Harmony tersenyum-senyum sambil membaca surat putusan dari management rumah sakit. Surat putusan yang berisikan dokter ahli bedah mendapatkan kenaikan gaji. Hal tersebut tentu saja membuat semua dokter senang.“Ariel, aku yakin ini karena kekasihmu.” Harmony berkata sambil meminum kopi susu.“Hm, tapi apa kenaikan gaji ini hanya untuk ahli bedah saja? Petugas medis yang lain bagaimana?” tanya Ariel penasaran ingin tahu.Harmony meletakan cangkir di tangannya ke atas meja. “Aku dengar, petugas medis lain juga mengalami kenaikan gaji. Well, bekerja di Orlando Hospital memang sangat terjamin. Dan kau sangat beruntung mengencani cucu dari pemilik Orlando Hospital.” Dia terkekeh meledek Ariel.Ariel tersenyum Samar. “Aku senang kalau semua petugas medis mengalami kenaikan gaji. Mereka bisa lebih semangat lagi bekerja.” Tatapan wanita itu teralih ke arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. “Harmony, sepertinya Shawn sudah menjemputku. Ini sudah lewat dari jam sebelas. Sampai besok.”
Shawn menuruti keinginan Ariel. Dia berkencan dengan sang kekasih menggunakan subway. Ini sudah kedua kali dia menggunakan transportasi umum. Dulu dia pernah menggunakan subway bersama ibunya di kala kecil. Tapi sayang, ayahnya murka. Hal itu yang membuat Shawn tidak lagi menggunakan subway. Bahkan dia tak tahu bagaimana menggunakan subway.Bukan New York namanya jika tak padat. Orang berlalu lalang sangat banyak. Berjalan terburu-buru seolah tengah mengejar waktu. Ariel beberapa kali tertabrak orang. Tentunya Shawn langsung memeluk Ariel. Shawn tak membiarkan sang kekasih terluka.“Bagaimana naik subway bersamaku, Shawn? Apa kau suka?” tanya Ariel sambil melingkarkan tangannya ke leher Shawn.Kereta sedang ramai. Shawn dan Ariel berdiri. Ariel memeluk erat leher Shawn. Moment seperti ini yang Ariel inginkan. Wanita itu bahkan merelakan kursinya untuk wanita hamil. Dia lebih menyukai berdiri bersama dengan sang kekasih.Shawn memeluk pinggang Ariel. “Aku menyukai segala hal apa pun as
Ariel melambaikan tangan pada mobil Shawn yang sudah hampir lenyap dari pandangannya. Senyuman manis terlukis. Seperti biasa Ariel diantar dan pastinya nanti akan dijemput. Dokter cantik itu masih belum diperbolehkan untuk menyetir sendiri. Alasannya? Jelas saja Shawn khawatir terjadi sesuatu hal buruk menimpa Ariel.Abel Black dan Yuval DiLaurentis bisa saja melakukan segala cara. Walaupun Shawn memiliki kepercayaan diri bahwa Abel Black sudah bungkam dan tak berani, akan tetapi pria tampan itu tak yakin akan Yuval DiLaurentis. Shawn masih harus waspada kalau Yuval masih berniat merampas Ariel darinya. Itu kenapa Shawn belum mengizinkan Ariel mengemudikan mobil.“Good morning, Dokter Ariel DiLaurentis.” Harmony tersenyum menghampiri Ariel yang nampak seperti remaja jatuh cinta.Ariel masih di lobby melihat bayangan mobil sport milik sang kekasih. Yang membuat dokter cantik itu menjadi perhatian adalah cara Ariel tersenyum, dan cara Ariel melambaikan tangan pada Shawn. Tindakan Ariel
Savannah menikmati dua ice cream di tangannya. Gadis cantik itu sudah dewasa, tapi memang sifatnya selalu seperti anak kecil. Savannah sudah belajar mengurus perusahaan, sayangnya dia tidak suka mengurus perusahaan. Gadis cantik itu lebih menyukai ikut ke butik ibunya.Ya, Stella Geovan merupakan perancang busana ternama. Savannah lebih menyukai membantu pekerjaan ibunya daripada terlibat dalam perusahaan keluarga milik ayah dan ibunya.Savannah memiliki tiga kakak laki-laki yang bisa diandalkan dalam segala hal. Untuk urusan perusahaan keluarga, Savannah selalu mengandalkan ketiga kakak laki-lakinya. Gadis itu memang tak menyukai bergelut di perusahaan keluarganya. “Kalian menjauhlah dariku. Jangan dekat-dekat. Aku ingin menikmati ice cream-ku. Kalau kalian terlalu dekat, membuatku tidak nyaman.” Savannah mengusir dua pengawalnya agar tidak terlalu dekat dengannya.Saat ini Savannah sedang pergi ke mall berjalan-jalan sekaligus berbelanja. Besok dia akan bertemu dengan Ariel dan ka
Mobil Stanley tiba di titik GPS ponsel adiknya. Pria itu masih berada di dalam mobil—menatap mobil sang adik terpakir, namun tak ada dua pengawal adiknya yang selalu setia berada di sisi adiknya itu. Pria itu mengerutkan keningnya merasa ada yang janggal, karena nampak sangat sepi.Stanley keluar dari mobil, dan menghampiri mobil adiknya itu, langsung memeriksa ke dalam mobil, tapi tidak ada siapa pun di dalam mobil. Bahkan dia melihat ponsel adiknya tergeletak di kursi mobil.Napas Stanley mulai memberat, akibat rasa panik yang menyerang. Dia mulai mengendarkann pandangannya—mencari adik sekaligus dua pengawal adiknya. Lalu tatapan Stanley teralih pada dua pengawal adiknya yang tergeletak di tanah.Stanley melebarkan matanya terkejut. Dia memeriksa denyut nadi dua pengawal adiknya itu—dan ternyata denyut nadi dari dua pengawal adiknya itu masih ada. Itu menandakan bahwa dua pengawal adiknya telah dijebak hingga pingsan.“Berengsek!” umpat Stanley kasar penuh emosi. Benaknya memikirka
Suara bentakan Ariel keras, membuat Yuval, Malvia, dan Flora mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu. Tampak senyuman di wajah Yuval terlukis melihat putrinya yang selalu membakang akhirnya sudah pulang.“Welcome home.” Yuval bangkit berdiri, dan hendak memeluk Ariel, namun dengan sigap Ariel menjauh dari ayahnya. Dokter cantik itu seolah tak sudi jika dipeluk oleh ayahnya.“Di mana Savannah!” sentak Ariel menatap tajam ayahnya. Kebencian dalam dirinya akan ayahnya semakin menumpuk. Ayahnya itu benar-benar iblis licik dan kejam.Yuval tersenyum sambil menyentuh tangan Ariel. “Tenanglah. Kau sudah datang ke sini. Aku tidak akan menjual adik Shawn itu.”Ariel menyentak kasar tangan ayahnya, dan melayangkan tatapan penuh kebencian pada ayahnya itu. “Lepaskan Savannah!”Yuval mengangkat bahunya tak acuh dan menyeringai sinis. “Maaf aku tidak bisa melepaskan Savannah sekarang. Aku akan melepaskan Savannah, jika kau dan Abel Black sudah menikah.”Tangan Ariel mengepal kuat. Matan
Keheningan membentang akibat keterkejutan yang timbul. Ariel yang duduk di samping Shawn membeku tak berkutik. Ya, wanita itu sama sekali tidak tahu tentang semua rencana ini. Tidak dia sangka kalau ternyata Shawn memiliki rencana segila ini.Flora dan Malvia begitu terkejut akan kalimat yang Shawn katakan. Flora sampai memegang tangan neneknya, akibat neneknya itu hampir jatuh pingsan. Tampak jelas Flora menahan diri untuk tidak meledakan amarahnya. Dia ingin sekali menjambak rambut Ariel, namun sayang ada Shawn di sana. Flora tidak bisa berkutik sama sekali. Yuval duduk di kursi dengan sorot mata tajam menatap Shawn. Saham yang dimilikinya di perusahaannya memang hanya tiga puluh persen. Dia sudah menjual sahamnya lima puluh persen pada Abel Black. Rencananya dia akan menguasai saham Abel Black setelah Ariel menikah dengan Abel. Akan tetapi, rencana Yuval DiLaurentis gagal total. Saham lima puluh persen telah dibeli secara paksa oleh Shawn Geovan. Sialnya saham itu ternyata dibel
Ariel memeriksa Savannah yang tak sadarkan diri. Dia menyuntikan obat ke tubuh Savannah, demi bisa membuat adik dari kekasihnya itu pulih. Savannah pingsan cukup lama akibat diberikan obat bius dengan dosis tinggi.Selama memeriksa keadaan Savannah, hati Ariel merasa sangatlah bersalah. Bagaimanapun, Savannah tidak bisa seperti ini, karena dirinya. Jika saja ayahnya tidak berbuat gila, maka Savannah tidak akan menjadi korban.“Bagaimana keadaan Savannah? Kapan Savannah bisa siuman?” Stanley yang pertama kali mencerca di kala Ariel baru saja selesai memeriksa Savannah.“Dalam waktu kurang dari tiga jam, Savannah akan siuman.” Ariel menjawab pelan, dan tersirat merasa bersalah.Shawn mendekat. “Tenanglah, Stanley. Savannah pasti akan segera siuman.”Stanley memejamkan mata singkat. “Jangan memintaku untuk tenang. Aku tidak akan pernah tenang, jika Savannah belum membuka matanya!”Shawn menepuk bahu Stanley. “Bukan hanya kau yang mencemaskan Savannah, aku juga mencemaskan Savannah. Mom d
Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimatan Timur. Hal yang paling Ariel sukai adalah Indonesia kaya akan budaya alam, yang menakjubkan. Shawn mengajak Ariel ke sebuah pengalaman baru yang seumur hidupnya, tidak pernah Ariel temukan. Suasana hangat alam yang berbeda jauh dari negara-negara di benua Amerika ataupun Eropa—sangatlah indah di mata Ariel.Ariel tidak menyangka, di balik sosok Shawn yang terkenal sangat kaya, ternyata menyimpan jutaan kesederhanaan. Seperti contohnya ini. Tidak pernah sekalipun Ariel sangka bahwa Shawn bisa makan di rumah makan sederhana. Shawn selalu menuruti keinginan Ariel. Apa pun asalkan Ariel bahagia, pastinya pria itu akan menurutinya.Cinta di level yang sama, sangatlah jarang terjadi. Kebanyakan orang selalu tak imbang. Di era zaman sekarang, yang kerap mencintai lebih banyak adalah wanita, bukan sang pria. Namun, kali ini berbeda jauh. Ariel begitu beruntung memiliki Shawn yang mencintainya dengan cara luar biasa.Dua insan saling mencintai itu bagaikan
Beberapa bulan berlalu … Suara tangis bayi memecahkan ketegangan di ruang bersalin. Tangis bayi laki-laki itu bersamaan dengan air mata menetes dari kedua orang tuanya. Ya, Ariel dan Shawn sama-sama meneteskan air mata di kala putra ketiga mereka telah lahir kedua. Kontraksi yang cukup lama, dan membuat Ariel kesakitan hebat berjam-jam.Akhirnya semua itu terbayar dengan anak ketiga mereka lahir sempurna, tanpa kekurangan apa pun. Kehamilan kali ini, Ariel mengalami kontraksi lebih lama. Bahkan Shawn sempat memaksa Ariel untuk melahirkan operasi sesar, tapi sayangnya Ariel menolak. Dokter cantik itu tetap berjuang untuk bisa melahirkan secara normal.Ariel dan Shawn saling melemparkan tatapan penuh cinta. Tatapan yang menunjukkan betapa mereka sangatlah bahagia. Sang dokter menyerahkan bayi laki-laki tampan itu ke dada Ariel.“Sayang, anak kita sudah lahir,” bisik Ariel pelan dengan air mata tak henti berlinang.Shawn mengecup lembut kening sang istri dan putranya. “Terima kasih kau
Ariel dan Shawn menatap hangat Stoner dan Ariana yang sudah tertidur pulas. Sepulang dari resepsi pernikahan Harmony, memang Stoner dan Ariana sudah terlelap. Sampai di rumah, Shawn hanya tinggal membaringkan tubuh Stoner dan Ariana di ranjang.“Stoner dan Ariana sudah tidur. Waktunya kita tidur,” ucap Shawn pelan—dan direspon anggukkan di kepala Ariel.Shawn memeluk pinggang sang istri, meninggalkan kamar anak mereka, menuju ke kamar mereka. Shawn dan Ariel selalu memiliki kebiasaan yaitu memastikan anak mereka tidur nyaman. Tidak lupa empat pengasuh diwajibkan berjaga anak mereka secara bergantian.Di kamar, Ariel berbaring di ranjang bersama dengan sang suami tercinta. Tampak jelas raut wajah Ariel menyimpan sesuatu. Seperti ada yang ingin dibicarakan oleh Ariel.“Kenapa kau belum tidur, hm?” Shawn membelai lembut pipi Ariel.Ariel menatap hangat Shawn. “Kau lupa dengan permintaanku ingin melahirkan di Indonesia?” tanyanya pelan.Ariel tidak akan mungkin lupa dengan permintaannya,
Hari pernikahan Harmony telah tiba. Seluruh keluarga Geovan diundang dipernikahan Harmony. Perancang busana yang dipilih adalah Stella—ibu kandung Shawn. Merupakan sebuah kebanggaan bisa memakai gaun pengantin rancangan Stella—yang merupakan seorang perancang busana yang handal.Harmony bahkan mendapatkan gaun pengantin indah secara gratis. Wajar saja, karena Harmony merupakan sahabat baik Ariel. Bukan hanya gaun pengantin gratis, tapi hotel yang dipilih Harmony pun gratis. Kebetulan hotel yang dipilih Harmony adalah hotel milik keluarga Geovan.Ariel yang merupakan bridesmaid, turut ikut membantu dalam persiapan pernikahan Harmony dengan kekasihnya. Namun, tentunya Shawn tidak memberikan izin pada Ariel untuk terlalu sibuk. Shawn mengutus sekretarisnya untuk membantu sang istri. “Shawn, sepertinya aku tidak cocok memakai gaun ini. Lihatlah aku terlihat gemuk.” Ariel mengadu pada Shawn, di kala sudah selesai mengenakan gaun indah khusus menghadiri pernikahan Harmony.Senyuman di waj
“Ariel, aku akan pulang malam. Nanti sopir ibuku akan menjemput Stoner dan Ariana. Ibuku dan ayahku merindukan Stoner dan Ariana. Kau istirahatlah duluan, jangan menungguku.” Shawn membenarkan dasi, bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.Ariel mendekat menghampiri Shawn, membantu membenarkan dasi sang suami. “Sayang, kau belum menjawab permintaanku yang kemarin.”Ariel semalaman tidak tidur nyenyak, akibat permintaannya pada Shawn tidak dikabulkan. Dia ingin melahirkan di Indonesia, tapi belum mendapatkan jawaban dari sang suami tercinta.Shawn mengecup bibir Ariel. “Aku sedang tidak ingin berdebat. Aku berangkat dulu ke kantor. Hari ini aku memiliki meeting. I love you.” Pria tampan itu langsung melangkah pergi meninggalkan Ariel—tanpa menunggu balasan dari sang istri.Ariel menghela napas dalam melihat Shawn yang sudah pergi meninggalkannya. “I love you too, Shawn,” jawabnya, tapi sang suami sudah pergi.“Nyonya…” Seorang pelayan mengetuk pintu.Ariel mempersilakan pelayan itu untu
Satu tahun berlalu … “Stoner, Ariana, jangan main pisau. Ya Tuhan, nanti tangan kalian terkena pisau, Nak. Aduh, kalau Daddy kalian tahu kalian terluka sedikit saja, dia akan mengomel tujuh hari tujuh malam.” Ariel mengambil pisau yang ada di tangan Stoner dan Ariana dengan hati-hati. Buah hatinya dengan Shawn itu sudah bisa berjalan, itu yang membuat Stoner dan Ariana sangat lincah ke sana kemari. Empat pengasuh saja dibuat pusing akibat tingkah Stoner dan Ariana.“Nyonya, maafkan kami.” Empat pengasuh itu menundukkan kepala seraya mengambil pisau di tangan Ariel. Mereka sangat ceroboh di kala tengah menjaga Stoner dan juga Ariana. Ariel ingin memarahi empat pengasuh itu. Akan tetapi, dia memilih untuk bersabar. Pun dia mengerti bagaimana lincahnya bayi kembarnya itu. Jadi wajar jika sampai pengasuh dibuat pusing.“Lain kali hati-hati dalam menjaga Stoner dan Ariana. Suamiku akan sangat marah jika sampai Stoner dan Ariana terluka. Kalian tahu itu, kan?” tegur Ariel mengingatkan emp
Ariel menunggu Shawn kembali pulang. Sudah dua hari Shawn melakukan perjalanan bisnis ke Chicago. Usia Stoner dan Ariana kini sudah empat bulan. Itu yang membuat Shawn bisa meninggalkan istri dan anak kembarnya.“Shawn kapan pulang, ya?” gumam Ariel pelan dengan bibir sedikit menekuk.Ariel sangat merindukan Shawn. Tidur sendiri tanpa sang suami, membuat Ariel benar-benar merasakan ketidaknyamanan. Ariel terbiasa memeluk erat Shawn. Pun dia terbiasa dengan tidur dalam pelukan Shawn. Sekarang membuatnya sangatlah tersiksa.Suara dering ponsel berbunyi. Ariel segera mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan menatap ke layar tertera nomor sang suami di layar—tengah melakukan video call. Tampak senyuman di wajah Ariel terlukis. Detik itu juga, Ariel menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan telepon tersebut.“Sayang?” panggil Ariel kala panggilan terhubung. Dia tersenyum melihat sang suami yang begitu tampan berada di kamera.“Sayang, di mana Stoner dan Ariana? Mereka baik-baik
“Oh, My God! Kau memintaku untuk berkencan lagi? Bisa kau bayangkan bulan ini aku sudah berkencan lebih dari lima belas pria. Hasilnya sama! Tidak ada yang bagus!” sembur Mika emosi pada sang asisten yang memintanya untuk berkencan lagi. Sudah lima belas kali dia berkencan, dan hasilnya nihil. Tidak ada yang Mika sukai.Sang asisten menggaruk tengkuk lehernya tidak gatal. “Nona, perintah kakek Anda sudah sangat jelas. Beliau meminta Anda terus berkencan sampai Anda menemukan yang cocok.” Sang asisten terlihat jelas menunjukkan rasa panik dan khawatir. Pasalnya dia pun mendapatkan ancaman jika sampai Mika tak mau lagi berkencan. Ancaman tak main-main dari kakek bosnya—membuatnya sakit kepala.Mika mengembuskan napas kasar. “Lima belas pria yang aku temui, mereka tidak benar-benar ingin berkencan denganku. Mereka fokus ingin menjalin kerja sama dengan kakekku dan ayahku. Mendekatiku hanya bagaikan aku ini jembatan mereka. Aku tidak bodoh! Aku tidak mudah dikelabui!”Mika menenggak wine
Ariel telah dipindahkan ke ruang VVIP. Keluarga Geovan dan keluarga DiLaurentis telah berkumpul. Stella menggendong bayi laki-laki, dan Yuval menggendong bayi perempuan dengan hati-hati dibantu oleh Malvia. Tampak jelas kebahagiaan begitu terlihat sangatlah pada semua orang.“Sayang, lihatlah cucu kita mirip sekali seperti Shawn bayi,” ucap Stella pada Sean.Sean mengecup cucu laki-lakinya. “Aku tidak menyangka waktu akan secepat ini. Putra kecil kita sudah menjadi seorang ayah.”Stella tersenyum merespon ucapan Sean. “Kau benar, Sayang. Aku juga tidak pernah menyangka waktu berjalan dengan cepat.”“Selamat, Ariel.” Harmony, Nicole, Joice, dan Mika memeluk Ariel bergantian. Pun Savannah bersama Flora memeluk Ariel bergantian. Mereka semua mengucapkan selamat atas kelahiran anak Shawn dan Ariel.Stanley, Steve, Marcel, dan Oliver pun mengucapkan selamat pada Shawn dan Ariel.“Siapa nama anakmu, Shawn?” tanya William tak sabar.“Iya, siapa nama anakmu, Shawn?” sambung Yuval yang juga ta