“Hei, Levana. Kau baik-baik saja?” tanya Freya yang membuat Levana mendadak sadar jika dirinya tidak sendirian sekarang.“Sepertinya aku harus ke toilet sebentar,” gumam Levana yang langsung bangkit berdiri, tetapi lengannya dengan sigap ditahan oleh Freya.“Perlu aku temani?” tawar Freya.Levana segera menggeleng cepat menjawab tawaran dari Freya barusan. “Oh tidak perlu, aku baik-baik saja.”“Kau yakin?” Freya yang kembali meyakinkan Levana yang mana langsung dibalas senyum tipis darinya.“Aku baik-baik saja, Freya. Kau tidak perlu khawatir,” bisik Levana yang pada akhirnya dilepaskan oleh Freya.Begitu Freya mengizinkannya pergi ke toilet, Levana langsung mencari bilik toilet yang kosong. Beruntung tidak ada seorang pun di dalam toilet yang mana membuat dirinya sedikit lega. Baru saja ia mendapatkan ancaman lagi dan dirinya mendadak merasakan rasa cemas yang berlebihan.Saat merasa dirinya sudah cukup tenang, Levana pun keluar dari bilik toilet. Dirinya berdiri tepat di hadapan ka
“Keluar atau akan aku hancurkan mobil jelekmu ini!” gertak si pengancam yang mana tangannya tengah menahan kaca mobil Levana yang sedikit terbuka.Niat Levana sendiri yang sengaja membuka kaca mobil sedikit saja ternyata tidak berhasil. Telapak tangan pria yang berada di luar mobilnya berusaha menekan kaca mobil itu agar bisa turun.“Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?” seru Levana berusaha melawan ketakutannya.Seringai tipis terlihat di wajah pria yang berada di luar. “Bukankah kau datang untuk menyerahkan dirimu padaku?” desisnya yang berhasil membuat Levana gugup dan khawatir.“Siapa kau sebenarnya? Siapa yang mengirimmu?” Di tengah rasa gugupnya Levana terus mencoba untuk bertahan, mengulik informasi yang mungkin saja bisa berguna untuknya. “Apa Lilian yang datang mengirimmu untuk mengancamku?”Pertanyaan yang diucapkan Levana barusan keluar begitu saja dengan mudahnya. Ekspresi pria yang mengancamnya pun kini mengeras dan entah bagaimana caranya, tangan si pengancam berhasi
Pukulan keras serta bunyi nyaring yang berasal dari alarm mobil pun terdengar. Rave yang hendak membuka pintu mengurungkan niatnya saat melihat Levana yang sangat ketakutan. Dipeluk dan ditenangkannya Levana hingga keduanya mendengar suara warga yang datang berkumpul.“Masuklah ke kamarmu, aku akan menyusul nanti,” ujar Rave yang kini membantu Levana berdiri. Namun, bukannya mengikuti perintah Rave, Levana justru mengikuti sang suami yang pergi keluar.Baik Levana maupun Rave sama-sama terkejut melihat apa yang terjadi di halaman depan rumah mereka. Ford Fiesta Levana dan Aston Martin Rave dalam keadaan hancur seperti habis dipukul dengan benda keras.“Kalian berdua baik-baik saja?” tanya seorang wanita yang cukup tua kini berjalan mendekati Levana, sedangkan Rave langsung menghampiri mobil kesayangannya yang sudah rusak parah.“Ya, kami baik-baik saja,” jawab Levana dengan suara yang nyaris tak terdengar, berusaha menutupi ketakutannya.“Kau pasti sangat terkejut,” seru wanita itu ya
“Rave!”Di sisa tenaganya yang sudah hampir habis, Levana langsung mengeluh ketika dirinya mendengar ajakan Rave untuk pindah ke rumah utama. Ia sudah sangat lelah hari ini, tetapi kenapa bahasan dengan Rave tidak ada hentinya.Dirinya membenci jika harus mengulang pembahasan yang sama terus menerus saat mereka bertemu. Ia tahu betul memang hubungan mereka hanya sebatas kontrak saja, tapi jika terus membahas pernikahan dan ajakan pindah rumah siapa yang tidak lelah.“Ini demi keselamatan dirimu, Levana!” tegur Rave yang tahu jika Levana pasti akan menolak ajakan sang suami.“Kau sudah berjanji padaku untuk tidak menyuruhku pindah ke rumah utama. Kenapa kau terus berbohong dan mengingkari janjimu!” Levana berusaha memprotes bahkan dirinya memilih untuk turun kembali.“Karena aku tidak tahu kalau kau diancam seperti ini, Levana. Kau lihat sendiri apa yang kau alami tadi? Mana mungkin aku membiarkan kau di rumah sendirian,” ujar Rave yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Levana.“It
Menjadi seorang dokter hewan memiliki keuntungan sendiri bagi Levana. Dirinya tidak takut pada hewan jenis apa pun, bahkan dirinya pernah mendapatkan pasien berupa tikus sekalipun.Walau begitu ia tetap saja terkejut ketika membuka paket yang dikirimkan untuknya. Bangkai tikus yang disimpan di dalam kotak persegi berwarna merah muda. Siapa yang menyangka jika isi kotak yang indah itu berisi bangkai binatang.“Kau melihat siapa yang mengantarkan paket ini, Eva?” tanya Levana pada asisten barunya.Kepala Eva menggeleng pelan. “Paket ini sudah ada di depan pintu saat seseorang yang memanggil,” jelas Eva memberitahu apa yang diketahuinya.Kening Levana berkerut memperhatikan kotak yang ada di meja makan tersebut. Ia pun segera bangkit dan mendekati tempat penyimpanan perlengkapan dapur dan mengambil sepasang sarung tangan.“Biar aku saja yang membereskannya, Nyonya,” ujar Eva yang terlihat jijik memandang isi kotak tersebut.Kepala Levana menggeleng cepat. “Sebaiknya kau bereskan sarapan
Satu minggu telah berlalu semenjak kejadian Levana diancam kembali si pengancam, dan selama itu juga Levana berusaha untuk mendapatkan kabar intens dari kedua orang tuanya. Ancama si pengancam kembali berhasil untuk menakuti Levana karena membawa serta keselamatan orang yang disayangi.“Jadi, klinik hewan Anda dibangun juga karena bantuan dari Tuan Maverick, Nyonya?” tanya Eva pada suatu malam saat sedang berbincang bersama dengan Levana.“Francis Maverick, ya,” jawab Levana singkat sembari menikmati alunan musik dari radio yang mereka dengar.“Wah pantas saja Anda bisa punya klinik besar di usia yang masih muda. Sepertinya aku terlalu polos menganggap jalan hidup orang lain atas usahanya sendiri,” komentar Eva yang refleks menutup mulutnya. “Oh maafkan aku, Nyonya, aku tidak bermaksud bicara seperti itu.”Tawa kecil Levana kini terdengar dan raut wajahnya sama sekali tidak merasa tersinggung. “Sebenarnya membuka klinik bukan tujuan kariku,” cerita Levana.Eva yang duduk tepat di samp
Ketegangan tiba-tiba menyelimuti ruangan di mana Levana dan Francis kini berada. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing dan berusaha untuk saling mengabaikan apa yang terlintas di pikiran mereka.“Apa maksudnya jika Anda sudah tahu siapa dalang di balik pengancamku?” tanya Levana yang seolah meminta kejelasan pada sang ayah mertua.“Bukankah itu sudah jelas, Levana?” Tubuh Francis kini bangkit dari sandarannya dan terlihat sangat serius. “Atau kau merasa punya musuh lain yang sangat membencimu selain dirinya?”“Siapa yang Anda maksud, Tuan?” tanya Levana yang masih menyangkal ucapan Francis.“Jangan buat aku untuk menyebutkan namanya dengan lantang, Levana Sullivan!” tegur Francis yang membuat Levana terkejut.Tidak, Levana bukannya terkejut mendengar teriakan atau bentakan dari Francis. Dirinya terkejut ketika mendengar Francis menegurnya menggunakan nama keluarga Levana.Dirinya memang benar-benar orang asing, walau nyatanya ia bahkan sedang mengandung calon penerus keluarga Ma
Seingat Levana, dirinya tidak pernah menolak perintah dari ayah mertuanya, Francis Maverick. Terlebih dirinya banyak berutang dan dibantu oleh pria itu membuat dirinya tidak ada hak untuk menolak sesuatu yang diperintahkan padanya.Akan tetapi, berbeda dengan perintah dari Francis kali ini yang mana ingin Levana menjadi penghubung antara Maverick Group dan Newall Group. Levana benar-benar tidak ingin terikat apa pun dengan Newall Group lagi.Ekspresi Francis jelas terlihat kecewa mendengar penolakan Levana barusan, tetapi pria itu memilih untuk tetap bersikap tenang. “Aku harap kau tidak membawa masalah pribadi akan penolakanmu ini, Levana.”Kepala Levana menggeleng pelan. “Tidak, Tuan, aku tidak memiliki masalah dengan Newall Group. Aku hanya tidak yakin jika aku bisa membantu, terlebih dengan status yang aku miliki.”Bukan Francis, tetapi justru Rave yang bersuara. “Apa maksudmu dengan status yang kau miliki?” ujar Rave yang terlihat tersulut emosi.Levana membalas tatapan Rave dan
Sidang perceraian Rave Maverick dan Lilian Flynn menjadi topik pencarian teratas. Tak hanya di sosial media, beberapa stasiun televisi swasta pun menayangkan siaran langsung sidang perceraian tersebut.Tak ingin terganggu dengan apa yang terjadi, Levana memilih untuk tetap pergi ke kampus. Dirinya tidak ingin hanya diam di rumah dan tidak berbuat apa pun, karena ujungnya ia pasti akan penasaran dan menonton tayangan sidang perceraian sang suami.“Kau baik-baik saja, Levana?” tegur asisten lab yang lain.Tangan Levana pun seketika berhenti dan menoleh ke arah rekan kerja. “Ya? Aku baik-baik saja. Apa aku membuat kesalahan?” tanya Levana yang kebingungan karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.Kepala sang rekan kerja menggeleng cepat. “Kau … tidak terganggu dengan sidang perceraian Rave Maverick?” Kepala Levana langsung beralih kembali ke arah rekan kerja. “Oh, Levana, maafkan aku, tapi aku penasaran karena namamu terus dibawa oleh beberapa media.”Yang dikatakan oleh rekan ker
Tiga hari setelah Freeya datang menemuinya, Levana merasakan kebahagiaan tersendiri. Dirinya seolah terlahir kembali dan semuanya berjalan dengan begitu lancarnya.Pagi ini dirinya hendak berangkat ke kampus, kebetulan ia memiliki jadwal untuk mendampingi para mahasiswa baru dalam meneliti hewan peliharaan. Namun, berita terhangat yang muncul di televisi membuat dirinya tidak bisa meninggalkan rumahnya barang sedikit pun, mengingat para wartawan kini memblokir jalanan menuju ke rumahnya.“Apa yang terjadi?”Tubuh Levana terasa begitu lemas ketika nama dirinya kembali terseret dalam berita terhangat pagi ini. Kedua orang tuanya langsung berusaha menenangkannya mengingat dirinya tengah hamil kembali.“Untuk beberapa hari ke depan, kau tidak boleh keluar dari rumah dahulu, Levana. Akan sangat berbahaya jika kau pergi keluar,” ujar sang ayah yang kini meminta ibunya mengantarkan Levana kembali ke kamar.“Dengar, Levana. Semua berita yang kau dengar pagi ini tidak ada hubungannya denganmu.
Sebuah pelukan hangat langsung didapatkan oleh Levana begitu dirinya bertemu kembali dengan Freeya. Bukannya sengaja menghindarinya, Levana memang tidak memiliki alasan untuk bertemu dan bicara dengan sang sahabat.“Tidakkah kau merindukanku?” sapa Freeya sembari memegang erat kedua tangan Levana.“Tentu saja aku merindukanmu! Asal kau tahu Freeya, aku sangat merindukanmu,” sahut Levana yang membuat Freeya membuang muka.“Jika kau merindukanku, seharusnya kau menghubungiku, Levana. Setelah aku memberi informasi yang seharusnya tidak kau ketahui, kau langsung menghilang begitu saja tanpa kabar,” ujar Freeya yang berhasil membuat Levana merasa bersalah.“Tunggu sebentar.”Levana pun beralih kecil ke arah parkiran di mana Marcel tengah menunggunya. Ia memberikan pesan kepada Marcel untuk pulang sendiri, tetapi ditolak oleh sang sopir.“Pergilah, Nyonya, tetapi jangan menyruhku untuk pulang. Aku bisa mengikutimu dari belakang, jadi nantinya kau tak perlu meminta temanmu mengantarkan pulan
“Kau baik-baik saja, Ms. Sullivan?” tanya salah seorang mahasiswa yang sedang meneliti, menyadarkan Levana dari lamunannya.“Oh, ya, aku baik-baik saja. Jika kalian membutuhkan bantuanku, bisa panggil aku di dalam ruang kerjaku,” ujar Levana yang kini masuk ke dalam ruang pribadinya.Ia menyandarkan punggungnya di punggung kursi, sedangkan matanya fokus membaca berita yang tengah beredar. Saat ini namanya menjadi topik pencarian paling atas, membuat para dosen dan mahasiswa di kampus bertanya-tanya akan apa yang menimpa dirinya.[Selama setahun pernikahannya, Levana Sullivan mendapat ancaman dari kekasih gelap Lilian Flynn tanpa sepengetahuan Rave Maverick sama sekali.] Tawa pahit terlihat jelas di wajah Levana saat membaca berita yang lewat. Ia hanya menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya itu.“Sebenarnya apa yang tengah kau rencanakan? Membawa serta namaku dan bersikap seolah tidak tahu jika Toby Duggan mengancamku selama ini?”Levana meringi
Seminggu telah berlalu dan Levana tidak pernah merasa tenang saat malam datang. Dirinya selalu merasa gelisah entah apa yang membuat malamnya selalu tidak nyaman.Hubungan Levana dan sang ayah perlahan juga mulai membaik ketika dirinya memaksa untuk bicara empat mata dengan sang ayah. Dirinya baru menyadari jika ayahnya itu juga menyimpan rahasia besar seorang diri.“Maafkan ayahmu ini, Levana. Aku tidak pernah terpikirkan jika pengkhianatan Flynn Group juga berdampak besar untuk hidup kita,” ujar sang ayah saat Levana memaksa untuk bicara.“Kumohon jelaskan semuanya dengan perlahan karena aku tidak paham apa maksud ucapanmu itu, Dad.” Levana memprotes ayahnya sendiri.Terdengar embusan napas kasar keluar dari mulut sang ayah. Matanya terpejam sejenak dan saat terbuka, sang ayah menatapnya dengan tatapan sedih dan merasa bersalah.“Sebagai mantan reporter, aku memiliki banyak kenalan yang menjual berita para orang kaya, Levana. Aku bekerja sama dengan seorang paparazzi yang mana tidak
“Oh, Levana! Mum tidak tahu jika kau sudah pulang,” sahut sang ibu yang kini melangkah mendekat ke arahnya.“Aku tidak ada hubungannya dengan mereka, Dad. Sungguh!” ucap Levana yang mengabaikan sang ibu dan mendekati ayahnya sendiri.Sang ayah terlihat frustasi sendiri saat ini dan memilih untuk duduk membelakangi Levana. “Ya, aku tahu itu. Aku tahu jika kau tidak ada hubungannya dengan masalah ini, Levana. Aku hanya marah, marah pada semuanya yang selalu mengaitkanmu dan marah pada diriku sendiri.”Sejujurnya Levana tidak tahu apa yang tengah ayahnya bicarakan, tetapi jika ia mengaitkan dengan berita yang beredar, dirinya bisa paham dan mengerti apa yang membuat sang ayah terlihat begitu marah.Ibu Levana pun melangkah mendekati sang suami dan memeluknya erat dari belakang. “Sama seperti sebelumnya, kita juga bisa melewati ini semua bersama-sama.”Yang bisa Levana lakukan hanya diam saja di tempatnya berdiri. Rasa lelah yang semula menghampirinya kini seakan lenyap begitu saja.“Tuan
Merasa bodoh dan kesal pada dirinya sendiri, Levana memilih bangkit dan berendam di dalam bath tub. Ia mencoba menghilangkan pikirannya tentang Rave dengan sebegitu kerasnya.“Bodoh. Lagi pula bisa-bisanya kau memikirkan pria yang tidak mungkin memikirkanmu?” keluh Levana yang kini memejamkan matanya.Dirinya berjanji akan memulai hidupnya yang baru dan melupakan semua masalah yang pernah menghampirinya. Ia akan hidup kembali menjadi Levana Sullivan, toh dari awal namanya tidak pernah berubah karena negara tidak pernah memberi restu pada pernikahannya.Keesokan harinya, Levana sudah mulai bekerja di laboratorium salah satu universitas di daerahnya. Saat itu proses belajar mengajar sudah selesai, tetapi para mahasiswa yang melakukan penelitian tetap meneliti di dalam lab, dan sudah menjadi tugas Levana untuk membantu mereka.“Ms. Sullivan, aku dengar Anda pernah bekerja di konservasi hewan milik Newall Group. Apa benar begitu?” tanya seorang mahasiswa yang sedang meneliti di dalam lab.
Terakhir kali saat Levana bertemu dengan ayah mertuanya—Francis Maverick, dirinya sudah menekankan jika ia tidak ingin diganggu oleh Rave. Levana juga meminta jika Francis membantunya agar Rave mau menceraikan dirinya.Sebenarnya pernikahan Levana dan Rave tidak terikat hukum apa pun, pernikahan keduanya dianggap tidak sah di mata hukum karena memang peraturan negara yang tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu pasangan di saat yang bersamaan. Perceraian yang diinginkan Levana tidak lain hanya agar Rave melepaskan dirinya. Terkait masalah urusan di media, ia tidak peduli.“Anda bisa langsung bekerja mulai besok, Nona,” ujar seorang wanita yang kini mengantar Levana berkeliling.Pandangan Levana mulai memandangi area sekitar laboratorium yang mana tampak asri dan nyaman. Dirinya berharap dengan pekerjaan barunya ini, ia bisa memulai hidupnya kembali dan melupakan semua masa lalunya yang buruk.“Ngomong-ngomong, Nona, kenapa Anda berhenti bekerja dengan Newall Group? Bagi para lulu
Tidak ada pembicaraan di antara Levana dan Rave hingga keesokan paginya. Levana hanya meminta Rave memeluknya erat di pagi hari sebelum mereka terbang ke London.Begitu tiba di bandar udara Kota London, Levana dan Rave bagaikan orang yang tidak saling mengenal. Levana sudah meminta jika dirinya akan pulang sendiri dijemput oleh sopir pribadi ayahnya.Tidak ada kecurigaan apa pun di pikiran Rave tentang Levana, pria itu justru sibuk sendiri karena begitu melihat berita, dirinya pertama kali menemukan gosip tentangnya dan juga Levana. Berita lain yang membuatnya terkejut adalah kabar tentang Toby Duggan yang sudah dilaporkan dengan berbagai tindak pidana, salah satunya kasus suap yang dilakukan agar dirinya bisa menjadi model internasional.“Terima kasih untuk waktunya, aku harap kau sehat selalu,” bisik Levana sebelum kedua berpisah.“Aku akan menghubungimu nanti,” pesan Rave yang langsung masuk ke mobil lain bersama dengan Max.“Kita pulang sekarang, Nyonya?” tegur sopir pribadi kelua