Seperti Kenan yang melajukan mobilnya menuju sebuah club malam. Di mana sebagian orang berkunjung ke sana untuk mencari kesenangan ataupun membuang penat dengan minum dan mengoyangkan tubuh mereka. Mobil berhenti di halaman parkir club. Kenan keluar dengan memakai jaket serta topi. Sebelum masuk ia diperiksa terlebih dulu oleh penjaga. Setiap pengunjung memang diperiksa. Apakah membawa benda terlarang ataupun benda berbahaya lainnya. Kenan masuk ke dalam club. Hentakan musik keras menyambutnya. Para pria maupun wanita menari di lantai dansa. Meliuk-liukkan tubuh berharap semua beban lepas dari pundak mereka. Kenan duduk di kursi besi bulat tanpa sandaran. Kedua siku tangannya diletakkan di meja bar yang melintang panjang. Kenan memesan segelas minuman berwarna kecoklatan untuk menemani malamnya. Seorang bartender memberikan segelas kecil minuman berwarna coklat bening itu. "Apa mau es?" "Ya ... tambahkan sedikit saja," jawab Kenan.Bartender itu memberikan dua balok es ke dalam g
"Don ... putuskan hubugan kerja kita bersama dengan Ardi," perintah Kenan. "Kenapa tiba-tiba, Pak? Jika kita memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama ini, maka kita akan rugi besar," tutur Doni yang merasa heran akan keputusan sepihak Kenan. "Aku tidak mau menjalin kerja sama bersama dengan pria yang mengusik kehidupan pribadiku. Rugi sedikit tidak apa-apa. Batalkan semua kerja sama ini. Bayar kerugiannya. Jika pihaknya bertanya, katakan ... suruh Ardi menemuiku," kata Kenan menjelaskan."Ini masalah pribadi, Pak. Dan bukan kerja sama. Sebaiknya kita tidak mencampuradukkan dengan masalah pekerjaan."Kenan menatap tajam Doni. "Lakukan apa perintahku. Bayar semua kerugiannya."Doni mengangguk. "Baik, Pak."Doni keluar dari dalam ruangan Kenan. Ia melakukan apa yang atasannya itu perintahkan. Doni sendiri tidak tahu apa yang terjadi antara Ardi dan Kenan. Sejak pertemuan di restoran itu, ia sudah curiga adalah masalah pribadi antara Kenan dan sekretaris Ardi yaitu Angel. Dan se
"Akhhh," teriak Ardi murka dengan napas tersengal-sengal. "Angel," serunya marah. "Ada apa? Kenapa kamu membuang semua barang?" tanya Angel yang masuk ke kamar tidur saat dipanggil Ardi.Ardi dan Angel tengah berada di dalam apartemen. Ardi menyewa apartemen untuk ia bersenang-senang bersama wanita simpanan. "Kemari ... layani aku!"Ardi menarik tangan Angel lalu menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Ardi merobek pakaian Angel. Ia meluapkan segala kekesalannya. Ardi menyiksa Angel tanpa ampun karena rasa amarahnya pada Kenan.Pria itu telah berani mengancam Ardi secara terang-terangan. Ardi tidak terima begitu saja. Ia harus membalasnya. Membalas dengan cara membuat Kenan malu. "Lihat saja Kenan. Kamu ingin menantangku rupanya. Aku akan menghancurkan dirimu sebelum kamu menghancurkan hidupku," murka Ardi dengan terus menghujam Angel dengan kasar. Ardi menarik diri setelah puas meluapkan amarahnya pada tubuh Angel. Wanita itu lemah tidak perdaya. Tubuhnya remuk redam dan me
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa
Gaun pengantin berwarna putih dipakaikan ke tubuh indah Liora. Rambut yang panjang itu juga sudah ditata. Riasan tipis di wajahnya membuat Liora semakin mempesona. Sepatu high heel berwarna putih dengan taburan batu permata terpasang di kaki Liora. Sebuket bunga juga sudah ia pegang. Liora tinggal menunggu datangnya seseorang yang akan menjemputnya untuk dibawa ke Altar pernikahan. Hari ini Liora dan Kenan akan mengikat janji sehidup semati. Karena masalah video itu. Pernikahan Kenan malah ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai. Mereka penasaran dan ingin menyaksikan sepasang kekasih itu saling mengikat janji.Kenan dijuluki sebagai pangeran yang telah menolong seorang gadis miskin bernama Liora. Kisah cinderella terjadi dalam kehidupan nyata. Tiba-tiba saja pasangan Liora dan Kenan menjadi idola. Permen lolipop yang menjadi saksi bisu kedekatan Kenan dan Liora banyak dijual oleh para pedagang dan laris manis. Mereka menamainya permen Kenli. Dalam waktu yang singkat semuanya beruba
Liora membersihkan wajahnya dari segala make up yang menempel. Sedang Kenan sudah berada di dalam kamar mandi membersihkan diri. Pintu kamar mandi terdengar dibuka. Kenan keluar dengan rambutnya yang basah. Ia melirik Liora yang masih berkutat membersihkan wajahnya. Sanggul di rambutnya saja belum ia buka. "Belum selesai juga bersihin wajahnya?" Liora menyengir. "Riasannya banyak ditimpa, Ken. Jadi agak susah bersihinnya."Kenan mendekat kemudian membantu melepas jepitan sanggul yang masih belum Liora buka. Ia melepas jepitan hitam dari rambut Liora dengan pelan. "Rambutnya sudah selesai. Kamu cepetan mandi.""Terima kasih, Sayang ... udah bantuin buka jepitan rambutku," ucap Liora seraya bangkit dari duduknya.Kenan memejamkan matanya seraya menunggu Liora dari kamar mandi. Tidak lama Liora keluar. Ia mengosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. "Sudah tidur rupanya," gumam Liora tak kala melihat Kenan sudah memejamkan matanya. Liora berjalan menuju jendela kamar ho
Kenan menoel-noel lengan Liora. Istrinya tengah tertidur pulas. Liora sempat membersihkan dirinya sebelum tidur. Kenan juga meminta kepada pelayan hotel untuk menganti seprai mereka yang sudah kotor."Sayang ... ayo bangun. Kita main lagi," bisik Kenan di telinga sang istri.Liora tidak bergeming. Ia tertidur pulas dengan memeluk guling dalam dekapannya. Kenan kembali menoel-noel pipi Liora. Berharap istri tercintanya itu mau bangun dan melayani hasratnya."Sayang ... ayo," ajak Kenan dengan kata lirih.Kenan mendusel wajahnya di tengkuk belakang Liora. Ia memberi gigitan kecil supaya istrinya itu terbangun. Liora mengeliat karena merasa terganggu."Ayo tidur, Ken. Aku sudah lelah." Liora menarik selimut tebalnya dan meringkuk dengan memeluk bantal guling."Jangan tidur. Aku masih ingin bermain," rengek Kenan bagai anak kecil."Besok masih bisa. Malam ini tidur dulu. Kamu tidak capek apa?" tanya Liora dengan mata terpejam."Sayang ... ayo," rayu Kenan.Liora membalik tubuhnya menghada
Kenan membawa tubuh Liora yang kelelahan. Keduanya keluar dari kamar mandi. Telapak jari Liora berkerut karena kedinginan. Kenan seakan tidak ada hari esok untuk mengempur sang istri. Bibir Liora bergetar karena kedinginan. Kenan membungkus tubuh istrinya dengan selimut tebal. Rambut Liora yang basah juga ia bungkus dengan handuk."Kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," ucap Kenan. "Terserah!""Kamu masih marah?" tanya Kenan. Bagaimana Liora tidak marah. Kenan tidak membiarkannya istirahat. Pinggangnya saja terasa sakit. Belum lagi air dingin yang menguyur tubuhnya. Perutnya juga terasa sangat lapar. Namun Kenan malah menunda-nunda keinginannya untuk makan. Suaminya itu semakin mengila saja menghujam dirinya. Kenan memeluk Liora yang terbungkus oleh selimut tebal. "Maaf, Sayang. Namanya juga pengantin baru."Liora mendengus. "Biarkan aku istirahat dulu dan makan. Semua tubuhku sakit, perutku lapar dan aku mengantuk ingin tidur."Kenan terkekeh. "Iya, Sayang."*****Ardi mengge