Share

Bab 13

Penulis: saraswatinda
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-01 23:45:08

“Kalau kamu berada di posisi Nazwa sekarang. Apa yang akan kamu lakukan?” tanya Rafi tiba-tiba.

Pertanyaan Rafi cukup mengejutkan Renata. Apa yang akan aku lakukan? Tanyanya mengulang pertanyaan Rafi pada hatinya. “Kamu yakin mengajukan pertanyaan itu padaku, Raf?” tanya Renata balik.

“Tentu saja. Memangnya kenapa?” taut Rafi tak mengerti.

“Kamu kan tahu, selama hidupku, aku hanya mencintai satu orang laki-laki. Ya, kamu,” jawab Renata lirih namun masih terdengar oleh Rafi.

Rafi menatap Renita. Tertegun mendengar ucapannya barusan. Tetapi tatapan Rafi disalahartikan oleh Renita. Ia merasa Rafi masih menantikan jawaban atas pertanyaannya tadi.

“Entahlah, Raf. Aku bukan Nazwa yang dicintai oleh seorang Rafi dan Kafka,” gelengnya. “Aku belum pernah merasakan hal seperti itu. Aku hanya bisa membayangkan.” Renata terdiam sejenak. “Ya mungkin berat bagi seorang perempuan khusus

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hati Yang Terpilih   Bab 14

    “Katakan, Fi! Bagaimana jika Nazwa menerimamu kembali, dan ia tak ingin menjadi istri keduamu. Sementara ibuku masih ada. Apa yang akan kamu lakukan?” kali ini Renata memberikan pertanyaan yang tak pernah terpikirkan oleh Rafi bisa terjadi. Ya, bukankah selalu ada kemungkinan dalam setiap hal di dunia ini? Sesungguhnya kemustahilan itu adalah kemungkinan itu sendiri. Kita bukanlah Tuhan yang bisa mengatur alam semesta, yang bisa membolak-balikkan hati manusia, yang tahu apa yang akan terjadi. Kita hanya manusia yang berharap dan berencana, tanpa tahu semua akan terjadi. Rafi tertegun. Benar-benar tertegun. Satu sisi, ada Nazwa yang diingininya dan di sisi lain, ada ibu yang membesarkannya dengan kasih sayang. “A-a …ku,” terbata Rafi berkata. Renata tersenyum smirk. ‘Kamu yang menceburkan dirimu sendiri, Fi.’ Ucap Renata dalam hatinya. Rafi meraup wajahnya sebelum mengacak rambutnya dengan kesal sekaligus bingung. “Astaga, Re! Kenapa sih kamu malah men

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Hati Yang Terpilih   Bab 15

    “Alhamdulillah,” ucap Bapak setelah meminum air putih mengakhiri makan siangnya. “Makin enak saja masakanmu, Nduk. Apa karena baru makan lagi ini ya,” sambungnya lagi dengan senyum sumringah. “Apa iya, Pak?” sambut Nazwa seolah tak percaya. Ia tahu bapak tersayangnya ini tengah menyindirnya dengan halus. Ia memang sudah cukup lama tidak mengunjungi kedua orang tuanya ini. Kesibukannya mengurus Kafe, mengurus kedua anaknya dan masalah yang timbul belakangan ini membuatnya seperti kekurangan waktu bahkan untuk dirinya sendiri. Kali terakhir ia mengunjungi mereka saat mengantar Kafka untuk meminta dirinya secara resmi. “Kode itu loh, Naz,” Ibu mengerling Nazwa. Nazwa mengangguk paham dengan maksud Ibu. “Bapak mau dibikinkan apa sama Nazwa?” tanya Nazwa membujuk. “Opo ya?” Bapak mengernyitkan keningnya seolah tengah berpikir keras. Hanif mengamati reaksi wajah kakeknya ini dengan bingung. Padahal tinggal sebut saja nama makanan yang enak-ena

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Hati Yang Terpilih   Bab 16

    Dan disinilah Nazwa. Sebuah desa kecil yang terletak di pedalaman Kota Garut. Tempat ia menjalani Kuliah Kerja Nyata-nya beberapa puluh tahun yang lalu. Desa yang mampu menarik hatinya. Membuatnya jatuh cinta dengan suasana alamnya yang asri, penduduknya yang ramah dan menemukan ibu kedua setelah Bu Eli, ibu kandungnya. Ya, di tempat inilah Nazwa bertemu dengan Ambu Tinah, seorang perempuan yang kala itu baru saja ditinggal oleh orang-orang terkasihnya. Ambu Tinah bersuamikan Abah Asep, seorang aparat desa yang mengurusi masalah perairan di desanya itu. Mereka mempunyai seorang anak perempuan yang berumur selisih 2 tahun dengan Nazwa. Nazwa baru dua minggu menjalani masa KKN-nya ketika peristiwa itu terjadi. Hujan yang turun dengan lebatnya di sepanjang hari di minggu kedua bulan September itu membuat meluapnya air sungai yang berada di belakang rumah Abah Asep dan Ambu Tinah. Hujan kala itu disertai dengan angin kencang yang membuat warga memilih untuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Hati Yang Terpilih   Bab 17

    “Kalau sama aku, kangen ngga?” Nazwa memalingkan wajahnya ke arah si empunya suara. Dan ia terkejut mendapati sosok itu. “Razky?” pekiknya. Lelaki gagah itu tersenyum manis. “Hai Angel,” sapanya. Angel. Nama yang disampirkan oleh lelaki teman KKN-nya itu. Ya, hanya Razky yang memanggilnya Angel. Karena wajahnya yang lembut tetapi tegas dan hatinya yang hangat. Begitu alasan yang diucapkan Razky kala itu, saat ia ditanya oleh teman-temannya mengapa memanggil Nazwa dengan Angel. Nazwa hanya tersenyum miring mendengarnya, sementara teman-temannya sudah heboh sendiri. Ada yang bersiul, berdeham-ehm, colek-colek dan sebagainya. Sejak itu Nazwa lebih sering dipanggil Angel-nya Razky. Yang membuat Nazwa kemudian mengambil jarak dengan Razky. Ia sebal bukan main, seenaknya saja membuat dirinya menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Sementara Razky terlihat santai saja menanggapi candaan teman-temannya itu. Nazwa sedikit bersyukur karena ia dan Razky

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-26
  • Hati Yang Terpilih   Bab 18

    “Kaf, kamu tahu rencana kepergian Nazwa?” tanya Rafi. “Kepergian Nazwa? Maksudnya?” Kafka malah balik bertanya. “Nazwa pergi, Kaf. Entah kemana dan sampai kapan. Tadi aku jemput anak-anak ke rumah, ternyata ada Ayah dan Ibu Nazwa. Menurut Salsa dan Hanif, Nazwa butuh waktu untuk berpikir. Aku pikir kamu tahu,” desah Rafi putus asa. “Aku baru tahu ini. Nazwa ngga bilang apa-apa sama aku. Pergi kemana?” tanya Kafka. “Ngga tahu. Nazwa melarang anak-anak untuk memberitahu,” jawab Rafi kesal. “Kamu sedang bersama Salsa dan Hanif sekarang?” “Iya. Salsa, Hanif. Sapa Om Kafka,” Perintah Rafi. “Assalamu’alaikum, Om.” Salsabila dan Hanif menyapa berbarengan. “Wa’alaikumsalam. Hai kalian mau kemana?” tanya Kafka berbasa-basi. “Mau ke rumah Papa. Tapi mampir dulu nih ke Depot Ice cream,” jawab Hanif lugas. “Wuih … Enak tuh. Boleh dong kalau Om ikut gabung?” Hanif melihat Rafi meminta persetuju

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Hati Yang Terpilih   Bab 19

    “Assalamu’alaikum,” terdengar sapa dari luar rumah yang menghentikan ucapan Nazwa. “Wa’alaikumsalam,” jawab Nazwa dan Ambu bersamaan. “Ambu, Angel,” si empunya suara menyapa sangat ramah. Dengan senyum manis tersungging di bibir, mata yang mengerjap penuh binar dan semangat yang kelihatan sangat membara. “Good morning,” ia melanjutkan sapaannya sembari tangan kanannya menyentuh dadanya dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Ambu terkikik geli dengan tingkah Razky, sementara Nazwa memutar matanya malas. Razky merangkul bahu Ambu dengan sayang. “Tahu ngga, Mbu. Sudah dipastikan deh hari aku akan sangat bersinar cerah,” ucapnya dengan manis. “Kenapa begitu?” tanya Ambu masih dengan tawa yang belum habis. “Karena tawa Ambu adalah matahari bagi kehidupanku,” jawab Razky dengan lembutnya. “Ya Allah … Meleleh hati Ambu, Ky,” Ambu meletakkan telapak tangan di dadanya tanda tak kuasa. Nazwa menutup mulutnya yang ternganga melihat a

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Hati Yang Terpilih   Bab 20

    “Cantik sekali,” gumam Nazwa sambil menerima buket dari tangan Razky. “Sama cantiknya seperti kamu,” tukas Razky tersenyum manis. Nazwa bersikap seolah tak mendengar ucapan Razky barusan. Tapi ia melihat dengan jelas bagaimana Kian menatapnya dengan penuh arti. “Ayo A, Teteh. Kita ke dalam,” ajak Kian. Ia melangkah mendahului keduanya dengan berjalan tergesa dan membuka pintu rumah dan berkata, “Assalamu’alaikum. Bundaa … Aa Razky datang … sama calon istrinya!” Nazwa menghentikan langkahnya dan sejurus kemudian menatap Razky penuh tanya. Razky mengangkat bahunya tanda bahwa ia juga tak tahu jika Kian akan berbicara seperti tadi. Ia menganggukkan kepalanya agar Nazwa tetap terus berjalan mengikuti Kian. “Jangan diambil hati ya. Kita masuk dulu,” ucapnya kemudian. Dengan sedikit enggan Nazwa pun kembali melangkahkan kakinya. Ia diarahkan ke sebuah ruangan dengan dominasi warna putih yang membuat kesan ruangan itu menjadi luas dan l

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Hati Yang Terpilih   Bab 21

    “Kamu tahu, berapa lama Nien mendengar tentang sosok seorang Nazwa Rengganis, seorang bidadari tercantik bagi Razky dan satu-satunya perempuan yang mampu menyentuh hati cucu nien yang semata wayang itu?” Nazwa menggeleng pelan. “Semenjak Razky kuliah di semester ke lima-nya.” Nazwa mengernyitkan keningnya. Semester lima? Ia mencoba mengingat-ngingat di masa itu, apakah ia sudah mengenal Razky. Tetapi sepertinya belum. Ia yakin kalau baru mengenal sosok Razky di masa KKN mereka. “Tapi Nien, rasanya Nazwa belum kenal Razky masa itu,” tandas Nazwa. “Memang belum sayang. Tapi Razky sudah menemukanmu.” Nien tersenyum lembut. “Razky tak pernah mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung. Dulu maupun sekarang,” beber Nien Sevina tiba-tiba. Nazwa tertegun. Ia tak tahu harus menanggapi seperti apa perkataan Nien Sevina. Dipandangnya Nien dengan tatapan kikuk. Nien Sevina tertawa melihat raut wajah Nazwa yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25

Bab terbaru

  • Hati Yang Terpilih   Bab 61

    “Iya, Naz. Aku baru sampai di Jakarta. Aku mau bertemu Rafi dahulu. Dia bilang sudah mendapatkan hasil dari laporan kesehatan Nayla.” Kafka memberi kabar tentang dirinya pada Nazwa begitu menginjakkan kakinya di Bandara Soekarno Hatta.“Syukurlah,” terdengar hela napas lega Nazwa. “Dimana kalian mau bertemu?”“Rafi belum menentukan tempatnya. Aku sedang menunggu kabar dari Rafi.”“Kaf, aku … aku cemas akan hasilnya. Tapi aku sungguh penasaran.”“Tenanglah, Naz. Semua akan baik-baik saja.”“Tapi, bagaimana jika benar Nayla …,”“Nazwa Rengganis … Kamu percaya aku kan? Apapun hasilnya, aku tidak akan meninggalkan kamu. Rencana pernikahan kita akan tetap berjalan.”“Tapi keinginan Nayla …,”“Aku belum berbicara dengan Nayla langsung dan semuanya kita bisa bicarakan, Naz. Kamu tenang ya.”“Entahlah, Kaf. Aku …,”“Naz, aku butuh keyakinanmu, sayang. Please, jangan lagi menyerah dan berpikir semuanya kan terhenti di sini. Ingat Naz, ada Allah! Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku, jadi berpiki

  • Hati Yang Terpilih   Bab 60

    “Bagaimana pertemuan kamu dengan Kafka, Naz?” Bapak bertanya setelah makan malam mereka selesai dan saat ini berkumpul di ruang keluarga.Nazwa yang sedang mengelus kepala Hanif yang bersandar di dadanya, menghentikan gerakannya. “Kafka … setuju untuk melanjutkan pernikahan kami, Pak. Tapi saat ini dia belum bisa kembali ke Jakarta karena baru saja alih jabatan dengan pejabat sebelumnya. Kafka menitip salam untuk Bapak dan Ibu. Dia bilang akan secepatnya mengatur waktu untuk datang ke sini dan membicarakan kelanjutan rencana pernikahan kami,” jawab Nazwa.Ia sengaja tidak memberitahu kejadian yang sebenarnya karena takut Bapak dan Ibu justru kembali tidak menyetujui pernikahan mereka. Nazwa tahu benar jika kali ini ia berspekulasi dengan kenyataan yang ada, tetapi bukankah di setiap ketidakmungkinan selalu ada kemungkinan itu sendiri. jadi, ia memilih untuk melihat kemungkinan yang ada.“Jadi, Om Kafka akan jadi ayah aku juga, Bun?” tanya Hanif.Nazwa tersenyum seraya menganggukkan ke

  • Hati Yang Terpilih   Bab 59

    “Tidak ada orang yang ingin rumah tangganya berantakan, Kaf! Kamu pikir, aku senang menikah berkali-kali?!” ujar Ewi sengit.Kafka menaikkan kedua bahunya tanda seolah tak mengerti atau bahkan tak peduli.“Jahat sekali pikiran kamu!” desis Ewi lagi.“Lalu, tindakan kamu meninggalkanku saat terpuruk dan menikah dengan lelaki lain, itu tidak jahat? Begitu?” cemoh Kafka.“Bisakah kamu melupakan hal yang sudah lalu?” ucap Ewi merendahkan nada suaranya.“Aku ingin sekali bisa melupakan peristiwa itu, Wi. Tapi sekeras apapun aku berusaha, ingatan itu tidak pernah hilang!” tekan Kafka. ‘Kamu tidak tahu aku sampai harus mengikuti terapi untuk bisa kembali waras’ lanjut Kafka dalam hatinya.“Jangan cengeng, Kaf! Kamu laki-laki!” cela Ewi.“Aku laki-laki yang punya hati, Wi! Punya perasaan! Tidak seperti kamu! Seorang perempuan yang justru bisa begitu tega, tak berperasaan!”“Kafka!” sentak Ewi tak suka dengan ucapan Kafka.“Apa? Mau bilang kalau kamu hanya berpikir rasional? Karena aku bangkru

  • Hati Yang Terpilih   Bab 58

    “Maksudmu?” tanya Kafka tak mengerti.“Sebetulnya karyawan di perusahaanku sebulan lalu baru saja menjalani medical check up di rumah sakit yang sama di mana anakmu menjalani tes. Dan baru beberapa hari yang lalu, kami menerima hasilnya. Logo rumah sakit itu sedikit berbeda aku rasa. Entahlah. Tapi aku sungguh penasaran ingin mengecek kebenarannya,” terang Rafi.“Maksudmu, hasil test kesehatan itu palsu?” tanya Kafka lagi.“Aku belum bisa memastikan, sampai kita mengeceknya langsung bukan?” Rafi balik bertanya.“Tapi aku belum bisa balik ke Indonesia dalam waktu dekat ini,” keluh Kafka terdengar putus asa.“Tenang saja. Aku akan membantumu. Aku yang akan mengecek langsung. Masalahnya, aku harus punya salinan hasil tes kesehatan itu, Kaf,” ujar Rafi.Kafka paham sekarang mengapa Rafi menyuruhnya menemui Ewi, mantan istrinya itu alih-alih mengantarkan Nazwa kembali ke hotel.“Aku yang akan mengantarkan Nazwa kembali ke hotel. Kalian bisa berbicara nanti setelah kamu berhasil dengan misi

  • Hati Yang Terpilih   Bab 57

    Pupil mata Kafka melebar mendapati sosok yang sedang merangkul Nazwa-nya. Ya, perempuan yang sedang merebahkan kepalanya di dada laki-laki itu adalah Nazwa, calon istrinya. Ia sudah akan mengiyakan permintaan Nazwa untuk kembali melanjutkan pernikahan mereka. Tidak salah bukan, jika sejak saat itu Nazwa kembali menjadi miliknya. Walau jawabannya itu belum sempat didengar oleh Nazwa, karena kedatangan dan interupsi Ewi, mantan istrinya.“Nazwa!” tegur Kafka. Terdengar jelas nada tidak suka dari suaranya.Nazwa bergeming. Tubuhnya seperti kaku mendengar suara dari arah belakangnya itu. ia mengangkat kepalanya yang tadi direbahkannya di dada Razky. Ditatapnya Razky sebelum ia memutar tubuhnya ke arah sumber suara.“Kaf … ka?” lirihnya dengan nada terkejut.“Apa yang sedang kamu lakukan? Belum satu jam yang lalu kami memintaku untuk melanjutkan pernikahan kita. Lalu mengapa sekarang kamu bersandar pada dia!” tunjuk Kafka pada Razky penuh emosi.“Aku … aku hanya … me …,”“Apa kamu sedang m

  • Hati Yang Terpilih   Bab 56

    Nazwa mengerjapkan mata untuk meraih kesadarannya. Netranya menangkap siluet wajah seorang lelaki gagah yang terkejut melihat kehadirannya.“Razky?” tanyanya juga dengan tak percaya.Lelaki gagah yang bernama Razky itu tersenyum dengan sangat manis mendapati Nazwa menyebutkan namanya.“Kamu sedang apa di sini, Angel?” Razky mengulang pertanyaannya yang memang belum terjawab oleh Nazwa tadi.“Aku … Aku …,” tiba-tiba Nazwa tergugu saat menjawab pertanyaan Razky. Sontak ia menoleh ke arah belakang, ke tempat di mana ia bertemu dengan Kafka, Rafi dan Ewi. Nazwa menunjukkan telunjuknya ke arah Café Seroja.Razky paham dengan gerakan Nazwa. “Oke … Kamu dari Café itu?” tunjuknya.Nazwa menganggukkan kepalanya.“Bertemu siapa? Kamu ada urusan bisnis di sini?” tanya Razky menggali informasi.Nazwa menggelengkan kepalanya.Razky mengernyitkan keningnya. Perempuan di hadapannya saat ini bukanlah Nazwa yang ia kenal. Setahunya, Nazwa adalah perempuan yang tidak mudah terguncang oleh suatu peristi

  • Hati Yang Terpilih   Bab 55

    “Jika apa?” tanya Kafka dipenuhi rasa penasaran.Ewi menghembuskan napasnya, seolah berat untuk menjawab pertanyaan Kafka. “Nayla bilang, ia ingin bertemu denganmu jika kamu sudah menjadi Papa-nya lagi.”“Menjadi Papa-nya lagi?” taut Kafka tak mengerti.“Iya … Dia bilang kita harus tinggal serumah dulu, baru kamu adalah Papa-nya lagi,” jawab Ewi.Kafka tertawa mendengarnya. “Lelucon apa ini? Anak sekecil Nayla bicara begitu? Aku yakin, itu hanya akal-akalanmu saja, Wi!” decih Kafka.“Kalau kamu tak percaya, terserah,” jawab Ewi seolah tak terpengaruh dengan ucapan Kafka. Walau dalam hatinya ia meradang karena tak menyangka reaksi Kafka akan seperti ini. Ternyata Kafka yang sekarang bukanlah lagi Kafka yang ia kenal dahulu.“Kamu tahu … Aku tak percaya kalau Nayla mempunyai pikiran seperti itu.” Kafka mengembuskan napasnya dengan kesal. “Dengar, aku akan gugat kamu jika kamu masih menjauhkan Nayla dariku! Satu lagi, aku sibuk. Kalau kamu sudah selesai, silahkan keluar! Pintunya di sebe

  • Hati Yang Terpilih   Bab 54

    afka melepaskan pelukannya pada Nazwa cepat. Ia terkejut dengan kedatangan Ewi, mantan istrinya ini. Hal yang sama pun dirasakan oleh Nazwa dan Rafi. Walau mereka belum pernah bertemu secara langsung, tetapi mereka sudah mendengar kisah pernikahan Kafka dan istrinya itu.“Ewi? Jangan bilang kalau …,”“Apa? Jangan bilang apa? Jangan bilang kalau anak kita sedang menderita sakit yang parah, yang umurnya tak lama lagi itu, ia ingin kita kembali bersatu. Kamu pikir aku main-main? Iya?!” Ewi kembali memotong ucapan Kafka.“Ini … Jika kamu membutuhkan bukti-bukti! Jika kamu tak mempercayai omonganku!” Ewi menyerahkan sebuah dokumen kepada Kafka.Kafka menerima itu dengan pandangan tak percaya. Tangannya bergetar. Menyadari jika apa yang ada di dalam dokumen itu benar, maka …“Kamu yang bernama Nazwa?” tanya Ewi pada Nazwa seraya menarik sebuah kursi untuk ia tempati. “Kenalkan, aku Ewi. Dan Kamu siapa?” tanyanya pada Rafi.“Aku Rafi …,” jawab Rafi menilai penampilan Ewi. Ia mencoba menging

  • Hati Yang Terpilih   Bab 53

    Nazwa segera turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi. Tak lama setelah itu ia berpakaian dengan baju yang telah ia persiapkan malam sebelumnya. Nazwa melihat tampilan dirinya di depan cermin. Ia tersenyum manis dan berkata, “Semangat Nazwa! Kita mulai dengan Bismillah!”Detik itu jua ia kembali merasakan debaran kencang di hatinya. Dan debaran itu mengiringi langkah kakinya meninggalkan hotel tepatnya menginap dan menyebrangi jalan menuju Café Seroja, tempat yang ditunjukkan oleh Rafi dimana Kafka berada di pagi hari ini.Nazwa mengedarkan pandangannya mencari sosok lelaki yang dicintainya itu. Didapatinya sosok itu tengah bercengkrama dengan dengan laki-laki yang Nazwa ketahui sosoknya. Hey, bagaimana bisa … Tak ayal Nazwa juga merasa heran. Tapi sedetik kemudian ia menyadari kebiasaan sosok itu. Dasar Rafi! Geram Nazwa dalam hatinya.“Naz …Wa?” Kafka yang pertama bersuara saat Nazwa berada di antara Kafka dan Rafi duduk.Nazwa bisa melihat keterkejutan di wajah Kafk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status