"Hah ... hah ... awas kamu Liora. Aku sampai dikejar-kejar oleh mereka," kesal Kenan. Kenan bersembunyi dibalik mobil para pengunjung di parkiran. Hampir saja dia tertangkap oleh para pengemarnya. Ini resikonya sebagai model yang tengah naik daun. Liora mencari-cari keberadaan Kenan. Dia sudah mendapatkan mainan yang diinginkan oleh atasannya itu. "Kenan di mana? Apa dia sudah pulang duluan?" tanya Liora pada dirinya sendiri. Liora memutuskan mencari Kenan di tempat parkiran motor. "Motornya masih ada di sini. Di mana dia?""Hmmph." Liora memukul- mukul tangan yang membekapnya. "Ini aku, Kenan," ucapnya. Liora terdiam saat Kenan membawa tubuhnya ke balik tembok. Kenan melepas tangannya. Dia mengukung tubuh Liora dengan satu tangannya."Kamu telah curang. Bayaranmu dikurangi seratus," ujar Kenan."Enak saja. Mana bisa begitu. Aku sudah mendapatkan mainan yang kamu mau. Bayaranku harus full," protes Liora. "Tapi aku juga berperan di sini. Kamu membuatku dikejar-kejar oleh mereka,
Pagi-pagi sekali Liora telah berada di rumah Kenan. Rumah yang Kenan tempati adalah rumah peninggalan Aldo dan Rere. Sebagai seorang asisten. Liora harus paham betul dengan apa yang dibutuhkan oleh atasannya. Pakaian ganti, perawatan kulit serta vitamin harus siap sedia di dalam tas. Kadang-kadang Kenan juga menginginkan cemilan disaat pemotretan. Liora harus menyiapkan itu semua. "Semua sudah siap. Tinggal membangunkan bos saja," gumam Liora. Liora menaiki anak tangga. Dia menuju kamar Kenan yang berada di atas. Liora mengetuk pintu kamar. Tetapi Kenan belum membukanya. Liora memutar handle pintu lalu masuk ke dalam. Kenan masih tertidur pulas di ranjangnya yang empuk. Liora tersenyum melihat penampakan itu. Wajah tampan Kenan dapat dia nikmati dengan puas. Siapa yang tidak kagum dengan Kenan.Model yang tengah digandrungi oleh banyak kalangan. Hampir semua wanita menginginkannya. Apalagi melihat Kenan yang tidur dengan sebagian tubuh polosnya. Bisa dipastikan jika para wanita
"Minumnya, Bos." Liora menyodorkan botol minum kepada Kenan."Liora ... aku kepanasan," kata Kenan.Liora mengambil kipas tangan lalu mengipas tubuh Kenan. Kancing baju sudah dibuka. Ruangan pendingin seolah tidak bekerja di dalam studio foto itu. "Ken ... aku pulang duluan, yah. Temanku menjemput," ucap Angel."Enggak jadi pulang bersama?" tanya Kenan."Aku ingin bersenang-senang dengan temanku. Kebetulan hari ini adalah hari terakhirnya di kota ini. Besok dia harus pergi ke luar negeri," terang Angel. "Begitu, baiklah ... kamu hati-hati," ucap Kenan.Angel mengecup pipi kiri dan kanan kekasihnya. Dia berlalu pergi dari studio foto. Di luar studio sudah ada yang menunggu Angel. "Sudah lama?" tanya Angel."Untukmu ... aku siap untuk menunggu kapanpun," jawab seorang pria. Angel masuk ke dalam mobil. Pria itu melajukan mobilnya dari depan studio foto itu. Liora sibuk berberes. Kenan sudah selesai melakukan foto shoot. Hari sudah sore dan waktunya untuk pulang. Kenan sudah berganti
Angel tengah berpesta bersama para sahabatnya. Musik mengalun memekakkan telinga. Minuman berbagai macam warna tersedia di sana. Ada yang mandi di kolam renang dan ada juga yang bersantai dengan para pasangannya. Angel duduk di pangkuan seorang pria. Menikmati minuman berwarna merah. Mereka bercanda bersama dengan tawa riang. "An ... kamu tidak mengajak kekasihmu?" tanya teman wanita Angel."Kenan tidak suka pesta begini. Dia lebih suka makan malam romantis dan menghabiskan waktu dengan menonton film saja. Aku sedikit bosan dengannya," beber Angel. "Kalian saling cinta, kan?" tanya teman lainnya. "Entahlah. Aku hanya menganggapnya teman saja. Dari kecil kami berteman. Hubungan kami terjadi begitu saja," jelas Angel. "Kalian sudah tidur bersama?" "Tentu saja. Saat itu aku menjebaknya. Kalian ingat saat pesta ulang tahunku yang ke sembilan belas tahun. Saat itu aku marah padanya karena Kenan membuat video bersama anak pelayan itu," tutur Angel. "Kami tidak mengerti," kata mereka
Kenan bersiap-siap untuk menemui Angel. Dia kembali becermin menatap bayangannya sendiri. Kenan memakai jam tangan mahalnya. Lalu parfum yang dia semprotkan di sekitar leher dan juga pergelangan tangan."Aku akan mengejutkanmu, Angel," gumamnya. Kenan berniat untuk memberi kejutan kepada kekasihnya. Dia memang tidak terlalu menyukai pesta. Tidak seperti Angel. Menurutnya hidup tanpa pesta itu akan terasa sangat hampa. Kenan keluar dari kamarnya. Dia menuruni anak tangga satu per satu. Kenan mengambil kunci mobil yang selalu dia letakkan di meja. Kenan masuk ke dalam mobil sports hitam miliknya. Mobil keluaran terbaru itu, dia beli dengan hasil keringatnya sendiri. Mobil melaju di tengah padatnya kendaraan yang berlalu lalang. Kenan mengetahui apartemen pribadi milik Angel. Karena mereka sering menghabiskan waktu di sana. Kenan keluar dari dalam mobil. Dia masuk ke lobby apartemen lalu menuju lift. Kenan menekan angka tujuh. Apartemen Angel terletak di lantai tujuh. Kenan keluar
Kenan membuang semua barang-barang yang diberikan oleh Angel padanya. Dia menghancurkan semuanya Foto-foto kebersamaanya bersama Angel juga dihapus. Kenan kecewa. Amat sangat kecewa. Sakit, sungguh sangat menyakitkan. Hatinya perih teriris. Dapat Kenan rasakan betapa terluka hatinya. "Akhhh ... aku benci kamu Angel," teriak Kenan meluapkan emosinya. Kenan terduduk lemas di lantai. Dia meneteskan air matanya. Wanita yang dia puja. Dia cintai segenap hatinya. Dengan mudahnya mengatakan jika dirinya hanyalah seorang teman. Kenan layaknya penghibur bagi Angel. Menghibur dikala wanita itu kesepian. Hanya dijadikan sebagai pemuas saja. Padahal Kenan mencintai Angel dengan sangat tulus. Orang tuanya juga setuju Kenan menjalin hubungan bersama Angel. "Tega kamu, An. Kamu menyakiti hatiku," lirih Kenan. Kenan keluar dari kamarnya. Dia menuruni anak tangga. Kenan mengambil kunci motor miliknya. Dia naik ke atas motor dan melaju keluar dari gerbang.Kenan memarkirkan motornya di sisi sam
Liora telah bersiap dengan pakaian rapi. Hari ini dia akan pergi melamar sebagai office girl di kantor Kenan. Surat lamaran sudah dia persiapkan. Liora keluar dari kamar tidur. Ibunya sudah menunggu di meja makan. Hari ini sarapannya hanya roti lapis dengan segelas susu. Sedikit lebih sehat daripada sebelumnya. Biasanya hanya nasi campur telur dan air putih saja. Liora mendapat banyak uang akhir-akhir ini. Uang itu bisa untuk mencicil hutangnya untuk waktu satu bulan. Liora duduk di kursi makan. Dia memakan sarapannya dengan lahap. Sang ibu mengusap puncak kepala putrinya. Meski hidup serba kekurangan. Liora tidak pernah mengeluh sama sekali. "Hari ini jadi, pergi melamarnya?" tanya Ibu Liora.Sang anak mengangguk. "Iya, Bu. Semoga saja diterima.""Semoga saja, Sayang. Ibu hanya tidak ingin kamu bekerja pada siang dan malam dibanyak tempat," tutur Ibu Liora. "Rencananya jika mendapatkan pekerjaan ini. Setelah pulangnya, aku bisa bekerja paruh waktu di mini market pada malam har
Tok ... tok ... tok ... !Liora mengetuk pintu ruangan Kenan sebanyak tiga kali. Namun tidak ada sahutan dari dalam sana. Sekali lagi Liora mengetuk pintu ruangan barulah terdengar suara Kenan yang menyuruhnya untuk masuk. Pintu ruangan didorong oleh Liora. Dia masuk dan sudah ada Kenan yang duduk di sofa. Ada banyak makanan di meja. Mungkin Kenan akan makan siang begitu pikir Liora. "Kenapa tidak masuk saja sih?" kesal Kenan."Maaf, Bos. Siapa tahu saja Bos ada tamu di dalam," jawab Liora. "Ini jam istirahat. Panggil biasa saja," ujar Kenan. "Ini kopinya." Liora meletakkan kopi di meja. "Kamu tahu sendiri aku tidak suka kopi." Kenan mendorong jauh kopi itu."Kalau tidak suka kopi, kenapa menyuruhku mengantarkan kopi untukmu. Buatku capek saja," kesal Liora. "Itu hanya alasan. Aku menyuruhmu kemari untuk makan siang bersama. Pasti kamu hanya makan roti saja," terka Kenan."Tebakkanmu benar, Ken. Aku baru saja makan roti." Liora menyengir. Kenan memutar mata malas. "Aku sudah t