Share

Bab 87

Keadaan Alina sudah membaik, luka di tangan dan bekas operasinya juga mulai kering. Walau bagian perut masih sering terasa ngilu. Aku teris menemani istriku itu, tak ingin lagi meninggalkannya. Satpam dirumah kutambah menjadi dua. Biar aku merasa tenang saat sesekali keluar meninggalkan anak dan istriku.

Hari ini Alina sudah diperbolehkan pulang. Tentu saja kini membawa seorang bayi mungil yang tampan. Hafidz Noval Safwan, itu nama bayi kami. Seorang laki-laki dermawan yang kuat ingatannya seperti batu karang. Begitulah kira-kira artinya. Aku ingin kelak anakku ingat bahwa kelahirannya penuh perjuangan, ada nyawa yang dipertaruhkan.

Andre sedang dalam proses hukum. Aku ingin laki-laki itu dihukum seberat-beratnya. Biar saja, walau dia masih ada hubungan persaudaraan denganku, aku tak peduli. Jika salah, ya harus di hukum.

"Mas, apa ga berlebihan?"

Aku menatap Alina yang tengah menyusui Hafidz.

"Malah, jika ada di negri ini hukum qisash, dimana pelaku dihukum sesuai dengan apa yang di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status