Mobil Lena berhenti tepat di depan rumah sewa kecil. Rumah itu terlihat sepi. Lampu rumah masih belum dinyalakan. Karena memang hari sudah gelap. Sebelumnya Lena mengajak Liora untuk makan terlebih dulu. Perjalanan yang memakan waktu, membuat keduanya sampai malam hari. Liora melepas sabuk pengaman dari tubuhnya. "Terima kasih atas tumpangannya, Lena.""Sama-sama. Sampai ketemu lagi lusa," ucap Lena. Liora keluar dari dalam mobil. Jendela kaca diturunkan. "Kamu hati-hati di jalan. Sampai ketemu lagi." Liora melambaikan tangannya. Lena melajukan mobil. Liora melangkah masuk setelah mobil Lena hilang dari pandangan matanya. "Aku lupa membayar tagihan lampunya," gumam Liora. Liora mendorong pintu. Rumahnya gelap gulita dan hanya ada satu lilin sebagai penerang. "Bu," panggilnya. "Kamu sudah pulang, Nak. Lampunya mati," kata Ibu Liora yang keluar dari kamar dengan membawa lilin."Aku lupa membayarnya. Besok aku akan pergi melunasi tagihannya," jawab Liora. "Pemilik rumah tadi dat
Liora keluar dari kamar inap Kenan. Hari ini dia mendapat banyak uang. Kenan memberinya seratus dollar dan dari kamar sebelumya. Liora mendapat seratus lima puluh dollar. Liora kembali ke tempat para pekerja. Dia mendapat jatah istirahat satu jam. Liora memanfaatkan jam itu untuk tidur sejenak. Besok siang dia harus bekerja di mini market dekat rumah. Liora tidur sambil duduk. Namun suara bising menganggunya. Liora membuka matanya. para rekan kerjanya tengah membicarakan seorang model pria. "Kalian sedang apa?" tanya Liora. "Lihat ini, Liora. Modelnya sangat tampan. Sangat cocok dengan wanita ini," ucapnya."Aku dengar mereka berteman sejak kecil. Apa sekarang mereka sepasang kekasih?" tanya yang lainnya."Model mana yang kalian bicarakan?" tanya Liora. "Kenan Pratama. Dia itu pacar khalayanku. Andai aku bisa bersamanya," ucap wanita itu lagi. Liora mendengus mendengarnya. Dia bosan melihat wajah atasannya itu. Liora menjauh dari para rekannya. Dia kembali memejamkan mata. "Lio
"Hah ... hah ... awas kamu Liora. Aku sampai dikejar-kejar oleh mereka," kesal Kenan. Kenan bersembunyi dibalik mobil para pengunjung di parkiran. Hampir saja dia tertangkap oleh para pengemarnya. Ini resikonya sebagai model yang tengah naik daun. Liora mencari-cari keberadaan Kenan. Dia sudah mendapatkan mainan yang diinginkan oleh atasannya itu. "Kenan di mana? Apa dia sudah pulang duluan?" tanya Liora pada dirinya sendiri. Liora memutuskan mencari Kenan di tempat parkiran motor. "Motornya masih ada di sini. Di mana dia?""Hmmph." Liora memukul- mukul tangan yang membekapnya. "Ini aku, Kenan," ucapnya. Liora terdiam saat Kenan membawa tubuhnya ke balik tembok. Kenan melepas tangannya. Dia mengukung tubuh Liora dengan satu tangannya."Kamu telah curang. Bayaranmu dikurangi seratus," ujar Kenan."Enak saja. Mana bisa begitu. Aku sudah mendapatkan mainan yang kamu mau. Bayaranku harus full," protes Liora. "Tapi aku juga berperan di sini. Kamu membuatku dikejar-kejar oleh mereka,
Pagi-pagi sekali Liora telah berada di rumah Kenan. Rumah yang Kenan tempati adalah rumah peninggalan Aldo dan Rere. Sebagai seorang asisten. Liora harus paham betul dengan apa yang dibutuhkan oleh atasannya. Pakaian ganti, perawatan kulit serta vitamin harus siap sedia di dalam tas. Kadang-kadang Kenan juga menginginkan cemilan disaat pemotretan. Liora harus menyiapkan itu semua. "Semua sudah siap. Tinggal membangunkan bos saja," gumam Liora. Liora menaiki anak tangga. Dia menuju kamar Kenan yang berada di atas. Liora mengetuk pintu kamar. Tetapi Kenan belum membukanya. Liora memutar handle pintu lalu masuk ke dalam. Kenan masih tertidur pulas di ranjangnya yang empuk. Liora tersenyum melihat penampakan itu. Wajah tampan Kenan dapat dia nikmati dengan puas. Siapa yang tidak kagum dengan Kenan.Model yang tengah digandrungi oleh banyak kalangan. Hampir semua wanita menginginkannya. Apalagi melihat Kenan yang tidur dengan sebagian tubuh polosnya. Bisa dipastikan jika para wanita
"Minumnya, Bos." Liora menyodorkan botol minum kepada Kenan."Liora ... aku kepanasan," kata Kenan.Liora mengambil kipas tangan lalu mengipas tubuh Kenan. Kancing baju sudah dibuka. Ruangan pendingin seolah tidak bekerja di dalam studio foto itu. "Ken ... aku pulang duluan, yah. Temanku menjemput," ucap Angel."Enggak jadi pulang bersama?" tanya Kenan."Aku ingin bersenang-senang dengan temanku. Kebetulan hari ini adalah hari terakhirnya di kota ini. Besok dia harus pergi ke luar negeri," terang Angel. "Begitu, baiklah ... kamu hati-hati," ucap Kenan.Angel mengecup pipi kiri dan kanan kekasihnya. Dia berlalu pergi dari studio foto. Di luar studio sudah ada yang menunggu Angel. "Sudah lama?" tanya Angel."Untukmu ... aku siap untuk menunggu kapanpun," jawab seorang pria. Angel masuk ke dalam mobil. Pria itu melajukan mobilnya dari depan studio foto itu. Liora sibuk berberes. Kenan sudah selesai melakukan foto shoot. Hari sudah sore dan waktunya untuk pulang. Kenan sudah berganti
Angel tengah berpesta bersama para sahabatnya. Musik mengalun memekakkan telinga. Minuman berbagai macam warna tersedia di sana. Ada yang mandi di kolam renang dan ada juga yang bersantai dengan para pasangannya. Angel duduk di pangkuan seorang pria. Menikmati minuman berwarna merah. Mereka bercanda bersama dengan tawa riang. "An ... kamu tidak mengajak kekasihmu?" tanya teman wanita Angel."Kenan tidak suka pesta begini. Dia lebih suka makan malam romantis dan menghabiskan waktu dengan menonton film saja. Aku sedikit bosan dengannya," beber Angel. "Kalian saling cinta, kan?" tanya teman lainnya. "Entahlah. Aku hanya menganggapnya teman saja. Dari kecil kami berteman. Hubungan kami terjadi begitu saja," jelas Angel. "Kalian sudah tidur bersama?" "Tentu saja. Saat itu aku menjebaknya. Kalian ingat saat pesta ulang tahunku yang ke sembilan belas tahun. Saat itu aku marah padanya karena Kenan membuat video bersama anak pelayan itu," tutur Angel. "Kami tidak mengerti," kata mereka
Kenan bersiap-siap untuk menemui Angel. Dia kembali becermin menatap bayangannya sendiri. Kenan memakai jam tangan mahalnya. Lalu parfum yang dia semprotkan di sekitar leher dan juga pergelangan tangan."Aku akan mengejutkanmu, Angel," gumamnya. Kenan berniat untuk memberi kejutan kepada kekasihnya. Dia memang tidak terlalu menyukai pesta. Tidak seperti Angel. Menurutnya hidup tanpa pesta itu akan terasa sangat hampa. Kenan keluar dari kamarnya. Dia menuruni anak tangga satu per satu. Kenan mengambil kunci mobil yang selalu dia letakkan di meja. Kenan masuk ke dalam mobil sports hitam miliknya. Mobil keluaran terbaru itu, dia beli dengan hasil keringatnya sendiri. Mobil melaju di tengah padatnya kendaraan yang berlalu lalang. Kenan mengetahui apartemen pribadi milik Angel. Karena mereka sering menghabiskan waktu di sana. Kenan keluar dari dalam mobil. Dia masuk ke lobby apartemen lalu menuju lift. Kenan menekan angka tujuh. Apartemen Angel terletak di lantai tujuh. Kenan keluar
Kenan membuang semua barang-barang yang diberikan oleh Angel padanya. Dia menghancurkan semuanya Foto-foto kebersamaanya bersama Angel juga dihapus. Kenan kecewa. Amat sangat kecewa. Sakit, sungguh sangat menyakitkan. Hatinya perih teriris. Dapat Kenan rasakan betapa terluka hatinya. "Akhhh ... aku benci kamu Angel," teriak Kenan meluapkan emosinya. Kenan terduduk lemas di lantai. Dia meneteskan air matanya. Wanita yang dia puja. Dia cintai segenap hatinya. Dengan mudahnya mengatakan jika dirinya hanyalah seorang teman. Kenan layaknya penghibur bagi Angel. Menghibur dikala wanita itu kesepian. Hanya dijadikan sebagai pemuas saja. Padahal Kenan mencintai Angel dengan sangat tulus. Orang tuanya juga setuju Kenan menjalin hubungan bersama Angel. "Tega kamu, An. Kamu menyakiti hatiku," lirih Kenan. Kenan keluar dari kamarnya. Dia menuruni anak tangga. Kenan mengambil kunci motor miliknya. Dia naik ke atas motor dan melaju keluar dari gerbang.Kenan memarkirkan motornya di sisi sam