Surat pengunduran diri percuma saja ia berikan. Jika tahu begini jadinya. Kenan tidak akan berhenti bekerja. Ia akan terus bekerja saja. Aldo seolah menyiksanya dengan tumpukan pekerjaan. Pintu ruangan diketuk dari luar. Doni mendorong pintu lalu masuk dengan membawa kembali dua map berwarna biru dan merah. "Apalagi itu?" tanya Kenan."Pak ... ini map kerja sama kita dengan perusahaan ARCORP. Hari ini saya sudah menjadwalkan untuk membahas kelanjutan dari proyek yang tengah kita bangun," jelas Doni.Kenan melirik jam di pergelangan tangannya. "Kalau bisa saat ini saja kita bahas masalah kerja sama. Nanti siang aku ingin bersama kekasihku."Doni mengangguk. "Siap, Pak. Saya akan segera menghubungi pihak pak Ardi."Doni meletakkan berkas yang ia bawa ke meja Kenan untuk dipelajari. Ia pamit undur diri untuk mengatur jadwal pembahasan kerja sama. Kenan mempelajari isi dari berkas itu. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi sambil membaca berkas itu. "Sepertinya aku harus lembur bekerja. A
"Kalian saling kenal?" tanya Ardi berpura-pura. "Iya ... Kenan temanku saat di Australia. Teman masa kecilku," jawab Angel dengan pandangan menatap Kenan."Kita di sini untuk membahas masalah kerja sama, kan? Lebih baik bahas itu dari pada membahas masa lalu," tutur Kenan."Ya ... tentu saja. Ayo duduk dan mulai membahas kerja sama," ucap Ardi. Semuanya duduk kembali. Angel duduk berhadapan dengan Kenan. Ia terus memperhatikan Kenan yang semakin tampan saja. Angel teringat masa-masa mereka bersama dulu. Tiba-tiba gelora hasrat bergejolak dalam dirinya. Apalagi tubuh Kenan semakin berotot. Angel membayangkan jika ia disentuh kembali oleh Kenan.Kenan fokus dengan apa yang tengah ia bahas. Tidak peduli Angel yang terus memperhatikan dirinya. Namun hatinya memendam rasa jengkel terhadap Angel. "Semuanya sudah beres. Tinggal kita melakukan pengawasan saja pada pembangunannya," terang Kenan. "Senang sekali bisa bekerja sama dengan Anda. Saya harap ke depannya bisa melakukan kerja sama
Kenan sampai di cafe. Hari sudah sore dan pengunjung akan ramai berdatangan. Kenan masuk ke dalam cafe. Matanya tidak sengaja melihat Liora tengah berbincang-bincang dengan dua orang pemuda tampan dan satu gadis muda yang berpakaian modis. Kenan mengerutkan dahi dan bertanya-tanya. Ia melangkah menghampiri Liora. "Sayang ...."Liora menelengkan kepalanya. "Sayang ... kamu duduklah. Aku akan kenalkan dengan para vlogger dan selebgram muda-mudi ini."Kenan duduk dan berjabat tangan dengan semuanya. "Kamu sedang bekerja sama bersama mereka?""Iya ... aku minta bantuan mereka untuk mempromosikan cafe kita," jawab Liora."Kalian masih muda tapi sudah berbakat. Lanjut saja kalau begitu. Aku tidak ingin menganggu kalian," ujar Kenan sembari beranjak dari duduknya.Kenan mendaratkan tubuhnya di atas sofa empuk. Ia merebahkan kepalanya di atas bantal sofa. Sepatu serta jas ia lepas. Kenan juga membuka tiga kancing kemeja serta mengulung lengan panjang sampai ke siku.Kenan memejamkan mata. Ia
Pintu gerbang dibuka oleh satpam penjaga. Kenan mengemudikan mobilnya masuk ke dalam perkarangan rumah Aldo. Mobil berhenti. Liora dan Kenan melepas sabuk pengaman dari tubuh mereka."Kamu masih gugup?" tanya Kenan.Liora tersenyum. "Aku masih canggung, Sayang."Kenan mengusap rambut panjang Liora. "Tidak ada yang perlu ditakutkan. Semuanya sudah menerima hubungan kita.""Iya ... hanya saja aku masih merasa canggung," ucap Liora.Keduanya keluar dari dalam mobil. Pelayan rumah datang menyambut anak majikannya. "Selamat datang, Tuan, Nona.""Di mana mommy dan yang lainnya?" tanya Kenan. "Ada di ruang keluarga, Tuan," jawab pelayan. "Kami akan ke sana."Kenan mengengam tangan Liora menuju ruang keluarga. Ada Rere, Aldo serta adik-adik Kenan tengah berbincang bersama."Mom, Dad," tegur Kenan.Rere beranjak dari duduknya. Liora mengulurkan tangan lalu mengecup punggung tangan Rere. Ia juga menghampiri Aldo dan melakukan hal yang sama yaitu mengecup punggung tangan calon ayah mertuanya.
Kenan mengusap pipi Liora dengan pipinya. Kedua tangannya juga sudah melingkar erat di perut sang kekasih. "Wanginya.""Pagi-pagi sudah main peluk. Kapan rambutku akan kering?" Liora tengah mengeringkan rambut dan Kenan datang menganggu aktivitasnya. Kenan menurunkannya hingga separuh tubuh Liora terbuka. "Sudah pakai dalaman rupanya." Liora menyengir. "Buka saja.""Biarkan saja." Kepala Kenan menyusup masuk ke dalam ceruk leher Liora. Membasahi area jenjang itu dengan salivanya. Tangannya naik turun mengusap punggung belakang. "Jangan sampai berbekas. Hari ini kita ada janji sama mommy.""Kamu wangi, Sayang. Aku suka aroma tubuhmu." Kenan mendusel wajahnya di antara belahan benda padat. "Aku punya sesuatu untukmu." "Apa?""Nanti kamu juga tahu." Kenan terengah-engah menahan sesuatu yang berdenyut di bawah sana. "Cepat berpakaian, Sayang. Kita akan sibuk hari ini.""Kamu yang buat lama," ujar Liora dengan mengusap bekas kecupan Kenan dengan tisu basah. Kenan memakai setelan kanto
Liora mengendarai mobilnya sesuai yang diinginkan oleh Kenan. Tidak ada rasa senang ataupun kebahagian saat ia melihat mobil baru itu. Ia hanya berpura-pura terlihat senang. Dalam hatinya penuh dengan rasa takut. Masalahnya apa yang akan dihadapi oleh keluarga Kenan nantinya. Jika Ardi memberitahu semua orang siapa dirinya. "Sayang ... kenapa diam saja?" tanya Kenan dengan tatapan selidik."Aku berusaha untuk mengingat jalan dan berkonsentrasi, Sayang," jawab Liora. "Sampai fokus begitu. Rileks sedikit, percepat laju mobilnya," pinta Kenan. "Iya." Liora melajukan mobilnya agar cepat sampai di perusahaan Kenan. Kenan memperhatikan tingkah kekasihnya yang tampak berbeda. Ia tidak mau mendesak Liora untuk berkata jujur. Ia ingin sekali-kali Liora menyampaikan keluh kesahnya. Mobil sampai di area parkiran kantor. Kenan membuka sabuk pengamannya. Ia mengecup kening Liora begitu amat lama. "Nanti siang jemput aku di sini. Kita langsung ke butik untuk melihat-lihat gaun pengantin. Kam
Liora keluar dari dalam mobil dengan menenteng bekal makan siang untuk Kenan. Ia masuk ke dalam lobby kantor. Liora memberi senyum kepada satpam penjaga."Siang, Pak," sapa Liora."Nona Liora ... kenapa tidak bekerja di sini lagi?" tanya Pak Satpam."Saya sudah punya pekerjaan sendiri," jawab Liora."Mau bertemu pak Kenan?" "Iya ... saya mau bertemu pak Kenan.""Langsung saja kalau begitu." Satpam merentangkan tangannya mempersilakan Liora masuk. "Terima kasih," ucap Liora sopan. Liora melangkah menuju lift karyawan. Belum ada yang tahu jika Liora adalah kekasih Kenan. Yang para karyawan tahu adalah, Liora mantan dari sekretaris Kenan.Liora berpapasan pada beberapa karyawan wanita yang keluar dari dalam lift. Mereka mengerutkan dahi tak kala melihat Liora muncul kembali di kantor."Lihat wanita ini. Datang dan pergi sesukanya. Dia datang sebagai sekretaris pak Kenan. Lalu menghilang entah ke mana. Sekarang wanita ini muncul lagi. Seperti dia saja yang punya perusahaan," sindir sa
Liora dan Kenan sudah sampai di depan butik yang menyediakan gaun pernikahan. Rere serta Aldo sudah menunggu kedatangan keduanya. Axel dan Rachel bahkan sudah memilih model pakaian yang akan mereka kenakan. Mereka tidak membuat tapi langsung membeli pakaian jadi. Itu dikarenakan Kenan ingin menikah dua minggu lagi. Sangat tiba-tiba dan terburu-buru. "Mom, Dad," seru Kenan tak kala keduanya telah masuk ke dalam butik. "Kalian lama sekali sih. Axel dan Rachel sudah memilih pakaian mereka masing-masing," gerutu Rere."Daddy juga sudah. Hanya Mommymu yang cerewet memilih gaun," sahut Aldo."Karena Mommy harus menyesuaikan gaun yang akan dipakai Liora," protes Rere tidak mau disalahkan jika dirinya cerewet."Pilih warna putih saja, Mom," usul Kenan."Kebetulan penjahitnya ada koleksi baru. Kalau kalian cocok kita ambil koleksinya," kata Rere."Ya sudah. Kita lihat saja sekarang," lanjut Kenan. Rere membawa Kenan dan Liora menuju ruangan pakaian. Sedang Aldo beserta Axel dan Rachel suda