Ketegangan tiba-tiba menyelimuti ruangan di mana Levana dan Francis kini berada. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing dan berusaha untuk saling mengabaikan apa yang terlintas di pikiran mereka.“Apa maksudnya jika Anda sudah tahu siapa dalang di balik pengancamku?” tanya Levana yang seolah meminta kejelasan pada sang ayah mertua.“Bukankah itu sudah jelas, Levana?” Tubuh Francis kini bangkit dari sandarannya dan terlihat sangat serius. “Atau kau merasa punya musuh lain yang sangat membencimu selain dirinya?”“Siapa yang Anda maksud, Tuan?” tanya Levana yang masih menyangkal ucapan Francis.“Jangan buat aku untuk menyebutkan namanya dengan lantang, Levana Sullivan!” tegur Francis yang membuat Levana terkejut.Tidak, Levana bukannya terkejut mendengar teriakan atau bentakan dari Francis. Dirinya terkejut ketika mendengar Francis menegurnya menggunakan nama keluarga Levana.Dirinya memang benar-benar orang asing, walau nyatanya ia bahkan sedang mengandung calon penerus keluarga Ma
Seingat Levana, dirinya tidak pernah menolak perintah dari ayah mertuanya, Francis Maverick. Terlebih dirinya banyak berutang dan dibantu oleh pria itu membuat dirinya tidak ada hak untuk menolak sesuatu yang diperintahkan padanya.Akan tetapi, berbeda dengan perintah dari Francis kali ini yang mana ingin Levana menjadi penghubung antara Maverick Group dan Newall Group. Levana benar-benar tidak ingin terikat apa pun dengan Newall Group lagi.Ekspresi Francis jelas terlihat kecewa mendengar penolakan Levana barusan, tetapi pria itu memilih untuk tetap bersikap tenang. “Aku harap kau tidak membawa masalah pribadi akan penolakanmu ini, Levana.”Kepala Levana menggeleng pelan. “Tidak, Tuan, aku tidak memiliki masalah dengan Newall Group. Aku hanya tidak yakin jika aku bisa membantu, terlebih dengan status yang aku miliki.”Bukan Francis, tetapi justru Rave yang bersuara. “Apa maksudmu dengan status yang kau miliki?” ujar Rave yang terlihat tersulut emosi.Levana membalas tatapan Rave dan
“Kau yakin akan pindah?” tanya Rave yang membuat Levana mendadak menghentikan merapikan barang-barang yang hendak ia bawa.“Bukannya kau juga ingin aku pindah?” Levana berbalik tanya dan kembali fokus pada barang-barangnya.“Ya, tapi kau tidak mau mendengarkan apa yang aku katakan, sedangkan saat dad yang memintamu kau langsung setuju. Apa yang ayahku tawarkan padamu hingga kau langsung setuju dengan ajakannya?” Suara Rave terdengar serius saat ini hingga Levana beralih ke arah Eva yang sama-sama ada di dalam kamarnya.“Eva bisa kau tinggalkan kami dulu?” pinta Levana yang langsung didengarkan oleh asisten barunya itu.Setelah bunyi pintu ditutup dan langkah kaki yang terdengar menjauh pun barulah Levana kembali fokus pada sang suami. Ia pun lebih memilih duduk di balik meja kerjanya sembari merapikan barang-barang yang hendak dibawanya ke rumah baru.“Kenapa kau beranggapan jika ayahmu menawarkan sesuatu padaku?” tanya Levana yang tidak melirik sedikit pun ke arah Rave.Langkah kaki
Baik Levana maupun Rave terkejut ketika mendengar suara seseorang yang menginterupsi percakapan mereka. Keduanya dibuat semakin terkejut ketika menyadari siapa yang datang.“Lilian?” tegur Rave yang terlihat begitu terkejut.Aura panas seketika terasa saat Levana melihat Eva yang berdiri tak jauh dari mereka yang terlihat panik. Tahu jika ada yang tidak beres, Levana menggeleng pelan ke arah Eva seolah mengisyaratkan jika semuanya baik-baik saja dan tak perlu dikhawatirkan.“Oh Lilian, silakan duduk,” ujar Levana yang cukup canggung saat menawarkan pada Lilian agar wanita itu duduk di salah satu kursi di taman belakang.Tatapan tajam Lilian seolah mampu membuat Levana cukup khawatir. “Kau tidak memberitahuku jika wanita tak tahu diri ini akan pindah di lingkungan yang sama dengan kita!” cetus Lilian yang ucapannya ditujukan pada Rave.“Tenanglah karena aku juga baru tahu hari ini,” jawab Rave cepat seolah membela dirinya, walau sebenarnya yang dikatakan Rave memang benar.“Bohong!” tu
Hal yang paling Levana suka saat dirinya pindah ke rumah di Belgrave adalah jarak yang ia tempuh saat ke klinik jauh lebih dekat. Belum lagi kondisinya yang sedang hamil membuatnya kesulitan saat menempuh perjalanan yang jauh.Walau begitu, jika disuruh memilih Levana lebih suka tinggal di Richmond. Alasannya karena lingkungan di Richmond jauh lebih nyaman dibanding di Belgrave yang merupakan pusat Kota London. Belum lagi dirinya terkadang tak sengaja bertemu dengan Lilian saat keluar rumah.“Nyonya, ada paket yang butuh tanda tangan Anda sebagai penerimanya,” ujar Damian yang tiba-tiba mendatangi Levana yang sedang bersantai bersama Eva.Levana yang mendengarnya pun langsung bangkit berdiri. “Paket? Aku tidak memesan barang apa pun,” sahut Levana yang kini berjalan menuju ke ruang tamunya.“Nyonya Maverick?” tanya seseorang yang langsung dibalas anggukan oleh Levana. “Bisa tanda tangan di sini,” lanjutnya.“Audi?” gumam Levana saat membaca tanda terima yang harus ia tanda tangani. “S
Hari semakin gelap dan Levana belum juga beranjak memandangi taman belakangnya yang kecil dan tertutup. Dirinya masih diam dan memikirkan banyak hal yang terlintas di pikirannya, terutama pada kandungannya yang semakin besar.Hampir dua minggu berlalu dirinya tidak bertemu dengan Rave. Pernah sekali ia tak sengaja bertemu di jalan dan saat itu Rave sedang bersama Lilian. Levana tahu jika Rave saat itu hanya berpura-pura tidak melihatnya dan hal itu yang membuatnya merasa semakin sedih.“Nyonya, hari sudah semakin gelap dan dingin. Sebaiknya Anda masuk ke dalam,” tegur Eva yang sedari tadi berusaha mengajak Levana masuk.Senyum di wajah Levana terlihat begitu menenangkan bagi siapa saja yang melihatnya. “Aku masih ingin menikmati udara segar. Biarkan aku di sini sebentar lagi,” tolak Levana akan ajakan Eva.“Udaranya makin lama makin dingin, Nyonya. Aku takut Anda akan jatuh sakit nantinya,” ujar Eva yang masih terus berusaha membujuk Levana.“Bisa tolong bawakan selimut untukku, Eva?”
“Dengarkan dulu apa yang aku katakan!” tegur Rave yang berusaha mengejar Levana dari belakang.“Tidak ada yang perlu dibicarakan, Rave. Sebaiknya kau pulang sekarang sebelum Lilian datang kembali ke sini,” usir Levana yang lebih memilih turun ke bawah.“Apakah tidak bisa jika tidak membawa nama Lilian saat kita sedang bersama?” sahut Rave yang membuat langkah Levana tiba-tiba terhenti.Baru saja Levana hendak berbalik menatap Rave, dirinya mendadak merasakan nyeri di perutnya yang membuatnya refleks mendudukkan bokongnya di tangga. Rave yang melihat pun langsung menghampiri Levana.“Apa yang terjadi?” tanya Rave yang terlihat sangat khawatir melihat kondisi Levana barusan.“Perutku.. perutku sakit sekali,” balas Levana yang tanpa sadar mencengkeram lengan sang suami.“Eva! Damian!” teriak Rave tiba-tiba yang mana membuat keduanya berlari mendekat.“Astaga apa yang terjadi?” tanya Eva yang langsung mendekati keduanya.“Damian, siapkan mobil. Kita ke rumah sakit sekarang,” perintah Rave
Levana begitu terkejut saat mendapati tubuh lain berada di atas ranjang yang sama dengannya. Tak hanya itu, dirinya bahkan berada di dalam pelukan seseorang di mana kepalanya bahkan menggunakan lengan orang lain sebagai pengganti bantal.Saat dirinya sepenuhnya mulai sadar, ia tahu siapa pemilik lengan yang memeluk pinggangnya itu. Tak hanya dari postur tubuhnya, ia bahkan bisa mencium aroma parfume yang sempat dirasakannya. Tak salah lagi, yang memeluknya saat ini adalah suaminya sendiri, Rave Maverick.“Tunggu sebentar, apa yang dilakukannya di sini?” tanya Levana dalam hati sembari matanya menyusuri ruangan.“Aku sudah pulang ke rumah,” jawabnya sendiri yang perlahan mulai melepaskan pelukan Rave di pinggangnya.Walau Levana menyukai pelukan Rave saat ini, dirinya berusaha untuk melepaskan diri dan bangkit dari tidurnya. Ia tidak ingin saat Rave bangun dirinya melihat raut sesal di wajah sang suami.Saat berhasil melepaskan dirinya, Levana memilih duduk sebentar dan memandangi Rave
Sidang perceraian Rave Maverick dan Lilian Flynn menjadi topik pencarian teratas. Tak hanya di sosial media, beberapa stasiun televisi swasta pun menayangkan siaran langsung sidang perceraian tersebut.Tak ingin terganggu dengan apa yang terjadi, Levana memilih untuk tetap pergi ke kampus. Dirinya tidak ingin hanya diam di rumah dan tidak berbuat apa pun, karena ujungnya ia pasti akan penasaran dan menonton tayangan sidang perceraian sang suami.“Kau baik-baik saja, Levana?” tegur asisten lab yang lain.Tangan Levana pun seketika berhenti dan menoleh ke arah rekan kerja. “Ya? Aku baik-baik saja. Apa aku membuat kesalahan?” tanya Levana yang kebingungan karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.Kepala sang rekan kerja menggeleng cepat. “Kau … tidak terganggu dengan sidang perceraian Rave Maverick?” Kepala Levana langsung beralih kembali ke arah rekan kerja. “Oh, Levana, maafkan aku, tapi aku penasaran karena namamu terus dibawa oleh beberapa media.”Yang dikatakan oleh rekan ker
Tiga hari setelah Freeya datang menemuinya, Levana merasakan kebahagiaan tersendiri. Dirinya seolah terlahir kembali dan semuanya berjalan dengan begitu lancarnya.Pagi ini dirinya hendak berangkat ke kampus, kebetulan ia memiliki jadwal untuk mendampingi para mahasiswa baru dalam meneliti hewan peliharaan. Namun, berita terhangat yang muncul di televisi membuat dirinya tidak bisa meninggalkan rumahnya barang sedikit pun, mengingat para wartawan kini memblokir jalanan menuju ke rumahnya.“Apa yang terjadi?”Tubuh Levana terasa begitu lemas ketika nama dirinya kembali terseret dalam berita terhangat pagi ini. Kedua orang tuanya langsung berusaha menenangkannya mengingat dirinya tengah hamil kembali.“Untuk beberapa hari ke depan, kau tidak boleh keluar dari rumah dahulu, Levana. Akan sangat berbahaya jika kau pergi keluar,” ujar sang ayah yang kini meminta ibunya mengantarkan Levana kembali ke kamar.“Dengar, Levana. Semua berita yang kau dengar pagi ini tidak ada hubungannya denganmu.
Sebuah pelukan hangat langsung didapatkan oleh Levana begitu dirinya bertemu kembali dengan Freeya. Bukannya sengaja menghindarinya, Levana memang tidak memiliki alasan untuk bertemu dan bicara dengan sang sahabat.“Tidakkah kau merindukanku?” sapa Freeya sembari memegang erat kedua tangan Levana.“Tentu saja aku merindukanmu! Asal kau tahu Freeya, aku sangat merindukanmu,” sahut Levana yang membuat Freeya membuang muka.“Jika kau merindukanku, seharusnya kau menghubungiku, Levana. Setelah aku memberi informasi yang seharusnya tidak kau ketahui, kau langsung menghilang begitu saja tanpa kabar,” ujar Freeya yang berhasil membuat Levana merasa bersalah.“Tunggu sebentar.”Levana pun beralih kecil ke arah parkiran di mana Marcel tengah menunggunya. Ia memberikan pesan kepada Marcel untuk pulang sendiri, tetapi ditolak oleh sang sopir.“Pergilah, Nyonya, tetapi jangan menyruhku untuk pulang. Aku bisa mengikutimu dari belakang, jadi nantinya kau tak perlu meminta temanmu mengantarkan pulan
“Kau baik-baik saja, Ms. Sullivan?” tanya salah seorang mahasiswa yang sedang meneliti, menyadarkan Levana dari lamunannya.“Oh, ya, aku baik-baik saja. Jika kalian membutuhkan bantuanku, bisa panggil aku di dalam ruang kerjaku,” ujar Levana yang kini masuk ke dalam ruang pribadinya.Ia menyandarkan punggungnya di punggung kursi, sedangkan matanya fokus membaca berita yang tengah beredar. Saat ini namanya menjadi topik pencarian paling atas, membuat para dosen dan mahasiswa di kampus bertanya-tanya akan apa yang menimpa dirinya.[Selama setahun pernikahannya, Levana Sullivan mendapat ancaman dari kekasih gelap Lilian Flynn tanpa sepengetahuan Rave Maverick sama sekali.] Tawa pahit terlihat jelas di wajah Levana saat membaca berita yang lewat. Ia hanya menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya itu.“Sebenarnya apa yang tengah kau rencanakan? Membawa serta namaku dan bersikap seolah tidak tahu jika Toby Duggan mengancamku selama ini?”Levana meringi
Seminggu telah berlalu dan Levana tidak pernah merasa tenang saat malam datang. Dirinya selalu merasa gelisah entah apa yang membuat malamnya selalu tidak nyaman.Hubungan Levana dan sang ayah perlahan juga mulai membaik ketika dirinya memaksa untuk bicara empat mata dengan sang ayah. Dirinya baru menyadari jika ayahnya itu juga menyimpan rahasia besar seorang diri.“Maafkan ayahmu ini, Levana. Aku tidak pernah terpikirkan jika pengkhianatan Flynn Group juga berdampak besar untuk hidup kita,” ujar sang ayah saat Levana memaksa untuk bicara.“Kumohon jelaskan semuanya dengan perlahan karena aku tidak paham apa maksud ucapanmu itu, Dad.” Levana memprotes ayahnya sendiri.Terdengar embusan napas kasar keluar dari mulut sang ayah. Matanya terpejam sejenak dan saat terbuka, sang ayah menatapnya dengan tatapan sedih dan merasa bersalah.“Sebagai mantan reporter, aku memiliki banyak kenalan yang menjual berita para orang kaya, Levana. Aku bekerja sama dengan seorang paparazzi yang mana tidak
“Oh, Levana! Mum tidak tahu jika kau sudah pulang,” sahut sang ibu yang kini melangkah mendekat ke arahnya.“Aku tidak ada hubungannya dengan mereka, Dad. Sungguh!” ucap Levana yang mengabaikan sang ibu dan mendekati ayahnya sendiri.Sang ayah terlihat frustasi sendiri saat ini dan memilih untuk duduk membelakangi Levana. “Ya, aku tahu itu. Aku tahu jika kau tidak ada hubungannya dengan masalah ini, Levana. Aku hanya marah, marah pada semuanya yang selalu mengaitkanmu dan marah pada diriku sendiri.”Sejujurnya Levana tidak tahu apa yang tengah ayahnya bicarakan, tetapi jika ia mengaitkan dengan berita yang beredar, dirinya bisa paham dan mengerti apa yang membuat sang ayah terlihat begitu marah.Ibu Levana pun melangkah mendekati sang suami dan memeluknya erat dari belakang. “Sama seperti sebelumnya, kita juga bisa melewati ini semua bersama-sama.”Yang bisa Levana lakukan hanya diam saja di tempatnya berdiri. Rasa lelah yang semula menghampirinya kini seakan lenyap begitu saja.“Tuan
Merasa bodoh dan kesal pada dirinya sendiri, Levana memilih bangkit dan berendam di dalam bath tub. Ia mencoba menghilangkan pikirannya tentang Rave dengan sebegitu kerasnya.“Bodoh. Lagi pula bisa-bisanya kau memikirkan pria yang tidak mungkin memikirkanmu?” keluh Levana yang kini memejamkan matanya.Dirinya berjanji akan memulai hidupnya yang baru dan melupakan semua masalah yang pernah menghampirinya. Ia akan hidup kembali menjadi Levana Sullivan, toh dari awal namanya tidak pernah berubah karena negara tidak pernah memberi restu pada pernikahannya.Keesokan harinya, Levana sudah mulai bekerja di laboratorium salah satu universitas di daerahnya. Saat itu proses belajar mengajar sudah selesai, tetapi para mahasiswa yang melakukan penelitian tetap meneliti di dalam lab, dan sudah menjadi tugas Levana untuk membantu mereka.“Ms. Sullivan, aku dengar Anda pernah bekerja di konservasi hewan milik Newall Group. Apa benar begitu?” tanya seorang mahasiswa yang sedang meneliti di dalam lab.
Terakhir kali saat Levana bertemu dengan ayah mertuanya—Francis Maverick, dirinya sudah menekankan jika ia tidak ingin diganggu oleh Rave. Levana juga meminta jika Francis membantunya agar Rave mau menceraikan dirinya.Sebenarnya pernikahan Levana dan Rave tidak terikat hukum apa pun, pernikahan keduanya dianggap tidak sah di mata hukum karena memang peraturan negara yang tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu pasangan di saat yang bersamaan. Perceraian yang diinginkan Levana tidak lain hanya agar Rave melepaskan dirinya. Terkait masalah urusan di media, ia tidak peduli.“Anda bisa langsung bekerja mulai besok, Nona,” ujar seorang wanita yang kini mengantar Levana berkeliling.Pandangan Levana mulai memandangi area sekitar laboratorium yang mana tampak asri dan nyaman. Dirinya berharap dengan pekerjaan barunya ini, ia bisa memulai hidupnya kembali dan melupakan semua masa lalunya yang buruk.“Ngomong-ngomong, Nona, kenapa Anda berhenti bekerja dengan Newall Group? Bagi para lulu
Tidak ada pembicaraan di antara Levana dan Rave hingga keesokan paginya. Levana hanya meminta Rave memeluknya erat di pagi hari sebelum mereka terbang ke London.Begitu tiba di bandar udara Kota London, Levana dan Rave bagaikan orang yang tidak saling mengenal. Levana sudah meminta jika dirinya akan pulang sendiri dijemput oleh sopir pribadi ayahnya.Tidak ada kecurigaan apa pun di pikiran Rave tentang Levana, pria itu justru sibuk sendiri karena begitu melihat berita, dirinya pertama kali menemukan gosip tentangnya dan juga Levana. Berita lain yang membuatnya terkejut adalah kabar tentang Toby Duggan yang sudah dilaporkan dengan berbagai tindak pidana, salah satunya kasus suap yang dilakukan agar dirinya bisa menjadi model internasional.“Terima kasih untuk waktunya, aku harap kau sehat selalu,” bisik Levana sebelum kedua berpisah.“Aku akan menghubungimu nanti,” pesan Rave yang langsung masuk ke mobil lain bersama dengan Max.“Kita pulang sekarang, Nyonya?” tegur sopir pribadi kelua