Sudut pandang Valerie:Perutku kosong. Hal pertama yang kurasakan saat pikiranku terbangun adalah kekosongan yang mengerikan.Bukan hanya perutku. Seluruh tubuhku dikosongkan oleh mimpi panjang dan gelap yang menjebakku.Marcel ada di dalamnya, begitu pula Alisa, Joshua Salim, Aveline Salim, Diego Kumala. Mereka menyatu menjadi bayangan yang membungkusku begitu erat hingga aku tidak bisa bernapas. Namun, aku tidak bisa mati dalam mimpiku. Jadi, aku hanya bisa tercekik berulang kali, seperti terkubur hidup-hidup di peti matiku, menyaksikan hidupku berlalu di depan mataku. Secara harfiah.Dalam mimpiku, aku bukanlah Valerie, aku adalah hantu yang menyaksikan Valerie kecil menderita melalui semua kebohongan, bahaya, rasa sakit, dan darah, sampai anak itu membujuknya ke hutan gelap, melewati itu, lalu mobil yang hancur.Itu bukan mimpi. Itu semua nyata. Itu ingatanku. Aku tidak bisa mengingat apa pun dari kecelakaan mobil itu, tetapi aku menyaksikannya. Di dalam mimpi yang dalam ini, aku m
Sudut pandang Valerie:"Apa itu benar?" tanyaku kepada Marcel.Dia menghindari pertanyaanku dengan berkata, "Aku akan menyelidiki hal ini, aku janji!"Pada detik itu, semua suara menghilang. Aku tidak bisa mendengar apa pun dan tidak melihat siapa pun selain pria yang sudah kucintai lebih dari satu dekade. Pria yang pernah menyelamatkanku, yang berkata bahwa dia mencintaiku dan menginginkan kesempatan lain denganku. Pria yang memberitahuku betapa bersemangatnya dia tentang bayi yang dia berikan kepadaku."Apa kamu akan jadi saksi untuk alibinya?" tanyaku kepadanya, suaraku bergetar. Kemarahan dan ketidakpercayaan mengubah suaraku menjadi bisikan yang tertekan saat melanjutkan, "Dia, MEMBUNUH, anak kita! Dan kamu memberitahuku bahwa kamu MEMIHAKNYA? Benar begitu? Marcel Tanzil?""Aku nggak memihak dia ….""Dia, itu, pelakunya!" Aku meledak, menatap mata pria itu. "Sistem alarm nggak bunyi saat dia masuk ke rumah kita. Dia nggak mencuri apa pun yang berharga dan langsung menuju ke arahku
Sudut pandang Valerie:Pernikahan mereka.Alisa baru saja menata rambutnya. Dalam balutan gaun berbelahan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, dan sepasang sepatu hak tinggi yang menjulang, Alisa tampak menakjubkan. Kurasa mewujudkan mimpimu bisa membuat itu terjadi. Aku juga berkilauan seperti itu saat aku menjalani pernikahan impianku sendiri, yang kupikir akan memulai akhir bahagiaku.Dia bahagia. Aku benci itu.Dia akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, berapa pun harganya, karena ayahnya akan membayar tagihannya. Setelah membujukku ke hutan, mencuri kesatria putihku dan mengubahnya menjadi hitam, hidup dari darahku, dan berdiri di atas mayat bayiku, dia akhirnya merangkak ke altar suci.Bukan hanya tidak membayar perbuatannya, Alisa bahkan menjadikan Marcel saksinya. Marcel adalah saksi pembunuh anaknya sendiri!Betapa bodoh dan menyedihkannya aku berpikir bahwa anjing seperti Alisa bisa mencintaiku?"Aku lihat kamu masih belum d
Sudut pandang Valerie:Mengingat kondisi khususku, polisi tidak menahanku, tetapi hanya mengawasiku dengan ketat dengan dua petugas yang menjaga bangsal rumah sakitku.Alisa tidak senang dengan hal itu.Dia ingin aku didakwa dengan percobaan pembunuhan. Sebenarnya, kurasa dia ingin aku di kursi pesakitan keesokan harinya.Sejujurnya? Aku berharap aku bisa didakwa dengan pembunuhan yang berhasil. Aku tidak hidup lagi. Aku hanya bertahan hidup, untuk balas dendam yang tidak kulihat harapannya. Aku tidak mencoba membunuhnya ketika aku kehilangan kendali dan melukainya dengan pisau buah. Jika aku tidak kesal dan benar-benar waras saat itu, aku tidak akan meleset.Aku ingin dia mati.Dalam hal itu, polisi harus mengurungku."Val …? Val .…"Butuh beberapa saat bagiku untuk menyadari bahwa Marcel sedang berbicara kepadaku.Pria itu datang mengunjungiku setiap hari sejak aku menusuk Alisa-nya. Mengejutkan. Dia tidak punya waktu untukku setelah aku hampir mati bersama anak kami, tetapi dia puny
Sudut pandang Marcel:Jika Val berhenti mencintaiku saat dia menyinggung soal perceraian, sekarang dia membenciku.Saat dia menatapku, tidak ada kebencian atau kemarahan di matanya. Tidak ada apa-apa. Dia tidak melihat diriku, melainkan hanya orang asing yang diharapkannya mengalami hal terburuk. Aku bisa membaca harapan-harapan itu. Aku tidak keberatan jika dia membenciku. Aku bahkan tidak keberatan jika dia mencoba membalas dendam kepadaku. Aku memang pantas mendapatkannya.Namun, dia tidak akan melakukannya. Dia tidak ada di sini lagi. Saat aku tidak memaksanya untuk berbicara, rasanya dia sudah berada di luar dunia ini.Aku seharusnya menghabiskan lebih banyak waktu dengannya. Aku seharusnya ada untuknya saat Alisa datang, tetapi aku ...."Marcel ... sudah kubilang, kamu nggak perlu datang ke pengadilan," kata Diego, terkejut melihatku. "Kapan terakhir kali kamu benar-benar tidur?"Dua atau tiga hari yang lalu? Aku benar-benar tidak punya waktu.Aku sudah mengurus bayi, tuduhan per
Sudut pandang Marcel:Aku punya sejuta hal yang harus kulakukan, tetapi aku tidak bisa meninggalkan gedung pengadilan. Tidak saat Val diadili.Kupikir itu akan memakan waktu lama, tetapi persidangan itu berakhir sebelum aku menyadarinya.Persidangan itu tidak berakhir dengan baik.Rasanya seperti aku baru saja duduk di bangku di luar pengadilan sebelum Diego keluar. Hampir seperti dia lupa sesuatu dan dia keluar untuk mengambil sesuatu itu dengan cepat. Sebelum aku sempat bertanya, dia menggelengkan kepalanya.Bagaimana dia bisa kalah? Dia bilang dia percaya diri! Bahkan hanya masuk ke sana untuk melambaikan tangan tanda menyerah akan memakan waktu lebih lama daripada ini!"Apa yang terjadi?""Dia ...." Dengan tercekik, Diego mencoba mengeluarkan beberapa kata. "Dia mengaku bersalah ....""Lalu, apa gunanya kamu ada di sana? Kita perlu mengajukan banding ….""Nggak bisa. Ini akan menjadi tuntutan pidana, dan kecil kemungkinan untuk membalikkan ini ...." Diego berhenti bicara, menatap s
Sudut pandang Marcel:Aku tidak menyangka Val akan setuju menemuiku.Dia menutup diri sejak persidangan, tidak mau bicara dengan siapa pun. Joni Kumala, Diego ... bahkan Liana. Penjara menjadi cangkang pelindungnya dan dia bersembunyi dari dunia.Namun, saat aku ingin menemuinya, dia setuju untuk dikunjungi.Aku keluar dari semua kekacauan itu, mandi seharian seolah-olah akan pergi ke tempat suci. Aku harus menyerahkan semuanya di depan pemeriksaan keamanan yang ketat. Kekosongan di dalam dinding penjara menurunkan suhu 4 hingga 5 derajat daripada di luar. Begitu pula wajah datar para penjaga.Aku mengikuti mereka masuk makin dalam ke neraka ini, gagal membayangkan perasaan Val saat dia berjalan melalui lorong ini, mengetahui bahwa dirinya tidak akan keluar lagi.Rasa dingin menjalar di tulang punggungku saat pikiran itu menyerangku."Waktunya 20 menit," kata penjaga itu memperingatkan dengan dingin sebelum dia membuka pintu besi yang berat itu. Bunyi bip keras terdengar saat lampu mer
Gosip itu seperti lalat di musim panas, mereka menyebar, tetapi mati dengan cepat juga. Berita tentang Valerie yang masuk penjara menghilang lebih cepat daripada biasanya, bahkan peluncuran filmnya setahun setelahnya tidak menarik perhatian banyak orang.Valerie terkenal untuk sementara waktu dengan semua pembicaraan tentang kegugurannya, kasus percobaan pembunuhan, dan perceraian dengan Marcel Tanzil. Namun, cerita-cerita itu segera berubah menjadi legenda, seperti bagaimana dia sudah mati di penjara, dan meninggalnya tidak lama setelah itu.Orang-orang memiliki ingatan yang pendek. Mereka hanya ingat apa yang mereka lihat, dan belakangan ini, itu adalah Alisa Tanzil.Ya, aktris terkenal yang memenangkan banyak penghargaan, menikahi cinta pertamanya sejak kecil, CEO terkenal dari kerajaan bisnis Tanzil, dan menjadi pemilik Rumah Z.Terdaftar secara resmi, tidak kurang.Namun, itu bukan alasan mengapa orang membicarakannya.Orang-orang membicarakan Alisa karena dia membangkrutkan Rumah
"Nona Salim, senang bertemu denganmu." Okto membungkuk pada Val dengan sikap sopan, tetapi Val bersumpah dia melihat sekilas senyuman mengejek yang coba ditahannya saat dia menundukkan kepala.Apa-apaan ini? Okto adalah "pangeran misterius" yang akan diumumkan Keluarga Wibowo hari ini? Dia adalah putra dari Erawan Wibowo? Okto tahu kalau Val sedang menghindari ayahnya dan dia membantunya? Apakah Okto tahu tentang Nico? Apa arti semua ini?Begitu banyak kejutan meledak di kepala Val."Sudah lama nggak ketemu, Okto!" Alisa menyambutnya dengan senyum cerah, matanya berbinar penuh suka cita."Kami baru saja ketemu kemarin di gedung Tanzil." Okto membalas senyuman itu dengan antusiasme yang setara, kalau tidak lebih. "Mungkin kamu lupa karena waktu itu kamu cuma melirikku sekilas dan nggak berhenti buat ngobrol pas aku nyapa kamu. Nggak ngenalin aku, ya?"Alisa terkenal karena tidak pernah melempar senyum pada siapa pun, kecuali targetnya. Dia bersikap seperti malaikat di hadapan orang-oran
Val mulai serius mempertimbangkannya sekarang.Dia tidak bisa menuntut mereka kalau mereka cuma menyaksikan kecelakaan mobil, seburuk apa pun itu, menyaksikan seorang ibu mati saat mencoba menyelamatkan bayinya. Mereka bisa dan Val yakin mereka pasti akan, mengklaim bahwa Erin memohon agar mereka menyelamatkan bayinya.Faktanya, itulah versi pertama dari "kebenaran" yang diceritakan oleh Joshua ketika Val mencoba mencari keluarganya sendiri.Namun, kalau mereka terlibat langsung dalam kecelakaan itu? Mungkin Val bisa menuntut mereka! Dengan catatan kalau Val bisa membuktikannya, sebelum masa kedaluwarsa penuntutan berakhir.Berapa lama batas waktu untuk kasus tabrak lari? Val tidak yakin."Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi waktu itu," tuntut Val, tetapi dia tidak bergerak meski tatapan Nyonya Wibowo mulai curiga, matanya tajam menelisik bisik-bisik mereka."Jangan maksa!" Aveline memperingatkan.Nyonya Wibowo menatap Val dengan mata penuh kecurigaan, begitu juga dengan semua o
Nenek mengatakan itu?Aveline jelas tidak mengetahuinya, berbeda dengan Alisa. Namun, Alisa juga tidak menyangka Marcel akan menyebutkannya di sini. Val sebenarnya merasakan keterkejutan yang sama ....Apakah Marcel sadar bahwa dia sedang menginjak lapisan tipis dari kebohongan Alisa?Namun, tak ada yang lebih terkejut daripada Nyonya Wibowo ...."Tunggu, bukankah kamu sudah mendapatkan pernikahan yang dijanjikan itu lima tahun lalu? Aku datang ke pernikahanmu!"Lima tahun yang lalu, tepat setelah dokumen perceraian resminya dengan Val selesai, Marcel menikahi Alisa dengan perayaan yang megah. Seluruh kota merayakan hari bahagia mereka, melupakan mantan Nyonya Tanzil yang dibiarkan membusuk dalam penjara.Val mengatupkan bibirnya, berusaha keras menahan senyum.Jadi, bukan hanya Alisa yang mengaku sebagai wanita Marcel di depannya, tetapi juga di depan semua orang? Seorang ibu yang penuh kasih, membawa putri kesayangannya untuk mengunjungi orang berpengaruh yang ingin mereka dekati set
Nyonya Wibowo berbalik, mendorong lengan Aveline seperti seekor bulldog di atas ring. Diam-diam, Marcel melangkah maju dengan senyuman cerah, menghalangi Val darinya."Dia menolak datang hari ini hanya karena aku mengundangmu! Aku nggak menyangka dia benar-benar nggak datang, tapi ternyata benaran!" Nyonya Wibowo langsung melupakan Val. "Masalah sebesar apa yang membuatnya bahkan nggak mau bicara dengan cucunya sendiri yang begitu baik selama bertahun-tahun?"Marcel bahkan terhenti sejenak ....Bukankah Gloria melakukan hal yang sama kepada putrinya? Dia bahkan tidak datang ke pemakaman Erin. Sebenarnya, tidak ada satu pun anggota keluarga yang datang, atas perintahnya, tampaknya.Kata-kata itu juga menghentikan amarah Val sesaat ....Bertahun-tahun? Dia mengira Nenek mengusir Marcel hanya sebagai bentuk sikap, sebagian untuk memberinya kesempatan menantang dirinya sendiri tanpa nama Tanzil yang membuka jalannya. Namun, dia tidak menyangka Nenek benar-benar tidak berbicara dengannya se
Acara ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Aveline. Yah, kecuali fakta bahwa dia yang menyelenggarakannya sebagai cara untuk menjilat Nyonya Wibowo.Nyonya Wibowo ada di sini untuk mengumumkan kembalinya si bajingan, putra dari Erawan Wibowo yang hilang, ke publik. Acara ini bukan untuk Aveline dan sudah pasti bukan untuk Val. Aveline sudah bersusah payah menjaga Val tetap jauh dari Keluarga Wibowo dan dia tidak akan gagal sekarang.Satu-satunya celah, hal yang terus-menerus dipikirkannya sejak melihat Val adalah ....Bagaimana Val bisa mendapatkan undangan?Untuk mencegah mimpi buruk terbesarnya menjadi kenyataan, Aveline bahkan tidak mengundang Keluarga Demian. Putri mereka adalah salah satu sahabat Val. Ditambah lagi, ada Adrian, yang tiba-tiba saja membela Val tanpa alasan.Mereka telah membuat hidup Keluarga Salim sulit di dunia bisnis. Mereka akan berperan besar dalam kejatuhan Rumah Z, yang keuntungannya bisa lebih dari dua kali lipat bisnis Keluarga Salim dalam beberapa
Setiap Natal, Aveline akan membawa Alisa dalam kunjungan "keluarga", di mana Joshua tidak ikut serta. Alasannya selalu berkaitan dengan bagaimana keluarganya tidak menyetujui pernikahannya dengan Joshua, yang dianggap berada di bawah standar mereka. Sementara itu, Val akan ditinggalkan bersama Joshua, dengan alasan untuk menjaga keseimbangan antara orang tua dan anak-anak.Jika itu benar-benar alasan utamanya, maka Aveline seharusnya tidak membawa Gerry bersamanya juga.Val dulu berpikir bahwa itu karena Alisa tidak menyukainya. Namun, sekarang dia tahu alasan sebenarnya di balik semua itu ....Dari bagaimana Aveline dan Alisa berusaha menjilat Nyonya Wibowo, sudah jelas bahwa mereka tidak ingin Val memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berkuasa seperti ini. Terlebih lagi, sebagai putri Aveline sendiri.Bagaimana jika Nyonya Wibowo mulai menyukai Val? Kemudian, akan ada seseorang di "keluarga" ini yang benar-benar memperlakukannya dengan baik. Itu adalah hal yang haru
Itulah frasa yang tidak pernah bisa dipahami Val, rasa ingin tahu yang kelam.Sambil melihat sekeliling, Val perlahan menggeleng, matanya dipenuhi rasa jijik saat melihat penghinaan di mata para penonton yang ingin tahu. Apa yang mereka tunggu? Agar dia menangis karena dipermalukan oleh seorang wanita tua yang bahkan tidak mengenalnya?Agar dia merasa malu karena seseorang yang menyebutnya "saudari" justru secara terbuka menunjukkan cara untuk mempermalukannya, sambil berpura-pura bersikap baik dengan akting canggungnya?Dia bukan orang yang seharusnya merasa malu di sini."Terima kasih atas undangannya, Nyonya Wibowo," Val menunduk ringan, nadanya tenang dan sopan.Nyonya Wibowo akhirnya menatap Val, seolah melihatnya untuk pertama kali. Dia mengamati Val selama beberapa detik yang terasa lama dan kerutan di wajahnya semakin dalam. Pada titik ini, Val cukup terkejut. Apa yang bisa Alisa katakan sampai membuat Nyonya Wibowo langsung membencinya terlebih hanya dengan melihatnya?"Hmph."
Val sempat kehilangan fokus sejenak.Apa yang barusan Marcel katakan?Selama ini, Val mengira Joshua ada hubungannya dengan kematian ibunya. Setidaknya, dia menyaksikannya dan tidak menolong, hanya melihat Erin meregang nyawa lalu membawa Val pulang. Val sudah menyelidiki kecelakaan mobil itu dengan memanfaatkan sumber daya Nico dalam waktu yang cukup lama. Belum lagi, sumber daya itu sangat besar.Hasilnya? Tidak ada.Val tidak menemukan satu pun bukti yang menunjukkan keberadaan Joshua di dekat lokasi kecelakaan dan dia berpikir mungkin semua jejaknya telah dihapus. Lagi pula, Joshua pasti telah berusaha menutupi jejaknya juga.Namun, jika yang dikatakan Marcel benar ...."Gimana kamu bisa tahu? Kamu punya bukti? Sudah berapa lama kamu mengetahuinya dan menyembunyikannya dariku hanya untuk ...?" Val meledak dengan rentetan pertanyaan seperti senapan mesin.Ting, ting, ting!Suara dentingan gelas yang tajam memecah keheningan, membuat Val langsung berhenti. Bahkan sebelum dia bisa men
"Aku baru sadar, kamu terlihat menggemaskan saat marah."Saat itu, Val benar-benar ingin menghantam kepala pria konyol itu dan langsung pergi. Namun, seluruh lobi sudah sunyi dan semua mata tertuju pada orang-orang di tengah. Jika dia berani bertindak sekarang, dia akan menjadi pusat perhatian. Jadi itu alasan Marcel begitu berani sekarang?"Kalau kamu sudah nggak peduli lagi dengan ular kecilmu itu ...." Val menggertakkan giginya, tetapi dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Marcel menyeringai percaya diri dan menyelanya dengan santai ...."Kamu bahkan belum mendengar tawaranku."Val berbalik untuk pergi, tetapi Marcel sudah lebih dulu membaca gerakannya dan menarik pinggangnya sebelum dia bisa menghindar. Walaupun dia gagal membuat keributan dan hanya menarik perhatian segelintir orang di sekitar mereka, dia kini berada dalam pelukan Marcel, dengan erat."Kamu ...!"Val nyaris berteriak. Nyaris.Val tidak pernah suka berdandan, tidak seperti sekarang. Dia belajar merias di