"Sepertinya aku ingin kau lebih serius menangani kasus Alice. Dia harus mendapatkan keadilan karena tindakan orang lain yang mengancam nyawanya. Apakah kau tak bisa melakukannya?"
Antonio terus menatap Cindy dengan tatapan tajam namun lembut. Antonio belum ingin bertengkar dengan Cindy karena barang bukti yang asli rekaman kasus Alice masih di tangan Cindy."Masalah itu, ehmm baiklah, aku akan mencobanya, tunggulah beberapa saat lagi."
"Aku sudah meminta seorang pengacara internasional untuk membantumu menyelesaikan kasus ini, besok pagi Tuan Lopez akan menemuimu. Ingat Cindy, aku tak bermain-main dalam kasus Alice ini. Selain aku berharap ia segera pulih, aku juga berharap pelakunya tertangkap," tegasnya.
"Antonio, aku juga bisa melakukannya sendiri, untuk apa kau mengundang Tuan Lopez? Aku sungguh tak menyukainya," protes Cindy.
Cindy menolak tawaran Antonio karena tahu siapa Tuan Lopez. Selain otoriter, keputusannya sangat mutlak. Ini akan m
Grace tak menyadari apa yang baru saja ia katakan. Tekanan mental dan pengaruh alkohol membuatnya tak sadar mengatakan rahasia hidupnya. Gadis itu meracau lalu roboh di sisi Fien Clark."Apa dia mengatakan yang sebenarnya atau hanya mengigau? Benarkah kau telah membunuh Erick Davis?" lirih Fien Clark mulai gelisah."Jadi pertengkaran itu adalah karena Alice marah pada Grace bukan? Gadis itu pasti telah mendengar bualan Grace. Akan tetapi bagaimana mungkin pelakunya tidak terungkap sampai sekarang?" Fien Clark geram.Fien Clark memikirkan cara untuk mengungkap kebenaran dari mulut Grace. Bagaimanapun ia menyadari bahwa Erick Davis selama ini telah memberinya tempat dan banyak berkorban untuknya. Hari-hari kehilangan Alice membuatnya sadar bahwa selama ini ia telah banyak salah sangka terhadap saudaranya itu. Ia harus melanjutkan keinginan Alice untuk mengungkap siapa sebenarnya pembunuh Erick Davis yang selama ini mengarah pada dirinya._Grace meng
Dengan sedikit melambatkan laju kendaraan, Fien menerima panggilan Antonio dengan amarah."Apa kau masih tak punya malu menelponku?!" sentaknya lagi."Tenanglah, Fien. Kau tak harus semarah ini kepada orang yang sangat perduli kepadamu.""Perduli katamu? Oh, jadi apa lagi pedulimu sekarang ini?""Temui aku segera, ini sangatlah mendesak."Antonio menyebutkan tempat dimana mereka harus bertemu. Fien Clark melaju dengan kencang menuju tempat yang dituju.Antonio melihat Fien Clark yang tampak kurus. Pria itu juga terlihat dingin dan menakutkan."Kurasa istrimu tak merawatmu dengan baik, Fien. Apakah kau baik-baik saja?""Tak usah banyak berbasa-basi, aku tak punya banyak waktu. Sekarang, katakan saja apa yang membuatmu ingin menemui aku," ujarnya lalu menarik sebuah kursi di hadapan Antonio."Kenapa tak bisa santai sedikit? Aku sedang ingin mengobrol denganmu berkaitan dengan temanmu Sherly?""Sherly? Bukankah dia s
"Apa ini sebenarnya?" Fien membolak-balik kotak kecil yang dibungkus sangat rapi dan rapat."Bukalah sendiri, aku tak punya urusan. Dan bagaimana juga, aku berterima kasih mendapatkan pencerahan darimu. Bye," Antonio melenggang pergi mendahului Fien Clark.Setelah tiba di kantor, Fien Clark segera membuka bungkusan tersebut dan memasang di sebuah laptop miliknya. Ia sangat penasaran karena setelah sekian lama tiba-tiba Sherly mengirimkan sesuatu untuknya?Fien mulai melihat rekaman yang awalnya hanya rekaman laut lepas dengan deburan ombak di sisi kapal. Akan tetapi ia terkejut dengan rekaman durasi selanjutnya yang menampilkan Alice bersama Grace.Pemandangan ketika Grace berhadapan dengan Alice. Sayangnya hanya terlihat punggung Grace dan gerakan yang samar."Benarkah Grace mendorong Alice?" lirihnya sambil membelai janggutnya.Fien Clark segera menghubungi Eddie. "Bantu aku, ada sesuatu yang harus segera kau lihat," ujarnya.
"Jika Fien Clark pulang saat ini, maka semuanya akan menjadi hancur, Peter. Kau akan menjadi orang yang dianggap melecehkan istri orang lain. Hentikan, aku telah mengatakan bahwa kita akan ke suatu tempat besok, hmm?"Kalimat Grace membuat Peter berhenti sebentar, tapi ia sudah sangat kalap karena janji yang selalu tertunda."Ini masih terlalu siang untuk Fien Clark kembali, honey. Lakukan saja dengan cepat, aku tak masalah. Kita kan mengulanginya besok," kata Peter selagi menarik kasar pakaian Grace.Tubuh Grace terpental saat hendak melawan Peter. Ia tak berdaya saat seinci demi seinci Peter berhasil menjamah tubuhnya. Grace hanya bisa menangisi dirinya saat Peter telah berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya."Pernikahanmu palsu, Grace. Kalau kau melaporkan polisi, maka aku akan memberikan rekaman video panas kita pada Fien Clark. Jadi, tepati saja untuk memesan sebuah tempat yang bagus besok malam. Ingat, jika kau mencoba membunuhku, semua rekaman
Alice menggigit bibirnya dan menatap Antonio tak percaya. Setitik air mata mulai mengembun di sudut matanya."Apakah mungkin aku wanita nakal, Antonio? Bagaimana bisa aku hamil padahal aku belum menikah? Mungkinkah aku bunuh diri karena aku hamil?"Antonio menjadi iba dengan Alice yang begitu terpukul dengan berita kehamilannya."Mana mungkin adikku seorang seperti itu, pasti ada kesalah fahaman disini, kita akan mencari tahu segera setelah ingatanmu pulih. Andaikan tidak, maka bayi ini adalah nyawa yang harus kita sayangi," ujarnya sembari memeluk Alice penuh suka cita. Ia lega telah menyampaikan kebenaran itu meskipun cukup menyakitkan."Siapa ayah anak ini, Antonio? Bagaimana mungkin aku melupakan bahkan sepenggal saja kisah hidupku yang lalu?" isaknya dalam pelukan Antonio. Sementara Sherly hanya melihatnya dengan air mata yang berlinang.'Andai aku bisa mengatakannya, kau mungkin akan lebih tersakiti, Alice,' batin Antonio dan juga Sherly.
Grace berdiri di depan pintu almari dengan rasa takut. Bagaimana ia akan berpenampilan kacau dengan tanda-tanda di tubuhnya yang menjijikkan dihadapan pria yang sangat ia cintai? Bahkan Fien Clark pasti akan semakin mencemooh dirinya dengan label murahan.Grace tak bisa memikirkan cara, ia malah menangis di pintu almari."Grace? Apa yang kau lakukan? Kenapa kau malah menangis seperti itu? Kalau kau memang tak mau melayaniku, baiklah, tapi jangan menyesal kalau aku tak sudi lagi menyentuhmu. Baik, pergilah ke tempat paman Philip yang kau sayangi itu," kata Fien lalu ia melemparkan tubuhnya di atas kasur empuk milik Grace."Fien, kali ini saja aku mohon kepadamu, biarkan aku menemui paman Philip. Aku sungguh memohon kepadamu, hmm?" pinta Grace dengan berlinang air mata.Fien tak menjawab, ia hanya memejamkan matanya dan ingin tahu lebih jauh apa yang dikatakan Grace. Akan tetapi yang terjadi Grace malah terburu-buru mengenakan mantel bulu dan meningga
Eddie tak tahu harus bilang apa, secara Erick Davis memang menjadi tuannya cukup lama sebelum Fien Clark. Mereka, meskipun satu ayah memiliki sifat dan karakter yang jauh berbeda. Erick Davis berkarakter lembut, dewasa dan tidak suka mengumpat. Berbeda dengan Fien Clark yang kasar dan kekanak-kanakan."Kau tak menjawabku? Apa kau juga tak menyukai aku? Uhmm, aku sudah menduganya.""Maafkan aku, Tuan. Masalahnya untuk apa membandingkan dua orang yang sama-sama memiliki kelebihan masing-masing. Biarpun anda sedikit kasar, anda sangat murah hati dengan memberiku saham sepuluh persen," ujarnya berbisik agar yang lain tidak mendengar ucapannya."Ha ha ha, kau baru mengatakan aku kasar bukan?" Fien Clark tertawa terpingkal-pingkal dengan kejujuran Eddie. "Baiklah, aku mengakui hal itu, tapi masalah uang itu sebenarnya sesuai dengan kerja keras yang kau lakukan," ujarnya tak mau dianggap sebagai orang yang mendermakan hal itu.Dalam hati, Eddie memuji sikap rend
Dalam kekalutannya, Grace tak tahu harus berlari kemana. Ia berjalan dengan gontai menyusuri sebuah jalan setapak menuju tebing tanpa alas kaki. Waktu sudah menjelang sore, Fien Clark pastilah tak akan menemui dirinya lagi setelah mengerti tentang rekaman video itu secara jelas."Akhh!" pekiknya saat sebuah duri menancap kuat di kakinya. Ia meringis kesakitan dan luruh di tanah yang dipenuhi daun kering.Tanpa ia minta air matanya sudah mengalir deras tak bisa dibendung."Grace? Apa yang terjadi?" sebuah suara mengejutkan Grace."Peter?""Aku mencarimu, kulihat pintu belakang terbuka, jadi kupikir kau pasti sedang berjalan jalan di kebun belakang. Tapi kenapa kau berjalan tanpa alas kaki?" ujarnya dan mencoba menarik duri yang menancap di telapak kaki Grace."Aaauuw, sakit, Peter.""Hmm, pasti sakit. Ayolah aku menggendongmu ke dalam, gadis bodoh," umpatnya pelan yang masih di dengar Grace.Grace menurut. Ia merasa Peter begitu men
Fien Clark hanya pasrah kemana Alice dan Alex membawanya. Hingga akhirnya Alex tahu bahwa mereka menuju sebuah arena bermain."Wah, permainan apa yang akan kita mainkan?""Tidak sulit, ini cuma roll coaster, kau pasti akan menyukainya."Fien Clark makin terkejut. ia tak pernah tahu Alice suka dengan yang seperti ini.Sebenarnya Fien Clark tak pernah punya kesempatan untuk melakukan hal semacam itu. Ia bahkan merasa ngeri membayangkan sensasi semacam itu."Alice, bagaimana kalau kalian berdua saja yang melakukannya?""Apakah kau takut?""Ah, bukan begitu.... tapi aku merasa tak punya pengalaman.""Nah, itulah sebabnya kau harus mencobanya.""Daddy, aku percaya Daddy lebih hebat dari paman Erick. Jadi, Daddy harus mencoba. Bagaimana?"Mendapatkan tantangan dari Alex, Fien Clark tak berdaya. Ia terpaksa menuruti kemauan putranya apalagi setelah kejadian burung yang kabur tadi."Oke, tapi kalian harus jamin semua baik baik saja."Alex dan Alice melakukan tepukan toast tanda sepakat. "Ali
"Tapi Alice, balas dendam sangat tidak bagus dalam hidup kita ini. Kita harus selalu memaafkan dan tidak selalu menjadikan kemarahan itu hal yang penting. Dengan begitu hidup kita akan menjadi tenang dan membahagiakan.""Baik, tapi... apakah kita harus jujur dalam sesuatu? Misalnya haruskah kita jujur dalam sebuah kesalahan dan mengakuinya?""Tentu saja? Manusia yang baik adalah yang jujur. Bukankah begitu Alex?""Jadi, kau sungguh tak tahu siapa pria mengumopatku waktu itu?"Fien Clark melebarkan matanya. Ternyata Alice sungguh mengingat semuanya."Ah...itu...," ia mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Uhmm, baiklah... aku mengakui bahwa itu adalah aku... maafkan ya...humm?"Alice sangat gemas dengan mimik wajah Fien Clark yang lucu sehingga ia mencubit kedua pipi Fien Clark."Alice, kau pasti sangat sedih waktu itu. Kau kehilangan pria sebaik saudaraku."Alice hanya diam, ia merasa itu hanya samar. Baginya hanya ada Fien Clark saat ini, kesedihan itu sepertinya hilang bersam
Ya, secara diam diam kebetulan Alice sering mengunjungi makam Erick tanpa sepengetahuan Fien Clark. Ia ingin tahu sejauh mana hubungan mereka dulu sehingga ia diam diam mengenang perjalanan ke makam tersebut. nyatanya ia hanya ingat seorang pria yang sering mengintai dirinya di makam tersebut. Ia tahu betul bahwa pria itu adalah Fien Clark. Untuk sebuah alibi, Alice akan mengajak Alex berjalan jalan dan memberi banyak makanan sehingga Alex melupakan masalah berdiam diri di makam dan hanya mengingat senangnya bepergian itu."Mau pergi kemana?" Fien Clark sedikit memiringkan kepalanya."Ayolah Daddy, sesekali kita ke makam paman Erick. Mommy sering membawaku ke sana.""Alice? Adakah penjelasan untukku?""Apa yang harus kujelaskan? Kau bisa ikut jika mau. Toh aku hanya berkunjung dan pergi bersenang senang dengan Alex. Kenapa? Kau cemburu?""Aku? Cemburu? Hah, bagaimana mungkin?"Alice mengulum senyum, ia tahu ekspresi Fien Clark yang masih saja cemburu."Bagus, aku senang pria yang spo
Banyak hal yang dilalui, Peter sedikit bersyukur pada akhirnya keadaan menyatukan mereka.bersama kondisi kejiwaan Grace yang berubah. Ketulusannya membuahkan hasil, sebagaimana Fien Clark yang berhasil mendapatkan wanita yang dicintainya. Di sisi lain Peter juga harus kehilangan sahabatnya Fien Clark karena sebab perbuatan Grace. Akan tetapi ia juga menyadari, bahwa kehidupan memang tak sempurna dan berjalan mulus sesuai keinginan. Ia kehilangan Fien Clark, tapi mendapatkan Grace. Sekarang ia hanya perlu memperbaiki semua sisi yang ia mampu, berharap Grace bisa mencintai sebagai ia mencintainya.Bagi Fien Clark, Peter adalah yang terbaik. Disaat semua membenci karakter Grace, pria itu malah menyukainya. Bahkan rela melakukan apapun."Maafkan Grace, aku tahu dia tak bisa memikirkan hal lain selain mengganggu hidupmu," kata Peter suatu hari saat menemui Fien Clark."Suatu hari nanti, aku berharap kita akan bertemu dalam keadaan melupakan semua dendam dan kesalahan Grace dan juga kesalah
Grace terus mencoba mengerti apa yang Peter ucapkan. Baginya itu terlalu menakutkan jika harus bersama dengan pria yang tidak dicintainya, tapi lihatlah apakah cinta itu begitu penting untuk dibahas lagi sementara ia hanyalah wanita yang butuh dengan superhero seperti Peter?Seorang anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dan cinta, ia bahkan sedikit canggung dan benci karena itu adalah putra Peter."Kenapa kau sanggup menjalani hal semacam ini? Aku merasa terlalu banyak berhutang kepadamu. Bagaimana aku bisa lepas dari dirimu?""Kalau begitu, jangan pernah mencoba untuk pergi dariku. Aku akan mencari kemanapun kau pergi. Lagipula aku sudah tak perlu merasa khawatir karena semua sudah berakhir. Percayalah, kau justru yang akan merindukan aku, hmm?"Grace tersenyum. Sebenarnya itu mulai bisa dibenarkan."Jangan terlalu percaya diri. Bagaimana kalau ternyata aku benar-benar pergi darimu, kau mungkin juga sudah bosan menderita."Peter menatap tajam Grace, hati kecilnya sebenarnya t
Bukan hal yang aneh lagi, kalau Alice dan Fien Clark cenderung sering berdebat seperti orang bertengkar. Siapapun yang melihatnya akan merasa pasangan ini justru terlalu sering mengumbar kebersamaan."Lihat, kau ini wanita kenapa nggak nurut sama suamimu," begitu kata Fien Clark kalau sudah kalah debat."Ya ampun, apa itu sangat membuatamu senang? Aku menurut tapi menyimpan ketidak sukaan, nggak terima dan benci. Lebih baik aku mengatakan argumentasi, kalah menang memang bukan tujuan." "Begitu?"Fien Clark menyerah, Alice memang sangat pintar berargumentasi dengan sesuatu yang lebih masuk akal.Selain itu, cinta memang telah membuat ia sepenuhnya mempercayai Alice dan sangat ingin membuatnya bahagia. Ia tak ingin menyesal dan kehilangan Alice lagi yang membuatnya menderita."Kau bisa memilih gadis lain yang lebih baik dan cantik dariku seandainya kau tak menemukan aku pada waktu itu," suatu hari mereka berbincang tentang kisah bagaimana Fien Clark berjuang mencari keberadaan Alice."
Hampir saja membuat Barenzki menyesali apa yang terjadi kalau saja bukan karena gadis biasa seperti Sherly, yang selalu membuat Antonio tegar, melupakan Cindy dengan cepat. Ah, Fernandez bahkan berharap Antonio sungguh melupakan Cindy sama sekali.Kabarnya gadis itu telah kehilangan pekerjaannya karena terlalu berani menerima suap dari klien sehingga menghilangkan tanda bukti kejahatan seseorang. Salah satunya adalah kasus pembunuhan Grace dan komplotannya, ia menerima suap dari Wiliam, paman Grace. Pada akhirnya karir Cindy hancur, begitu juga keluarga Grace menerima hasil dari perbuatan mereka masing masing.Antonio akhirnya menyadari bahwa Cindy bukan wanita yang seharusnya dicintai. Bisa saja cinta itu sulit untuk dibuang, akan tetapi seorang pria pasti berharap hidupnya penuh ketenangan dan tidak mau dikhianati.Hal itu lambat lain membuat Antonio akhirnya menerima Sherly yang memang telah lama menyukai Antonio."Daddy, kemana saja, Antonio mencarimu sejak tadi." Tiba tiba Sherl
Tentu saja Alice menggelengkan gelengkan kepalanya dengan tingkah kedua ayahnya tersebut.Mereka hanya meributkan soal apakah Alice akan aktif dalam perusahaan ayahnya atau akan tetap bersama keluarga Fien Clark dengan aktifitas dirinya yang hanya mengurusi rumah tangga."Daddy, perusahaan itu bisa diserahkan kepada Sherly, dia lebih punya latar belakang bekerja, dan aku cuma sekolah rendahan. Tak akan bagus hasilnya sehingga usaha yang kau rintis itu hanya akan hancur di tanganku.""Ah, itu bisa dipelajari sambil bekerja. Kau juga pintar dan punya kemampuan, aku yakin itu.""Tidak, Daddy. Biarkan saja usaha itu dikelola Antonio dan Sherly dan aku hanya dapat hasilnya saja meskipun sedikit. Aku sudah cukup berlebih di sini, dan Antonio juga sudah mapan, Daddy tidak perlu khawatir tentang anak-anak Daddy.""Oh, jadi kau hanya mau terima beres ya? hmm?"Alice tertawa. Ia tahu ayahnya melunak, tak bisa lagi berbuat apa-apa dengan keputusannya."Benar, aku yakin Fien Clark tidak akan setu
Terbayang dalam ingatan, bagaimana ia berusaha dengan keras berbuat adil kepada dua orang anak lelaki yang merupakan putra Jenifer dan juga putranya, mereka dalam tanggung jawabnya sebagai seorang ibu setelah Jenifer pergi dari rumah itu. Akan tetapi berjalan waktu dirinya mulai menyesal karena tak semudah itu menjadi ibu Fien Clark. Bocah itu selalu protes dan memintanya pergi dari rumah. Sifat Fien Clark sangat keras seperti ayahnya, dan karena kerasnya mereka tidak pernah akur samasekali. Adapun putranya, Erick Davis, bocah itu selalu mengalah dalam banyak hal. Seolah-olah mengerti posisi dirinya. Seakan mengerti bahwa ibunya adalah orang yang pantas untuk disalahkan atas perceraian antara Fernandez dengan Jenifer. Mengingat hal itu, hati Nancy sangat terluka. Pada akhirnya putranya justru membenci dirinya, ibunya sendiri. Adapun dengan Fien Clark, saudara tirinya, Erick Davis selalu membela dan menyayangi kakak tirinya meskipun ia diperlakukan dengan sangat menyedihkan.Nancy