Suara Erlina gemetar karena ketakutan.Sergio mengabaikannya, menoleh ke arah pelayan itu dan bertanya, "Bagaimana denganmu? Apa kamu juga nggak kenal sama dia?"Pelayan itu langsung mengangkat pandangannya dan menatap mata dingin Sergio. Seketika jantungnya bergetar.Di saat yang sama, gambaran dipukul dan ditendang oleh pengawal muncul di benaknya. Kakinya melemah dan dia tiba-tiba jatuh berlutut."Aku, aku mengenalnya. Dialah yang malam itu memberiku uang dan memintaku membawakan segelas anggur untukmu.""Jangan bicara sembarangan! Jangan memfitnahku!" geram Erlina sambil menatapnya penuh kebencian.Pelayan itu menjawab, "Aku nggak asal tuduh. Cek yang kamu kasih saja masih ada di saku bajuku!"Saat mengatakan itu, dia mengeluarkan cek kusut dari sakunya.Jumlah yang tertulis di atas adalah enam ratus juta.Meskipun uang enam ratus juta tidak ada apa-apanya di mata Keluarga Hardwin, jumlah itu sudah sebanding dengan gaji satu tahun atau bahkan beberapa tahun bagi orang biasa.Meliha
Belum sampai lima menit efek obat bereaksi, Erlina sudah tidak tahan lagi.Dia merasa seperti sedang terpanggang di atas api dan seluruh tubuhnya terasa sangat panas.Perlahan, kesadarannya mulai kabur. Dia mulai kehilangan kendali atas tangan dan kakinya sendiri.Dia mengulurkan tangan untuk melepas pakaiannya, mencoba meredakan panas di tubuhnya.Irma ketakutan saat melihat tindakannya. Jadi, dia langsung menghentikannya. "Erlina, aku sudah minta pelayan membawakan es batu. Bertahanlah sebentar lagi.""Tante, aku merasa nggak nyaman ...." Erlina terlihat sangat menderita sekaligus enggan.Matanya menjadi merah dan air mata perlahan mengalir di sudut matanya.Irma makin merasa tertekan saat melihat reaksi yang ditunjukkan Erlina.Dia sudah melakukan semua yang dia bisa. Hati Sergio lah yang sekeras batu dan tetap tidak mau melepaskan Erlina. Dia hanya meminta Irma menelepon dokter.Hanya dalam waktu lima belas menit, beberapa kancing kemeja Erlina terlepas dan rambutnya sudah berantak
Liana mengangguk. "Sergio punya kepribadian yang dingin. Dia mengalami banyak hal buruk ketika masih kecil, yang membuatnya menutup hatinya selama bertahun-tahun. Tapi, sekarang dia sudah membuka hatinya. Sebagai seorang ibu, tentu saja aku nggak boleh menghambatnya. "Firdan pun paham. "Pantas saja Nyonya nggak menghentikan apa yang terjadi hari ini."Liana tersenyum dan tidak mengatakan apa pun lagi.Di lantai bawah.Sergio meraih tangan Hazel, berdiri dan mengajaknya pergi. "Masalahnya sudah beres, ayo pergi.""Ya." Hazel mengiakan dengan patuh dan mengikutinya selangkah demi selangkah.Ketika masuk ke dalam mobil, Sergio menyadari suasana hati Hazel yang terlihat murung. Jadi, dia bertanya, "Kamu ketakutan?"Hazel kembali tersadar dan menggelengkan kepalanya. "Nggak. Aku hanya teringat sesuatu saja.""Apa, coba katakan."Hazel meliriknya dan menjawab ragu-ragu, "Jangan marah kalau aku jawab.""Katakan," kata Sergio.Hazel menjawab, "Erlina cantik dan punya kemampuan luar biasa. Apa
Setelah Sergio selesai berbicara, dia menatap Hazel dan langsung tertawa saat melihat perubahan ekspresinya.Entah apa yang tengah dipikirkan gadis kecil ini.Dia menyentil pelan dahi Hazel. "Sadarlah. Apa ciumannya masih belum cukup?"Hazel segera menutup bibirnya dengan tangan untuk menghalangi pandangan Sergio. "Cukup! Jangan lakukan lagi!"Menyebalkan! Sergio selalu menciumnya tanpa meminta izin pada Hazel. Jadi, Hazel tidak punya kesempatan untuk bersiap.Reaksi yang ditunjukkan Hazel membuat Sergio tertawa.Sergio terkekeh, kembali duduk di kursinya dan menyalakan mesin mobil.Hazel diam-diam menghela napas lega dan menurunkan kaca jendela mobil untuk mencari udara segar.Angin sepoi-sepoi menerpa pipinya, yang perlahan menghilangkan rasa panas yang dirasa.Setelah kembali ke Grand Permata, Sergio berkata kepada Hazel, "Aku mau ke ruang kerja buat ngurus beberapa hal. Malam nanti mau makan apa, katakan saja sama orang dapur.""Ya." Hazel mengangguk patuh.Melihat sikap patuh Haze
Sergio menjawab, "Itu karena kamu belum pernah benar-benar mencintai satu wanita. Saat hari itu tiba, kamu pasti akan mengerti."Rafael tidak berpikir demikian. Dia tidak merasa dirinya akan mengalami situasi semacam itu.Apa yang tidak dia ketahui adalah, bahwa dalam waktu dekat, ketika dia benar-benar mengalami apa artinya mencintai tanpa bisa memiliki, dia akhirnya bisa memahami maksud dari perkataan Sergio.Namun, itu semua akan menjadi cerita lain.Rafael kembali bertanya, "Kamu sama Hazel sudah menikah lebih dari sebulan, tapi kamu masih belum berhasil mendapatkannya. Apa kamu benar-benar mampu?"Sergio, "..."Rafael tidak merasakan adanya bahaya dan malah makin bersemangat ketika berbicara. Dia terus menguji batas kesabaran Sergio tanpa tahu batasan."Oh, aku lupa kalau kamu masih perjaka. Apa kamu yakin bisa melakukannya? Apa aku perlu berbagi bahan yang aku punya denganmu? Setidaknya kamu jadi bisa belajar?"Wajah Sergio tiba-tiba berubah muram. Dia menjawab dengan geram, "Raf
Namun, Sergio mengira Hazel benar-benar salah paham, jadi dia kembali menjelaskan, "Aku bisa dan aku mampu. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa membuktikannya kepadamu."Setelah mengatakan hal ini, Sergio langsung sadar kalau ada yang salah dalam perkataannya.Dia terkesan memaksa.Hazel menangkupkan kedua tangannya di dada dan menatapnya dengan ramah, lalu berkata, "Pantas saja kamu sangat ahli dalam berciuman. Ternyata kamu sudah berpengalaman."Keringat sudah terlihat di dahi Sergio. "Nggak, kebetulan kamu masuk pas aku baru buka videonya. Tuhan bisa jadi saksi. Bahkan ciuman pertamaku saja aku berikan kepadamu."Hati Hazel meledak dengan sukacita, tetapi wajahnya masih terlihat datar."Benarkah?""Sungguh!"Sergio sudah hidup selama tiga puluh tahun dan ini adalah pertama kalinya dia begitu panik dan tidak berdaya.Dia takut Hazel salah paham, jadi dia ingin menjelaskan sampai tuntas mengenai masalah video itu. Dalam hati, dia pun mengutuk Rafael ratusan kali.Hidung Hazel berkerut,
Perkataan Hazel bisa diartikan sebagai kepercayaan yang begitu besar kepada Sergio dan dia bersedia berkomitmen untuk itu.Sergio tahu lebih baik daripada siapa pun seberapa besar bobot dari kata-kata itu.Sergio terdiam, otaknya kosong sejenak seolah-olah ada suara gemuruh yang tiba-tiba meledak di dalamnya.Segera setelah itu, ada ledakan kegembiraan yang menyelimuti dirinya.Tubuhnya bereaksi sebelum otaknya. Dia mencium bibir Hazel, bahkan bibir tipisnya sedikit bergetar karena saking gembiranya.Entah sudah berlalu berapa lama, Hazel merasa pusing dan kakinya lemas.Jika bukan karena Sergio yang melingkarkan tangannya di pinggangnya, dia mungkin akan jatuh ke lantai.Keadaan Sergio tidak jauh lebih baik darinya. Napasnya kacau dan keringat tipis keluar di dahinya.Kemeja yang dikancingkan hingga kancing teratas telah kusut dan terlihat berantakan.Dia membungkuk, menggendong Hazel ke dalam pelukannya dan melangkah menuju kamar tidur.Hazel digendong ke tempat tidur yang besar dan
Setelah menelepon, Sergio kembali ke tempat tidur, tetapi tidak berbaring.Jika terlalu dekat dengan Hazel, dia takut tidak akan bisa mengendalikan dirinya dan langsung melakukannya.Dia dan Hazel sudah tidur di ranjang yang sama sejak menikah. Entah sudah berapa banyak penderitaan yang Sergio alami selama ini.Hazel adalah tipikal orang yang tidur dengan tenang, tetapi sering secara tidak sengaja menyentuh Sergio.Hampir setiap hari setelah Hazel tertidur, Sergio harus mandi air dingin. Dia khawatir kalau hal ini terus berlanjut, dia tidak akan bisa mengendalikan dirinya.Untunglah semua perjuangannya tidak sia-sia.Hazel tidak tahu banyak tentang keadaan mental Sergio saat ini. Rasanya dia ingin mencari lubang di lantai untuk bersembunyi saat mengingat apa yang baru saja dia mulai.Apa sikap yang dia tunjukkan barusan terlalu frontal?Namun, dia tidak merasa menyesal. Setelah menghabiskan waktu bersama, dia bisa melihat kalau Sergio adalah orang yang sangat bertanggung jawab dan pant