“Ariel?” Harmony berlari, menghamburkan tubuhnya ke tubuh Ariel. Dia memeluk temannya itu dengan sangat erat. Tidak ingin terlepaskan sedikit pun. Pelukan erat hingga membuat Ariel rasanya sulit sekali bernapas.“Harmony, kau bisa membunuhku.” Ariel berucap susah payah di kala Harmony memeluknya terlalu erat. Bayangkan saja, Harmony memeluknya terlalu erat, hingga membuatnya merasa seperti dicekik.“Oh, God! Maafkan aku, Ariel.” Harmony segera mengurai pelukan itu. “Aku terlalu senang melihatmu selamat. Aku pikir aku akan kehilanganmu.”Harmony sudah seperti orang gila menunggu Ariel. Bayangannya memikirkan bahwa terjadi sesuatu hal buruk pada temannya itu. Bom ada di halaman parkir Orlando Hospital. Jika meledak, sudah pasti Ariel dan Shawn akan mati.Ariel tersenyum mendengar kekhawatiran Harmony. Dia memeluk pinggang Shawn sambil berkata, “Shawn tidak akan membiarkanku mati.”Harmony mendesah lega sambil mengangguk. Dia tak mungkin lupa, pasti Shawn akan selalu memperjuangkan Ariel
“Berengsek! Kalian bodoh atau apa?! Kenapa kalian gagal!”Abel Black berteriak menggelegar pada para pengawalnya. Dia murka mendengar bom yang dia kirim berhasil dijinakan. Padahal dia sudah meminta orang suruhannya, meletakan bom yang tak mudah dijinakan. Tapi malah dia mendapatkan laporan bahwa bom itu berhasil dijinakan. Itu yang membuatnya sekarang marah besar. Ditambah pengawalnya pun gagal menculik Ariel. Harusnya hari ini Abel Black tertawa puas, tapi sayangnya alih-alih tertawa, malah dia marah besar.Para pengawal menundukkan kepala, belum berani melihat Tuan mereka. “Maafkan kami, Tuan. Anak buah Geovan sempat gagal menjinakan bom. Tapi—”“Tapi apa?!” bentak Abel kehabisan kesabaran.“T-tapi Geovan mendapatkan bantuan, Tuan. Sepertinya orang itu sangat mengerti seluk beluk senjata.” Salah satu pengawal menjawab dengan nada ketakutan.Semua pengawal tak ada yang tidak takut melihat kemarahan Tuan mereka. Semunya menciut ketakutan, karena rencana matang yang sudah disiapkan te
Yuval mengembuskan napas kasar seraya memejamkan mata singkat, di kala mendengar ucapan Abel Black. Ya, Yuval sudah diceritakan tentang semuanya. Rencana yang sudah disusun kembali gagal, dan membuat kemarahan dalam diri Abel Black. Berbagai macam umpatan kasar lolos di bibir Abel Black.Yuval merasa disudutkan. Karena memang semua ini ulah putrinya yang kurang ajar, tak patuh padanya. Jika Ariel tidak nekat menjalin hubungan dengan Shawn Geovan, maka tidak akan seperti ini.“Kau tahu? Aku sudah muak sekali dengan Geovan!” bentak Abel Black. “Karena mereka, aku harus berurusan dengan FBI!”Abel Black terpaksa meminta bantuan pada FBI. Seluruh anak buahnya, tidak bisa menaklukan bom dikirimkan Geovan. Itu tmembuatnya terpaksa harus melibatkan FBI. Sialnya, dia harus mendapatkan sesi wawancara khusus dari FBI.Abel Black tak bisa menyebutkan bahwa yang meletakan bom itu adalah Geovan. Karena jika dia menyebutkan, maka pasti pihak Geovan akan memberi tahu yang sebenarnya. Hal tersebut ha
“Shawn, kau tetap tidak boleh banyak beraktivitas. Walaupun kau sudah pulih, tetap kau jangan dulu ke kantor. Aku tidak mau terjadi sesuatu hal buruk padamu.”Ariel berseru sambil menatap jengkel Shawn yang berkutat pada iPad-nya. Sekitar satu jam lalu, Shawn baru saja mendapatkan telepon dari Jan—yang memberi tahu bahwa ada meeting penting.Namun, detik itu juga Ariel langsung mengambil ponsel Shawn, memerikan perintah pada Jan untuk mencari Stanley atau Steve agar bisa menggantikan Shawn. Ya, Ariel begitu rewel meminta Shawn untuk tetap beristirahat.“Kau sudah mengalihkan meeting yang harus aku datangi, digantikan dengan Stanley dan Steve. Aku tidak akan sibuk. Aku hanya memeriksa sedikit laporan saja.” Shawn menjawab dengan tatapannya yang tak lepas menatap iPad-nya.Shawn kalah. Pria tampan itu tidak bisa ke mana pun, karena tak mendapatkan izin dari kekasih sekaligus dokternya. Mau tidak mau, dia harus menuruti perkataan Ariel. Jika tidak, maka masalah akan datang.Ariel sudah l
William mengumpulkan keempat anaknya setelah kejadian yang menimpa di Orlando Hospital. Beberapa cucunya datang, tapi ada juga yang tidak datang. Sean anak pertama William—yang merupakan ayah Shawn—memiliki empat orang anak. Selena anak keduanya memiliki empat orang anak. Miracle anak ketiganya memiliki tiga orang anak. Terakhir Dominic anak keempatnya memiliki tiga orang anak.Pesta diadakan di mansion William yang ada di kota Manhattan. Pesta pertemuan untuk memperkenalkan Ariel—kekasih Shawn. Pastinya baik Paman ataupun Bibi Shawn ingin tahu tentang sosok Ariel DiLaurentis—dokter bedah cantik—yang berhasil mengambil hati Shawn.Ya, malam itu Ariel tiba di mansion kakek dan nenek Shawn. Dia sudah disambut oleh Paman dan Bibi Shawn yang luar biasa tampan dan cantik. Semua Paman ataupun Bibi Shawn menyambut kedatangannya dengan ramah.Saat mendapatkan undangan makan malam, Ariel sudah seperti ingin berhenti bernapas. Apalagi dia mendengar Paman dan Bibi Shawn turut datang. Bohong rasa
“Ariel, hari ini aku harus meeting.” Shawn mengecup bibir Ariel, sambil memakai dasi ke lehernya. Pria tampan itu nampak segera bergegas ingin pergi. Pagi menyapa dia dan Ariel sudah sibuk.Ariel yang melihat Shawn memakai dasi, langsung mengambil alih, membantu kekasihnya itu. “Iya, Sayang. Aku juga hari ini sibuk. Ada meeting para ahli bedah di sore hari. Malamnya aku memiliki jadwal operasi. Kau tidak apa-apa, kan kalau aku pulang terlambat?”Ariel baru saja mendapatkan info dari ketua Dokter di Orlando Hospital, kalau ada meeting para ahli bedah. Pun dia memiliki jadwal operasi. Astaga, dia tak mengerti kenapa hari ini dirinya sangat sibuk.Shawn mengecup hidung Ariel. “Tidak apa-apa. Aku juga hari ini sangat sibuk. Aku akan mengantarmu ke rumah sakit, setelah itu aku berangkat.”“Apa kau sangat sibuk? Jika iya, aku menyetir saja,” ujar Ariel pelan dan lembut.Ya, mobil yang dibelikan Shawn sudah terparkir di penthouse Shawn. Dokter cantik itu sudah dilarang untuk tinggal di apart
Harmony tersenyum-senyum sambil membaca surat putusan dari management rumah sakit. Surat putusan yang berisikan dokter ahli bedah mendapatkan kenaikan gaji. Hal tersebut tentu saja membuat semua dokter senang.“Ariel, aku yakin ini karena kekasihmu.” Harmony berkata sambil meminum kopi susu.“Hm, tapi apa kenaikan gaji ini hanya untuk ahli bedah saja? Petugas medis yang lain bagaimana?” tanya Ariel penasaran ingin tahu.Harmony meletakan cangkir di tangannya ke atas meja. “Aku dengar, petugas medis lain juga mengalami kenaikan gaji. Well, bekerja di Orlando Hospital memang sangat terjamin. Dan kau sangat beruntung mengencani cucu dari pemilik Orlando Hospital.” Dia terkekeh meledek Ariel.Ariel tersenyum Samar. “Aku senang kalau semua petugas medis mengalami kenaikan gaji. Mereka bisa lebih semangat lagi bekerja.” Tatapan wanita itu teralih ke arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. “Harmony, sepertinya Shawn sudah menjemputku. Ini sudah lewat dari jam sebelas. Sampai besok.”
Shawn menuruti keinginan Ariel. Dia berkencan dengan sang kekasih menggunakan subway. Ini sudah kedua kali dia menggunakan transportasi umum. Dulu dia pernah menggunakan subway bersama ibunya di kala kecil. Tapi sayang, ayahnya murka. Hal itu yang membuat Shawn tidak lagi menggunakan subway. Bahkan dia tak tahu bagaimana menggunakan subway.Bukan New York namanya jika tak padat. Orang berlalu lalang sangat banyak. Berjalan terburu-buru seolah tengah mengejar waktu. Ariel beberapa kali tertabrak orang. Tentunya Shawn langsung memeluk Ariel. Shawn tak membiarkan sang kekasih terluka.“Bagaimana naik subway bersamaku, Shawn? Apa kau suka?” tanya Ariel sambil melingkarkan tangannya ke leher Shawn.Kereta sedang ramai. Shawn dan Ariel berdiri. Ariel memeluk erat leher Shawn. Moment seperti ini yang Ariel inginkan. Wanita itu bahkan merelakan kursinya untuk wanita hamil. Dia lebih menyukai berdiri bersama dengan sang kekasih.Shawn memeluk pinggang Ariel. “Aku menyukai segala hal apa pun as