Beranda / Romansa / Hello Husband! / Ceraikan dia.

Share

Hello Husband!
Hello Husband!
Penulis: Ellina Exsli

Ceraikan dia.

Penulis: Ellina Exsli
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-14 15:04:24

"Logan, kapan kau menceraikannya? Wanita bodoh itu, kapan kau akan membuangnya?" 

Suara lembut itu terdengar dari dalam ruangan sebuah kamar apartemen class S yang terletak di kawasan elit kota C, Paris. Paras cantik dengan kulit putih dan rambut coklat bergelombang itu tergerai hingga menutupi punggungnya yang sedikit terbuka. Kaki jenjang dengan tubuh langsing itu sebagian tertutup selimut berwarna putih dan tubuhnya yang sedikit berkeringat memeluk sebuah lengan yang berada di sampingnya. Ada aroma khas percintaan panas yang masih melekat di antara keduanya. Senyum puas setelah mencapai puncak kenikmatan bersama terlihat jelas di wajah keduanya. 

"Chassy, bertahanlah sebentar lagi. Kenapa kau sangat terburu-buru akhir-akhir ini? Pemilihan pewaris bisnis keluarga bahkan belum jatuh atas namanya," suara merdu nan lembut namun terdengar sedikit berat menyambut pertanyaan yang Chassy berikan. Sebuah kecupan ringan melayang di puncak kepala wanita tersebut dengan penuh kasih sayang. 

Chassy, gadis bermata coklat itu cemberut dan mengigit bibir bawahnya saat sesaat. Dia menjatuhkannya kepalanya pada dada bidang dengan otot kokoh yang tak tertutupi selimut seluruhnya. Tangannya bermain di atas perut dan menyentuh otot-otot sixpack yang menonjol. "Logan, aku sangat ingin menyingkirkannya. Bagaimana bisa aku terus bertahan melihat dia berkeliaran di sekitar kekasihku yang tampan? Aku ingin kita segera bersama dan aku menjadi satu-satunya." 

Logan tersenyum mendengar itu, dia memiringkan tubuhnya, memeluk Chassy lebih erat. Tatapan lembut penuh kasih sangat terpancar dari matanya. "Chassy, dia kakakmu. Kau ingat? Kau saudara perempuannya. Kita bahkan sudah bersabar selama ini. Apa kau tak bisa menunggu sebentar lagi?" 

Chassy mengerucutkan bibirnya kesal hingga Logan mengecup bibirnya sayang. "Tapi aku tak ingin berbagi. Aku hanya ingin memilikimu sendiri. Logan, kau tak akan mengerti."

"Bagaimana aku tak mengerti? Aku juga merindukanmu di setiap malamku. Aku bahkan tak pernah menyentuhnya dan selalu datang padamu. Di hadapan wanita cantik sepertimu, dia bukanlah apa-apa. Sedangkan kau sangat luar biasa." puji Logan puas. Ada senyum di wajah tampannya dengan garis tegas dan mata sayu bersahabat. Dia sangat tampan, dengan tubuh tinggi nan bagus, dan dua mata berwarna coklat kehitaman yang dalam. 

Chassy tersenyum, tangan rampingnya balas memeluk tubuh berotot di sampingnya saat kepalanya jatuh tepat di lengan kekasihnya. "Jadi, karena aku sangat luar biasa, maka kau harus membuangnya. Bukankah begitu, sa-ya-ng-ku?" Tekannya sengaja dengan mengeja sebutan sayang dari bibirnya. 

Logan terdiam, tampak berpikir. Sebuah bayangan wajah lugu, lembut dan tak lagi cantik terbayang. Dia memejamkan matanya pelan lalu menarik napas dalam. "Tapi dia tengah mengandung. Aku tak bisa menceraikannya begitu saja. Chassy, aku-"

"Logan," potong Chassy cepat. "Bukankah kau terlalu baik? Anak dalam perut wanita itu bahkan bukan anakmu. Jadi, kenapa kau terus menunggu?" 

"Tapi kita telah menikah selama dua tahun. Dan dia adalah wanita penurut."

"Sudah kubilang kau terlalu baik," ujar Chassy lagi. Dia ingin, Logan, menceraikan istrinya yang tengah hamil tua dan menjadikannya Nyonya satu-satunya dalam mimpi bersama. Pria tampan di sampingnya ini, tak lain adalah kakak iparnya, juga kekasih yang sangat dia cintai. 

Tanpa mereka tahu, ada seseorang yang telah melihat semua hal yang mereka lakukan. Wanita itu mengepalkan tangannya kuat dengan satu tangan lain meraba perutnya. Air matanya mengalir sejak dia menyaksikan semuanya. Dia baru saja menemukan bahwa suami yang sangat dia cintai telah mengkhianatinya tepat saat dia mengandung anak pertamanya. Dan hal yang tak bisa dia terima adalah wanita di dalam sana, wanita yang tengah mendesah dan menikmati kenikmatan bersama suaminya adalah adik tirinya sendiri. 

"Bagaimana bisa, bagaimana bisa mereka melakukan ini di depanku? Di apartemen milikku dan memanggilku wanita bodoh?" 

Dia sempat ragu, namun sesuatu yang meledak dari dalam dirinya membuatnya tak bisa menahan lagi. Dia membanting pintu di depannya, berteriak histeris dan memukul keduanya dengan semua barang yang bisa dia dapatkan hingga Logan dan Chassy terkejut. 

"Ka-kakak," 

"Chana," 

Keterkejutan Logan dan Chassy adalah jawaban atas kemarahan Chana. Chana menarik rambut Chassy kuat, memukul bahkan menampar. Dia tak dapat mengendalikan amarah yang meledak dari dalam hatinya. 

"Kakak, hentikan. Sakit, itu sakit. Kakak...!" 

"Chana, hentikan. Kau menyakitinya. Chana, Chana, Chana...!"

Plakk! 

Sebuah tamparan mendarat di pipi Chana dengan keras hingga membuat kedua telinganya berdengung. Ia berhenti, dan menatap Logan yang baru saja menampar wajahnya dengan keras. Kesempatan ini Chassy gunakan untuk segera menyelimuti tubuhnya lalu berangsur mundur dj belakang tubuh Logan. 

"Logan, kau menamparku?" Tanya Chana tak percaya. Air matanya yang sempat tertahan kini tumpah. "Aku istrimu," lanjutnya parau. 

"Lalu apa?" Jawab Logan seakan tak bersalah. "Kau memukul adikmu." 

Ada hening sesaat dalam suasana kamar yang sunyi. Chana termangu untuk sesaat lalu tertawa kecil dan kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

"Dan hal apa yang kau lakukan pada adikku? Tidak, apa yang kalian lakukan di belakangku?" 

"Kakak, ini tak seperti yang kau lih-"

"Hal yang kulihat adalah kau menikmati suamiku, Chassy, kakak iparmu," potong Chana cepat. 

"Dia tak bersalah," bela Logan melindungi. "Itu aku. Kau bisa menyalahkanku. Chana, dia-"

"Dan ini jawabanmu?" Tanya Chana cepat. Ada nada yang sangat kecewa dalam setiap kata-katanya yang terlontar. Tubuhnya bergetar hebat, menahan amarah, benci, rasa tak terima juga rasa tak percaya akan semua hal yang telah dia lihat. "Logan, aku hamil anakmu. Dan itu hanya menunggu hari untuk dia lahir ke dunia. Tapi, apa yang kalian lakukan!" 

"Chana, aku-"

"Bagaimana kau akan menjelaskan padaku? Perselingkuhanmu? Kau yang terlena pada Chassy atau kalian yang sama-sama gila hingga tega melakukan ini padaku! Kau, kau sangat tak bermoral! Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku!" 

Ada raungan kepedihan di antara semua kata-kata kecewa yang terlontar dari mulut Chana. Logan bergegas, mencoba menenangkan dan memeluk tubuh Chana yang hampir saja jatuh. 

"Berhenti," keluh Chana sedih. "Jangan sentuh aku, jangan sentuh aku lewat tanganmu yang kotor!" 

"Chana," Logan terhenti, dia seakan sadar bahwa dia sama sekali tak mengenakan pakaian dan istrinya terlihat sangat jijik padanya. 

"Kakak, berhentilah menangis." Tegur Chassy bosan. "Jangan menyalahkan kak Logan. Kami tak bersalah," 

"Apa?" Mata Chana bergerak sangat cepat dengan kilatan api penuh permusuhan. Dia menatap wajah Chassy yang cantik dengan rambut berantakan dan hal itu tak mengurangi kecantikan adiknya yang saat ini tengah bersandar di tempat tidur. 

"Salahkan dirimu sendiri yang tak mampu memenuhi kebutuhan suamimu hingga dia lari padaku."

"Chassy," peringat Logan tak suka. Sedangkan Chana membeku seakan mati rasa. 

"Bukankah itu benar? Kakak selalu mengatakan bahwa aku luar biasa di setiap hubungan kita dan kak Chana bukanlah apa-apa." 

Chana terhuyung, rasa jijik di matanya merambat cepat keseluruh tubuhnya. Dia tak percaya, adik yang dia sayangi mengatakan itu semua tepat di depannya. Dia tak bisa percaya bahwa suami dan adiknya telah melalui hal panas ini tak hanya sekali. Dan yang terburuk, dia menjadi perbandingan antara keduanya. Bagaimana bisa!

"Kalian, orang-orang sejenis yang sangat cocok. Sangat kotor dan menjijikkan!" 

"Chana!" Teriak Logan tak terima. 

"Aku akan memberi tahu ayah dan ibu. Perselingkuhan kalian, aku akan memberi tahu setiap orang yang bertanya dan kalian bisa lebih menikmati semuanya." 

Chana baru saja berbalik sebelum tarikan di rambutnya dari belakang membuat langkahnya berhenti. Dia mendapati wajah Logan yang menggelap dan wajah Chassy yang tersenyum puas. Apa? Apa yang salah dengan kedua orang ini hingga tega melakukan semua ini padanya? Hal apa yang tak ia berikan pada adik dan suaminya. Hartanya, properti bagian miliknya bahkan sahamnya juga telah ia berikan. Dia pikir dia akan bahagia, namun dia sama sekali tak menyangka akan menemui neraka! 

Bab terkait

  • Hello Husband!   Mansion Tua.

    Samar, Chana membuka pelan kedua matanya dan dia mendapati sebuah kamar redup nan asing. Ia mengerutkan keningnya saat udara terasa membawa banyak debu untuk dihirup. Mencoba bangun dengan meraba saklar lampu di samping tempat tidur lalu menghidupkanya. Matanya menatap setiap sudut kamar yang suram dengan jaring laba-laba yang menumpuk. Ada seekor kecoak, lalu tikus yang merayap di lantai dan tampak tak terganggu meski dia ada di sana. Dia tak takut atau pun jijik akan keduanya jadi hal itu bukanlah masalah untuknya. Bergeser ke sisi lain, dia mendapati sebuah pintu coklat tertutup yang ia yakini sebagai kamar mandi. Lalu ada dua lemari besar tampak kusam dengan debu tebal hingga kaca di daun pintunya tak terlihat. Hati-hati dia duduk dan terhenyak saat mengetahui kamar yang ia tempati sama sekali tak ia kenali. Ini bukan kamar di rumah miliknya juga bukan kamar apartemennya apa lagi kamar di rumah keluarganya. Lalu di mana dia sekarang? Rasa sakit pada bagian belakang kepalanya meny

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Hello Husband!   Tak percaya.

    Hujan lebat dengan petir yang menyambar. Mansion besar itu tampak terlihat sangat suram dengan hanya cahaya lilin yang hampir padam. Setengah mati, Chana menangis, berkali kali memeluk lututnya yang dingin. Gelap yang senyap, petir yang menyambar, dengan suara deritan beberapa pintu yang rusak. Semua kian menakutkan hingga Chana bahkan tak berani beranjak. Dalam gelap yang tak berujung, suara langkah seseorang yang mendekat membuat Chana menoleh. Dia cukup waspada dengan tangan memegang perutnya yang membesar. Gerakan pelan dalam perutnya cukup menyadarkannya bahwa ia lapar dan harus makan. Namun kini, dia hanya bisa duduk ketakutan dan kian bergetar saat sebuah bayangan hitam mendekat dan langsung memeluk tubuhnya dari belakang. "Oh, Nona Chana ...," Chana terkesiap saat tangan asing memeluk tubuhnya dari belakang. Dia menolak, bergeser dan memberontak namun tangan itu kian kuat memeluknya. "Nona kau sangat harum." Rasa jijik merambat hingga membuat Chana memberontak kian ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Hello Husband!   Kehilangan segalanya.

    Melihat kepergian Logan, tawa Chassy pecah. Sedangkan Chana merangkak berusaha keluar dan mengejar Logan. Namun sesuatu dalam perutnya tampak tidak baik-baik saja. Tentu, semua awalnya masih bisa ia tahan sebelum Chassy bergerak mendekat, dan entah sejak kapan sebuah botol telah ada di depan matanya. "Kak, kupikir kau haus." Chana yang merangkak berhenti dan mendongak. Menatap wajah cantik Chassy yang tersenyum. Saudara perempuannya itu duduk berjongkok dan dengan mudahnya, meraih botol di depannya lalu membukakan tutupnya. "Aku sudah membukanya, sekarang kakak bisa meminumnya." Chana menggeleng. "Aku tidak haus," kembali menyeret tubuhnya sambil mendesis merasakan sakit di perutnya yang kian kuat. Chassy tertawa, melihat usaha Chana yang mencoba mengejar Logan. Dia menarik sesuatu dari dalam saku celananya, lalu melemparkan tepat di hadapan Chana. "Bagaimana? Apakah kemampuanku sangat bagus? Kak Logan bahkan mempercayainya. Tidak, sejak pernikahan kalian Kak Logan tak lagi mem

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Hello Husband!   Dilahirkan kembali atau melihat masa depan?

    "Tidakkk...!" Teriak Chana sangat keras. Tubuhnya memberontak dengan sangat kuat hingga peluh membanjiri tubuhnya. Rasa sakit di sekujur tubuhnya dengan kilasan bayangan nyata yang dia alami jelas masih terpahat di seluruh ingatannya. Tempat tidur itu tampak sangat berantakan karena gerakannya yang liar. "Arrgghh...!" Teriakan keras kedua diiringi tangisan terdengar memilukan. Mata hitam coklat itu terbuka lebar kemudian tertutup lagi. Napas yang memburu dengan dada naik turun dan detak jantung yang berpacu cepat memperjelas kepanikan Chana yang yang langsung duduk di atas tempat tidur dengan kedua tangan meremas perutnya kuat. Seluruh tubuhnya terasa sakit bagai tersayat dengan rasa panas bagai terpanggang dalam bara api yang masih membara. Tangisnya pecah dengan desisan rasa sakit yang tak terkira. "Putraku, dia kesakitan," batin Chana lemah. "Dan aku berakhir dengan sangat mengenaskan." "Apa yang terjadi? Nona apakah ini akan baik-baik saja?" "Apa yang terjadi pada jalang itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Hello Husband!   Bagaimana kau akan bertanggung jawab?

    Mata Chana berkabut saat dia mengerutkan keningnya. Pemandangan di hadapan matanya sungguh indah. Seluruh tubuhnya yang panas sangat menggangu dan membuat kulitnya menjadi sangat sensitif, menghadirkan rona merah muda di pipi putihnya. Dan tanpa sengaja, pria di bawahnya bergerak pelan membuat tubuhnya mendesah pelan. Pria itu menyadari ada yang salah, sejak dia mendengar desahan tertahan wanita di atasnya, dia menjadi diam dan tak berani bergerak. Instingnya jelas memberi peringatan bahwa ada yang salah dengan tatapan wanita di atas tubuhnya. Rona merah yang hadir, sedikit malu dengan tatapan sayu, itu tampak sedikit menyedihkan. Tapi dia melihat kelaparan panjang di dalam mata wanita tersebut. Jelas wanita ini tidak normal."Nona, perlahan, menyingkir dari atas tubuhku." Perintahnya dingin. Chana tak bergerak dan terhipnotis dengan suara berat nan serak. Matanya meneliti pria di bawah tubuhnya dengan hati-hati. Rahang tegas dengan bibir tipis yang melengkung sempurna. Hidung menju

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05

Bab terbaru

  • Hello Husband!   Bagaimana kau akan bertanggung jawab?

    Mata Chana berkabut saat dia mengerutkan keningnya. Pemandangan di hadapan matanya sungguh indah. Seluruh tubuhnya yang panas sangat menggangu dan membuat kulitnya menjadi sangat sensitif, menghadirkan rona merah muda di pipi putihnya. Dan tanpa sengaja, pria di bawahnya bergerak pelan membuat tubuhnya mendesah pelan. Pria itu menyadari ada yang salah, sejak dia mendengar desahan tertahan wanita di atasnya, dia menjadi diam dan tak berani bergerak. Instingnya jelas memberi peringatan bahwa ada yang salah dengan tatapan wanita di atas tubuhnya. Rona merah yang hadir, sedikit malu dengan tatapan sayu, itu tampak sedikit menyedihkan. Tapi dia melihat kelaparan panjang di dalam mata wanita tersebut. Jelas wanita ini tidak normal."Nona, perlahan, menyingkir dari atas tubuhku." Perintahnya dingin. Chana tak bergerak dan terhipnotis dengan suara berat nan serak. Matanya meneliti pria di bawah tubuhnya dengan hati-hati. Rahang tegas dengan bibir tipis yang melengkung sempurna. Hidung menju

  • Hello Husband!   Dilahirkan kembali atau melihat masa depan?

    "Tidakkk...!" Teriak Chana sangat keras. Tubuhnya memberontak dengan sangat kuat hingga peluh membanjiri tubuhnya. Rasa sakit di sekujur tubuhnya dengan kilasan bayangan nyata yang dia alami jelas masih terpahat di seluruh ingatannya. Tempat tidur itu tampak sangat berantakan karena gerakannya yang liar. "Arrgghh...!" Teriakan keras kedua diiringi tangisan terdengar memilukan. Mata hitam coklat itu terbuka lebar kemudian tertutup lagi. Napas yang memburu dengan dada naik turun dan detak jantung yang berpacu cepat memperjelas kepanikan Chana yang yang langsung duduk di atas tempat tidur dengan kedua tangan meremas perutnya kuat. Seluruh tubuhnya terasa sakit bagai tersayat dengan rasa panas bagai terpanggang dalam bara api yang masih membara. Tangisnya pecah dengan desisan rasa sakit yang tak terkira. "Putraku, dia kesakitan," batin Chana lemah. "Dan aku berakhir dengan sangat mengenaskan." "Apa yang terjadi? Nona apakah ini akan baik-baik saja?" "Apa yang terjadi pada jalang itu

  • Hello Husband!   Kehilangan segalanya.

    Melihat kepergian Logan, tawa Chassy pecah. Sedangkan Chana merangkak berusaha keluar dan mengejar Logan. Namun sesuatu dalam perutnya tampak tidak baik-baik saja. Tentu, semua awalnya masih bisa ia tahan sebelum Chassy bergerak mendekat, dan entah sejak kapan sebuah botol telah ada di depan matanya. "Kak, kupikir kau haus." Chana yang merangkak berhenti dan mendongak. Menatap wajah cantik Chassy yang tersenyum. Saudara perempuannya itu duduk berjongkok dan dengan mudahnya, meraih botol di depannya lalu membukakan tutupnya. "Aku sudah membukanya, sekarang kakak bisa meminumnya." Chana menggeleng. "Aku tidak haus," kembali menyeret tubuhnya sambil mendesis merasakan sakit di perutnya yang kian kuat. Chassy tertawa, melihat usaha Chana yang mencoba mengejar Logan. Dia menarik sesuatu dari dalam saku celananya, lalu melemparkan tepat di hadapan Chana. "Bagaimana? Apakah kemampuanku sangat bagus? Kak Logan bahkan mempercayainya. Tidak, sejak pernikahan kalian Kak Logan tak lagi mem

  • Hello Husband!   Tak percaya.

    Hujan lebat dengan petir yang menyambar. Mansion besar itu tampak terlihat sangat suram dengan hanya cahaya lilin yang hampir padam. Setengah mati, Chana menangis, berkali kali memeluk lututnya yang dingin. Gelap yang senyap, petir yang menyambar, dengan suara deritan beberapa pintu yang rusak. Semua kian menakutkan hingga Chana bahkan tak berani beranjak. Dalam gelap yang tak berujung, suara langkah seseorang yang mendekat membuat Chana menoleh. Dia cukup waspada dengan tangan memegang perutnya yang membesar. Gerakan pelan dalam perutnya cukup menyadarkannya bahwa ia lapar dan harus makan. Namun kini, dia hanya bisa duduk ketakutan dan kian bergetar saat sebuah bayangan hitam mendekat dan langsung memeluk tubuhnya dari belakang. "Oh, Nona Chana ...," Chana terkesiap saat tangan asing memeluk tubuhnya dari belakang. Dia menolak, bergeser dan memberontak namun tangan itu kian kuat memeluknya. "Nona kau sangat harum." Rasa jijik merambat hingga membuat Chana memberontak kian ke

  • Hello Husband!   Mansion Tua.

    Samar, Chana membuka pelan kedua matanya dan dia mendapati sebuah kamar redup nan asing. Ia mengerutkan keningnya saat udara terasa membawa banyak debu untuk dihirup. Mencoba bangun dengan meraba saklar lampu di samping tempat tidur lalu menghidupkanya. Matanya menatap setiap sudut kamar yang suram dengan jaring laba-laba yang menumpuk. Ada seekor kecoak, lalu tikus yang merayap di lantai dan tampak tak terganggu meski dia ada di sana. Dia tak takut atau pun jijik akan keduanya jadi hal itu bukanlah masalah untuknya. Bergeser ke sisi lain, dia mendapati sebuah pintu coklat tertutup yang ia yakini sebagai kamar mandi. Lalu ada dua lemari besar tampak kusam dengan debu tebal hingga kaca di daun pintunya tak terlihat. Hati-hati dia duduk dan terhenyak saat mengetahui kamar yang ia tempati sama sekali tak ia kenali. Ini bukan kamar di rumah miliknya juga bukan kamar apartemennya apa lagi kamar di rumah keluarganya. Lalu di mana dia sekarang? Rasa sakit pada bagian belakang kepalanya meny

  • Hello Husband!   Ceraikan dia.

    "Logan, kapan kau menceraikannya? Wanita bodoh itu, kapan kau akan membuangnya?" Suara lembut itu terdengar dari dalam ruangan sebuah kamar apartemen class S yang terletak di kawasan elit kota C, Paris. Paras cantik dengan kulit putih dan rambut coklat bergelombang itu tergerai hingga menutupi punggungnya yang sedikit terbuka. Kaki jenjang dengan tubuh langsing itu sebagian tertutup selimut berwarna putih dan tubuhnya yang sedikit berkeringat memeluk sebuah lengan yang berada di sampingnya. Ada aroma khas percintaan panas yang masih melekat di antara keduanya. Senyum puas setelah mencapai puncak kenikmatan bersama terlihat jelas di wajah keduanya. "Chassy, bertahanlah sebentar lagi. Kenapa kau sangat terburu-buru akhir-akhir ini? Pemilihan pewaris bisnis keluarga bahkan belum jatuh atas namanya," suara merdu nan lembut namun terdengar sedikit berat menyambut pertanyaan yang Chassy berikan. Sebuah kecupan ringan melayang di puncak kepala wanita tersebut dengan penuh kasih sayang.

DMCA.com Protection Status