Share

Bab 8

Penulis: SenjaPa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-10 21:12:16

Tak lama kemudian Sari pun pulang. Saat tiba di rumah, dia langsung pergi ke kamar mandi, setelah itu langsung masuk ke kamar, kemudian tidur. Malam ini dia tidak menyapaku sama sekali. Aku pun juga malas, kalau harus aku duluan yang menegur dia.

***

Hari sudah pagi. Dua malam ini, aku bisa tidur dengan nyenyak, tanpa ikut begadang menemani Sari. Rasanya badanku sangat segar.

Sama seperti kemarin, setelah aku keluar kamar. Kulihat rumah terlihat sangat bersih dan rapi. Semua tertata dengan rapi. Bahkan sudah aku pastikan di semua ruangan.

Saat aku pergi ke dapur untuk minum, aku mencium bau harum masakan, sepertinya berasal dari dalam tudung saji aku pun langsung membukanya.

Sama seperti kemarin, sepagi ini Sari sudah selesai masak dan masakan itu sudah berjejer rapi di meja. Kali ini menunya berbeda dari kemarin. Menu hari ini pasmol ayam, udang asam manis, dan ikan bandeng kuah kuning. Aku pun langsung penasaran dengan rasanya. Setelah aku cicipi ternyata rasanya lumayan enak bahkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 9

    Deg ... "Jangan-jangan ini adalah rumah baru Sari. Tapi mana mungkin Sari bisa beli rumah mewah seperti ini. Lagian dia kan nggak kerja. Dapat duit dari mana coba, untuk beli rumah seperti ini. Beli rumah model seperti ini mah butuh uang yang sangat banyak. Dasar anak labil rumah orang diakui miliknya!" batinku.Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Namun sampai saat ini Sari dan si Ganteng belum juga pulang."Mereka sebetulnya pergi kemana, sih? Sampai jam segini kok belum juga pulang?" Aku pun mondar mandir di teras karena khawatir. Kalau Sari sih nggak masalah, aku itu khawatir dengan si Ganteng soalnya dia masih bayi."Kenapa Sari sampai jam segini belum juga pulang? Capek aku nungguin," kataku sambil melihat jam dinding pukul sepuluh malam.Aku mencoba untuk menelepon Sari, bahkan ini sudah ke enam kalinya aku menelpon dirinya. Namun, hingga kini tidak diangkatnya."Tapi kenapa juga, aku harus bingung nungguin dia haduh. Biarin juga dia nggak pulang mungkin dia membalas

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 10

    "Apa jangan-jangan pria yang bersama Hana itu bukan sepupunya. Apa mungkin itu selingkuhan Hana?" ucapku sambil ku garuk kepalaku dengan kasar."Oh ini tidak mungkin terjadi. Mana tega Hana mengkhianati aku. Apalagi kita sudah melakukan hubungan suami istri, meski bukan dengan aku dia pertama kali dia mengawalinya.""Aku sudah mau menerima dia apa adanya. Karena aku tahu saat pertama kali dia melakukan perbuatan itu, dia posisi tidak bersalah, dia hanya seorang korban. Dia menceritakan semuanya kepadaku, kalau dia diperk*sa oleh mantan pacarnya, saat itu mantan pacarnya sedang mabuk. Hingga tega memaksa Hana untuk melakukan perbuatan terkutuk itu."Itulah salah satu alasanku ingin segera menghalalkan Hana, karena aku ingin bisa menjaga Hana dengan sepenuhnya.Bahkan dia sudah menganggap aku ini sebagai suaminya. Aku pun juga sama halnya dengan dia, aku pun sudah menganggap dia sebagai istriku. Bahkan dia selalu terbuka dengan aku. Ada apa pun dia selalu bercerita kepadaku. Tapi, setela

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 11

    Pikiranku sudah traveling kemana-mana. Rasanya badanku terkulai lemas.Tiba-tiba terdengar suara d*sahan dari dalam kamar Hana. Suara itu mirip sekali seperti aku dan Hana sedang memadu kasih."Tega sekali kau Hana," kataku sambil ku kepalkan tanganku ini, hendak meninju seseorang yang ada di dalam kamar Hana.Suara itu semakin keras, terasa mereka sangat begitu menikmatinya. Tak butuh lama aku langsung saja menggedor-gedor pintu kamar itu.Saat terdengar suara kunci pintu di buka, aku pun langsung menyerobot masuk.Ku lihat Hana sedang berada di atas kasur hanya bertutupkan selimut."Hana!" teriakku. Dia pun kaget atas kehadiranku."Mas! Nanti aku jelasin, Mas! Kamu sudah salah paham!" teriaknya."Nggak perlu lagi dijelaskan, Hana! Aku sudah tahu kebusukan kamu!""Kamu sudah salah paham, Mas!""Salah paham karena aku sudah percaya kalau bajing*an ini sepupu kamu! Cuih! Aku tak sudi lagi berhubungan dengan kamu! Dasar pengkhianat!"Aku pun langsung mendekat kepadanya. Tanganku gerak r

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 12

    Aku yang tadinya sedang santai membaca sebuah buku dari posisi bersandar di sofa, langsung mengubah posisiku menjadi duduk. Jantungku rasanya berhenti sejenak mendengar perkataan Ayah, aku mencoba menelaah perkataan beliau."Maksud Ayah bagaimana? Sari tidak paham!" kataku saat itu pura-pura tidak mengerti."Buk, jelasin dulu ke Sari tujuan kita mengajak Sari ke rumah Pak Norman!"Ibu yang tadinya duduk di sebelah Ayah langsung berpindah tempat di sampingku."Dengarkan penjelasan Ibu! Sari, kami ingin menjodohkan kamu dengan anak Pak Norman.""Apa? Sari tak mau, Bu!" tolakku."Lihat dulu orangnya, baru kamu berkomentar," kata Ibu."Nggak Bu, aku tidak ingin dijodohkan. Aku masih ingin kuliah, Bu! Baru saja aku lulus sekolah SMA, sekarang Ayah dan Ibu sudah ingin menyuruhku untuk menikah?""Nak, dengerin dulu! Nggak apa-apa nikah dulu, nanti kamu saat menikah juga bisa sekolah lagi.""Enggak, aku tidak mau! Bu! Aku ini masih kecil, Bu! Aku belum siap untuk itu.""Hayo, yang bilang kamu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 13

    Pagi pun sudah tiba. Ibu pagi-pagi sekali datang ke kamarku."Sari, hari ini jadi ikut kami, kan?" tanya Ibu dengan penuh harap."Iya. Aku terpaksa ikut. Karena Desti ada urusan mendadak. Jadi hari ini kami batal pergi ke gramedia," jawabku.Setelah mendengarkan pemaparan Ibu dan Ayah mengenai pria yang akan dijodohkan aku ini, aku mulai mencoba membuka pikiranku. Dalam hati kecilku sih menolak, tapi di sisi lain aku jadi penasaran seberapa tampannya pemuda ini."Rencana, mau berangkat jam berapa, Bu?" tanyaku."Sekitar jam sembilan pagi, Nak. Ya sudah kamu cepetan mandi dan bersiap! Oh ya, Ibu kemarin lusa sudah membelikan baju baru untuk kamu, aku akan ambilkan untukmu. Kamu mandi saja dulu nanti bajunya akan aku taruh di meja kamu. Nanti kalau kamu suka pakai saja ya!""Baik Bu, aku akan segera Mandi." Setelah selesai mandi, aku melihat baju yang dibelikan Ibu kemarin lusa. "Bagus juga baju pilihan Ibu, kalau begitu aku pakai ini saja, Ah," kataku dengan antusias.Setelah aku sele

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 14

    "Nanti kalau Nanang sudah pulang, nanti tante akan menyuruhnya pergi ke rumah kamu, ya Sari," terang Bu Nanda."Iya Bu, saya tidak apa-apa, kok. Kalau memang Mas Nanang repot, dan urusannya belum selesai, tidak usah dipaksakan untuk pergi ke rumah Sari, Bu. Sari tidak ingin mengganggu urusan Mas Nanang," ucapku."Kamu pengertian sekali, Sari. Beruntung sekali Nanang bisa mendapatkan calon istri seperti kamu, yang sangat pengertian." Aku pun tersenyum meski sedikit dipaksakan.Dalam hatiku aku sangat senang sekali jika Mas Nanang tidak menemuiku. Jadi aku bisa beralasan untuk menolak perjodohan ini, dengan alasan Mas Nanang tidak suka kepadaku.Kami pun tak berlama-lama di rumah Mas Nanang, kami memutuskan untuk segera pamit pulang. Terlihat wajah Ayah sangat gelisah. Entah, apa yang dipikirkan beliau. Kemungkinan besar karena merasa tidak nyaman saat Mas Nanang tidak mau menemui aku.Sesampainya di rumah, Ayah dan Ibu langsung pergi ke kamar mereka. Ku lihat wajah Ayah semakin ditekuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 15

    "Bang Manto! Tolong cepat ke sini, Bang!" teriakku dengan kencang.Setelah itu bang Manto pun datang, dan menyiapkan mobil. Tak butuh waktu lama ayah pun sudah masuk di dalam mobil dan langsung kami larikan ke Rumah Sakit.Saat tiba di Rumah Sakit, ayah langsung ditangani dengan baik. Dan dilakukan beberapa serangkaian pemeriksaan.Kalau dilihat dari gejalanya aku merasa kalai ayah terkena serangan jantung. Tapi aku berharap ayahku baik-baik saja. Selama ini ayah sering sakit-sakitan namun tidak pernah mau diperiksakan.Tiba-tiba datanglah bu Nanda, pak Norman dan seorang pria firasatku dia adalah Mas Nanang."Gimana kabar Pak Rudi, Bu?" tanya bu Nanda kepada ibu."Ini masih diperiksa oleh dokter, Bu," jawab ibuku."Semoga Pak Rudi baik-baik saja tidak ada masalah yang serius. Setelah mendengar kabar dari Ibu, kami pun langsung bergegas berangkat ke sini. Sungguh kami sangat khawatir dengan kesehatan beliau," kata bu Nanda."Firasat saya, sakit Pak Rudi karena sikap Nanang tadi pagi d

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 16

    "Kamu kenapa, Dek?" tanyanya waktu itu."Aku masuk angin, Mas.""Masak setiap pagi kamu masuk angin, Dek? Jangan-jangan kamu hamil?" tanya Mas Nanang tidak percaya."Enggak mungkin lah Mas, aku sangat yakin kalau aku ini tidak sedang hamil. Mungkin karena aku sedang capek jadinya sering muntah," kataku meyakinkan.Di dalam hatiku yang paling dalam, sebetulnya aku sangat cemas. Aku takut kalau aku hamil beneran karena aku belum siap. Hal yang paling aku takutkan adalah jika mas Nanang menjadi berubah sikapnya kepadaku."Dek, kita periksakan saja ke dokter, biar kita tahu kamu itu sakit atau memang hamil," ajaknya."Tidak, Mas. Aku percaya aku nggak hamil kok. Aku kan minum pil KB secara rutin bahkan aku selalu meminumnya tepat waktu," tolakku halus.Setelah perdebatan yang sangat panjang, akhirnya aku pun mau diajak periksa ke Dokter. Setelah selesai diperiksa, aku pun dinyatakan positif hamil. Mendapatkan kabar dari dokter, membuat hatiku bimbang antara harus senang atau sedih mendapa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18

Bab terbaru

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 70

    Poh HanaPov HanaTerpaksa hari ini aku mau diajak menginap lagi di hotel ini menemani lelaki tua ini. Selain uang, aku tak ingin jika harga diriku di kosan menjadi jelek gara-gara ulahnya."Aku tunggu di depan ya, Sayang," katanya saat aku masih merapikan penampilanku. Aku hanya diam tak menjawab perkataannya."Jangan, lama-lama siap-siapnya!" katanya lagi sambil berlalu."Iya," jawabku singkat.Ku lihat ponselku masih saja sepi, sama sekali tidak ada pesan masuk dari lelaki yang biasa pergi denganku, salah satunya Nanang, lelaki yang masih aku cintai untuk saat ini.'Kamu sedang apa di sana sih, Nang? Tega sekali kamu tidak memberiku kabar. Apa ini karena ada Sari di sana hingga kamu lupa dengan kekasihmu ini?' batinku kesal.Ah sudahlah, ada baiknya juga jika dia tidak menghubungiku. Kalau begini kan aku bisa leluasa pergi kemanapun, tanpa ada bayang-bayang lelaki yang cemburuan itu.Pokoknya kalau aku sudah punya banyak uang dari lelaki tua ini, aku bakal pergi jauh hingga lelaki

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 69

    Pov Pak RudiPov Pak RudiSetiap pergi bersamanya aku tak lupa mengajaknya belanja. Namanya juga perempuan paling suka diajak belanja apalagi kalau dikasih uang gepokan, semua masalah langsung hilang seketika.***"Ayo, dimakan makanannya, Mi!" Ku lihat kekasihku hanya diam saja, tak sedikit pun menyentuh makanan yang sudah lima menit berada di meja depannya."Aku suapin ya, Mi," kataku sambil ku pegang tangannya dengan lembut.Aku yakin dia masih saja kepikiran dengan tawaranku semalam. Dia pasti bingung karena harus memilih menantu yang tak tahu d*iriku itu atau memilih uang yang aku punya.Katanya dia tidak menaruh hati ke pada menantuku itu, bagiku itu suatu kebohongan besar. Saat ku intip di rumah sakit, sorot mata kekasihku itu tidak seperti jika dengan seorang lelaki lainnya. Jelas terlihat kalau dia menaruh hati ke pada Nanang.Aku ini orang dewasa yang sudah berumur mana mungkin dia bisa membo

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 68

    Pov Hana"Kamu jangan gila, Pi! Kalau dibilang aku belum ya belum siap!" Aku kesal sekali mendengarkan perkataan lelaki ini."Sudahlah, Mi! Ini sudah malam, jangan, berisik!""Papi jangan aneh-aneh ya sama aku. Jika apa yang Papi bicarakan itu sampai terjadi, jangan harap Mami akan mau menemui Papi lagi," kataku yang tak memperdulikan perkataannya."Memangnya mau sampai kapan hubungan kita ini? Kamu itu harusnya seneng kalau ada laki-laki yang mau menghalalkan kamu, Mi. Walau cuman dengan nikah siri sudah cukup bagi papi, yang penting kita bisa sah sebagai suami istri walau hanya secara agama.""Meski nikah siri pun aku tidak mau, Pi!" Aku tetap menolak tawarannya. "Terserah! Ini sudah keputusan papi. Kalau Mami tidak mau, papi akan cari wanita yang lebih cantik dan lebih segalanya daripada Mami!""Terserah kalau itu mau Papi. Aku jamin tidak akan ada wanita yang lebih baik daripada mami," kataku setengah meninggi.

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 67

    Pov HanaKu perhatikan dari tempat tidur, lelaki tua itu mengambil bajunya kemudian dia kenakan. Rasanya dia beneran ingin pergi dari hotel ini."Pi!" teriakku. Aku pun bergegas menyusulnya."Papi!" Lelaki tua itu tetap tak menjawab panggilanku bahkan terus saja meneruskan aktifitasnya."Jangan, marah gitu dong, Pi. Mami itu hanya kecapekan saja, banyak pekerjaan di kantor yang membuat pikiran mami jadi pusing. Maaf ya, jika perkataan mami membuat Papi marah," rayuku."Papi, kok diam saja, sih!" kataku sambil memeluk tubuhnya dari belakang.Bukannya dia membalas pelukanku, malah dia justru menghempaskan tanganku."Papi jangan marah sama mami, ya. Mami itu sebenarnya juga sayang sama Papi. Mami dengan dia tidak ada hubungan yang serius. Hanya hubungan saling membutuhkan saja tanpa ada cinta. Sama seperti yang mami lakukan dengan yang lainnya, tanpa ada rasa cinta sama sekali," kataku. Aku berani berbicara seperti itu kare

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 66

    Pov Hana"Apa susahnya Mi jawab pertanyaan papi? Kalau Mami tidak kasih jawaban sekarang, yang ada papi tidak bisa tenang. Mami sudah tahu sendiri kan papi ini cinta mati sama Mami."Aku hanya terdiam menanggapi perkataannya."Ayolah, Mi. Memangnya yang masih dipikirin apa sih, Mi?" Dia sekarang terlihat lebih memaksa."Papi kan juga sudah punya segalanya. Punya perusahaan, punya uang banyak. Mami minta apapun pasti papi bakalan turuti. Minta mobil minta rumah pasti akan papi belikan.""Lihat, mata papi!"Tangannya melingkar ke pundakku dan menatapku dengan lekat."Papi ini sangat mencintai Mami. Nggak mau kalau ada lelaki lain menyentuh Mami selain papi. Di dunia ini hanya Mami yang papi cintai. Mami tahu sendiri kan, kalau istri papi itu selalu sibuk dengan usaha kuenya mana ada waktu untuk memperhatikan papi. Satu-satunya wanita yang selalu perhatian ya cuman Mami seorang," katanya lagi."Aku sih sebenarnya s

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 65

    Pov Hana"Maaf, Ma. Aku harus ke luar kota sekarang. Soalnya ada pertemuan penting. Terus kabarin papa tentang perkembangannya. Nanti kalau papa longgar papa akan telepon Mama lagi ya.""Iya, Ma. Papa sedang nyetir ini.""Ya sudah ya, Ma." Kemudian sambungan telepon itu dia matikan."Maaf ya, Sayang. Ada sedikit gangguan.""Nggak apa-apa, kok," jawabku santai.Perjalanan untuk kami sampai di pusat pembelanjaan tidaklah lama, dan sekarang sudah sampai di tempat parkir.Tak lupa saat mah turun, dia selalu membukakan pintu untukku. Berasa seperti tuan putri saja aku dibuatnya."Papi kenapa repot-repot segala. Mami bisa buka sendiri.""Ah, tidak.apa-apalah, Mi. Sesekali kan boleh," jawabnya.Ku lihat dia memperhatikanku sangat detail hingga beberapa menit dia masih terpaku melihatku."Ada apa, Pi?" tanyaku heran."Mi, papi tadi nggak begitu memperhatikan penampilan Mami. Ya ampun,

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 64

    Pov Hana"Kenapa?" tanyanya keheranan setelah aku memperhatikan perut buncitnya."Oh, kamu memperhatikan perutku yang buncit ini, ya? Aku jadi terlihat gemukan ya, sekarang?" katanya tertawa kecil sambil mencolek pipiku.Aku hanya mengangguk-angguk saja menyetujui apa yang dia katakan."Pasti kalau makan sudah nggak terkontrol lagi, ya?" kataku sambil ku cubit perut gendutnya."Iya, lama tidak berjumpa dengan kamu sih, Sayang. Ya beginilah jadinya aku kurang terurus lagi. Papi janji setelah ini papi akan diet ketat.""Heleh," kataku sambil ku cebikkan bibirku."Apa sih, yang nggak demi Mami? Apapun yang Mami minta pasti akan papi lakukan," katanya sambil nyengir kuda.Aku sebenarnya nggak masalah sih kalau dia gemuk atau kurus, toh dia bukan pacar atau suamiku. Cuman, aku hanya khawatir kalau dia sampai jatuh sakit. Aku bakalan yang repot. Bisa-bisa aku kehilangan sumber penghasilanku. Apalagi dia adalah orang kaya kan lumayan juga uangnya."Nanti kita nginap di tempat biasa, ya," kat

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 63

    Pov Author"Papa ini ke kamar mandinya lama sekali sih?" Bu Jingga nampak kesal."Namanya juga kebelet, Ma. Papa tadi sakit perut. Makanya lama di kamar mandinya," jawab lelaki yang mempunyai tahi lalat di bawah bibirnya."Jangan, cemberut gitu dong! Memangnya da apa sih, Ma?" Pak Rudi berusaha membujuk istrinya agar tidak lagi marah ke padanya."Papa ini sih lambat sekali. Harusnya cepetan kembali ke sini!" kata Bu Jingga sambil mengerucutkan mulutnya. Terlihat jelas perempuan setengah baya itu masih kesal dengan suaminya."Ada apa sih, Ma? Bicara dong sama papa. Bicaranya jangan setengah-setengah gitu, papa kan jadi bingung kalau begini.""Papa itu sih sudah bikin mama sebel.""Sudahlah, Ma. Jangan, manja begitu. Ini kita sedang di rumah sakit. Malau kalau sampai dilihatin besan kita. Ayo, cepetan bicara, agar semuanya jelas!" tutur pak Rudi."Tadi selingkuhannya si Nanang datang ke sini, Pa. Posisi Sari sedang terancam," kata bu Jingga yang terlihat sangat tidak suka dengan kehadira

  • Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku   Bab 62

    Pov AuthorPak Norman dan Bu Nanda pergi menjauh karena muak melihat Hana dan Nanang. Mereka pergi melihat cucu kesayangannya dari balik pintu kaca ruang PICU. Mereka sangat khawatir dengan keadaan Putra.Pak Norman dan Bu Nanda sangat kecewa dengan Nanang. Mereka merasa tertipu oleh atas omongan Nanang sebelumnya. Nanang menuduh Sari yang sudah mengkhianatinya. Sedangkan kenyataannya yang sudah berkhianat adalah Nanang sendiri.Saat kedatangan Hana Pak Rudi langsung kaget. Dia merasa kenal dengan perempuan itu namun dia segera menjauh."Mau kemana, Mas?" tanya istrinya."Aku mau ke kamar mandi," jawabnya."Oh, ternyata wanita itu yang telah menghancurkan keluarga anakku." Melihat Hana mendatangi Nanang membuat Bu Jingga menjadi geram."Yang!" Kini Hana berjalan mendeket ke Nanang.Dengan segera Nanang menyahut tangan Hana dan mengajaknya pergi ke tempat yang agak sepi.Nanang geram karena kehadiran Hana. Hana tak merasa sungkan atau punya rasa bersalah tiba-tiba datang dan memperkenal

DMCA.com Protection Status