik. Tuan Kenan sangat pandai memilihkan Nona gaun," ucap pegawai salon itu. "Iya, dia sangat pandai dalam segala hal," sahut Liora."Tuan Kenan sudah menunggu Anda. Kita temui dia sekarang." Pegawai salon itu mengiringi Liora menemui Kenan.Liora melihat Kenan yang berbaring dengan bantal yang menutupi wajahnya. Tiba-tiba perasaan Liora gugup kali ini. "Kenan," panggil Liora. Kenan membuka bantal sofa yang menutupi wajahnya. Dia bangkit dari rebahannya. Kenan mengucek kedua matanya. "L-l-liora!"Liora menundukkan wajahnya. Aura malu tengah melandanya sekarang. Liora malu karena berpenampilan berbeda. Dia merasa menjadi orang lain sekarang. "Bagaimana, Tuan? Apa sesuai dengan selera Tuan?" tanya pegawai salon.Kenan mengangguk. "Iya, cantik. Sangat cantik."Sembura
Enam tahun kemudian.Seorang pria tampan baru saja turun dari pesawat. Dia melangkah sembari menyeret koper di tangannya. Wajah putih bersih. Garis rahangnya tegas. Sorot mata tajam dengan tinggi dan bentuk tubuh proporsional. "Kakak," teriak Rachel. "Rachel ... kakak kangen padamu," ucap Kenan. "Ken, Mommy juga kangen," ucap Rere yang memeluk putranya. "Nanti lagi pelukkannya. Kita pulang dulu. Kenan pasti lelah," sela Aldo. "Dad ... Kenan juga kangen sama Daddy." Kenan memeluk Aldo. "Putra Daddy sudah dewasa sekarang." Aldo membalas pelukkan sang anak seraya menepuk pundaknya."Daddy ... katanya tadi, nanti saja pelukkannya. Tapi sekarang ... malah berpelukan bareng Kak Kenan," protes Rachel. "Kan, Kakakmu dulu yang merangkul" sahut Aldo Tin ... tin ... !"Kapan mau naik mobilnya?" teriak Axel dari dalam mobil."Kami datang, Sayang," sahut Rere.Kenan baru saja tiba dari Indonesia. Dia meneruskan pendidikannya di Inggris. Sekalian Kenan di sana juga mengasah kemampuannya dal
Jas mahal melekat indah di tubuh bidang Kenan. Rambutnya disisir rapi. Wewangian disemprotkan sedikit di sekitar leher dan pergelangan tangannya. Malam ini akan diadakan pertemuan keluarga di sebuah restoran yang telah Rere pesan. Kenan keluar dari kamarnya dan berpapasan dengan sang adik Rachel. "Kakak sangat tampan," puji Rachel. Kenan tersenyum. "Kamu juga cantik, Sayang.""Pasti kak Elie langsung jatuh cinta sama Kakak," ucap Rachel."Kamu pernah bertemu dengannya?" tanya Kenan.Rachel mengangguk. "Pernah ... waktu mommy mengundang keluarga om Dimas buat makan malam.""Kamu suka dengannya?" tanya Kenan."Iya ... sepertinya dia baik," jawab Rachel. Dahi Kenan berkerut. "Koq sepertinya?"Rachel menyengir. "Aku belum dekat dengannya dan hanya satu kali bertemu."Kenan mengacak-acak rambut Elie. "Kakak pergi dulu.""Ish ... Kakak, rambutku jadi berantakan," pekik Rachel. Kenan menuruni anak tangga tanpa memperdulikan teriakan dari sang adik. Rere dan Aldo telah berangkat terlebih
"Pinggangku," rintihnya. Kenan meraih handycam yang tadi ia letakkan di kursi rotan di dalam kamar. Ia memutar isi dalam rekaman itu. Kenan bernapas lega karena Liora tidak sempat dilecehkan oleh keempat pria jahat itu. Kenan keluar dari dalam kamar kapal. Masih ada beberapa anak buah Aldo yang menunggu majikannya keluar. "Kalian siapkan mobil. Aku mau pulang," kata Kenan. "Siap, Tuan," ucap salah satu pria yang bertubuh kekar dan alisnya tebal. Pintu kamar diketuk oleh pengawal tadi. Kenan beranjak membuka pintu. "Sudah siap mobilnya?""Sudah, Tuan." "Tolong bawa istriku ke mobil," pinta Kenan dengan mempersilakan pria itu masuk ke dalam kamar. "Baik, Tuan." Pria itu masuk dan sedikit heran dengan kondisi Liora. Pria itu ingin tertawa namun ia menahannya. "Cepat bawa," kata Kenan kesal karena pengawal itu memperhatikan istrinya. "B-baik, Tuan." Mata tajam Kenan tidak lepas dari pengawal yang membawa istrinya. Takutnya pria itu mencuri kesempatan yang ada. Pintu mobil sudah
"Jangan mendekat," lirih Liora dengan memegang pecahan kaca di tangannya. Ia harus tetap sadar. Liora harus mempertahankan segala kehormatannya. "Cepat lakukan sebelum wanita ini ditemukan," perintah Angel. Dua pria lain sudah membuka celana yang mereka kenakan. Keduanya menunggu giliran. Liora bergeser untuk menjauh dari dua pria itu. Namun dua pria itu semakin mendekat. "Ayo, Sayang. Kita bermain-main," ucap keduanya. Pria yang mempunyai gambar bintang di lehernya mendekat. Ia hendak meraih rambut Liora namun dengan cepat Liora melayangkan pecahan kaca ke tangan pria itu. "Ish ... kurang ajar. Berani sekali wanita ini. Sudah terluka masih bisa melukai lengan tanganku," berangnya. Liora mengacungkan pecahan kaca yang ia pegang. "Jangan ada yang mendekat.""Hei ... kenapa kalian lamban sekali," kesal Angel. "Cepat lakukan." Dua pria itu menendang tangan Liora yang mengacungkan pecahan gelas kaca. Pecahan itu terlempar dan keduanya memegang lengan Liora. "Lepaskan." Liora mero
Kenan dan Aldo telah sampai di perusahaan. Keduanya langsung saja masuk ke dalam lift menuju lantai paling teratas gedung perusahaan. Di atas sana Doni dan beberapa anak buah Aldo sudah menunggu. Pintu lift terbuka. Kenan dan Aldo keluar. Keduanya menuju pintu darurat. Kenan bersama Aldo menaiki anak tangga hingga tibalah mereka di atas atap gedung. Angin berhembus kencang meniup rambut para pria yang berada di atap. Itu disebabkan karena baling-baling helikopter tengah berputar. "Semuanya sudah siap?" tanya Aldo. "Sudah, Tuan," jawab Doni. "Kapan bantuan datang?""Bantuan sudah dalam perjalanan.""Kita berangkat sekarang. Aku takut istriku terluka."Kenan, Aldo, serta Doni serta satu anak buah mereka naik ke dalam helikopter yang bermuatan enam orang. Setelah semuanya naik dan bersiap. Helikopter pun lepas landas. *****Angel duduk di pangkuan Ardi. Ia memegang segelas minuman berwarna coklat. Tangannya menjelajahi tubuh bidang Ardi yang polos. "Malam ini aku tidak mau bermain
"Mau kalian bawa ke mana aku?" tanya Liora. "Diam saja. Nanti kamu juga akan tahu," kata pria yang duduk di kursi depan mobil. Liora terdiam namun jantungnya berdegup kencang saat ini. Rasa takut tentu saja ada dalam benaknya. Liora paham maksud dari arti penuturan Kenan tadi. Suaminya itu menyiratkan kata-kata dalam sebuah adegan film action. Meski Kenan mengajak keempat pria tadi berkelahi. Tentu saja Kenan akan kalah dan pasti tubuhnya akan babak belur. Pada akhirnya pun Liora akan tertangkap juga. Kenan memberinya kode agar menyerahkan diri saja. Liora menuruti perintah suaminya dan percaya jika Kenan akan secepatnya menyelamatkan dirinya. Mobil sampai ke sebuah pelabuhan. Keempat pria itu turun begitu juga dengan Liora. Ia digiring menuju kapal. Sepertinya Ardi memang memiliki kapal itu. "Ayo naik," perintah pria yang sudah membuka topeng wajahnya. Liora dapat melihat jika pria itu memiliki lukisan tubuh bintang di lehernya. Liora naik ke kapal bersama keempat pria itu. Se
Kenan membawa tubuh Liora yang kelelahan. Keduanya keluar dari kamar mandi. Telapak jari Liora berkerut karena kedinginan. Kenan seakan tidak ada hari esok untuk mengempur sang istri. Bibir Liora bergetar karena kedinginan. Kenan membungkus tubuh istrinya dengan selimut tebal. Rambut Liora yang basah juga ia bungkus dengan handuk."Kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," ucap Kenan. "Terserah!""Kamu masih marah?" tanya Kenan. Bagaimana Liora tidak marah. Kenan tidak membiarkannya istirahat. Pinggangnya saja terasa sakit. Belum lagi air dingin yang menguyur tubuhnya. Perutnya juga terasa sangat lapar. Namun Kenan malah menunda-nunda keinginannya untuk makan. Suaminya itu semakin mengila saja menghujam dirinya. Kenan memeluk Liora yang terbungkus oleh selimut tebal. "Maaf, Sayang. Namanya juga pengantin baru."Liora mendengus. "Biarkan aku istirahat dulu dan makan. Semua tubuhku sakit, perutku lapar dan aku mengantuk ingin tidur."Kenan terkekeh. "Iya, Sayang."*****Ardi mengge
Kenan menoel-noel lengan Liora. Istrinya tengah tertidur pulas. Liora sempat membersihkan dirinya sebelum tidur. Kenan juga meminta kepada pelayan hotel untuk menganti seprai mereka yang sudah kotor."Sayang ... ayo bangun. Kita main lagi," bisik Kenan di telinga sang istri.Liora tidak bergeming. Ia tertidur pulas dengan memeluk guling dalam dekapannya. Kenan kembali menoel-noel pipi Liora. Berharap istri tercintanya itu mau bangun dan melayani hasratnya."Sayang ... ayo," ajak Kenan dengan kata lirih.Kenan mendusel wajahnya di tengkuk belakang Liora. Ia memberi gigitan kecil supaya istrinya itu terbangun. Liora mengeliat karena merasa terganggu."Ayo tidur, Ken. Aku sudah lelah." Liora menarik selimut tebalnya dan meringkuk dengan memeluk bantal guling."Jangan tidur. Aku masih ingin bermain," rengek Kenan bagai anak kecil."Besok masih bisa. Malam ini tidur dulu. Kamu tidak capek apa?" tanya Liora dengan mata terpejam."Sayang ... ayo," rayu Kenan.Liora membalik tubuhnya menghada
Liora membersihkan wajahnya dari segala make up yang menempel. Sedang Kenan sudah berada di dalam kamar mandi membersihkan diri. Pintu kamar mandi terdengar dibuka. Kenan keluar dengan rambutnya yang basah. Ia melirik Liora yang masih berkutat membersihkan wajahnya. Sanggul di rambutnya saja belum ia buka. "Belum selesai juga bersihin wajahnya?" Liora menyengir. "Riasannya banyak ditimpa, Ken. Jadi agak susah bersihinnya."Kenan mendekat kemudian membantu melepas jepitan sanggul yang masih belum Liora buka. Ia melepas jepitan hitam dari rambut Liora dengan pelan. "Rambutnya sudah selesai. Kamu cepetan mandi.""Terima kasih, Sayang ... udah bantuin buka jepitan rambutku," ucap Liora seraya bangkit dari duduknya.Kenan memejamkan matanya seraya menunggu Liora dari kamar mandi. Tidak lama Liora keluar. Ia mengosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. "Sudah tidur rupanya," gumam Liora tak kala melihat Kenan sudah memejamkan matanya. Liora berjalan menuju jendela kamar ho
Gaun pengantin berwarna putih dipakaikan ke tubuh indah Liora. Rambut yang panjang itu juga sudah ditata. Riasan tipis di wajahnya membuat Liora semakin mempesona. Sepatu high heel berwarna putih dengan taburan batu permata terpasang di kaki Liora. Sebuket bunga juga sudah ia pegang. Liora tinggal menunggu datangnya seseorang yang akan menjemputnya untuk dibawa ke Altar pernikahan. Hari ini Liora dan Kenan akan mengikat janji sehidup semati. Karena masalah video itu. Pernikahan Kenan malah ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai. Mereka penasaran dan ingin menyaksikan sepasang kekasih itu saling mengikat janji.Kenan dijuluki sebagai pangeran yang telah menolong seorang gadis miskin bernama Liora. Kisah cinderella terjadi dalam kehidupan nyata. Tiba-tiba saja pasangan Liora dan Kenan menjadi idola. Permen lolipop yang menjadi saksi bisu kedekatan Kenan dan Liora banyak dijual oleh para pedagang dan laris manis. Mereka menamainya permen Kenli. Dalam waktu yang singkat semuanya beruba
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa