Ariel mengambil libur dua hari setelah kejadian yang menimpanya. Sekarang dia sudah diperbolehkan Shawn untuk kembali bekerja. Tidak mudah bagi Ariel untuk membujuk Shawn demi membiarkannya bekerja.Shawn selalu meminta Ariel beristirahat. Padahal Ariel sudah puas dua hari istirahat. Pun ponsel saja Ariel dinonaktifkan. Bisa dikatakan dua hari ini, Ariel selalu bersama Shawn di penthouse.Shawn tak mengizinkan Ariel pulang ke apartemen. Pria itu khawatir kalau ayah Ariel kembali berbuat nekat. Jika ada barang yang Ariel perlukan, maka Shawn akan meminta asisten pribadinya mengambilkan barang Ariel di apartemen sang kekasih.Shawn lebih overprotective pada Ariel. Pria itu yakin pasti Yuval DiLaurentis masih terus mencoba cara bia mendapatkan Ariel. Tentu Shawn tak mengizinkan itu terjadi. Pria tampan itu akan selalu menjaga miliknya sampai kapan pun.“Ariel, minggu ini aku akan mengajakmu ke rumah kakek dan nenekku.” Shawn berkata sambil mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.S
*Tuan Kaya, nanti kau jadi menjemputku, kan? Jika tidak, aku akan naik taksi.* Pesan singkat dari Ariel, membuat Shawn mengembangkan senyumannya. Pria itu memiliki warna baru di hidupnya sejak di mana dia menjalin hubungan dengan Ariel. Shawn memutuskan segera menghubungi sang kekasih.“Tuan Kaya, apa kau sibuk?” ujar Ariel riang dari seberang sana. “Sedikit.” Shawn menjawab dengan senyuman samar.“Jadi kau bisa menjemputku atau tidak?” “Tentu saja aku akan menjemputmu.”“Apa aku selalu merepotkanmu?” “Selalu.”“Ya sudah, kalau begitu kau tidak usah menjemputku saja.” “Aku belum selesai bicara.”“Oke, aku akan dengarkan. Kau bilang aku selalu merepotkanmu.” “Benar. Tapi aku senang kau repotkan.”Pipi Ariel merona malu dari seberang sana. “Kau ini belajar merayu dari mana? Dari internet, ya? Ayo mengaku padaku!” Shawn terkekeh. “Aku tidak memiliki waktu membuka internet hanya untuk mempelajari hal konyol.”“Aku menunggumu. Oke? Kalau bisa datang ke rumah sakit lebih awal.” “Aku
Ariel menatap ke layar ponselnya, tidak ada pesan masuk ataupun telepon dari Shawn. Yang ada di dalam benaknya adalah mungkin pria itu tengah sibuk. Dia memberikan pesan singkat pada sang kekasih yang berisikan agar kekasihnya itu semangat dalam bekerja.Ariel kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya. Kebetulan hari ini dia tak terlalu sibuk, karena tak memiliki jadwal operasi. Dia hanya memeriksa pasien saja. Pun hari ini Ariel memiliki jadwal jaga di IGD.“Ariel, ini untukmu.” Harmony muncul memberikan segelas cokelat hangat untuk temannya itu. Dia sengaja memesan segelas cokelat hangat untuk Ariel, agar temannya itu memiliki tambahan rasa semangat.“Thanks, Harmony.” Ariel menyesap susu cokelat hangat yang diberikan Harmony.“Shawn hari ini menjemputmu, kan?” tanya Harmony memastikan.Ariel mengangguk. “Iya, Shawn menjemputku. Shawn belum mengizinkan aku tinggal di apartemenku. Aku masih harus tetap wajib tinggal di penthouse Shawn.”Harmony tersenyum mendengar cerita Ariel
Operasi Shawn berjalan dengan sangat lancar. Luka tembak yang dialami Shawn tak mengenai organ vital. Pria tampan itu sudah dipindahkan ke ruang rawat paling mewah di Orlando Hospital. Kabar tentang Shawn terluka telah tersebar ke seluruh staff Orlando Hospital. Tadi, lima dokter sudah melihat hasil kesehatan Shawn. Dokter senior turun tangan langsung, memeriksa karena yang sakit adalah cucu dari pemilik rumah sakit di mana mereka bekerja.Ariel kehabisan energy menyelamatkan Shawn. Dia terus menangis tanpa henti. Bahkan ketika Shawn sudah dipindahkan ke ruang rawat, tetap saja Ariel tak berhenti menangis.Ariel belum pernah sekalipun menangis takut kehilangan seseorang seperti sekarang ini. Dia tenggelam akan rasa ketakutan yang sangat mengguncang dirinya. Ariel baru pertama kali melakukan tindak operasi, pada orang yang sangat dia cintai. Rasa takut gagal menyelimuti dirinya di kala mengeluarkan tiga peluru yang bersarang di tubuh Shawn. Andai saja dia gagal menyelamatkan Shawn,
Stella jatuh pingsan mendengar kabar Shawn berada di rumah sakit, karena terkena luka tembak. Wanita paruh baya yang masih sangat cantik itu terguncang terkejut mendengar kabar tersebut. Tensi darah langsung tidak baik. Kabar tersebut membuatnya langsung tak sadarkan diri. Sean tetap berusaha tenang dibalik kemarahan yang mendera dirinya. Tatapan bengis dan kejam itu terselimuti rasa khawatir. Pria paruh baya tampan itu sengaja berusaha mengendalikan emosi dalam dirinya demi sang istri.Ini bukan waktunya Sean Geovan mengamuk. Dia masih harus fokus pada kesehatan sang istri. Dia tak akan bisa melakukan apa pun, jika kondisi istri tercintanya tidak dalam keadaan baik.“Kau sudah memeriksa keseluruhan mengenai kesehatan istriku?” tanya Sean seraya menatap sang dokter yang baru saja selesai memeriksa istrinya.Sang dokter mengangguk sopan. “Sudah, Tuan Geovan. Istri Anda terkejut mendengar kabar tentang putra kalian. Saya sudah menyuntikan obat ke tubuh beliau. Pun saya sudah meresepkan
Abel Black duduk di kursi kebesarannya, dengan seringai kejam di wajahnya, sambil menggerakkan gelas sloki di tangannya. Tatapannya menatap lurus ke depan, penuh dengan kepuasan nyata. Rencana yang dia susun sudah berjalan dengan sempurna, tanpa cacat sama sekali.Abel Black mendapatkan informasi peluru berhasil bersarang ke dalam tubuh Shawn. Ada tiga peluru yang berhasil membuat Shawn tumbang. Kabar itu tentu membuatnya sangatlah bahagia dan senang.Abel membungkam keangkuhan Shawn dengan caranya. Dia menyukai cara ini agar Shawn tak bisa berkutik sama sekali. 1x24 jam adalah waktu di mana Abel Black meminta Shawn memberikan Ariel padanya. Abel yakin kali ini Shawn pasti tidak akan mengelak. Jika sampai Shawn tak menuruti keinginannya, maka dia akan bertindak lebih kejam lagi. Dia tidak pernah main-main dengan segala ancamannya.“Tuan…” Seorang asisten melangkah menghampiri Abel, dengan langkah kaki yang terburu-buru.Abel mengalihkan pandangannya, menatap sang asisten yang melangk
Suara alarm rumah sakit terdengar cukup keras. Shawn tersentak akan bunyi alarm. Empat pengawal berhamburan datang ke ruang rawat Shawn. Pun Jan mendatangi ruang rawat Shawn. Mereka siap siaga melindungi Tuan mereka.“Tuan! Kita harus keluar dari rumah sakit sekarang. Sepertinya ada yang membuat kekacauan.” Jan berseru panik.Napas Shawn memburu. Pria itu mengumpat kasar. Batas waktu sudah lewat. Tentu saja dia tak akan mungkin menyerahkan Ariel pada Abel Black. Dia akan mempertahankan kekasihnya sampai kapan pun.“Aku akan mencari Ariel. Kalian keluarlah. Periksa keamanan.” Shawn melepaskan infus di tangannya, dan mengambil ponselnya, turun dari ranjang.Jan melebarkan matanya terkejut melihat tindakan Shawn yang melepaskan infus di tangan. “Tuan, Anda belum sehat. Nanti Anda—”“Diamlah, Jan! Ini bukan waktunya kau memberikan nasihat! Aku harus mencari Ariel!” bentak Shawn penuh peringatan.Jan menunduk tak berani membantah Tuannya. “Baik, Tuan. Kami akan memeriksa kekacauan.”Tanpa
Jan bersamaan dengan pengawal Geovan membawa keluar pasien dan staff Orlando Hospital dari gedung tinggi Orlando Hospital. Mereka semua berkumpul di luar. Seluruh staff dilarang menghubungi polisi ataupun meminta bantuan FBI. Ariel sejak tadi berdiri di tempatnya sangat gelisah dan takut. Sedangkan Harmony yang sudah diberi tahu pada Ariel, tentang apa yang telah terjadi. Tentu saja, itu membuat Harmony terkejut.Harmony sampai memijat kepalanya akibat mendengar bahwa Orlando Hospital kemungkinan besar akan meledak. Fakta itu membuatnya terguncang panik. Bangunan mewah Orlando Hospital akan hancur lebur dalam beberapa menit lagi.“Harmony, aku harus melakukan sesuatu.” Ariel menyentuh tangan Harmony, menatap temannya itu.“Kau ingin melakukan apa, Ariel?” Harmony menatap Ariel.“Harmony, kau alihkan perhatian para pengawal Geovan. Aku ingin masuk ke dalam. Aku ingin melihat Shawn.” Ariel menatap Harmony dengan tatapan permohonan, meminta temannya untuk menolong dirinya.Ariel tidak b