Keduanya sarapan pagi bersama. Kenan tidak mau dibawakan bekal untuk makan siang. Sebab ia sudah berencana untuk makan siang di cafe. "Aku akan membeli mobil untukmu. Jadi ... jika perlu apa-apa, kamu bisa pergi sendiri," ujar Kenan. "Kamu sudah bisa melepasku?" tanya Liora. "Memangnya kamu merasa terkurung?" tanya balik Kenan seraya meneguk segelas air putih. "Entahlah. Hanya ada pria yang mengatakan jika aku tidak boleh keluar dari apartemen," sindir Liora."Uhuk ... uhuk ...." Kenan tersedak minuman. Segera Liora membantu menyeka bibir Kenan dengan lap. "Minumnya hati-hati," ucap Liora."Sindiranmu membuatku tersedak. Aku melarangmu keluar karena kamu tidak tahu jalan kota ini," tutur Aldo. "Nah itu ... aku kan masih berumur 10 tahun. Jadi tidak mengerti arah jalan pulang," sahut Liora."Sayang ... kamu terus menyindirku," kesal Kenan.Liora terkikik geli. "Maaf, Sayang. Aku tahu kamu melakukan ini demi kebaikanku juga.""Mulai hari ini kamu bebas. Tapi ... sebelum ada mo
Surat pengunduran diri percuma saja ia berikan. Jika tahu begini jadinya. Kenan tidak akan berhenti bekerja. Ia akan terus bekerja saja. Aldo seolah menyiksanya dengan tumpukan pekerjaan. Pintu ruangan diketuk dari luar. Doni mendorong pintu lalu masuk dengan membawa kembali dua map berwarna biru dan merah. "Apalagi itu?" tanya Kenan."Pak ... ini map kerja sama kita dengan perusahaan ARCORP. Hari ini saya sudah menjadwalkan untuk membahas kelanjutan dari proyek yang tengah kita bangun," jelas Doni.Kenan melirik jam di pergelangan tangannya. "Kalau bisa saat ini saja kita bahas masalah kerja sama. Nanti siang aku ingin bersama kekasihku."Doni mengangguk. "Siap, Pak. Saya akan segera menghubungi pihak pak Ardi."Doni meletakkan berkas yang ia bawa ke meja Kenan untuk dipelajari. Ia pamit undur diri untuk mengatur jadwal pembahasan kerja sama. Kenan mempelajari isi dari berkas itu. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi sambil membaca berkas itu. "Sepertinya aku harus lembur bekerja. A
"Kalian saling kenal?" tanya Ardi berpura-pura. "Iya ... Kenan temanku saat di Australia. Teman masa kecilku," jawab Angel dengan pandangan menatap Kenan."Kita di sini untuk membahas masalah kerja sama, kan? Lebih baik bahas itu dari pada membahas masa lalu," tutur Kenan."Ya ... tentu saja. Ayo duduk dan mulai membahas kerja sama," ucap Ardi. Semuanya duduk kembali. Angel duduk berhadapan dengan Kenan. Ia terus memperhatikan Kenan yang semakin tampan saja. Angel teringat masa-masa mereka bersama dulu. Tiba-tiba gelora hasrat bergejolak dalam dirinya. Apalagi tubuh Kenan semakin berotot. Angel membayangkan jika ia disentuh kembali oleh Kenan.Kenan fokus dengan apa yang tengah ia bahas. Tidak peduli Angel yang terus memperhatikan dirinya. Namun hatinya memendam rasa jengkel terhadap Angel. "Semuanya sudah beres. Tinggal kita melakukan pengawasan saja pada pembangunannya," terang Kenan. "Senang sekali bisa bekerja sama dengan Anda. Saya harap ke depannya bisa melakukan kerja sama
Kenan sampai di cafe. Hari sudah sore dan pengunjung akan ramai berdatangan. Kenan masuk ke dalam cafe. Matanya tidak sengaja melihat Liora tengah berbincang-bincang dengan dua orang pemuda tampan dan satu gadis muda yang berpakaian modis. Kenan mengerutkan dahi dan bertanya-tanya. Ia melangkah menghampiri Liora. "Sayang ...."Liora menelengkan kepalanya. "Sayang ... kamu duduklah. Aku akan kenalkan dengan para vlogger dan selebgram muda-mudi ini."Kenan duduk dan berjabat tangan dengan semuanya. "Kamu sedang bekerja sama bersama mereka?""Iya ... aku minta bantuan mereka untuk mempromosikan cafe kita," jawab Liora."Kalian masih muda tapi sudah berbakat. Lanjut saja kalau begitu. Aku tidak ingin menganggu kalian," ujar Kenan sembari beranjak dari duduknya.Kenan mendaratkan tubuhnya di atas sofa empuk. Ia merebahkan kepalanya di atas bantal sofa. Sepatu serta jas ia lepas. Kenan juga membuka tiga kancing kemeja serta mengulung lengan panjang sampai ke siku.Kenan memejamkan mata. Ia
Pintu gerbang dibuka oleh satpam penjaga. Kenan mengemudikan mobilnya masuk ke dalam perkarangan rumah Aldo. Mobil berhenti. Liora dan Kenan melepas sabuk pengaman dari tubuh mereka."Kamu masih gugup?" tanya Kenan.Liora tersenyum. "Aku masih canggung, Sayang."Kenan mengusap rambut panjang Liora. "Tidak ada yang perlu ditakutkan. Semuanya sudah menerima hubungan kita.""Iya ... hanya saja aku masih merasa canggung," ucap Liora.Keduanya keluar dari dalam mobil. Pelayan rumah datang menyambut anak majikannya. "Selamat datang, Tuan, Nona.""Di mana mommy dan yang lainnya?" tanya Kenan. "Ada di ruang keluarga, Tuan," jawab pelayan. "Kami akan ke sana."Kenan mengengam tangan Liora menuju ruang keluarga. Ada Rere, Aldo serta adik-adik Kenan tengah berbincang bersama."Mom, Dad," tegur Kenan.Rere beranjak dari duduknya. Liora mengulurkan tangan lalu mengecup punggung tangan Rere. Ia juga menghampiri Aldo dan melakukan hal yang sama yaitu mengecup punggung tangan calon ayah mertuanya.
Kenan mengusap pipi Liora dengan pipinya. Kedua tangannya juga sudah melingkar erat di perut sang kekasih. "Wanginya.""Pagi-pagi sudah main peluk. Kapan rambutku akan kering?" Liora tengah mengeringkan rambut dan Kenan datang menganggu aktivitasnya. Kenan menurunkannya hingga separuh tubuh Liora terbuka. "Sudah pakai dalaman rupanya." Liora menyengir. "Buka saja.""Biarkan saja." Kepala Kenan menyusup masuk ke dalam ceruk leher Liora. Membasahi area jenjang itu dengan salivanya. Tangannya naik turun mengusap punggung belakang. "Jangan sampai berbekas. Hari ini kita ada janji sama mommy.""Kamu wangi, Sayang. Aku suka aroma tubuhmu." Kenan mendusel wajahnya di antara belahan benda padat. "Aku punya sesuatu untukmu." "Apa?""Nanti kamu juga tahu." Kenan terengah-engah menahan sesuatu yang berdenyut di bawah sana. "Cepat berpakaian, Sayang. Kita akan sibuk hari ini.""Kamu yang buat lama," ujar Liora dengan mengusap bekas kecupan Kenan dengan tisu basah. Kenan memakai setelan kanto
Liora mengendarai mobilnya sesuai yang diinginkan oleh Kenan. Tidak ada rasa senang ataupun kebahagian saat ia melihat mobil baru itu. Ia hanya berpura-pura terlihat senang. Dalam hatinya penuh dengan rasa takut. Masalahnya apa yang akan dihadapi oleh keluarga Kenan nantinya. Jika Ardi memberitahu semua orang siapa dirinya. "Sayang ... kenapa diam saja?" tanya Kenan dengan tatapan selidik."Aku berusaha untuk mengingat jalan dan berkonsentrasi, Sayang," jawab Liora. "Sampai fokus begitu. Rileks sedikit, percepat laju mobilnya," pinta Kenan. "Iya." Liora melajukan mobilnya agar cepat sampai di perusahaan Kenan. Kenan memperhatikan tingkah kekasihnya yang tampak berbeda. Ia tidak mau mendesak Liora untuk berkata jujur. Ia ingin sekali-kali Liora menyampaikan keluh kesahnya. Mobil sampai di area parkiran kantor. Kenan membuka sabuk pengamannya. Ia mengecup kening Liora begitu amat lama. "Nanti siang jemput aku di sini. Kita langsung ke butik untuk melihat-lihat gaun pengantin. Kam
Liora keluar dari dalam mobil dengan menenteng bekal makan siang untuk Kenan. Ia masuk ke dalam lobby kantor. Liora memberi senyum kepada satpam penjaga."Siang, Pak," sapa Liora."Nona Liora ... kenapa tidak bekerja di sini lagi?" tanya Pak Satpam."Saya sudah punya pekerjaan sendiri," jawab Liora."Mau bertemu pak Kenan?" "Iya ... saya mau bertemu pak Kenan.""Langsung saja kalau begitu." Satpam merentangkan tangannya mempersilakan Liora masuk. "Terima kasih," ucap Liora sopan. Liora melangkah menuju lift karyawan. Belum ada yang tahu jika Liora adalah kekasih Kenan. Yang para karyawan tahu adalah, Liora mantan dari sekretaris Kenan.Liora berpapasan pada beberapa karyawan wanita yang keluar dari dalam lift. Mereka mengerutkan dahi tak kala melihat Liora muncul kembali di kantor."Lihat wanita ini. Datang dan pergi sesukanya. Dia datang sebagai sekretaris pak Kenan. Lalu menghilang entah ke mana. Sekarang wanita ini muncul lagi. Seperti dia saja yang punya perusahaan," sindir sa
"Pinggangku," rintihnya. Kenan meraih handycam yang tadi ia letakkan di kursi rotan di dalam kamar. Ia memutar isi dalam rekaman itu. Kenan bernapas lega karena Liora tidak sempat dilecehkan oleh keempat pria jahat itu. Kenan keluar dari dalam kamar kapal. Masih ada beberapa anak buah Aldo yang menunggu majikannya keluar. "Kalian siapkan mobil. Aku mau pulang," kata Kenan. "Siap, Tuan," ucap salah satu pria yang bertubuh kekar dan alisnya tebal. Pintu kamar diketuk oleh pengawal tadi. Kenan beranjak membuka pintu. "Sudah siap mobilnya?""Sudah, Tuan." "Tolong bawa istriku ke mobil," pinta Kenan dengan mempersilakan pria itu masuk ke dalam kamar. "Baik, Tuan." Pria itu masuk dan sedikit heran dengan kondisi Liora. Pria itu ingin tertawa namun ia menahannya. "Cepat bawa," kata Kenan kesal karena pengawal itu memperhatikan istrinya. "B-baik, Tuan." Mata tajam Kenan tidak lepas dari pengawal yang membawa istrinya. Takutnya pria itu mencuri kesempatan yang ada. Pintu mobil sudah
"Jangan mendekat," lirih Liora dengan memegang pecahan kaca di tangannya. Ia harus tetap sadar. Liora harus mempertahankan segala kehormatannya. "Cepat lakukan sebelum wanita ini ditemukan," perintah Angel. Dua pria lain sudah membuka celana yang mereka kenakan. Keduanya menunggu giliran. Liora bergeser untuk menjauh dari dua pria itu. Namun dua pria itu semakin mendekat. "Ayo, Sayang. Kita bermain-main," ucap keduanya. Pria yang mempunyai gambar bintang di lehernya mendekat. Ia hendak meraih rambut Liora namun dengan cepat Liora melayangkan pecahan kaca ke tangan pria itu. "Ish ... kurang ajar. Berani sekali wanita ini. Sudah terluka masih bisa melukai lengan tanganku," berangnya. Liora mengacungkan pecahan kaca yang ia pegang. "Jangan ada yang mendekat.""Hei ... kenapa kalian lamban sekali," kesal Angel. "Cepat lakukan." Dua pria itu menendang tangan Liora yang mengacungkan pecahan gelas kaca. Pecahan itu terlempar dan keduanya memegang lengan Liora. "Lepaskan." Liora mero
Kenan dan Aldo telah sampai di perusahaan. Keduanya langsung saja masuk ke dalam lift menuju lantai paling teratas gedung perusahaan. Di atas sana Doni dan beberapa anak buah Aldo sudah menunggu. Pintu lift terbuka. Kenan dan Aldo keluar. Keduanya menuju pintu darurat. Kenan bersama Aldo menaiki anak tangga hingga tibalah mereka di atas atap gedung. Angin berhembus kencang meniup rambut para pria yang berada di atap. Itu disebabkan karena baling-baling helikopter tengah berputar. "Semuanya sudah siap?" tanya Aldo. "Sudah, Tuan," jawab Doni. "Kapan bantuan datang?""Bantuan sudah dalam perjalanan.""Kita berangkat sekarang. Aku takut istriku terluka."Kenan, Aldo, serta Doni serta satu anak buah mereka naik ke dalam helikopter yang bermuatan enam orang. Setelah semuanya naik dan bersiap. Helikopter pun lepas landas. *****Angel duduk di pangkuan Ardi. Ia memegang segelas minuman berwarna coklat. Tangannya menjelajahi tubuh bidang Ardi yang polos. "Malam ini aku tidak mau bermain
"Mau kalian bawa ke mana aku?" tanya Liora. "Diam saja. Nanti kamu juga akan tahu," kata pria yang duduk di kursi depan mobil. Liora terdiam namun jantungnya berdegup kencang saat ini. Rasa takut tentu saja ada dalam benaknya. Liora paham maksud dari arti penuturan Kenan tadi. Suaminya itu menyiratkan kata-kata dalam sebuah adegan film action. Meski Kenan mengajak keempat pria tadi berkelahi. Tentu saja Kenan akan kalah dan pasti tubuhnya akan babak belur. Pada akhirnya pun Liora akan tertangkap juga. Kenan memberinya kode agar menyerahkan diri saja. Liora menuruti perintah suaminya dan percaya jika Kenan akan secepatnya menyelamatkan dirinya. Mobil sampai ke sebuah pelabuhan. Keempat pria itu turun begitu juga dengan Liora. Ia digiring menuju kapal. Sepertinya Ardi memang memiliki kapal itu. "Ayo naik," perintah pria yang sudah membuka topeng wajahnya. Liora dapat melihat jika pria itu memiliki lukisan tubuh bintang di lehernya. Liora naik ke kapal bersama keempat pria itu. Se
Kenan membawa tubuh Liora yang kelelahan. Keduanya keluar dari kamar mandi. Telapak jari Liora berkerut karena kedinginan. Kenan seakan tidak ada hari esok untuk mengempur sang istri. Bibir Liora bergetar karena kedinginan. Kenan membungkus tubuh istrinya dengan selimut tebal. Rambut Liora yang basah juga ia bungkus dengan handuk."Kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," ucap Kenan. "Terserah!""Kamu masih marah?" tanya Kenan. Bagaimana Liora tidak marah. Kenan tidak membiarkannya istirahat. Pinggangnya saja terasa sakit. Belum lagi air dingin yang menguyur tubuhnya. Perutnya juga terasa sangat lapar. Namun Kenan malah menunda-nunda keinginannya untuk makan. Suaminya itu semakin mengila saja menghujam dirinya. Kenan memeluk Liora yang terbungkus oleh selimut tebal. "Maaf, Sayang. Namanya juga pengantin baru."Liora mendengus. "Biarkan aku istirahat dulu dan makan. Semua tubuhku sakit, perutku lapar dan aku mengantuk ingin tidur."Kenan terkekeh. "Iya, Sayang."*****Ardi mengge
Kenan menoel-noel lengan Liora. Istrinya tengah tertidur pulas. Liora sempat membersihkan dirinya sebelum tidur. Kenan juga meminta kepada pelayan hotel untuk menganti seprai mereka yang sudah kotor."Sayang ... ayo bangun. Kita main lagi," bisik Kenan di telinga sang istri.Liora tidak bergeming. Ia tertidur pulas dengan memeluk guling dalam dekapannya. Kenan kembali menoel-noel pipi Liora. Berharap istri tercintanya itu mau bangun dan melayani hasratnya."Sayang ... ayo," ajak Kenan dengan kata lirih.Kenan mendusel wajahnya di tengkuk belakang Liora. Ia memberi gigitan kecil supaya istrinya itu terbangun. Liora mengeliat karena merasa terganggu."Ayo tidur, Ken. Aku sudah lelah." Liora menarik selimut tebalnya dan meringkuk dengan memeluk bantal guling."Jangan tidur. Aku masih ingin bermain," rengek Kenan bagai anak kecil."Besok masih bisa. Malam ini tidur dulu. Kamu tidak capek apa?" tanya Liora dengan mata terpejam."Sayang ... ayo," rayu Kenan.Liora membalik tubuhnya menghada
Liora membersihkan wajahnya dari segala make up yang menempel. Sedang Kenan sudah berada di dalam kamar mandi membersihkan diri. Pintu kamar mandi terdengar dibuka. Kenan keluar dengan rambutnya yang basah. Ia melirik Liora yang masih berkutat membersihkan wajahnya. Sanggul di rambutnya saja belum ia buka. "Belum selesai juga bersihin wajahnya?" Liora menyengir. "Riasannya banyak ditimpa, Ken. Jadi agak susah bersihinnya."Kenan mendekat kemudian membantu melepas jepitan sanggul yang masih belum Liora buka. Ia melepas jepitan hitam dari rambut Liora dengan pelan. "Rambutnya sudah selesai. Kamu cepetan mandi.""Terima kasih, Sayang ... udah bantuin buka jepitan rambutku," ucap Liora seraya bangkit dari duduknya.Kenan memejamkan matanya seraya menunggu Liora dari kamar mandi. Tidak lama Liora keluar. Ia mengosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. "Sudah tidur rupanya," gumam Liora tak kala melihat Kenan sudah memejamkan matanya. Liora berjalan menuju jendela kamar ho
Gaun pengantin berwarna putih dipakaikan ke tubuh indah Liora. Rambut yang panjang itu juga sudah ditata. Riasan tipis di wajahnya membuat Liora semakin mempesona. Sepatu high heel berwarna putih dengan taburan batu permata terpasang di kaki Liora. Sebuket bunga juga sudah ia pegang. Liora tinggal menunggu datangnya seseorang yang akan menjemputnya untuk dibawa ke Altar pernikahan. Hari ini Liora dan Kenan akan mengikat janji sehidup semati. Karena masalah video itu. Pernikahan Kenan malah ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai. Mereka penasaran dan ingin menyaksikan sepasang kekasih itu saling mengikat janji.Kenan dijuluki sebagai pangeran yang telah menolong seorang gadis miskin bernama Liora. Kisah cinderella terjadi dalam kehidupan nyata. Tiba-tiba saja pasangan Liora dan Kenan menjadi idola. Permen lolipop yang menjadi saksi bisu kedekatan Kenan dan Liora banyak dijual oleh para pedagang dan laris manis. Mereka menamainya permen Kenli. Dalam waktu yang singkat semuanya beruba
"Sayang ... apa kamu yakin?" tanya Kenan.Liora mengangguk. "Iya. Kita adakan saja klarifikasi dan juga umumkan tentang tanggal pernikahan.""Kita pulang saja dulu ke rumah. Kita bicarakan ini bersama daddy dan mommy," ucap Kenan."Iya ... kita pulang saja dulu." Liora meraih tasnya dan Kenan memasukkan kembali laptop ke dalam tas kerja. Keduanya keluar dari dalam ruangan. Kenan mengengam erat jemari tangan calon istrinya itu. Para pengawal yang berada di luar, tetap berjaga-jaga. Kenan dan Liora keluar dari dalam cafe. Para pengunjung sudah dibubarkan oleh pengawal yang Kenan perintahkan. Liora bergegas masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Kenan.Di dunia maya sosok Kenan kembali diungkap. Angel diseret-seret dan menjadikan namanya dikenal kembali. Skandal Aldo juga sempat disinggung. Namun berita itu segera ditutup oleh Kenan dan orang suruhan Aldo. Kenan mengendarai mobilnya menuju kediaman Aldo. Di sana keluarganya sudah menunggu kedatangannya bersama dengan Liora. Di sepa