Beranda / Thriller / Hotel Bekas Pembunuhan / Perkurel Rumah Hantu Diperkebunan karet Part 8

Share

Perkurel Rumah Hantu Diperkebunan karet Part 8

Penulis: sekar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-05 22:37:11

Sejarah perkebunan karet nan angker ini sebagian besar akhirnya terungkap, ada darah dan air mata di belakangnya. Berbalut sedih di antara kengerian selimut horornya.

***

Pagi harinya, seisi kampung gempar setelah tersebarnya berita tentang adanya dua pendatang yang sempat terjebak dalam situasi menyeramkan pada malam sebelumnya.

Ini peristiwa geger kesekian kali yang terjadi di Sindang Hulu, sebelumya sudah ada beberapa kejadian yang dialami oleh warga, termasuk Yudar. Ramdan dan Ilham adalah orang luar pertama yang merasakan keseraman kejadian itu.

Begitulah, desa yang tadinya aman damai tentram, beberapa bulan terakhir berubah jadi seperti kota mati, penduduknya terkungkung ketakutan dicekam misteri seram yang selalu terjadi belakangan, membuat semuanya gak berani pergi keluar rumah kalau gak sangat terpaksa.

***

“Nek, semalam ada dua orang tamunya Pak Kades yang melihat hantu jubah itu, mereka katanya sampai pingsan di musala.&rd
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Rumah Hantu Diperkebunan Karet part 1

    SatuPanggilan Wawancara PekerjaanSemarang, Februari 1990.Aku bahagia bukan main, hati berbunga-bunga, harapan untuk diterima pada perusahaan milik pemerintah tampaknya akan segera terwujud. Di tangan, aku menggenggam surat panggilan wawancara dari perusahaan perkebunan yang dimiliki oleh pemerintah. Aku tidak terlalu memikirkan di mana akan ditempatkan, melihat tulisan instansi pemerintah di kepala suratnya saja sudah senang bukan kepalang.Setelah setengah tahun lebih bekerja sebagai supir ambulan rumah sakit, akhirnya aku berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan sesuai dengan pendidikan yang telah ku selesaikan.“Kenapa kamu senyum-senyum sendiri Her?”Fuad yang tiba-tiba muncul dari balik pintu membuyarkan pikiranku yang tengah melayang senang tak karuan.“Ada panggilan wawancara Ad, dari perusahaan perkebunan pemerintah, Alhamdulillah.”“Ah Sukurlah, kapan Her? Wawancaranya di mana?&rdq

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05
  • Hotel Bekas Pembunuhan   Rumah Hantu Diperkebunan karet Part 2

    TigaCrek, crek, creek.Proses adaptasi dan pekerjaanku yang berjalan cukup mulus, membuat menjadi tidak terasa kalau aku sudah nyaris satu bulan tinggal di rumah ini, tinggal di perkebunan karet ini.Suasana dan keadaannya sudah semakin familiar, perlahan tapi pasti aku beradaptasi dengan baik, alur pekerjaan dan ritme hidup sudah dapat aku ikuti dengan bagus. Tidak bisa dipungkiri, dengan adanya Wahyu di sini sangat membantu semuanya, selain menjadi asisten dalam pekerjaan dia juga sudah menjadi teman yang sangat baik.Satu bulan sudah sangat cukup bagi kami untuk dapat lebih akrab secara pertemanan, dan lebih mengalir dalam hal pekerjaan. Pokoknya, aku dan Wahyu sudah sangat cocok, sudah tidak terlalu formil juga.Tapi, mengesampingkan semua itu, tidak bisa dipungkiri kalau ada sesuatu yang sedikit mengganggu pikiran, sesuatu yang sebenarnya masih belum jelas, sesuatu yang belum bisa diurai dengan kalimat yang sejalan dengan nalar. Aku merasa ada &ldquo

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05
  • Hotel Bekas Pembunuhan   Rumah hantu Diperkebunan karet Part 3

    LimaProsesi pemakaman di tengah malam“Allahuakbar!, ada apa Yu?”Aku terkejut dengan pengereman mendadak yang Wahyu lakukan, karena itu pula kami jadi nyaris jatuh dari motor.Wahyu tidak menjawab, namun jari tangannya menunjuk ke depan, ke rumah kami yang sudah berjarak sekitar tiga puluh meter di hadapan. Aku langsung melempar pandangan ke arah yang dia maksud.Masih tetap dalam posisi duduk di atas motor, dengan bantuan cahaya lampu motor yang masih menyala tidak terlalu terang, aku melihat pemandangan aneh dan menyeramkan yang terjadi tepat di depan rumah.Awalnya tidak dapat melihat dengan jelas apa gerangan yang sedang terjadi, tapi ketika mata sudah mulai terbiasa melihat dengan cahaya minimal, barulah aku dapat melihat semuanya.Ternyata rombongan pembawa keranda mayat berhenti dan berkumpul tepat di halaman rumah kami, mereka semua berdiri diam menghadap pintu depan, beberapa sosok yang berdiri di depan tetap memanggul

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05
  • Hotel Bekas Pembunuhan   Rumah Hantu diperkebunan karet part 4

    antunan lagu keroncongTidak terasa, sudah hampir enam bulan lamanya aku menjalani hidup dan bekerja di tempat terpencil ini, tempat yang mau tidak mau kami harus terbiasa dengan suasana dan keadaannya. Wahyu pun sama, dia berusaha untuk menjalaninya dengan ikhlas dan gembira, di samping harus melakukan kewajiban sebagai pekerja perkebunan.Oleh karena itu, kami membentuk rumah dan lingkungannya senyaman mungkin sebagai tempat tinggal, agar semakin betah tinggal di sini.Tidak ada pagar sama sekali, menjadikannya tiada sekat pemisah antara rumah dan perkebunan karet. Halaman depan kami tumbuhi rumput jepang yang bagus dan terawat, di sela-selanya tertanam berbagai tanaman hias yang sedap dipandang mata. Sebelah kanan ada pohon singkong dan tanaman cabai juga. Bagian sebelah kiri kami bangun kandang ternak yang tidak terlalu besar, beberapa ekor ayam dan bebek menjadi penghuni tetapnya.Yang agak sedikit “seru” adalah bagian belakang. Bagian paling bel

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05
  • Hotel Bekas Pembunuhan   Susuk Mayat part 1

    "Nath, gue mau tanya sama lu, emangnya lu gak ngerasa aneh?, tiap orang yang pake susuk atau punya ilmu hitam gak berani salaman sama lu?," ucapku sebelum menyalakan rokokku."Gue sih bodo amat ya Yik, toh bukan gue yang ngerasain. lagian gue tanya ayah sama mama, jawabnya kompak, kalo itu cuma perasaan gue. Lagian ya Yik, hampir semua keluarga gue itu peka, kecuali gue, dan mereka semi kejawen, sama kayak lu modelannya," ucap Nath."Yakin lu?, gue sih yakin lu beda Nath," lanjutku.Memang saya sih yang akhirnya mendorong Nath untuk lebih peka lagi. Sebutlah saya jahat, tapi ada satu peristiwa yang mengharuskan saya menjadi jahat ke Nath untuk membuka penutup dirinya."Yik, gue sebenernya ngerti yang lu maksud, cuma gue belom yakin aja, gue tau kenapa mereka gak mau jabat tangan sama gue alasannya apa, almarhum kakek gue udah pernah cerita, cuma gue gak nyangka imbasnya bakalan kayak gini, dimana gue dianggep aneh. Bayangin aja Yik, semua diajakin salaman, gili

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05
  • Hotel Bekas Pembunuhan   Susuk mayat part 2

    Tau kali, lagian dia udah gede, dia bilang juga mau tanggung jawab, udahlah ngapain dipusingkan," jelasku."Gak segampang itu Yik," katanya sambil membersihkan kacamatanya."Mas, nanti kalau dia butuh bantuan, dia bakal nyanyi, sementara ini, biarin aja dulu, anggaplah ini proses dia menuju kedewasaan, gue tau lu naksir Shinta, tapi bukan berarti dengan itu gue bakal ngebiari lu jadi bego," selorohku."Iya, iya, ayo makan, mau sushi gak?," tanyanya lagi.Dari awal aku tahu akan ada malapetaka, bukan aku tidak mau mencegah itu terjadi, akan tetapi ketika aku cegah hal itu maka tatanan semesta akan berubah.Dan pastinya akan ada orang lain yang akan mengalami hal yang Shinta akan alami nantinya. Hari demi hari berjalan sebagaimana mestinya. Sampai aku sadari bahwa penjaga Shinta sudah tidak pada tempatnya lagi."Nath, lu mending tepok punggung Shinta deh, siapa tau dia jadi sadar," ucapku siang itu kepada Nath."Ngaco lu Yik, lu mau Shinta ngamuk apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-05
  • Hotel Bekas Pembunuhan   Susuk Mayat Part 3

    "Gue harus apa?, paman gue minta gue buat nurutin apa kata lu Yik," kata pak Brata."Gue gak bisa berbuat apapun kalau itu nggak datang dari diri lu sendiri, lu ke sini atas suruhan paman lu, bukan kemauan dan kesadaran lu sendiri," ucapku."Ya gimana ya pak, kalau bapak muslim, silahkan bapak solat, kalau bapak non muslim, silahkan berdoa sesuai kepercayaan bapak, siapa tahu Tuhan membukakan hati bapak, dan kami bisa membantu bapak," ucap Nath.HeningHingga tak lama kemudian pak Brata berjalan ke arah mushola kecil di rumah. Kemudian disusul mas Wisnu, mereka berdua solat berjamaah. Entah apa yang mereka minta, yang jelas malam itu tiba-tiba hujan turun sangat deras, seolah-olah semesta mendukung apa yang akan kami lakukan.Aku dan Nath hanya terdiam diantara rinai hujan, kopi, dan kepulan asap. Tak ada satupun dari kami berdua membuka suara, seolah-olah kami sedang bercengkerama dengan ketiganya. Hanya rinai hujan yang sesekali mengenai wajah kami berdu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06
  • Hotel Bekas Pembunuhan   Susuk mayat Part4

    Lu bisa gak diem!," bentaknya."Enggak," kataku kemudian."Udah tenang dulu, mending kita makan dulu, biar bisa mikir, jujur gue kelaperan dari tadi," ucap Nath."Beli bakso sajalah apa nasgor, yang gak ribet, gue males yang ribet-ribet," kataku.Ayah Shinta pun keluar, dan berkata "Maaf ya kami lupa memberi kalian makan dan minum, maaf,""Gak apa-apa pak, lagian ada bapaknya si dede bayi yang siap nanggung pengeluaran kita kok, bapak tenang aja," ucapku.Yang disambut gelak tawa mereka semua, kecuali pak Brata. Sementara kami semua makan, pak Brata masih sibuk dengan gawainya. Masih menimbang-nimbang akan menghubungi istrinya atau tidak.Di satu sisi dia sudah jatuh hati dengan bayinya, di sisi lain ada hati yang dia sakiti. Yang namanya perselingkuhan, pasti akan ada hati yang tersakiti."Makanya, lu jadi laki jangan culametan," celetukku.Pak Brata melempar batu ke arahku dan berhasil mengenai kepalaku, sakit sih tapi ya gimana ya, d

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-06

Bab terbaru

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Teror lelembut di gunung karang Part2

    Kiai Muntaqo beserta para santrinya berhamburan ke belakang asrama. Semua orang yang ada di sana panik melihat Ririn menggantung di dahan pohon mahoni. Kiai Muntaqo membaca kalimat-kalimat ruqiah sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Nurul. Saat itu juga Nurul mulai terlihat kesakitan. Lima orang santri muncul dengan menggotong sebuah spring bed besar untuk menahan tubuh Ririn.Nurul menjatuhkan Ririn dan untung saja wanita itu jatuh tepat di atas spring bed, sementara Nurul masih bertengger di atas dahan pohon mahoni. Kalimat-kalimat ruqiah terus dilantunkan oleh Kiai Muntaqo, Nurul pun terjungkal ke belakang. Dia juga jatuh tepat di atas spring bed sehingga tidak ada luka sedikit pun. Faisal memeriksa keadaan adiknya itu, dia menangis karena tak tega melihat adiknya yang sering sekali kesurupan.***Satu Minggu Kemudian.Sudah lima kali Faisal bermimpi tentang sumur tujuh yang ada di puncak gunung Karang. Dalam mimpinya itu, Faisal didatangi kakek

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Teror lelembut di Gunung karang

    Sudah dua hari hewan ternak warga kampung Kaduengang hilang secara misterius. Puluhan ayam lenyap dari kandangnya, kambing yang dipelihara bertahun-tahun juga hilang. Belum lagi kerbau, ada sepuluh ekor yang hilang secara misterius. Mereka yakin pasti ada maling di kampung mereka. Warga kampung itu sepakat untuk memperbanyak pos ronda. Setiap malam para pemuda dan bapak-bapak bergantian menjaga kampung. Mereka sangat hati-hati jika ada orang asing yang masuk ke kampung mereka.Anehnya tidak ada tanda-tanda maling di kampung itu. Selama satu minggu berjaga, tak satu pun orang asing yang masuk ke kampung. Kasus hilangnya hewan ternak belum terpecahkan, tapi sudah muncul kasus baru. Banyak warga yang melapor ke ketua RT kalau warung mereka kemalingan. Barang dagangan mereka hilang, tapi si maling hanya mencuri barang yang bisa dimakan saja seperti kue, biskuit, kopi, dan makanan lainnya.Kejadian ini benar-benar menggemparkan seluruh warga kampung. Mereka bahkan m

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Kuntilanak Penghuni Asrama

    Tok…tok…tok…tok…!Sebagian siswa juga masih merasakan hadirnya seseorang di sekitar asrama yang tak terlihat wujudnya. Salah satu yang merasakan hal itu adalah Laila. Siang itu, sekitar jam dua belas siang, Laila memasuki asrama sehabis pelatihan. Aura menyeramkan di ruang tamu terasa sekali hingga bulu kuduknya terasa meremang. Ia merasa di belakangnya ada yang mengikuti, namun begitu menoleh, tak dilihatnya seorang pun di sana. Saat masuk ke kamar tiba-tiba hawa dingin menerpa tubuhnya, padahal suasana siang itu begitu terik. Ia merasa ada yang mengawasi dirinya, namun tak di dapatinya seorang pun di kamar. Untuk mengurangi rasa takut, ia nyalakan musik dari ponsel sekencang-kencangnya.“Aku merasa ada yang memperhatikanku! Tapi, aku tak melihatnya sama sekali! Tapi, aku yakin, dia memperhatikanku aku!” seru Laila. Ternyata, teman-teman lainnya juga merasakan hal yang sama.Hampir seluruh siswa di asrama merasakan hal yang sam

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Blok M

    Blok MMelamun sesaat, fokusku hilang dikala hening senyap menjerat kesadaran.Tapi tiba-tiba aku melihat sesuatu di kejauhan, ada bayangan berbentuk orang yang muncul dalam gelap.1Aku yang awalnya kaget, berangsur jadi agak tenang ketika merasa kalau sepertinya yang datang itu benar-benar orang.Ternyata memang benar, aku melihat ada seseorang sedang melangkah mendekat. Karena masih cukup jauh, jadinya aku masih hanya bisa melihat dalam bentuk siluet.Tapi aku sudah bisa yakin kalau orang ini adalah sosok laki-laki, kalau melihat dari posturnya.Ketika sudah cukup dekat, barulah aku bisa melihat dengan jelas kalau ternyata yang mendekat ini adalah seorang sekuriti gedung.Ah leganya, aku jadi bisa segera turun dengan meminta untuk ditemani ke bawah.“Pak, hmmmmm.” Aku menegurnya, ketika kami akhirnya sudah berhadapan. Karena gak familiar, aku melirik ke nametag yang ada di seragamnya, aku membaca nama “Wawan”.Iy

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Sumpah Pocong part 2

    Katanya, Sulis sakit keras. Badannya telah lumpuh total, hanya mampu berbaring di ranjangnya. Matanya selalu melotot, ada borok di sekujur tubuhnya, padahal perutnya semakin membuncit karena janin yang dikandungnya. Bu Sri memohon untuk mengantar Sulis ke Rumah Sakit.Karena waktu itu, hanya keluargaku yang memiliki mobil. Akhirnya tanpa pikir panjang, aku dan suamiku mengantar Sulis saat itu juga.Sulis sudah seperti mayat hidup bila ku lihat. Matanya terbuka, masih bernafas, namun tidak bisa di ajak bicara, dan tidak mampu bergerak. Borok di sekujur tubuhnya berbau sangat busuk.Sesampai di RS, Sulis langsung ditangani oleh dokter. Hampir 3 jam kami menunggu hasil pemeriksaan dokter, setelah itu kami ketahui bahwa Sulis menderita diabetes akut yang membuat sekujur tubuhnya terluka dan bernanah.Setelah satu hari dirawat, Sulis akhirnya menghembuskan napas terakhir. Beruntung kata dokter, janin dalam perutnya belum memiliki nyawa, bentuknya pun belum sempurn

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Sumpah Pocong Part 1

    Saat itu tahun 2005.[Suara HP berbunyi]"Halo? Assalamualaikum Pak?""Halo, Waalaikumsalam Dung. Gimana kabarmu? Gimana kuliahmu?""Alhamdulillah semua lancar pak, kabar saya sehat. Bapak ibu sehat kan?""Syukurlah nak, bapak ibu sehat,"Kemudian seketika hening, tak ku dengar lagi suara bapak dari telepon. Yang ku dengar hanyalah suara lelaki tengah menahan isak tangisnya.Feeling-ku benar, sepertinya bapak sedang tidak baik-baik saja, sudah kuduga sejak ku angkat gagang telepon, suara dan nada bicara bapak tidak seperti biasanya."Pak, bapak kenapa?,""Gapapa nak, kamu buruan pulang ya. Kalau bisa minggu depan. Bapak mau ngomong sama kamu,""Iya pak insyaallah saya pulang minggu depan,"[Tuut..tuut..tuut..]Sejenak aku berpikir bagaimana agar minggu depan bisa ku penuhi permintaan bapak untuk pulang. Karena jujur saja, aku berkuliah sambil bekerja di kota metropolitan. Aku tidak ingin menambah beban bapak yang hanya seor

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Misteri Guci Diruang Tamu Part 2

    Ada apa dengan Guci ini sih?Kenapa banyak kejadian seram setalah ada guciGimana sejarah guci ini?Semakin seram, semakin menakutkan, banyak peristiwa yang terjadi di rumah Jessica.Jessica akan lanjut bercerita di sini, di Briistory.#BriiStoryJangan baca sendirian, lanjut di komentar yaaa!***#1Begitulah, banyak kejadian janggal yang terjadi sejak kehadiran guci itu di rumah. Kejadian janggal dan kadang menyeramkan, yang secara langsung maupun gak langsung mempengaruhi kehidupan kami juga.Setelah banyak kejadian, aku menjadi selalu was-was apa bila harus di rumah sendirian walaupun itu siang hari. Lalu, sebisa mungkin menahan diri untuk gak ke kamar mandi tengah malam, aku akan menahan pipis sampai pagi.Jo jadi semakin jarang tidur di rumah, lebih sering bermalam di rumah teman atau di rumah Om Fendy. Dia bilang, gak tahan dengan penampakan-penampakan seram yang dia lihat gak satu dua kali, tapi sering.Selama k

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Misteri Guci diruang tamu part 1

    Rumah, seharusnya menjadi tempat teraman dari rasa takut dan cemas, tapi ternyata gak selalu demikian. Seperti yang dialami oleh Jessica dan keluarganya.ADVERTISEMENTRumah mereka menjadi sumber teror yang menakutkan.Jessica yang akan bercerita sendiri di sini, di Briistory.#BriiStory#MalamJumatLanjut di komentar ya..***#1Sekali lagi aku terjaga, jam setengah dua malam. Penuhnya kandung kemih, memaksaku tersadar dari tidur. Kebelet banget, gak tahan, mau gak mau harus pergi ke toilet.Tapi belakangan, bangun malam jadi hal yang membuatku paranoid, apa lagi ketika terpaksa harus ke luar kamar.Sama seperti malam ini, tiba-tiba terbangun pingin pipis. Padahal sudah berusaha maksimal untuk menahan dan kembali tidur, tapi gak bisa, sudah di ujung.Aku takut, takut dengan hal ganjil dan menyeramkan yang belakangan selalu terjadi ketika melintasi ruang tengah.Kebetulan toilet letaknya di depan kamar Papa Mama, berse

  • Hotel Bekas Pembunuhan   Bersembunyi dalam terang part 5

    Tahun 2007 awal pernikahan dengan Imas, 3 tahun sebelum aku berganti pekerjaan sebagai tukang cukur (mempunyai pangkas) awalnya aku adalah penjual martabak manis, tempat aku berjualan sekitar satu jam dari rumah, di sebuah kampung dekat dengan sebuah danau, di mana di situlah orang-orang sering ramai, walau yang berjualan bisa terhitung dengan jari.Yogi adalah teman masa sekolahku yang mempunyai resep martabak karena memang turun temurun dari keluarganya, atas persetujuan modal yang aku keluarkan sangat terbatas, akhirnya aku dan Yogi sepakat memulai usaha tersebut, penampilanku sama halnya dengan sekarang tidak pernah rapih sama sekali.Selepas waktu ibadah solat asar, aku dan Yogi yang memang kebetulan tidak jauh rumahnya dari rumah Ibuku (waktu itu masih tinggal bersama Ibu) selalu menjemputku dengan membawa adonan martabak dan segala perlengkapan lainya untuk berdagang.Sudah hampir 3 bulan berjalan, dan memang selalu habis jauh di mana waktu prediksiku yang seha

DMCA.com Protection Status