Ariel merentangkan kedua tangannya di kala dia baru saja terbangun. Dia merasa tidurnya sangatlah pulas. Bangun langsung segar seakan memiliki energy baru. Wanita itu mengerjapkan mata beberapa kali—lalu mengalihkan pandangannya ke jam dinding—waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi.Seketika mata Ariel melebar terkejut melihat jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. “Astaga! Apa jamnya tidak salah?” serunya seraya mengambil ponselnya yang ada di nakas—melihat benar bahwa sekarang sudah pukul sepuluh pagi.Ariel panik luar biasa. Dia tak menyangka kalau akan bangun sampai sesiang ini. Biasanya dia bangun pada pukul enam pagi, atau tujuh pagi. Tapi kenapa malah dirinya tidur sampai kelewatan seperti ini?“Ah, Ariel! Kau bodoh sekali.” Ariel menepuk keningnya, kesal pada diri sendiri. Untungnya, hari ini dia tak memiliki jadwal operasi. Jika saja ada, maka habislah dia. Tentu dia tak enak pada dokter lain. Pasti staff di Orlando Hospital, berpikir Ariel memanfaatkan keadaan yang ada. “Kau sud
Flora tersenyum anggun, namun menunjukkan keangkuhannya melihat staff di Perusahaan ayahnya menyapanya dengan sopan. Wanita itu mengibaskan rambutnya yang terjuntai sempurna menutupi punggung telanjangnya.Flora hendak menuju lift khusus. Hari ini dia bermaksud ingin menemui ayahnya. Namun, tiba-tiba langkah kaki Flora terhenti di kala berpapasan dengan Shawn. Aura wajahnya menunjukkan keterkejutan.Flora sama sekali tidak menyangka bertemu dengan Shawn. Ide cemerlang muncul di dalam benaknya. Senyuman di wajahnya terlukis. Untunglah, dia bertemu dengan Shawn dalam keadaan pria itu tak bersama dengan Ariel.“Shawn…” Flora mendekat, dan tanpa rasa malu, dia memeluk lengan Shawn.Manik mata cokelat gelap Shawn berkilat tajam di kala Flora memeluk lengannya. Pria itu menyentak kasar tangan Flora yang menyentuhnya. Aura wajah dingin, tak ramah, menunjukkan jelas di mana Shawn tak suka Flora menyentuh tangannya.“Aw—” Flora meringis kesakitan di kala Shawn menyentak kasar tangannya.“Singk
Ariel mengambil libur dua hari setelah kejadian yang menimpanya. Sekarang dia sudah diperbolehkan Shawn untuk kembali bekerja. Tidak mudah bagi Ariel untuk membujuk Shawn demi membiarkannya bekerja.Shawn selalu meminta Ariel beristirahat. Padahal Ariel sudah puas dua hari istirahat. Pun ponsel saja Ariel dinonaktifkan. Bisa dikatakan dua hari ini, Ariel selalu bersama Shawn di penthouse.Shawn tak mengizinkan Ariel pulang ke apartemen. Pria itu khawatir kalau ayah Ariel kembali berbuat nekat. Jika ada barang yang Ariel perlukan, maka Shawn akan meminta asisten pribadinya mengambilkan barang Ariel di apartemen sang kekasih.Shawn lebih overprotective pada Ariel. Pria itu yakin pasti Yuval DiLaurentis masih terus mencoba cara bia mendapatkan Ariel. Tentu Shawn tak mengizinkan itu terjadi. Pria tampan itu akan selalu menjaga miliknya sampai kapan pun.“Ariel, minggu ini aku akan mengajakmu ke rumah kakek dan nenekku.” Shawn berkata sambil mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.S
*Tuan Kaya, nanti kau jadi menjemputku, kan? Jika tidak, aku akan naik taksi.* Pesan singkat dari Ariel, membuat Shawn mengembangkan senyumannya. Pria itu memiliki warna baru di hidupnya sejak di mana dia menjalin hubungan dengan Ariel. Shawn memutuskan segera menghubungi sang kekasih.“Tuan Kaya, apa kau sibuk?” ujar Ariel riang dari seberang sana. “Sedikit.” Shawn menjawab dengan senyuman samar.“Jadi kau bisa menjemputku atau tidak?” “Tentu saja aku akan menjemputmu.”“Apa aku selalu merepotkanmu?” “Selalu.”“Ya sudah, kalau begitu kau tidak usah menjemputku saja.” “Aku belum selesai bicara.”“Oke, aku akan dengarkan. Kau bilang aku selalu merepotkanmu.” “Benar. Tapi aku senang kau repotkan.”Pipi Ariel merona malu dari seberang sana. “Kau ini belajar merayu dari mana? Dari internet, ya? Ayo mengaku padaku!” Shawn terkekeh. “Aku tidak memiliki waktu membuka internet hanya untuk mempelajari hal konyol.”“Aku menunggumu. Oke? Kalau bisa datang ke rumah sakit lebih awal.” “Aku
Ariel menatap ke layar ponselnya, tidak ada pesan masuk ataupun telepon dari Shawn. Yang ada di dalam benaknya adalah mungkin pria itu tengah sibuk. Dia memberikan pesan singkat pada sang kekasih yang berisikan agar kekasihnya itu semangat dalam bekerja.Ariel kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya. Kebetulan hari ini dia tak terlalu sibuk, karena tak memiliki jadwal operasi. Dia hanya memeriksa pasien saja. Pun hari ini Ariel memiliki jadwal jaga di IGD.“Ariel, ini untukmu.” Harmony muncul memberikan segelas cokelat hangat untuk temannya itu. Dia sengaja memesan segelas cokelat hangat untuk Ariel, agar temannya itu memiliki tambahan rasa semangat.“Thanks, Harmony.” Ariel menyesap susu cokelat hangat yang diberikan Harmony.“Shawn hari ini menjemputmu, kan?” tanya Harmony memastikan.Ariel mengangguk. “Iya, Shawn menjemputku. Shawn belum mengizinkan aku tinggal di apartemenku. Aku masih harus tetap wajib tinggal di penthouse Shawn.”Harmony tersenyum mendengar cerita Ariel
Operasi Shawn berjalan dengan sangat lancar. Luka tembak yang dialami Shawn tak mengenai organ vital. Pria tampan itu sudah dipindahkan ke ruang rawat paling mewah di Orlando Hospital. Kabar tentang Shawn terluka telah tersebar ke seluruh staff Orlando Hospital. Tadi, lima dokter sudah melihat hasil kesehatan Shawn. Dokter senior turun tangan langsung, memeriksa karena yang sakit adalah cucu dari pemilik rumah sakit di mana mereka bekerja.Ariel kehabisan energy menyelamatkan Shawn. Dia terus menangis tanpa henti. Bahkan ketika Shawn sudah dipindahkan ke ruang rawat, tetap saja Ariel tak berhenti menangis.Ariel belum pernah sekalipun menangis takut kehilangan seseorang seperti sekarang ini. Dia tenggelam akan rasa ketakutan yang sangat mengguncang dirinya. Ariel baru pertama kali melakukan tindak operasi, pada orang yang sangat dia cintai. Rasa takut gagal menyelimuti dirinya di kala mengeluarkan tiga peluru yang bersarang di tubuh Shawn. Andai saja dia gagal menyelamatkan Shawn,
Stella jatuh pingsan mendengar kabar Shawn berada di rumah sakit, karena terkena luka tembak. Wanita paruh baya yang masih sangat cantik itu terguncang terkejut mendengar kabar tersebut. Tensi darah langsung tidak baik. Kabar tersebut membuatnya langsung tak sadarkan diri. Sean tetap berusaha tenang dibalik kemarahan yang mendera dirinya. Tatapan bengis dan kejam itu terselimuti rasa khawatir. Pria paruh baya tampan itu sengaja berusaha mengendalikan emosi dalam dirinya demi sang istri.Ini bukan waktunya Sean Geovan mengamuk. Dia masih harus fokus pada kesehatan sang istri. Dia tak akan bisa melakukan apa pun, jika kondisi istri tercintanya tidak dalam keadaan baik.“Kau sudah memeriksa keseluruhan mengenai kesehatan istriku?” tanya Sean seraya menatap sang dokter yang baru saja selesai memeriksa istrinya.Sang dokter mengangguk sopan. “Sudah, Tuan Geovan. Istri Anda terkejut mendengar kabar tentang putra kalian. Saya sudah menyuntikan obat ke tubuh beliau. Pun saya sudah meresepkan
Abel Black duduk di kursi kebesarannya, dengan seringai kejam di wajahnya, sambil menggerakkan gelas sloki di tangannya. Tatapannya menatap lurus ke depan, penuh dengan kepuasan nyata. Rencana yang dia susun sudah berjalan dengan sempurna, tanpa cacat sama sekali.Abel Black mendapatkan informasi peluru berhasil bersarang ke dalam tubuh Shawn. Ada tiga peluru yang berhasil membuat Shawn tumbang. Kabar itu tentu membuatnya sangatlah bahagia dan senang.Abel membungkam keangkuhan Shawn dengan caranya. Dia menyukai cara ini agar Shawn tak bisa berkutik sama sekali. 1x24 jam adalah waktu di mana Abel Black meminta Shawn memberikan Ariel padanya. Abel yakin kali ini Shawn pasti tidak akan mengelak. Jika sampai Shawn tak menuruti keinginannya, maka dia akan bertindak lebih kejam lagi. Dia tidak pernah main-main dengan segala ancamannya.“Tuan…” Seorang asisten melangkah menghampiri Abel, dengan langkah kaki yang terburu-buru.Abel mengalihkan pandangannya, menatap sang asisten yang melangk
Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimatan Timur. Hal yang paling Ariel sukai adalah Indonesia kaya akan budaya alam, yang menakjubkan. Shawn mengajak Ariel ke sebuah pengalaman baru yang seumur hidupnya, tidak pernah Ariel temukan. Suasana hangat alam yang berbeda jauh dari negara-negara di benua Amerika ataupun Eropa—sangatlah indah di mata Ariel.Ariel tidak menyangka, di balik sosok Shawn yang terkenal sangat kaya, ternyata menyimpan jutaan kesederhanaan. Seperti contohnya ini. Tidak pernah sekalipun Ariel sangka bahwa Shawn bisa makan di rumah makan sederhana. Shawn selalu menuruti keinginan Ariel. Apa pun asalkan Ariel bahagia, pastinya pria itu akan menurutinya.Cinta di level yang sama, sangatlah jarang terjadi. Kebanyakan orang selalu tak imbang. Di era zaman sekarang, yang kerap mencintai lebih banyak adalah wanita, bukan sang pria. Namun, kali ini berbeda jauh. Ariel begitu beruntung memiliki Shawn yang mencintainya dengan cara luar biasa.Dua insan saling mencintai itu bagaikan
Beberapa bulan berlalu … Suara tangis bayi memecahkan ketegangan di ruang bersalin. Tangis bayi laki-laki itu bersamaan dengan air mata menetes dari kedua orang tuanya. Ya, Ariel dan Shawn sama-sama meneteskan air mata di kala putra ketiga mereka telah lahir kedua. Kontraksi yang cukup lama, dan membuat Ariel kesakitan hebat berjam-jam.Akhirnya semua itu terbayar dengan anak ketiga mereka lahir sempurna, tanpa kekurangan apa pun. Kehamilan kali ini, Ariel mengalami kontraksi lebih lama. Bahkan Shawn sempat memaksa Ariel untuk melahirkan operasi sesar, tapi sayangnya Ariel menolak. Dokter cantik itu tetap berjuang untuk bisa melahirkan secara normal.Ariel dan Shawn saling melemparkan tatapan penuh cinta. Tatapan yang menunjukkan betapa mereka sangatlah bahagia. Sang dokter menyerahkan bayi laki-laki tampan itu ke dada Ariel.“Sayang, anak kita sudah lahir,” bisik Ariel pelan dengan air mata tak henti berlinang.Shawn mengecup lembut kening sang istri dan putranya. “Terima kasih kau
Ariel dan Shawn menatap hangat Stoner dan Ariana yang sudah tertidur pulas. Sepulang dari resepsi pernikahan Harmony, memang Stoner dan Ariana sudah terlelap. Sampai di rumah, Shawn hanya tinggal membaringkan tubuh Stoner dan Ariana di ranjang.“Stoner dan Ariana sudah tidur. Waktunya kita tidur,” ucap Shawn pelan—dan direspon anggukkan di kepala Ariel.Shawn memeluk pinggang sang istri, meninggalkan kamar anak mereka, menuju ke kamar mereka. Shawn dan Ariel selalu memiliki kebiasaan yaitu memastikan anak mereka tidur nyaman. Tidak lupa empat pengasuh diwajibkan berjaga anak mereka secara bergantian.Di kamar, Ariel berbaring di ranjang bersama dengan sang suami tercinta. Tampak jelas raut wajah Ariel menyimpan sesuatu. Seperti ada yang ingin dibicarakan oleh Ariel.“Kenapa kau belum tidur, hm?” Shawn membelai lembut pipi Ariel.Ariel menatap hangat Shawn. “Kau lupa dengan permintaanku ingin melahirkan di Indonesia?” tanyanya pelan.Ariel tidak akan mungkin lupa dengan permintaannya,
Hari pernikahan Harmony telah tiba. Seluruh keluarga Geovan diundang dipernikahan Harmony. Perancang busana yang dipilih adalah Stella—ibu kandung Shawn. Merupakan sebuah kebanggaan bisa memakai gaun pengantin rancangan Stella—yang merupakan seorang perancang busana yang handal.Harmony bahkan mendapatkan gaun pengantin indah secara gratis. Wajar saja, karena Harmony merupakan sahabat baik Ariel. Bukan hanya gaun pengantin gratis, tapi hotel yang dipilih Harmony pun gratis. Kebetulan hotel yang dipilih Harmony adalah hotel milik keluarga Geovan.Ariel yang merupakan bridesmaid, turut ikut membantu dalam persiapan pernikahan Harmony dengan kekasihnya. Namun, tentunya Shawn tidak memberikan izin pada Ariel untuk terlalu sibuk. Shawn mengutus sekretarisnya untuk membantu sang istri. “Shawn, sepertinya aku tidak cocok memakai gaun ini. Lihatlah aku terlihat gemuk.” Ariel mengadu pada Shawn, di kala sudah selesai mengenakan gaun indah khusus menghadiri pernikahan Harmony.Senyuman di waj
“Ariel, aku akan pulang malam. Nanti sopir ibuku akan menjemput Stoner dan Ariana. Ibuku dan ayahku merindukan Stoner dan Ariana. Kau istirahatlah duluan, jangan menungguku.” Shawn membenarkan dasi, bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.Ariel mendekat menghampiri Shawn, membantu membenarkan dasi sang suami. “Sayang, kau belum menjawab permintaanku yang kemarin.”Ariel semalaman tidak tidur nyenyak, akibat permintaannya pada Shawn tidak dikabulkan. Dia ingin melahirkan di Indonesia, tapi belum mendapatkan jawaban dari sang suami tercinta.Shawn mengecup bibir Ariel. “Aku sedang tidak ingin berdebat. Aku berangkat dulu ke kantor. Hari ini aku memiliki meeting. I love you.” Pria tampan itu langsung melangkah pergi meninggalkan Ariel—tanpa menunggu balasan dari sang istri.Ariel menghela napas dalam melihat Shawn yang sudah pergi meninggalkannya. “I love you too, Shawn,” jawabnya, tapi sang suami sudah pergi.“Nyonya…” Seorang pelayan mengetuk pintu.Ariel mempersilakan pelayan itu untu
Satu tahun berlalu … “Stoner, Ariana, jangan main pisau. Ya Tuhan, nanti tangan kalian terkena pisau, Nak. Aduh, kalau Daddy kalian tahu kalian terluka sedikit saja, dia akan mengomel tujuh hari tujuh malam.” Ariel mengambil pisau yang ada di tangan Stoner dan Ariana dengan hati-hati. Buah hatinya dengan Shawn itu sudah bisa berjalan, itu yang membuat Stoner dan Ariana sangat lincah ke sana kemari. Empat pengasuh saja dibuat pusing akibat tingkah Stoner dan Ariana.“Nyonya, maafkan kami.” Empat pengasuh itu menundukkan kepala seraya mengambil pisau di tangan Ariel. Mereka sangat ceroboh di kala tengah menjaga Stoner dan juga Ariana. Ariel ingin memarahi empat pengasuh itu. Akan tetapi, dia memilih untuk bersabar. Pun dia mengerti bagaimana lincahnya bayi kembarnya itu. Jadi wajar jika sampai pengasuh dibuat pusing.“Lain kali hati-hati dalam menjaga Stoner dan Ariana. Suamiku akan sangat marah jika sampai Stoner dan Ariana terluka. Kalian tahu itu, kan?” tegur Ariel mengingatkan emp
Ariel menunggu Shawn kembali pulang. Sudah dua hari Shawn melakukan perjalanan bisnis ke Chicago. Usia Stoner dan Ariana kini sudah empat bulan. Itu yang membuat Shawn bisa meninggalkan istri dan anak kembarnya.“Shawn kapan pulang, ya?” gumam Ariel pelan dengan bibir sedikit menekuk.Ariel sangat merindukan Shawn. Tidur sendiri tanpa sang suami, membuat Ariel benar-benar merasakan ketidaknyamanan. Ariel terbiasa memeluk erat Shawn. Pun dia terbiasa dengan tidur dalam pelukan Shawn. Sekarang membuatnya sangatlah tersiksa.Suara dering ponsel berbunyi. Ariel segera mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan menatap ke layar tertera nomor sang suami di layar—tengah melakukan video call. Tampak senyuman di wajah Ariel terlukis. Detik itu juga, Ariel menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan telepon tersebut.“Sayang?” panggil Ariel kala panggilan terhubung. Dia tersenyum melihat sang suami yang begitu tampan berada di kamera.“Sayang, di mana Stoner dan Ariana? Mereka baik-baik
“Oh, My God! Kau memintaku untuk berkencan lagi? Bisa kau bayangkan bulan ini aku sudah berkencan lebih dari lima belas pria. Hasilnya sama! Tidak ada yang bagus!” sembur Mika emosi pada sang asisten yang memintanya untuk berkencan lagi. Sudah lima belas kali dia berkencan, dan hasilnya nihil. Tidak ada yang Mika sukai.Sang asisten menggaruk tengkuk lehernya tidak gatal. “Nona, perintah kakek Anda sudah sangat jelas. Beliau meminta Anda terus berkencan sampai Anda menemukan yang cocok.” Sang asisten terlihat jelas menunjukkan rasa panik dan khawatir. Pasalnya dia pun mendapatkan ancaman jika sampai Mika tak mau lagi berkencan. Ancaman tak main-main dari kakek bosnya—membuatnya sakit kepala.Mika mengembuskan napas kasar. “Lima belas pria yang aku temui, mereka tidak benar-benar ingin berkencan denganku. Mereka fokus ingin menjalin kerja sama dengan kakekku dan ayahku. Mendekatiku hanya bagaikan aku ini jembatan mereka. Aku tidak bodoh! Aku tidak mudah dikelabui!”Mika menenggak wine
Ariel telah dipindahkan ke ruang VVIP. Keluarga Geovan dan keluarga DiLaurentis telah berkumpul. Stella menggendong bayi laki-laki, dan Yuval menggendong bayi perempuan dengan hati-hati dibantu oleh Malvia. Tampak jelas kebahagiaan begitu terlihat sangatlah pada semua orang.“Sayang, lihatlah cucu kita mirip sekali seperti Shawn bayi,” ucap Stella pada Sean.Sean mengecup cucu laki-lakinya. “Aku tidak menyangka waktu akan secepat ini. Putra kecil kita sudah menjadi seorang ayah.”Stella tersenyum merespon ucapan Sean. “Kau benar, Sayang. Aku juga tidak pernah menyangka waktu berjalan dengan cepat.”“Selamat, Ariel.” Harmony, Nicole, Joice, dan Mika memeluk Ariel bergantian. Pun Savannah bersama Flora memeluk Ariel bergantian. Mereka semua mengucapkan selamat atas kelahiran anak Shawn dan Ariel.Stanley, Steve, Marcel, dan Oliver pun mengucapkan selamat pada Shawn dan Ariel.“Siapa nama anakmu, Shawn?” tanya William tak sabar.“Iya, siapa nama anakmu, Shawn?” sambung Yuval yang juga ta