Ghea keluar dari mobil dengan kesal. Sang suami benar-benar sangat menyebalkan. Setelah mendapatkan pujian sang suami mengusirnya begitu saja.“Selamat pagi, Dok.” Perawat menyapa Ghea.“Selamat pagi.” Ghea tersenyum. Dia yang tadinya kesal berubah total ketika orang-orang menyapanya. Kekesalan itu langsung dihilangnya begitu saja.Setiap kali Ghea melangkah, banyak orang yang menyapanya. Senyum Ghea terus saja mengembang.“Ghe,” panggil seseorang.Ghea menoleh. Ketika melihat, ternyata itu adalah Mama Lyra. Ghea langsung berhenti menunggu istri pemilik rumah sakit itu berjalan ke arahnya.“Pagi, Dr. Lyra.” Jika di rumah bisa saja Ghea memanggil mama, tetapi di rumah sakit, tetap saja dia harus menghormati.“Pagi.” Dr. Lyra menyapa.“Bagaimana kabarmu hari ini?” tanya dr. Lyra.“Baik, Dok.” Ghea mengulas senyumnya. “Dr. Lyra bagaimana kabarnya?”“Aku baik.” Dr. Lyra tersenyum.Mereka berdua berjalan ke arah. Ruangan mereka bersama. Berdampingan bersama-sama.“Bagaimana Kiara? Apa kead
“Bu Kepsek.” Kafi dengan wajah polosnya menyapa.“Pak Kafi sedang lihat apa? Sepertinya serius sekali.” Bu Kepsek penasaran sekali. Ikut melihat ke arah di mana Kafi melihat.“Itu, Bu. Anak kelas satu yang dijemput orang tuanya. Mereka masih kecil-kecil jadi masih dijemput sampai dalam. Jika nanti sudah naik kelas dua, sudah tidak boleh.” Kafi memberikan alasan palsu.“Oh … iya, kita membiarkan anak-anak kelas satu untuk dijemput sampai dalam. Karena mereka belum beradaptasi dengan lingkungan baru.” Bu Kepsek menjelaskan.Kafi hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Mengerti yang dijelaskan kepala sekolah.“Silakan, dilanjutkan kembali Pak Kafi untuk melanjutkan kembali pekerjaanya.” Bu Kepsek langsung mempersilakan Kean untuk pergi. Ini adalah cara mengusir dengan halus. Jadi Kafi langsung menyadari. “Saya permisi dulu, Bu. Kebetulan kelas saya sudah selesai, jadi saya mau pulang.” Buru-buru Kafi berpamitan. Kemudian berlalu pergi meninggalkan ibu kepala sekolah. Tak mau berlama-lama
Sayangnya Kiara tidak menanggapi apa yang dilakukan Kafi. Dia memilih untuk menanggapi Kafi. Anaknya mungkin kenal, tetapi dia tidak mau.Kafi merasa bingung ketika Kiara tidak kunjung menerima uluran tangannya. Dia sampai melirik Gemma. Karena mommy-nya tidak mau berkenalan dengannya.Gemma yang sedang asyik menikmati es krimnya tidak melihat apa yang terjadi. Namun, ketika dia mengalihkan pandangan. Dia melihat gurunya mengulurkan tangan. Sayangnya, sang mommy tidak kunjung menerima uluran tangan. Dengan segera Gemma menarik tangan sang mommy. Untuk menerima uluran tangan dari Kafi.“Kiara.” Gemma menyebut nama sang mommy.Akhirnya Kafi tahu nama dari mommy Gemma yang satu ini. Nama yang cantik, secantik orangnya. Namun, karena hanya diam saja, kecantikan itu tidak terlihat.Kiara buru-buru menarik tangannya. Dia tidak suka bersentuhan dengan orang asing.“Mommy jangan takut. Ini guru Gemma. Dia orang baik.” Gemma memberi pengertian pada Kiara.Kiara tetap saja belum bisa menerima.
“Iya, dia berkenalan, tetapi Kak Kiara tidak mau. Hanya diam saja.” Ghea kembali melanjutkan ceritanya.Rowan benar-benar tidak merasa jika kakaknya tidak baik-baik saja jika di luar. Terbukti ketika diajak kenalan, kakaknya masih tidak mau.“Apa Kak Kiara akan takut jika dia terus bertemu dengan orang asing yang ingin mendekatinya?” Rowan menatap sang istri.“Aku rasa selama tidak menunjukkan reaksi berlebihan, aku rasa aman.” Ghea memberikan pandangannya.“Aku akan coba bicara padanya nanti.” Rowan harus tahu apa yang dirasakan sang kakak. Tak mau sang kakak sampai ketakutan.“Iya, cobalah nanti bicara. Paling tidak, kita tahu perasaannya.” Ghea membenarkan ucapan sang suami.Mereka berdua segera merebahkan tubuh. Dia mereka tidur dengan memandangi Rivans yang begitu lelap.“Tadi kamu jadi bertemu klien?” Ghea ingat jika sang suami mengatakan jika dia pergi bertemu klien ke restoran karena itu, dia membawa Gemma dan Kiara.“Jadi, akhirnya kita sepakat jika aku akan catering makanan
“Iya, tanggal dua puluh lima.” Rowan kembali mengulang ucapan Ghea.“Tanggal dua puluh lima aku ada seminar.” Ghea begitu terkejut ketika tanggal kepergian Gemma sama dengan dirinya yang akan seminar. Tentu saja itu membuatnya bingung. Tidak tahu harus berbuat apa. Karena merasa jika ini adalah pilihan sulit. “Lalu harus bagaimana?” tanya Ghea panik.“Tenanglah.” Dibanding Ghea, Rowan lebih tenang. Dia tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali. “Jika kamu tidak bisa, biar aku dan Kak Kiara yang menemani.” Dia memberikan solusi terbaiknya. Lagi pula yang terpenting Gemma ada yang menemani.Ghea melihat ke arah kakak iparnya. “Kak Kiara tidak apa-apa pergi menemani Gemma?” tanya Ghea memastikan.“Tidak.” Kiara tersenyum. Dia justru senang bisa menemani Gemma. Karena menurutnya bisa menghabiskan waktu dengan Gemma.“Baiklah jika begitu.” Ghea menjadi tenang. Karena ternyata suami dan kakak iparnya mau mengantarkan Gemma. Dia segera beralih pada anaknya. “Nanti, Gemma dengan Mom Ki dan
Ghea segera mengajak Kiara pulang. Namun, sebelum pulang dia akan mengajak Kiara ke tempat Freya. Dia ingin membeli beberapa kue.“Kak Kiara mau duduk sambil makan kue tidak?” Tiba-tiba Ghea terpikir untuk mengajak Kiara.“Apa tidak apa-apa jika tidak langsung pulang?” Kiara merasa takut meninggalkan Gemma terlalu lama.“Tidak apa-apa. Rowan ada di rumah. Jadi pasti aman.” Ghea mencoba menenangkan sang kakak ipar.Kiara menimbang-nimbang. Namun, saat melihat Ghea tampak begitu yakin, akhirnya Kiara setuju. Dia langsung mengangguk.Akhirnya Ghea mengajak Kiara ke lantai atas setelah memesan beberapa kue. Di lantai atas mereka dapat menikmati kue sambil melihat pemandangan jalanan. “Harusnya, kita ajak Kak Freya atau Kak Shera menikmati makan kue di sini, tapi ternyata kita hanya berdua.” Ghea tertawa.“Mungkin lain kali kita buat janji.” Kiara memberikan pendapat.“Iya, lain kali kita buat jadwal saja.” Ghea membenarkan ucapan Kiara.Mereka berdua menikmati kue yang dipesan tadi. Samb
“Tidak, aku hanya ingin tahu saja perasaan mama.” Kafi memilih untuk mengelak.Winda masih merasa jika ada alasan khusus pastinya yang menjadi alasan anaknya bertanya. Namun, dia tidak mau mendesak. Takut anaknya tidak suka.“Malam.”Saat mereka sedang asyik bercerita, tiba-tiba suara bass terdengar. Mereka menoleh untuk melihat siapa pemilik suara itu, meskipun sebenarnya mereka sudah tahu siapa pemilik suara itu.“Kamu sudah datang, Sayang.” Winda langsung menghampiri sang suami.“Iya, aku baru pulang rapat dengan dinas pendidikan dan langsung ke sini.” Wisnu melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya.Wisnu Yasa adalah pemilik Yayasan Yasa Internasional School. Dia berkantor di yayasan pusat. Wisnu memiliki dua orang istri. Istri pertamanya adalah Winda, mama dari Kafi. Winda sendiri adalah wali ketua yayasan. Mereka berdua mengelola yayasan sejak mereka menikah. Istri kedua Wisnu adalah pemilik spa dan kecantikan di kota. Mereka sudah menikah sejak Kafi berumur lima tahun. Wisnu
Mendapati pertanyaan itu, Rowan berpikir bagaimana dia bisa membiarkan kakaknya pergi dengan Gemma saja. Meskipun ada Freya dan El, tetap saja Rowan tidak bisa.“Apa sebaiknya Kak Kiara tidak ikut?” tanya Rowan.“Kak Kiara begitu ingin pergi bersama Gemma, rasanya aku tidak tega jika membiarkan dia tidak ikut.” Ghea ragu sekali.“Tapi, jika dia ikut apa tidak membuat Kak Freya repot nanti?” Rowan menatap sang istri lekat.“Sepertinya melihat kondisi Kak Kiara sekarang, sepertinya tidak masalah. Apalagi dia mulai bisa beradaptasi. Aku rasa tidak apa-apa.” Ghea memberikan pendapatnya.“Jadi kamu pikir, tidak masalah jika dia ikut?” Rowan memastikan lagi.“Sepertinya begitu. Biarkan saja dia ikut.” Ghea yakin kakak iparnya akan baik-baik saja.Rowan menimbang apa yang dikatakan sang istri. Dia benar-benar bingung.“Baiklah, kalau begitu biarkan Kak Kiara ikut. Beritahu Kak Freya jika Kiara akan ikut.” Rowan akhirnya setuju untuk kakaknya ikut bersama Gemma ke acara sekolah.“Baiklah, aku