Share

Into The Woods

Penulis: Wiselovehope
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-03 12:03:11

Malam itu, Rey membawakan kejutan lagi untuk Joy. Sebuah 'peti harta karun' yang besar sekali, ia letakkan di dalam pondok cinta mereka.

"Kamu nemu harta karun? Ini harta bajak lautkah?" polos Joy, tapi ia sebenarnya agak 'tahu' itu apa. Tadi siang sudah ada bocoran dari sang pangeran imut.

"Pesta Piyama, dan ini prop-nya." Rey menyeringai nakal. "Impianmu sejak kecil kan, tapi yang ini plus plus dan ada aku.."

"Rey juga ikutan?"

"Aku mah tetap jadi pangeran saja, atau kau mau aku jadi incubus?" seringai Rey tambah lebar, mata sipitnya berkilauan.

"Idih, seksi tapi serem. Aku lebih suka kau yang innocent."

"Tapi liar di ranjang. Joy has unleashed the beast within me." Rey pura-pura menerkam istrinya.

"Eh, jangan buru-buru ah, enggak lucu." Joy meleletkan lidah, menghindar, bersembunyi di balik peti.

"Yuk buruan kita buka, penasaran."

"Kuncinya ada di balik celanaku." goda Rey. "Ambilkan? Takut ya?"

"Uuuh, enggak lucu." Joy sejenak menatap ke arah situ, kelihatan ada sesuatu yang menonjol, uh, apa yah, Joy langsung tersipu-sipu. "Jangan dulu ah, to-the-point enggak seru sama sekali." Joy menolak keluar dari balik peti yang hampir sebesar kulkas itu.

"Ya sudah." gerak Rey, yang hanya mengenakan celana trunks selutut, diselipkannya tangan ke atas pangkal pahanya, lalu tadaa.. muncul sebuah kunci. "Yang menonjol itu ini lho.. " ledeknya senang, berhasil membuat Joy jengah lagi.

"Bukalah.."

OMG - Joy lagi-lagi merona, mudah betul mukanya memerah seperti udang rebus, tomat ataupun cabe!

Isinya segala macam lingerie seksi dari yang nyaris tembus pandang menerawang sampai yang terbuka, yang berenda-renda sampai yang berlubang di bagian tertentu. Warnanya dari pink, salem, magenta, merah, putih sampai hitam. Ada juga seragam-seragaman, dari kostum perawat, anak sekolah, sampai ibu guru. Yang sedikit nyeleneh, tentunya.

"Liar banget sih fantasi Rey. Malu ah, nanti apa kata orang," Joy sebetulnya segan, tapi tergelitik juga untuk mencobanya.

"Sama suami sendiri kok malu-malu kucing." Rey tergelak, tertawa dengan suara paling menggemaskan. "Bodoh amat apa kata orang. Kan aku aja yang boleh lihat kamu."

"Uhh, jadi teringat buku-buku seni di perpus kampus," Joy bernostalgia sedikit, saat pertama kali di umur paling-paling 17 atau 18 tahun saat masih polos banget sebagai freshwoman (bukan man ya. Mahasiswi baru.) Pertama kali boleh pinjam buku di perpustakaan FSRD, ketemu buku impor super tebal dan bersampul hard cover ala Ensiklopedi. Tapi isinya bukan pengetahuan umum biasa, melainkan segala pose nyeleneh dari model-model di studio, di atas ranjang, di kolam renang, dimana sebagian besar tanpa busana lengkap. Anehnya, walau bisa dibilang itu tak senonoh, kontroversial atau tak memenuhi aspek-aspek kesusilaan, pose-pose itu sangat artistik, profesional, memanja mata. Erotis, magis, tapi sama sekali tidak cheesy atau murahan. Dengan teknik pencahayaan dan filter yang luar biasa hingga menghasilkan foto yang nyaris bagai lukisan. Sangat banyak pose yang pasti sukses membakar birahi. Gadis berdada besar, pasangan yang sedang bercinta di tengah sorotan lampu studio, hingga model yang tergolek pasrah di ranjang tanpa sehelai benangpun.

"Pantas banyak cowok yang mau masuk FSRD," Joy juga jadi ketagihan. Tapi membaca buku-buku demikian membuatnya malu. Jadi ia selalu ngumpet di bilik-bilik bersekat dan tak pernah 'membaca' bareng teman-teman kuliahnya.

Kembali ke masa kini.

"Ayo, cepat Sayang, pakai satu yang mana saja." Rey juga pura-pura jadi host 'pesta piyama' ala pengantin baru mereka.

"Uhh," acak, Joy meraih satu. Ternyata sebuah kostum bustier putih yang sangat mewah, ketat menutup pinggul dan perut, penuh lace, tapi open bust. "Astaga. Berbahaya banget ini..." celetuknya.

"Oh yeah, super sexy." Mata sipit Rey berkilauan dalam remang. "Pakai sekarang juga, mendadak kok aku jadi haus."

"Oh no." Joy mendadak gemas.

"Tunggu dulu! " keduanya spontan menoleh ke arahmu, seakan tahu kisahnya sedang dituliskan dan ada yang lagi asyik baca, tegang sendiri.

Selanjutnya tentu saja mereka buru-buru menarik dan menutup rapi-rapi tirai pondok yang masih terbuka. Dan di dalam, kini hanya tampak siluet hitam sepasang pengantin baru yang kini asyik 'berpesta piyama' nan paling gerah, paling panas, paling bergairah yang baru pertama kali sepanjang perjalanan cinta mereka.

Keesokan harinya.

"Uhh, hutan ini dari jauh sepertinya kecil, padahal luas juga ya." keluh Joy.

"Rimbun, permai dan asri ya. Seperti di film-film hutan hujan ala Natzional Zeographic Channel." Rey asyik jeprat-jepret mengambil foto tumbuhan, bunga liar dan hewan-hewan kecil dengan kamera saku canggih andalannya.

Keduanya sedang menjelajah hutan Pulau Cinta, dimana ada juga danau berair terjun yang kemarin sudah mereka coba. Pohon-pohonnya tinggi besar, berbatang gemuk dan berdaun hijau rimbun. Tanahnya subur, berumput dan berbukit-bukit.

Tentu saja Joy dan Rey yang memakai sepasang 'seragam penjelajah couple-an' tak luput dari hinggapan nyamuk-nyamuk genit yang suka aroma tubuh penuh hormon cinta mereka, apalagi mereka belum mandi. Bolak-balik, mereka saling menepuk sambil sesekali jahil dengan mesranya.

"Aku dulu suka hiking. Naik gunung kecil rame-rame pecinta alam waktu SMU. Pergi pulang naik truk tronton, duduk di lantai truk rame-rame. Sekarang udah gak terbiasa, gampang capek, juga kapok ikut grup dengan senior galak pas diklat itu. Keluar deh." aku Joy, walau ia juga suka dengan alam liar dan selalu penasaran dengan aneka bunga dan jamur serta hewan kecil yang dijumpai.

"Hey, Rey, coba lihat itu, ada bunga langka, cantik, bagus banget, fotoin untuk aku dong.." Joy menepuk bahu Rey sambil menunjuk ke suatu arah.

"Mana, mana, ayo!" Rey yang sangat senang Joy mendukung hobinya itu buru-buru mengarahkan lensa.

"Ehhh.. tu, tunggu !!!" tanpa mereka sadari, mereka tak sengaja menginjak batu besar berlumut dan berduaan tercebur ke dalam sebuah rawa-rawa kecil berlumpur.

"Aih aih... maaf Rey," keduanya kini basah kuyup terkena 'coklat alam', Rey bersyukur kameranya anti air, dan mereka malah tertawa-tawa berdua, "Gapapa, sekarang dijamin gak ada nyamuk yang mau hinggapin kita," Rey memeluk mesra Joy yang basah kuyup seperti manusia coklat.

"Tapi, kita mesti mandi.." keluh Joy, "Lengket, ga betah, memangnya lulur coklat.."

"Yuk, bareng mandi saja di danau yang waktu itu, sambil cuci baju." Rey mengedipkan mata sipitnya, tentu saja dengan suara bas rendah yang paling bikin Joy gemas.

"Aku sudah tahu, kita saling membersihkan lagi," Joy kesal banget, tapi ia diam-diam senang juga "memandikan bayi besar" yang innocent itu. "Asal jangan curang, maunya aku melulu yang 'manjain' kamu."

Keduanya berkejaran ke arah danau yang sudah tak terlalu jauh lagi dari rawa-rawa tadi, melepaskan pakaian kotor mereka, lalu buru-buru menceburkan diri ke air jernih dingin yang sudah menunggu mereka. Joy pura-pura lari dalam air, tak mau berdekatan dengan Rey, sementara Rey dengan liarnya mencoba menangkap pengantinnya.

"Uhh, awas kamu." Joy kesal sekali, tapi pelukan Rey dari belakang selalu berhasil menenggelamkannya dalam sensasi memabukkan, perpaduan antara cinta, gemas dan sembilu pedih intimasi nan memabukkan.

Bab terkait

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Into The Cave

    "Baju kita basah kuyup." Joy dan Rey setelah mandi, baru sadar kalau baju pasangan penjelajah mereka yang mirip seragam pramuka itu tadi bekas terendam lumpur hutan cokelat tebal. Mereka sudah mencucinya di danau, tapi kini tak punya gantinya. Menunggu kering, masih sangat lama. Mungkin besok baru bisa dipakai kembali!Syukurlah, di pulau Cinta ini mereka seperti Adam dan Hawa, hanya sepasang manusia berdua saja bersama hewan-hewan hutan atau pantai, dan sesekali juga masih ada hewan pengganggu. Hanya saja, nggak mungkin juga terus tak berbaju, 'bahaya' juga dong, walau mereka sudah halal jadi pasangan."Di tas ranselku ada handuk kecil dan handuk besar. Ambillah yang besar, Joy. Aku cukup yang kecil saja." Rey membuka ransel petualang anti airnya.Dikenakannya sehelai handuk putih yang cukup untuk melingkari pinggangnya, sementara Joy buru-buru membentuk handuknya menjadi kemben yang pas menutup dada hingga setengah paha. Uh, syukurlah, cowok yang ada di sini suda

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-03
  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   The Wildest Dream

    Joy diam-diam suka mengamati Rey, semua tentang Rey, wajah dan juga tubuhnya. Sedari pertama mereka bertemu dan pacaran, cowok imut yang satu ini sudah menarik hatinya. Dari senyumnya, cara tertawanya, suaranya yang rendah ngebas dan juga tenor bila sedang menyanyi atau tertawa, cowok banget. Herannya ia tak terlalu maskulin secara lahiriah. Justru cenderung manis dan hampir-hampir feminin, dengan kulit cerah cenderung tak berbulu kecuali di bawah lengan, sedikit di dada, dan uhh, bagian pribadinya tentu saja. Rambutnya pun sangat hitam legam dan lembut, berbeda dengan rambut Joy yang kaku, kasar, cokelat dan lebat seperti sapu ijuk. Rey betul-betul Berbi dalam wujud cowok, bukan Ken. Dan ia tetap cowok banget. Jakunnya menonjol, mata cokelat sipitnya yang tajam dan indah, dan tentu saja tubuhnya yang ramping. Joy suka sekali membelai pipinya dan tengkuknya yang halus, serta tentu saja mencium keseluruhannya. Aroma tubuhnya yang tetap enak walau sedang tak berparfum sekalipun, apala

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-03
  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   An Artful Experience

    Siang itu Rey dan Joy kembali ke pondok setelah hampir 24 jam berpetualang di hutan dan di gua, menghabiskan waktu kembali ke zaman Adam dan Hawa sampai ke zaman batu."Seru ya, tapi kita kekurangan pakaian." keluh Joy."Memang kita butuh?" Rey lagi-lagi pasang tampang sepolos bayi baru lahir."Idih. Awas kalau sepulang dari sini kau masih senakal ini. Apalagi pas ada mamaku.""Gapapa, imajinasi kepergok saat begituan itu seru kok. Aku sering membayangkan kita sedang begituan di kamar sedangkan di balik pintu banyak orang, kita cuek saja, pintu tak terkunci dan sewaktu-waktu ada yang masuk. Bagaimana, imajinasi yang hebat, bukan?" Rey yang memang suka nonton film senang menggoda istrinya."Kau pikir aku tak pernah berpikir begitu? Dulu aku sering tak berbaju sendirian setelah mandi, di kamar, berimajinasi ada yang mengintipku, lalu mendobrak masuk dan menggangguku. Invasion of privacy." Joy ikutan nakal, sebab ia senang juga melihat Rey merem melek saat tu

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-09
  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Watching in Envy

    Joy pernah menghabiskan waktu di rumah saja sendirian saat Mama pergi ke Kota M selama beberapa hari. Ditinggal di rumah saat libur kuliah, dihabiskannya waktu di rumah tanpa rasa sepi. Oh ya, saat itu ia belum mengenal Rey. Jadi masih jauh lebih polos dan tak seliar si pengantin anyar sekarang, tentunya ;)Tapi, tunggu dulu! Senaif-naifnya Joy, rasa ingin tahunya sama besar dengan semua remaja di dunia. Dan ia baru saja menemukan puluhan koleksi DVD dan VCD lama milik almarhum papa di gudang. Tersembunyi rapi di antara koran bekas dan barang jadul."Uh, apa kira-kira isinya?" dalam penasaran diputarnya keping rekaman film-film bajakan itu."Oh. OMG." Joy hampir tersedak, menjerit kaget, terbelalak.Ternyata almarhum Papa Joy sama saja seperti cowok pada umumnya. Umur boleh tua, tapi semangat dan gairah tetap muda. Ia diam-diam menyimpan 'harta rahasia' itu dari semua orang rumah, tertumpuk rapi di pojok gudang. Dan sekarang, Joy yang beruntung 'mewarisinya.'

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-09
  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   A Private Massage (Not Message!)

    Paginya, Joy terjaga sementara Rey masih pulas setelah 'Malam Geisha x Samurai' terpanas yang gak kalah heboh dengan film-film ZAV besutan mutakhir. "Kok Rey jadi liar begini beberapa hari ini ya, gara-gara aku, atau sebelumnya ia sudah berpengalaman?" sedikit curiga juga Joy, karena Rey piawai banget bermain cinta. "Tapi enggak, dia bukan playboy. Engga pernah sebelum nikah, mungkin karena itulah sehabis kami merid dia jadi begini. Uh, bahaya nih, kalau ada cewek yang tahu." Lagi-lagi Joy dilanda cemburu. Ia sering berusaha berpikir positif, sedari dahulu Rey mencintainya sebagai yang satu-satunya dan takkan rela menyakiti hatinya. Dan ia juga cemburuan sekali. Bukan tipe suami yang 'membebaskan istrinya' 100 persen. Bahkan Joy tak ingin ia foto seksi walau Rey hobi motret. Takut ada cowok lain yang akan suka Joy, yang memang pendiam tapi mudah bergaul dengan cowok dibanding cewek. Joy hendak bangkit dari peraduan dan meraih kimononya, tapi Rey tiba-tiba ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-09
  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Being Watched from Afar

    Joy masih ingat saat-saat pertama kali ia merasakan hal tabu nan menyenangkan itu. Saat ia bertanya-tanya pada orangtuanya di sela-sela kegiatan renang di waterpark di zaman SD. "Kok anak perempuan pakaian renangnya sampai ke atas, sedangkan anak-anak laki-laki boleh hanya bercelana pendek saja?" Padahal, dada masih rata. Tak ada lekukan apalagi tonjolan.Sewaktu mulai tumbuh pun, Joy belum merasa nyaman menggunakan miniset alias first bra. Kenapa sih ditutupi, apakah punya anak perempuan begitu rahasianya sehingga tak boleh ada anak laki-laki yang boleh melihat, apalagi memegangnya?Joy lagi-lagi mencoba lihat lekak lekuk tubuhnya sendiri di sebuah cermin hotel di kamar mandi saat keluarganya berlibur di kota B. Dan merasa malu sendiri saat melihat mulai ada tonjolan, yang jika disentuh terasa geli. Ada sensasi tersendiri yang tak mampu dijelaskan dengan kata-kata. Dan Joy tak berani menanyakan kepada mamanya juga, mengapa titik dan bulatan kembar itu begitu misterius b

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-14
  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   The Flame, The Shape of You

    Joy tahu, ia tak bisa selalu dekat dengan Rey. Bahkan setelah Rey kini menjadi suaminya. Sebab Rey adalah seorang pangeran, putra mahkota, calon penerus tunggal monarki Evertonia yang suatu saat akan menjadi raja menggantikan ayahnya. Dan belum tentu Joy bisa duduk mendampinginya sebagai ratu atau permaisuri.Hukum kolot absolut Evertonia yang masih bertahan selama ratusan tahun mewajibkan seorang calon raja mempersunting calon ratu dari kalangan darah biru, bangsawati atau keturunan petinggi berdarah murni. Rey secara jenius telah berhasil meloloskan diri dari kewajiban itu dengan menikahi Joy diam-diam di pulau rahasia di luar Evertonia, di Evernesia nan permai, negara asal istrinya.Tetap saja, keraguan masih membayangi pasangan pengantin baru yang sedang hangat-hangatnya itu. Bagaimana bila ayahanda Rey yang kelak akan tahu, cepat atau lambat, akan membuat masalah baru dan berusaha memisahkan mereka?Joy sering memendam cemburunya tanpa banyak kata-kata. Ia tak

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   The Sands of Time

    Rey dan Joy kini berada di hamparan batuan terhalus nan sesekali disapa ombak, pantai landai teduh Pulau Cinta. Joy suka pasir putih. Sedari dahulu, yang ia impikan bukan pegunungan berselimut salju, atau bahkan langit biru berawan putih keperakan. Hanya ingin menjejakkan kaki di hamparan pasir putih bersih hangat yang lembut, dimana ia bisa membuat istana pasir, mencari kulit-kulit kerang yang masih utuh, bahkan mengubur diri di dalamnya, tentunya setengah badan saja.Makanya Rey membawanya ke pulau 'in the middle of nowhere' ini, agar seminggu penuh, mereka bisa menikmati kebersamaan tanpa diganggu apapun dan siapapun.Tetap saja, dalam indahnya semua fantasi yang diwujudkan keduanya, kadang Joy malah teringat pada segala memori masa kecilnya. Dimana ia pertama kali bertemu 'pangeran tampan' di Fantasy World di karnaval Cinder Ella. Mirip dengan Rey? Mungkin, cuma pemuda ini orang berkulit putih dan seragamnya sedikit lebih meriah, kurang lebih mirip seperti di film an

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21

Bab terbaru

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   The Sandy Beach and The Fresh Water (2)

    Danau air tawar alami berair jernih dengan beberapa air terjun kecil itu masih seperti dulu. Karena dalamnya air hanya setinggi dada orang dewasa, masih sangat nyaman untuk berenang. Sesekali beberapa ikan kecil berenang lewat. Beberapa angsa putih di kejauhan berenang bebas sambil bercengkrama. Joy dan Rey datang mendekat. Joy dalam gendongan suaminya tampak gemas tak sabaran. "Sekarang giliranmu jadi Little Mermaid! Tentunya mesti seperti putri duyung aslinya ya!" "Apa 'sih maksudmu?" Tanya Joy yang memang senang berlagak bodoh. "Ya gak usah pake ditutup-tutupi cangkang kerang dobel segala, karena di laut dan di pulau ini gak ada yang bakal lihat!" Diceburkannya Joy ke air. Joy menjerit girang, air itu rasanya segar sekali di kulitnya yang gerah. "Ada yang lihat, Merman!" Balas Joy, berenang-renang sebentar di bawah, menyelam di dekat kedua kaki Rey. Lalu ide jahilnya timbul. "Merman 'sih aman karena atasnya gak perlu ditutup

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   The Sandy Beach and The Fresh Water (1)

    Penampilan Pangeran Rey yang dahulu dan yang sekarang tak jauh berbeda, usia tak menjadikannya bertambah tua. Namun jangan salah, ia juga tak bertambah matang seperti mangga yang semakin tua semakin bonyok atau kemanisan! Ia tetap 'Si Baby Face yang innocent' seperti dulu, hanya sekarang semakin bertambah dewasa saja!Setelah menjadi seorang ayah muda, malah pesonanya semakin bertambah. Joy si Tomboy semakin heran mengapa suaminya (yang lebih sering ia sebut sebagai mantan pacar) tidak sedikitpun berbeda dengan saat mereka pertama bertemu!Adakah orang yang sungguh-sungguh bisa awet muda seakan dibekukan waktu? Mungkin bila betulan ada 'vampir hidup' Pangeran Rey bisa jadi termasuk salah satunya!Seperti saat mereka berada kembali di pulau itu, pulau yang disebut Pulau Cinta. Tempat di mana mentari selalu bersinar dan bulan selalu berpendar.Kini di tempat yang tak terjamah waktu ini mereka kembali berada. Joy selalu merasa gembira sekaligus bingung

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Honey 2 Once More

    Perhatian : Kisah ini adalah bagian mandiri tapi tak terpisahkan dari serial 'The Prince & I : Sang Pangeran & Aku Season 3'. Apabila Anda ingin mendalami kisah dan karakter Rey dan Joy, mereka bisa ditemui di serial tersebut.Tak butuh waktu terlalu lama bagi Rey dan Joy di dalam kapal pesiar sewaan mereka menempuh perjalanan membelah laut biru Evernesia menuju pulau terpencil di tengah lautan tempat mereka mengucapkan janji suci pernikahan, merangkaikan dua hati menjadi satu.Bukan mengikatkan, karena baik Rey maupun Joy sama-sama bukan tipe pasangan yang mengekang kebebasan masing-masing, tentunya mereka masih saling setia ya. Tapi mereka memang tak suka istilah terikat alias tie the knot. Karena mengikat itu artinya bisa jadi karena khawatir akan hilang, pula tersirat ada sense of worriness di sini, ibarat hewan peliharaan berkaki empat yang diikat di sebuah tonggak karena pemiliknya takut akan kabur, hilang atau dicuri orang.Dua jam perjalanan dan

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Extra Chapter : The Art Class

    Saat Joy masih kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain yang terkenal santai tapi heboh itu, tentu saja yang namanya anak seni tak seformal anak-anak kampus seberang yang elit seperti di mal-mal. Jika anak-anak Fakultas Ekonomi terkenal necis, tukang dandan dan kostumnya cantik bin seksi-seksi, bawa mobil ke kampus dan juga hobi nongkie di sudut-sudut mal, anak-anak Fakultas Hukum terkenal tukang demo dan debat kusir, maka anak-anak FSRD terkenal... apanya ya?Mungkin yang pertama kali dicitrakan orang-orang awam adalah selalu datang terlambat di kelas, sandal jepit butut, t-shirt dan rambut gondrong. Santai abis dan tak banyak ambil pusing. Mereka bergeletakan di mana saja, kadang bahkan cuek menggambar atau menyelesaikan tugas di lantai kampus yang tak pernah dipel. Atau berkumpul di kantin rame-rame sambil merokok. Tapi Joy tak begitu suka berkumpul dengan cowok-cowok perokok itu. Ia lebih banyak main ke perpustakaan dan diam-diam menemukan banyak buku menarik. Buku impor y

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Extra Chapter : Innocent Scribbles

    Joy sejak masih muda sekali alias masih bocah ingusan juga sudah menunjukkan bakat sebagai cewek kreatif. Bukan karena gen turunan ortu, atau jenius bin hebat bagaimana, hanya karena bakat alias talenta dari sananya, dimana semua orang pasti memiliki juga, entah sama ataupun berbeda.Joy si gadis polos tipe pembelajar visual dan penikmat kata-kata tentu saja menyukai segala macam buku cerita, mulai dari dongeng-dongeng dunia, fabel, mitologi Yunani-Romawi, hingga ensiklopedi berat dan referensi apalagi Kitab Suci pun dilalapnya habis. Makanya sejak kelas 2 SD matanya jadi minus tinggi gegara sering duduk di tempat gelap sambil membaca atau sambil tiduran. Padahal belum jamannya internet, gawai dan sabak tulis digital.Joy kecil si tukang corat-coret juga sering mencoret tembok putih di sekeliling rumahnya dengan pensil, spidol, cat air maupun krayon. Semua dinding termasuk kamar tidur pun tak luput dari aksinya. Papa sudah sering mengecat ulang, tapi selalu putri kecil

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Extra Chapter : The Pandora Boxes

    "Sebuah imajinasi takkan pernah bisa seratus persen sama dengan kenyataan." Itulah pesan moral yang didapat Pangeran Muda Rey si ABG 12-an tahun saat akhirnya diam-diam berhasil pulang, atau lebih tepatnya melarikan diri, dari petualangan kecil-nya di klub mewah bersama teman-teman-nya. Melihat langsung tubuh-tubuh indah nan nyaris polos milik wanita dewasa menakutkannya. Tak perduli seberapapun cantik atau seksi. Tak ada yang ia rasa nikmat, malah muncul rasa aneh antara geli, jijik atau juga ingin memalingkan muka. Tapi sedikit terbetik pula rasa ingin tahu seorang bocah laki-laki. Seorang kanak-kanak polos yang sedang akil-balik. Mengapa dua benda membulat yang ada di bagian depan tubuh wanita itu begitu menarik? Ada belahan di depan yang tertutupi begitu hendak mencapai tengah. Membuat mata lelaki muda yang sipit itu kecewa. Kok ujungnya tak boleh kelihatan? Apakah yang membuat sebegitu rahasianya bentuk wanita di sana? Seperti kotak Pandora. Bagaikan pet

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Extra Chapter : Baby-faced Prince Rey

    Pangeran Rey muda tak selamanya dihormati dan disanjung orang-orang di sekelilingnya, bahkan oleh teman dan kerabatnya sendiri. Ia berusaha hidup selurus dan sebaik mungkin, melakukan semua sopan-santun dan adat-istiadat yang terklasik dan ter-basic sekalipun. Bukan tipe ABG pemberontak pada awalnya. Sebab ia tahu, peraturan diciptakan bukan untuk menyiksa, melainkan menjadikan hidup lebih baik.Tapi pada praktiknya semua menjadi berbeda. Sudah jadi rahasia umum, semua anak laki-laki atau remaja di lingkungan ningrat rata-rata mesti 'memiliki satu dua pengalaman kecil yang nakal bersama seorang gadis yang menarik.' Tak mesti bagaimana-bagaimana gitu, hanya mungkin sukses menyelundup ke asrama putri kerajaan, memberanikan diri menembak alias menyatakan cinta pada gadis sekelas atau adik kelas.Nah, Rey tak paham betul masalah itu. Tak terpikir olehnya bahwa pelanggaran lucu-lucuan itu akan menjadi masalah serius atau malah hanya jadi bahan ejekan karena Rey tak ingin me

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Extra Chapter : Wonderland

    Bagi hampir semua wanita, sosok pria idaman yang paling tipikal adalah yang tinggi besar, kekar, maskulin, kalau perlu sixpack atau 8 pack bila bisa. Belum lagi yang mengidamkan sosok bule atau berbeda ras, atau bahkan yang berkulit gelap. Yang lebih kasar, dominan dan maskulin. Tapi Joy heran, ia tidak termasuk golongan itu. Ia bahkan takut pada pria yang terlalu hebat dan bombastis. Apalagi pada pria yang berotot, walau mungkin pertama-tama enak dilihat dan memberi kesan kuat, aman, hebat dan sebagainya, sebetulnya itu semua hanyalah citra semu belaka. Sebab seorang pria sejati sesungguhnya bukan dinilai dari fisiknya, melainkan dari hati, jiwa dan ketulusannya pada wanita. A gentleman is not only shown by his body, but shown by his heart. Rey yang berwajah imut, awet muda dan lembut, tubuhnya cenderung biasa saja seperti sebagian besar pria di muka bumi. Ia memang cenderung kurus langsing dan bukan olahragawan sejati. Tapi ia pandai menjaga pola makan dan menjauhi

  • Honey to the Moon : The Prince & I on a Remote Island   Extra Chapter : Handmade to be Loved By You

    Mari mengulik Joy, si gadis jelata. Joy tentunya bukan untuk semua pria. Bukan idola semua laki-laki. Bukan seorang dewi Yunani yang dipuja, bintang film atau sinetron yang digilai karena viral, atau model plus plus yang posternya dipajang ABG dan remaja pria di dinding kamar yang tersembunyi dari ortunya. Sama sekali bukan yang seperti disukai mayoritas lelaki itu. Joy ya hanya untuk Rey. Rey yang mengerti semua keinginan Joy, dalamnya hati dan perasaan Joy, serta baik buruk, kelebihan dan kekurangan Joy. Joy sehari-hari sungguh berpenampilan sangat sopan, tertutup dan tak suka pamer bodi. Tak bisa dibilang genit, centil, apalagi murahan. Paling tomboy sedunia! Jadi tak ada seorangpun tahu, ia sebetulnya tak se-innocent itu. Terhadap Rey saja, tentunya. Setelah mengenal Rey, bukan cuma cinta yang mereka saling beri dan terima. Tak hanya sesuatu yang dirasakan hati, rohaniah, spiritual, jiwani dan tak berwujud. Namun sesuatu yang lain juga. Karena mata manusi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status