"Dina biasanya lebih suka makan kalau lagi galau, A'," terang Dina membuat suaminya tertawa.
"Aneh kamu, orang kalau galau biasanya malah nggak doyan makan! Kamu kok malah sebaliknya," komentar Al menertawakan istrinya."Sama kaya Aa' yang suka orang gendut, aneh," balas Dina membalikkan pernyataan Al."Kalau itu, 'kan soal selera, Din. Suka langsing suka gendut itu selera, dan selera itu egois, jadi sah sah aja lah, bukan aneh.Nah kalau suka makan saat galau memang benar aneh, karena seharusnya yang terjadi saat orang sedang galau, otak mereka memproduksi hormon penekan nafsu makan, dan kelenjar-kelenjar di tubuh memompa keluarnya adrenalin, sehingga mereka mampu menahan lapar," Al membela diri dengan menyampaikan argumennya."Nah, berarti tergantung mindset 'kan, A'? Kalau kita bisa menguasai pikiran kita, maka hormon yang akan diproduksi otak akan menyesuaikan, iya, nggak?Lagipula, galau tuh menguras energi lho, apalagi kCINTA SATU MALAM - PESONA OM BUJANG LAPUK (55)Setelah puas berkeliling Istana Gyeongbok dan menyaksikan momen upacara pergantian prajurit istana yang ditunggu-tunggu, Al dan Dina memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya.Al merasakan langkah kaki Dina mulai melambat, wajahnya pun terlihat penat."Kamu nggak apa-apa, Din?" tanya Al khawatir"Nggak apa-apa, A'," cuma perut Dina agak kram," keluh Dina yang akhirnya menyampaikan apa yang tengah dirasakan."Kenapa nggak bilang dari tadi, Din?"Dina hanya meringis, "Hanya kram biasa kok, A'," jawab Dina ragu, pasalnya ia hampir tak pernah mengalami kram perut sebab berjalan terlalu jauh, karena ia termasuk seseorang yang gemar berolahraga. Biasanya ia hanya merasakan kram saat mensturasi, tapi saat ini bukan jadwal mensturasinya, ia bisa tahu iyu sejak mengkonsumsi pil KB kombinasi."Ya sudah, kita istirahat dulu aja, cari tempat makan terdekat sambil makan
Keduanya melanjutkan langkah dengan saling merangkul, Al merangkul pundak istrinya, sedangkan Dina merangkul perut suaminya. Keduanya melangkah maju dengan penuh semangat.Saat baru memasuki Namsan Tower, Al dan Dina langsung disambut oleh Hanbok Culture Experience Center yang terletak di Lobi, tempat yang khusus melayani jasa penyewaan hanbok beserta aksesorisnya sekaligus jasa photographynya. Tentu saja hal itu membuat Dina berbinar."Mau nyewa baju lagi?" tanya Al menebak melihat ekspresi istrinya.Dina terkekeh, "Nggak kok, A', kan tadi sudah," jawab Dina. "Kita lihat-lihat koleksinya aja ya, A'," ajak Dina yang disetujui oleh Al.Namun saat tengah asyik melihat koleksi Hanbok, mereka mendapat info, bahwa di sana juga terdapat Traditional Wedding Experience yang bisa memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk mengenakan pakaian pengantin tradisional korea dan berfoto dengan bantuan fotografer profesional.Jelas saja hal itu mem
CINTA SATU MALAM - PESONA OM BUJANG LAPUK (56)Setelah mengunci gemboknya, Dina segera bersiap untuk melempar kuncinya sejauh mungkin. Sejenak Dina memandang kunci di tangannya, kemudian menggenggamnya dan mendekapnya dalam dada."Ya Allah, kulempar kunci ini sejauh mungkin, sebagai simbol betapa tingginya harapan hamba pada-Mu ini. Hamba mohon, izinkan hamba menjadi seorang ibu dari anak-anak suami hamba, berikanlah rizki itu melalui cara terbaikMu, tanpa membuatku mendurhakainya, dan tanpa membuatnya kecewa, bukalah hatinya agar mampu melihat dan merasakan indahnya memiliki keturunan. Aamiin."Setelah selesai menyampaikan harap, Dina mencium kunci dalam genggaman, kemudian mengangkat tangan tinggi-tinggi bersiap untuk melemparkannya. Namun tiba-tiba, sebuah tangan kekar mencekalnya."Aa'?" gumam Dina heran, ia berusaha melepas tangannya dari cekalan Al."Lepas, A', Dina mau lempar kuncinya," pinta Dina."Nggak perlu kamu l
"Kelihatannya kamu belum begitu Vit, Din. Kita periksa aja ya?" ajak Al."Nggak usah, A', nggak darurat juga. Lagian nggak enak periksa di tempat asing. Dina hanya perlu istirahat dan olah raga aja sih, A'," jawab Dina."Ya sudah, kalau gitu besok kamu fokus pemulihan, kita istirahat di hotel saja, dan nggak usah dulu keluar-keluar, karena lusa kita sudah harus terbang ke Jeju. Besok pagi saya akan ajak kamu olah raga di pusat kebugaran yang tersedia di hotel ini." Al menyampaikan ultimatumnya."Iya, Suamiku sayang, makasih ya, sudah perhatian sama istrinya," ucap Dina dengan binar penuh cinta."Kamu nggak usah kege-eran, saya bukan perhatian, hanya antisipasi nggak mau direpotkan," jawab Al gengsi."Terserah Aa' aja deh mau nyebutnya apa, yang jelas Dina seneng," jawab Dina riang. Sedangkan Al hanya meliriknya tak suka."Di bawah ada jasa Spa, gimana kalau kamu Spa aja? biar lebih rilex, setelah itu kita berendam di kolam air pa
CINTA SATU MALAM - PESONA OM BUJANG LAPUK (57)Pagi ini adalah hari ke-tiga Al dan Dina menghabiskan waktu bulan madunya di Pulau Jeju. Mereka telah menghabiskan waktu untuk berkeliling mengunjungi beberapa destinasi wisata yang popular di sana, di antaranya Udo, Pantai Hamdeok, Gua Manjang dan Pantai Hyeopjae.Dan hari ini, keduanya memutuskan untuk fokus beristirahat sebelum kembali ke Indonesia.Al membuka matanya bersamaan dengan sinar matahari yang menyilaukannya melalui sela-sela pintu kayu sliding yang transparan. Setelah sholat shubuh, Dina yang merasa lelah kembali memejamkan matanya, sedangkan Al yang berada di sisinya, tak ada pilihan lain selain mengikuti jejak istrinya.Al mengedarkan pandangan, menatap sudut hotel yang sudah tiga hari ia singgahi. Hotel di Jeju ini suasananya lebih nyaman dan asri, desain arsitekturnya lebih berseni, dengan mengusung tema classic membuatnya tampak istimewa, desain interior khas rumah traditional kore
"Kalau Aa' sendiri nggak fokus kenapa?" lanjut Dina membuat Al seolah tersadar ia telah salah dalam berkata."Ya ... Nggak apa-apa, karena Reno yang nggak nyambung aja," jawab Al beralibi."Tapi tadi Aa' bilangnya sama-sama nggak fokus, artinya bukan karena Kak Reno, dong? Tapi karena memang ada yang mengganggu pikiran Aa'," tebak Dina yang seolah mulai mengetahui maksud suaminya.Al melepas dekapannya pada Dina, kemudian berjalan dan duduk di kursi yang menghadap view alam hijau nan asri."Mana ada saya bilang gitu? ngarang kamu! Sudah lah nggak usah dibahas, nggak penting juga buat kamu," balas Al berusaha mengalihkan pembicaraan.Dina tersenyum dalam hati, kemudian menyusul duduk di kursi berbahan anyaman bambu di sisi suaminya."Masa sih, A'? Atau jangan-jangan Aa' nggak fokus karena Dina yang dipingit Oma ya? Aa' sibuk mikirin Dina yang pergi 'kan? Sama kayak Kak Reno yang sibuk mikirin Vio. Iya, kan, A'? Ngaku deh!" goda Di
CINTA SATU MALAM - PESONA OM BUJANG LAPUK (58)Al dan Dina keluar dari ruangan dokter dengan perasaan yang entah, terlebih Alfaro, raut wajahnya terlihat begitu menahan emosi dalam diri. Lelaki itu bahkan berjalan cepat meninggalkan istrinya di belakang. Dadanya bergemuruh hebat, mendapati sebuah kenyataan yang selama ini paling ditakutkannya."Kenapa, Din? Kenapa hal ini bisa terjadi? Baru saja saya ingin membuka hati untuk sedikit demi sedikit mengikis keegoisan diri sehingga bisa menerima keinginanmu, tapi mengapa kamu justru mengecewakan saya? Tidak bisakah kamu lebih bersabar menanti hari itu tiba?" batinnya seraya terus melangkah lebar-lebar menuju parkiran rumah sakit.Sedangkan Dina, ia terus berusaha mengimbangi langkah lebar suaminya, menahan segala sakit yang dirasa. Belum sembuh rasa nyeri di perutnya, kini ditambah dengan rasa nyeri di hatinya. Melihat suaminya dengan wajah memerah dan mendiamkannya tanpa sepatah kata, membuat hatinya begitu nyeri tak terkira."Ya Allah .
Hal yang berbeda dirasakan oleh Alfaro, suami Dina itu justru menyangkal kehamilan Dina. Baginya tak mungkin Dina bisa hamil, sebab mereka sudah taat menggunakan alat kontrasepsi untuk sengaja menunda kehamilan.Sebuah fakta yang benar-benar mengguncang hatinya, tak hanya terkejut dan kecewa, tapi rasa takut dan traumanya jauh lebih besar, hal itu yang kemudian melatarbelakangi sikapnya yang menyangkal dan sulit mempercayai kehamilan Dina.Tak lama kemudian, mobil yang disewa Al sampai di pelataran Hallagung Hanok Hotel, keduanya kemudian turun dan berjalan menuju kamar dengan masih dalam kondisi saling diam.Al membuka pintu kamar diikuti Dina di belakangnya, ia segera melepas pakaian dan beberapa atribut musim dinginnya, kemudian meletakkannya asal.Dina yang semula hanya berdiri mematung di ambang pintu, kini mulai mendekat ke arah suaminya. Dina duduk di sisi Al yang tengah berada di tapi ranjang, kemudian mencoba menyentuh tangan suaminya, namun Al segera menarik tangannya dan me