_Saa Fera Pov_
Hari ini hari jum'at, " huaahh." aku menguap dengan mulut terbuka lebar. Ini masih pagi, dan aku masih sangat mengantuk.Levi menyentil dahiku keras
"aww,.. Apa sih vi?"aku melihat Levi yang antensinya kembali berpusat pada guru yang sedang memberikan ceramah bermanfaat untuk memulai hari sebelum melakukan senam bersama yang memang rutin diadakan setiap jum'at pagi."Cewek, kalau nguap, mulutnya ditutup fer, Gak baik diliat gebetan nanti" Tukas Levi , Guru yang memberikan ceramah pun turun dari panggung kecil yang terbuat dari semen dan bata yang sudah diamplas dengan cantik berwarna abu-abu itu, kemudian digantikan oleh seorang perempuan paruhbaya yang berumur sekitar 30-an ke atas yang memakai baju training berwarna kuning mentereng. Dia mengkode ke sampingnya pada seorang siswa yang bertugas untuk menyalakan musik.
"Huaaah" aku kembali menguap lebar didepannya tanpa menutup mulut, dia mengambil daun yang ada di atas kepala kami dan menyumpal mulutku dengan daun segar itu.
" Puehh
.. !!" Aku meludahkan daun-daun itu dan menatap Levi tajam."Gue nasehatin didengerin kek, rasain tu!"Levi melengos , dia mulai meregangkan kepalanya dan kemudian tangannya."Gue nggak terima vi, sehabis ini loe harus traktis gue yak*lt, mulut gue pahit banget ni" aku berulang-kali meludah ke dalam parit kecil yang kering yang berada disamping kami, aku dan Levi sengaja memilih tempat ini karena selain dekat dengan panggung dan sejuk karena berada di bawah pohon buah mangga yang rindang tapi belum berbuah ini. Levi hanya mengabaikan ku, dan mulai mengikuti gerakan instruktur senam, dia menggumam "Hn"
aku tersenyum senang,itu tandanya dia akan memenuhi permintaanku.Irama musik mulai terdengar dari speaker besar disamping panggung. Aku seperti mengenal lagunya...
yang jelas ini lagu k-pop, aku pada permulaan lagu ini mengikuti saja gerakan-gerakan senam yang instruktur itu peragakan lantaran masih belum loading dan hanya merasa familiar.'Bultoreune ... ' saat kata ini terlantun dari speaker besar itu dan instruktur senam pun bergerak lincah dengan gerakannya sendiri, dan murid-murid lain yang mengikutinya gerakannya tanpa semangat, aku malah sebaliknya, maksudku, hanya aku dan beberapa orang tertentu (Sepertinya k-popers juga) yang berasal dari kelas yang berbeda di aula outdoor ini terutama cewek, yang mengikuti gerakanku yang berlawanan dari gerakan senam instruktur, ini dia lagu yang bikin gue bersemangat tiba-tiba , Fire. Dan gue bisa gerakan dancenya, eo.
.... fireee eoeoeo
fireee. .ssak da bultebora bow bow bow'Levi Sweatdrop melihatku yang sebelumnya mengalami gejala 4 L , letih, lelah, lesu, lemas. Menari dengan semangat yang membara di sekujur tubuhku.
Levi mulai menjauh beberapa langkah dariku lalu menutup wajahnya, " Dia bukan teman gue" katanya saat orang-orang melihatku dengan tatapan heran dan terkejut, seolah-olah ada alien yang baru saja menari didepan mereka, aku mengacuhkan mereka , sampai lagu fire habis dan dilanjutkan dengan lagu lainnya. Dan Levi yang melihatku kembali normal setelah lagu itu habis dan gerakan danceku berhenti lalu mulai mengikuti gerakan senam dari instruktur. Hanya menempelkan pungung tangannya pada dahiku, dan merasakan panas."Loe, beneran sakit Fer" .Aku hanya menatapnya polos."Nggak tuh gue sehat-sehat aja"._skiptime_
Setelah bersenam ceria, kami sekarang berada dikelas,seorang guru pria yang berumur 45 tahun ( dia mengajar pelajaran akuntansi) yang masih memakai baju training berwarna tosca dan putih masuk ke dalam kelas.
fyi: Setiap hari juma't, sekolah mewajibkan murid dan guru untuk mengenakan pakaian training satu hari penuh, khusus hari itu saja.
Dia segera duduk di kursi kebesarannya, lalu membuka tasnya, mengambi beberapa buku dan meletakkannya di atas meja, dia mengambil pulpen yang disematkan pada saku yang berada di daerah dadanya.
Aku dan levi melipat tangan kami di meja, berusaha untuk terlihat seperti murid yang patuh. Padahal sih enggak.
Bukan hanya kami yang melakukan hal demikian, namun semua murid yang berada di kelas ini juga, sebenarnya, ada alasan dibalik ini. Nama guru itu supriadi s.pd.
(-emergency, hehe bercanda)dan dia adalah salah satu guru killer di sekolh ini, selain pelit nilai dan suka memberi hukuman, dia juga suka mengintimidasi muridnya.Makanya, daripada cari penyakit, lebih baik kami belagak patuh aja.
" Hari ini, saya akan mengajarkan tentang pembuatan buku besar, buka buku paket A , halaman 56 ," ujarnya kemudian. Aku membuka buku paketku yang berwarna hijau itu dengan background alat penghitung.
Pak supriadi terlihat mengamati semua siswanya yang sudah membuka buku dan membaca beberapa hal di dalamnya. Dia mengambil spidol dan mulai mencoret-coret papan tulis putih dengan gambar akun-akun kecil.
"Ah, buku besar lagi, jari-jari gue rasanya mau keriting vi"
Levi mengabaikan gumamanku. Dia terus saja menatap kedepan papan tulis dan menulis.Aku mendesah bosan, mataku mengerling ke kiri dan kekanan, humm... tampak hanya sebagian murid saja yang nampak memperhatikan apa yang pak Suriadi kerjakan dan memahami apa yang dijelaskannya. Sisanya adalah murid dengan antena pendek sepertiku yang sedang berpura-pura memahami tentang apa yang sedang dijelaskan olehnya.
Satu jam berlalu dengan begitu cepat, dan papan tulis sudah dipenuhi dengan coretan-coretan tentang pelajaran akuntansi.
Pada jam ke dua ini, guru lagi-lagi tidak masuk, dan saat ini kelas kami sudah seperti kapal pecah, kelas kami juga menjadi sangat berisik hingga terdengar sampai keluar kelas, namun semuanya terdiam ketika beberapa orang yang juga memakai seragam yang sama dengan kami datang diantaranya 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan, memasuki kelas
ini.Laki-laki pertama membawa kamera besar yang biasanya dipakai untuk syuting film, diatas bahunya. Laki-laki kedua memakai pakaian yang sangat culun dan memakai tompel besar buatan
di dagunya. Laki-laki ke tiga adalah kelvin, tidak perlu kujelaskan, pasti kalian tau dia siapa.Aku melihat dia membawa sebuah makalah yang sedikit tebal ditangannya, dan dua orang perempuan tadi, yang satu membawa tripod yang terlihat berat, sedangkan yang satu lagi membawa tas selempang yang aku tebak berisi make up untuk syuting.Kelvin menatapku dengan datar dan aku membalasnya dengan mendengus kesal, sedangkan Levi memilih untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah diatas meja dengan menelengkupkan tangannya dan merebahkan kepalanya menyamping ke atas meja, dia menatapku dengan senyum yang tidak berhenti tercipta di bibirnya.
Aigoo... ni anak rupanya kena demam asmara.
Hmm, aku menatap Levi lamat-lamat, "Vi, loe mau gue kenalin sama kelvin?" tanyaku dengan nada jahil, dia menggeleng histeris.
Dengan wajah memerah."Apaan sih ! " lalu dipalingkannya wajahnya kedepan, kembali melihat Kelvin dan kru-nya.Aku juga mengikuti arah pandang Levi.Terlihat Kelvin berdiri beberapa langkah maju dari para krunya "Halo semua!.. " Sapanya ceria, alisku terangkat heran, bukannya orang ini biasanya jutek?.
" Ehmm... jadi sebelum kami memulai syuting kami disini, terlebih dahulu kami ingin meminta izin pada kalian semua".
Bersambung..
"Wahai kaum adam, ketahuilah! selain hati rapuh kalian yang mudah terkoyak, ingatlah bahwa hati kaum hawa bahkan lebih rapuh lagi dari pada kalian dan jika hati kalian bisa terkoyak hanya karena hembusan angin, hati perempuan dapat terkoyak bahkan sebelum anginnya berhembus, hati kami berada satu langkah dari pada kalian dalam hal mudah untuk tersakiti, sekian! terima kasih atas perhatiannya!" Fera mengakhiri pidato singkat tak bermanfaatnya di depan kelas, dan tanpa ba bi bu dia langsung saja kembali ke tempat duduknya di iringi dengan suara jangkrik yang bergema diseluruh kelas.Teman-teman sekelas dan guru bahasa Indonesianya menatap kearahnya dengan mulut terbuka lebar, seolah tidak percaya bahwa telinga mereka baru saja mendengar pidato singkat, padat dan kurang jelas dari Fera.Levi menggelengkan kepalanya heran menatap Fera, "Apa?" tanya Fera polos. Levi mengurungkan niatnya untuk berkata-kata kasar pada sahabatnya ini dan memilih
Jadi setelah insiden dibelakang Lab, kelima orang siswa laki-laki itu pun dihukum menghadap bendera di tengah lapangan sembari memberi hormat.Saat itu matahari berada diatas kepala dan membuat mereka kepanasan setengah mati tentu saja mereka harus melakukan itu hingga selesai jam istirahat usai."Kalian liat tadi siapa cewek yang cepuin kita ke guru?" Tanya Gio penasaran."ada, aku tau siapa dia "Jawan Kelvin spontan."siapa? aku mau kasih dia pelarajaran" Balas jawab salah satu teman Kelvin dan Gio.Kelvin menatapnya datar dan menjawab."Gak usah, biar aku aja nanti yang kasih dia pelajaran"disisi lain Levi menceritakan apa yang dialaminya pada Fera.setelah mencermati ceritanya Fera dengan penasaran bertanya."Terus kenapa kamu ngadu soal mereka ke guru Vi?"awalnya Levi terdiam, mencoba mencari alasan mengapa dia harus melaporkan pada guru tentang aksi nakal siswa dia menyuruh Fera unt
Tidak terasa Ujian Akhir Semester sudah tiba, Fera belajar siang dan malam untuk menghadapi UAS hari ini, dia menyiapkan peralatan ujiannya kedalam tas dan mengendarai sepedanya setelahnya. Mengayuhnya perlahan-lahan sembari mengingat-ingat apa yang dipelajarinya semalaman suntuk.Pagi ini ujiannya ialah matematika di jam pertama dan bahasa indonesia di jam kedua, ugh sungguh menguras otak Fera yang memang tidak menyukai pelajaran matematika apalagi dijam pertama di pagi hari.Bel sekolah belum berbunyi, sepeda Fera sudah memasuki pintu gerbang sekolah dan buk guru dan pak guru yang sedang piket pun berdiri di depan gerbang, Fera turun dari sepedanya dan menyalami guru-guru itu satu-persatu sebelum menaikinya lagi hingga ke tempat parkir.Fera turun dari sepedanya dan menurunkan penompang belakang sepedanya lalu mengunci ban sepeda depannya sambil duduk dan menundukkan kepalanya. Suara motor terdengar di belakang punggungnya dan orang it
Fera PovIni sepertinya hari keberuntunganku, pertama, aku sebangku dengan gebetanku, kedua, soal matematika yang keluar sangat mudah dan aku mengerti isi soalnya dengan cepat bagaimana tidak aku telah belajar mati-matian untuk ujian ini.sekarang waktunya istirahat dan aku bahkan tidak berani memulai pembicaraan dengannya. sebelumnya dia bertanya namaku dan aku hanya menjawab seadanya lalu bertanya namanya kembali dan pembicaraan kami berhenti disitu. Sangat canggung, oh jantungku yang sangat tidak mau berkompromi sama sekali berdegup dengan kencang ketika aku duduk disampingnya.untung saja aku hafal ayat kursi dan mengulang-ngulangnya didalam hati agar kegugupanku hilang dan aku bisa menjawab soal ujian dengan kondisi tubuh yang normal.tentu saja aku menatap diam-diam padanya saat dia dengan serius menjawab soalnya, raut wajahnya, hidungnya yang mancung bibirnya yang pink dan kulitnya yang putih alisnya juga tebal dan tatapan m
Baru kali ini aku sangat menanti-nantikan Ujian Akhir Semester dengan tidak sabar begini, inginku bertemu dengan gebetanku secepatnya dan menyatakan perasaanku, oh tidak! tidak dulu nanti dia akan menganggap aku freak jika aku mengungkapkan perasaanku secepat ini dan ilfil dan akan menjauhi ku selama-lamanya. TIDAKK !! aku tidak ingin hal itu terjadi.Aku harus mencari cara bagaimana bisa untuk lebih dekat dengannya pokoknya harus.Jadi dengan semangat 45 akan bertemu dengan gebetan besok aku pun belajar dengan senang hati dan menjadi lebih bersemangat.Besoknya dipagi hari, aku menggoreng telur dan memasak nasi goreng kesukaanku dan memasukannya kedalam kotak makan siang. Aku dan Levi memang sering makan siang dengan kotak bekal bersama setelah memasukkannya kedalam tas. Aku bergegas ke sekolah dengan menaiki sepeda.Bel Pelajaran pertama sudah dimulai, aku sudah duduk di kursi ku dan Faber pun mengambil tempatnya disebelahku.&nbs
Hubungan ku dengan Faber masih pada tahap pdkt-an tidak ada progres apapun.Padahal ini sudah hari terakhir ujian loh, tapi kayaknya aku kena friendzone deh.Aku sama dia udah tukar-tukaran nomor telepon dan kadang-kadang juga nge-chat tapi temanya gak jauh-jauh dari sekolah.Uh.. capek ya ngejar orang.Namun aku tidak boleh patah arang harus terus berusaha untuk bisa mendapatkan hatinya Faber.Setelah ujian ini kami akan libur semester, dan rapor akan dibagikan minggu depan di hari sabtu." Hhh...""Kenapa loe ? Kok lesu gitu?" Tanya Levi.aku, Levi dan temanku yang dua orang lagi itu sednag makan bekal bersama. Kami memakannya di taman sekolah.Aku menceritakan apa yang sedang kualami pada Levi dan teman-temanku lainnya."Udah loe gerak dulu aja, biar gak lou gak baper mulu" celetuk mellisa saat aku mengutarakan isi hatiku."Kayaknya ide ba
"ehh.. kok mereka disini?" tanyaku spontan dengan suara yang agak sedikit besar.Mamakku bertanya dengan heran."mereka itu siapa?" aku menunjuk pada lapangan skateboard."Itu mak, teman sekolahku""Ohh hobi mungkin?""mungkin mah, enak ya mereka punya hobi keren kayak gini" gumanku pelan namun ayahku tetap mendengar suaraku ini."kamu kan juga bisa punya hobi keren, anak ayah masa gak ada hobi keren sih, coba diingat-ingat dulu, pasti ada kan?""menyanyi?" tanyaku pada ayahku." Itu juga Keren!""Awww thank you ayah"sungguh aku benar terharu ayahku sangat sportif dan ibuku selalu memberikanku semangat saat aku perlu semangat untuk menghadapi sesuatu.kami sudah selesai makan.aku memutuskan untuk tidak menyapa mereka dan memilih untuk makan saja dan setelah ini aku akan menggunakan waktuku untuk melukis dan ibuku sedang mengambil foto-foto
Matahari bersinar dari timur dengan membawa asa setiap insan yang tinggal dibumi menjadi terbumbung tinggi seperti tingginya andromeda di lautan bintang. aku menatap langit dengan perasaan yang tenang dan dengan kesejukan embun di pagi hari aku mengayuh sepedaku kesekolah. Hari pertama sekolah di tahun ke tiga. Aku tidak sabar akan menerima pelajaran seperti apa dan akan melanjutkan kegiatan seperti apa setelah ini. Oh iya, sebelumnya aku diinfokan oleh teman sekelasku bahwasanya kami akan melakukan PRAKERIN sebentar lagi. PRAKERIN adalah kepanjangan dari (Praktek kerja industri) untuk siswa kelas tiga sepertiku aku akan memulai semester pertama dari tahun ke tiga ku untuk mulai kerja lapangan. Aku sudah naik kelas dan sudah mendapatkan nama tujuan lapangan yang akan lalui selama satu semester di kantor dinas sosial daerah. Aku akan berkerja sebagai magang dengan waktu hanya tiga bulan dan setelah itu kami akan dikembalikan lagi ke sekolah. hari ini setelah mengambil bet
Secara mengejutkan Faber tiba-tiba mengirim pesan padaku dia bertanya apakah aku ada waktu luang atau tidak. Aku yang sedang mencatat laporan masuk dan laporan keluar pun heran. Kok tiba-tiba nggak ada angin gak ada hujan Faber tiba-tiba ngajak aku keluar gini ya. Aku segera membalas pesannya. 'Engg.. kebetulan sehabis dari sini enggak sih rencananya mau pulang ke rumah'kirimFaber membacanya, lalu membalas. 'Mau keluar cari makan siang bareng gak?''Balasannya. Jantungku berdebar-debar. Wah apa maksudnya ini. 'Uhm.. boleh, dimana?'kirim. Faber segera membalas.'di rumah makan padang mau?' balas Faber. Rumah makan padang? Banyak minyaknya gak tuh? Batinnku.'uhm.. boleh'kirim.'kujemput?' Faber mengirim pesan begini dan wajahku segera memerah. 'eh.. Gak usah, aku bawa kereta sendiri' 'oh okeh kalau gitu, see you'balasnya.'see you too'balasku juga. wowapa inikah pertanda bahwa dia juga menyukaiku? omg apa yang harus aku lakukan? apa yang harus kulakukan? omg omg in
Hari-hari Fera dikantor sangat tenang, staf yang berkerja di instansi yang sama dengannya pun orangnya ramah-ramah dan baik hati mereka mengajarinya banyak hal, mulai dari mencatat dokumen yang masuk, mengajarinya bagaimana cara membuat surat permohonan yang benar dan juga mengajarinya akutansi untuk keperluan pengeluaran dana yang dikeluarkan oleh pemerintah.Hari ini, seperti hari yang biasa-biasanya dia duduk di meja yang telah disediakan oleh pegawai disini dan menyuruhnya untuk menyusun berkas dan mengelompokkannya untuk ditata kembali kedalam lemari berkas.seseorang tiba-tiba mengetuk di pintu kantor dan seorang ibu-ibu datang sambil menggendong kucing anggoranya yang terlihat sangat lemas."Tolong ini bentar" panggil ibu itu pada staff yang segera merespon dan mengambil kucing itu dari tangannya. Fera melihatnya dengan seksama dan penasaran kenapa ibu ini membawa kucingnya yang sakit kesini bukannya ke pet shop."Kenapa ini
Matahari bersinar dari timur dengan membawa asa setiap insan yang tinggal dibumi menjadi terbumbung tinggi seperti tingginya andromeda di lautan bintang. aku menatap langit dengan perasaan yang tenang dan dengan kesejukan embun di pagi hari aku mengayuh sepedaku kesekolah. Hari pertama sekolah di tahun ke tiga. Aku tidak sabar akan menerima pelajaran seperti apa dan akan melanjutkan kegiatan seperti apa setelah ini. Oh iya, sebelumnya aku diinfokan oleh teman sekelasku bahwasanya kami akan melakukan PRAKERIN sebentar lagi. PRAKERIN adalah kepanjangan dari (Praktek kerja industri) untuk siswa kelas tiga sepertiku aku akan memulai semester pertama dari tahun ke tiga ku untuk mulai kerja lapangan. Aku sudah naik kelas dan sudah mendapatkan nama tujuan lapangan yang akan lalui selama satu semester di kantor dinas sosial daerah. Aku akan berkerja sebagai magang dengan waktu hanya tiga bulan dan setelah itu kami akan dikembalikan lagi ke sekolah. hari ini setelah mengambil bet
"ehh.. kok mereka disini?" tanyaku spontan dengan suara yang agak sedikit besar.Mamakku bertanya dengan heran."mereka itu siapa?" aku menunjuk pada lapangan skateboard."Itu mak, teman sekolahku""Ohh hobi mungkin?""mungkin mah, enak ya mereka punya hobi keren kayak gini" gumanku pelan namun ayahku tetap mendengar suaraku ini."kamu kan juga bisa punya hobi keren, anak ayah masa gak ada hobi keren sih, coba diingat-ingat dulu, pasti ada kan?""menyanyi?" tanyaku pada ayahku." Itu juga Keren!""Awww thank you ayah"sungguh aku benar terharu ayahku sangat sportif dan ibuku selalu memberikanku semangat saat aku perlu semangat untuk menghadapi sesuatu.kami sudah selesai makan.aku memutuskan untuk tidak menyapa mereka dan memilih untuk makan saja dan setelah ini aku akan menggunakan waktuku untuk melukis dan ibuku sedang mengambil foto-foto
Hubungan ku dengan Faber masih pada tahap pdkt-an tidak ada progres apapun.Padahal ini sudah hari terakhir ujian loh, tapi kayaknya aku kena friendzone deh.Aku sama dia udah tukar-tukaran nomor telepon dan kadang-kadang juga nge-chat tapi temanya gak jauh-jauh dari sekolah.Uh.. capek ya ngejar orang.Namun aku tidak boleh patah arang harus terus berusaha untuk bisa mendapatkan hatinya Faber.Setelah ujian ini kami akan libur semester, dan rapor akan dibagikan minggu depan di hari sabtu." Hhh...""Kenapa loe ? Kok lesu gitu?" Tanya Levi.aku, Levi dan temanku yang dua orang lagi itu sednag makan bekal bersama. Kami memakannya di taman sekolah.Aku menceritakan apa yang sedang kualami pada Levi dan teman-temanku lainnya."Udah loe gerak dulu aja, biar gak lou gak baper mulu" celetuk mellisa saat aku mengutarakan isi hatiku."Kayaknya ide ba
Baru kali ini aku sangat menanti-nantikan Ujian Akhir Semester dengan tidak sabar begini, inginku bertemu dengan gebetanku secepatnya dan menyatakan perasaanku, oh tidak! tidak dulu nanti dia akan menganggap aku freak jika aku mengungkapkan perasaanku secepat ini dan ilfil dan akan menjauhi ku selama-lamanya. TIDAKK !! aku tidak ingin hal itu terjadi.Aku harus mencari cara bagaimana bisa untuk lebih dekat dengannya pokoknya harus.Jadi dengan semangat 45 akan bertemu dengan gebetan besok aku pun belajar dengan senang hati dan menjadi lebih bersemangat.Besoknya dipagi hari, aku menggoreng telur dan memasak nasi goreng kesukaanku dan memasukannya kedalam kotak makan siang. Aku dan Levi memang sering makan siang dengan kotak bekal bersama setelah memasukkannya kedalam tas. Aku bergegas ke sekolah dengan menaiki sepeda.Bel Pelajaran pertama sudah dimulai, aku sudah duduk di kursi ku dan Faber pun mengambil tempatnya disebelahku.&nbs
Fera PovIni sepertinya hari keberuntunganku, pertama, aku sebangku dengan gebetanku, kedua, soal matematika yang keluar sangat mudah dan aku mengerti isi soalnya dengan cepat bagaimana tidak aku telah belajar mati-matian untuk ujian ini.sekarang waktunya istirahat dan aku bahkan tidak berani memulai pembicaraan dengannya. sebelumnya dia bertanya namaku dan aku hanya menjawab seadanya lalu bertanya namanya kembali dan pembicaraan kami berhenti disitu. Sangat canggung, oh jantungku yang sangat tidak mau berkompromi sama sekali berdegup dengan kencang ketika aku duduk disampingnya.untung saja aku hafal ayat kursi dan mengulang-ngulangnya didalam hati agar kegugupanku hilang dan aku bisa menjawab soal ujian dengan kondisi tubuh yang normal.tentu saja aku menatap diam-diam padanya saat dia dengan serius menjawab soalnya, raut wajahnya, hidungnya yang mancung bibirnya yang pink dan kulitnya yang putih alisnya juga tebal dan tatapan m
Tidak terasa Ujian Akhir Semester sudah tiba, Fera belajar siang dan malam untuk menghadapi UAS hari ini, dia menyiapkan peralatan ujiannya kedalam tas dan mengendarai sepedanya setelahnya. Mengayuhnya perlahan-lahan sembari mengingat-ingat apa yang dipelajarinya semalaman suntuk.Pagi ini ujiannya ialah matematika di jam pertama dan bahasa indonesia di jam kedua, ugh sungguh menguras otak Fera yang memang tidak menyukai pelajaran matematika apalagi dijam pertama di pagi hari.Bel sekolah belum berbunyi, sepeda Fera sudah memasuki pintu gerbang sekolah dan buk guru dan pak guru yang sedang piket pun berdiri di depan gerbang, Fera turun dari sepedanya dan menyalami guru-guru itu satu-persatu sebelum menaikinya lagi hingga ke tempat parkir.Fera turun dari sepedanya dan menurunkan penompang belakang sepedanya lalu mengunci ban sepeda depannya sambil duduk dan menundukkan kepalanya. Suara motor terdengar di belakang punggungnya dan orang it
Jadi setelah insiden dibelakang Lab, kelima orang siswa laki-laki itu pun dihukum menghadap bendera di tengah lapangan sembari memberi hormat.Saat itu matahari berada diatas kepala dan membuat mereka kepanasan setengah mati tentu saja mereka harus melakukan itu hingga selesai jam istirahat usai."Kalian liat tadi siapa cewek yang cepuin kita ke guru?" Tanya Gio penasaran."ada, aku tau siapa dia "Jawan Kelvin spontan."siapa? aku mau kasih dia pelarajaran" Balas jawab salah satu teman Kelvin dan Gio.Kelvin menatapnya datar dan menjawab."Gak usah, biar aku aja nanti yang kasih dia pelajaran"disisi lain Levi menceritakan apa yang dialaminya pada Fera.setelah mencermati ceritanya Fera dengan penasaran bertanya."Terus kenapa kamu ngadu soal mereka ke guru Vi?"awalnya Levi terdiam, mencoba mencari alasan mengapa dia harus melaporkan pada guru tentang aksi nakal siswa dia menyuruh Fera unt