Liora mengendarai mobilnya sesuai yang diinginkan oleh Kenan. Tidak ada rasa senang ataupun kebahagian saat ia melihat mobil baru itu. Ia hanya berpura-pura terlihat senang. Dalam hatinya penuh dengan rasa takut. Masalahnya apa yang akan dihadapi oleh keluarga Kenan nantinya. Jika Ardi memberitahu semua orang siapa dirinya. "Sayang ... kenapa diam saja?" tanya Kenan dengan tatapan selidik."Aku berusaha untuk mengingat jalan dan berkonsentrasi, Sayang," jawab Liora. "Sampai fokus begitu. Rileks sedikit, percepat laju mobilnya," pinta Kenan. "Iya." Liora melajukan mobilnya agar cepat sampai di perusahaan Kenan. Kenan memperhatikan tingkah kekasihnya yang tampak berbeda. Ia tidak mau mendesak Liora untuk berkata jujur. Ia ingin sekali-kali Liora menyampaikan keluh kesahnya. Mobil sampai di area parkiran kantor. Kenan membuka sabuk pengamannya. Ia mengecup kening Liora begitu amat lama. "Nanti siang jemput aku di sini. Kita langsung ke butik untuk melihat-lihat gaun pengantin. Kam
Liora keluar dari dalam mobil dengan menenteng bekal makan siang untuk Kenan. Ia masuk ke dalam lobby kantor. Liora memberi senyum kepada satpam penjaga."Siang, Pak," sapa Liora."Nona Liora ... kenapa tidak bekerja di sini lagi?" tanya Pak Satpam."Saya sudah punya pekerjaan sendiri," jawab Liora."Mau bertemu pak Kenan?" "Iya ... saya mau bertemu pak Kenan.""Langsung saja kalau begitu." Satpam merentangkan tangannya mempersilakan Liora masuk. "Terima kasih," ucap Liora sopan. Liora melangkah menuju lift karyawan. Belum ada yang tahu jika Liora adalah kekasih Kenan. Yang para karyawan tahu adalah, Liora mantan dari sekretaris Kenan.Liora berpapasan pada beberapa karyawan wanita yang keluar dari dalam lift. Mereka mengerutkan dahi tak kala melihat Liora muncul kembali di kantor."Lihat wanita ini. Datang dan pergi sesukanya. Dia datang sebagai sekretaris pak Kenan. Lalu menghilang entah ke mana. Sekarang wanita ini muncul lagi. Seperti dia saja yang punya perusahaan," sindir sa
Liora dan Kenan sudah sampai di depan butik yang menyediakan gaun pernikahan. Rere serta Aldo sudah menunggu kedatangan keduanya. Axel dan Rachel bahkan sudah memilih model pakaian yang akan mereka kenakan. Mereka tidak membuat tapi langsung membeli pakaian jadi. Itu dikarenakan Kenan ingin menikah dua minggu lagi. Sangat tiba-tiba dan terburu-buru. "Mom, Dad," seru Kenan tak kala keduanya telah masuk ke dalam butik. "Kalian lama sekali sih. Axel dan Rachel sudah memilih pakaian mereka masing-masing," gerutu Rere."Daddy juga sudah. Hanya Mommymu yang cerewet memilih gaun," sahut Aldo."Karena Mommy harus menyesuaikan gaun yang akan dipakai Liora," protes Rere tidak mau disalahkan jika dirinya cerewet."Pilih warna putih saja, Mom," usul Kenan."Kebetulan penjahitnya ada koleksi baru. Kalau kalian cocok kita ambil koleksinya," kata Rere."Ya sudah. Kita lihat saja sekarang," lanjut Kenan. Rere membawa Kenan dan Liora menuju ruangan pakaian. Sedang Aldo beserta Axel dan Rachel suda
Kenan mengusap lembut kepala Liora. Calon istrinya itu sudah memejamkan mata. Setelah dari butik. Kenan dan Liora makan malam bersama keluarga. Liora begitu lelah karena harus memakai beberapa gaun. Kenan juga menginginkan diadakannya foto preweeding. Jadilah Liora harus mencoba lima gaun yang cocok untuk pemotretan besok.Kenan menarik selimut tebal. Ia menyelimuti tubuh Liora agar tidak kedinginan. Satu kecupan ringan mendarat di dahi Liora. Kenan beranjak turun dari tempat tidur. Dengan perlahan ia keluar dari dalam kamar lalu menutup pintu. Kenan menuju kursi sofa. Ia membuka tas kerja dan mengeluarkan laptop dari sana. Kenan masih tidak habis pikir dengan apa yang diceritakan kekasihnya. Ardi datang hanya untuk menganggu Liora. Kenan mengetuk-ngetuk jari di meja. Berusaha untuk berpikir mengenai alasan dari Ardi yang menginginkan Liora. Apa Ardi mengenal Liora? Apa mungkin Ardi jatuh cinta pada Liora pada pandangan pertama? Hal itu yang menjadi pemikiran dari Kenan."Angel ...
Seperti Kenan yang melajukan mobilnya menuju sebuah club malam. Di mana sebagian orang berkunjung ke sana untuk mencari kesenangan ataupun membuang penat dengan minum dan mengoyangkan tubuh mereka. Mobil berhenti di halaman parkir club. Kenan keluar dengan memakai jaket serta topi. Sebelum masuk ia diperiksa terlebih dulu oleh penjaga. Setiap pengunjung memang diperiksa. Apakah membawa benda terlarang ataupun benda berbahaya lainnya. Kenan masuk ke dalam club. Hentakan musik keras menyambutnya. Para pria maupun wanita menari di lantai dansa. Meliuk-liukkan tubuh berharap semua beban lepas dari pundak mereka. Kenan duduk di kursi besi bulat tanpa sandaran. Kedua siku tangannya diletakkan di meja bar yang melintang panjang. Kenan memesan segelas minuman berwarna kecoklatan untuk menemani malamnya. Seorang bartender memberikan segelas kecil minuman berwarna coklat bening itu. "Apa mau es?" "Ya ... tambahkan sedikit saja," jawab Kenan.Bartender itu memberikan dua balok es ke dalam g
"Don ... putuskan hubugan kerja kita bersama dengan Ardi," perintah Kenan. "Kenapa tiba-tiba, Pak? Jika kita memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama ini, maka kita akan rugi besar," tutur Doni yang merasa heran akan keputusan sepihak Kenan. "Aku tidak mau menjalin kerja sama bersama dengan pria yang mengusik kehidupan pribadiku. Rugi sedikit tidak apa-apa. Batalkan semua kerja sama ini. Bayar kerugiannya. Jika pihaknya bertanya, katakan ... suruh Ardi menemuiku," kata Kenan menjelaskan."Ini masalah pribadi, Pak. Dan bukan kerja sama. Sebaiknya kita tidak mencampuradukkan dengan masalah pekerjaan."Kenan menatap tajam Doni. "Lakukan apa perintahku. Bayar semua kerugiannya."Doni mengangguk. "Baik, Pak."Doni keluar dari dalam ruangan Kenan. Ia melakukan apa yang atasannya itu perintahkan. Doni sendiri tidak tahu apa yang terjadi antara Ardi dan Kenan. Sejak pertemuan di restoran itu, ia sudah curiga adalah masalah pribadi antara Kenan dan sekretaris Ardi yaitu Angel. Dan se
"Akhhh," teriak Ardi murka dengan napas tersengal-sengal. "Angel," serunya marah. "Ada apa? Kenapa kamu membuang semua barang?" tanya Angel yang masuk ke kamar tidur saat dipanggil Ardi.Ardi dan Angel tengah berada di dalam apartemen. Ardi menyewa apartemen untuk ia bersenang-senang bersama wanita simpanan. "Kemari ... layani aku!"Ardi menarik tangan Angel lalu menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Ardi merobek pakaian Angel. Ia meluapkan segala kekesalannya. Ardi menyiksa Angel tanpa ampun karena rasa amarahnya pada Kenan.Pria itu telah berani mengancam Ardi secara terang-terangan. Ardi tidak terima begitu saja. Ia harus membalasnya. Membalas dengan cara membuat Kenan malu. "Lihat saja Kenan. Kamu ingin menantangku rupanya. Aku akan menghancurkan dirimu sebelum kamu menghancurkan hidupku," murka Ardi dengan terus menghujam Angel dengan kasar. Ardi menarik diri setelah puas meluapkan amarahnya pada tubuh Angel. Wanita itu lemah tidak perdaya. Tubuhnya remuk redam dan me
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa