Share

Bab 58.

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-06 22:20:05
"Hahh..! K-ki Brajangkala..?! S-siapa dia Kak Bimo..?" seru terkejut Yuriko, yang ikut bangkit dari ranjang dan buru-buru kenakan pula pakaiannya.

"Yuriko, maafkan aku. Hal yang baru saja terjadi sama sekali bukanlah keinginanku. Ada makhluk astral yang merasuki diriku Yuriko, dan nama makhluk itu adalah Ki Brajangkala.

Jadi semua prilakuku tadi, semuanya berada di bawah kendalinya. Ki Brajangkala itulah, makhluk astral yang merasuk dan mengendalikan tubuh serta pikiranku selama kita bercinta tadi Yuriko," ujar Bimo, mengungkapkan semua dengan apa adanya.

"Ahh..! J-jadi yang bercinta denganku tadi adalah Ki Brajangkala Kak Bimo..?! B-bagaimana dia bisa mengendalikan tubuh dan pikiran Kak Bimo..?" seru Yuriko nampak bingung dan setengah tak percaya.

"Aku mengerti kau pasti bingung dengan hal itu Yuriko. Tapi sebaiknya aku menjelaskannya di tempat lain yang aman dan nyaman Yuriko. Sekarang mari kita keluar dan menemui Paman Daichi di rumah makan dulu Yuriko.

Karena tak lama lagi Sha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 59.

    "Aihh..! K-kak Bimo, Yuriko benar-benar tak tahu harus bagaimana. Tapi semuanya telah terjadi, Yuriko tak keberatan kehilangan keperawanan dengan Kak Bimo. Tapi Yuriko juga bukan wanita yang setuju dengan tindakkan aborsi. Jika nantinya Yuriko hamil, maka memang tak ada jalan lain selain Kak Bimo menikahi Yuriko. Tapi andai Yuriko tak hamil, maka kita anggap saja kejadian tadi tak pernah ada Kak Bimo," ujar gugup dan lirih Yuriko.Ya, ada nada sedih dalam suara Yuriko itu. Karena sesungguhnya dalam waktu yang teramat singkat, hati Yuriko telah dibuat jatuh oleh sosok Bimo dan kharismanya. Inilah kejadaian gila dan aneh, yang bahkan tak pernah dibayangkan Yuriko akan terjadi padanya. Sebab selama ini Yuriko adalah wanita yang sangat mandiri, dan juga tak acuh dengan lelaki..! Karena bagi Yuriko, lelaki hanyalah penghambat bagi kemajuan karier serta kebebasan dirinya. Itulah prinsip hidup Yuriko, yang telah dijalaninya selama puluhan tahun lamanya.Namun, prinsip itu bagai lenyap ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 60.

    "Yurikoo..! Akhirnya kau kembali Nak..! Tsk, tsk..!" seru terisak Megumi, yang langsung bergegas menghampiri Yuriko. Sementara Yuriko juga menyambut saang ibu dengan berlari kecil. Kedua ibu dan anak itu pun akhirnya berpelukkan sambil menangis, melepaskan luapan emosi kegembiraan mereka. Sementara Lidya ikut tersenyum penuh keharuan di dekat mereka. Lidya pun menatap ke arah Bimo dengan pandangan penuh kekaguman dan rasa terimakasih. Tentu saja Lidya sangat tahu, bahwa kembalinya Yuriko adalah berkat bantuan dari Bimo. 'Kau memang pria yang luar biasa Mas Bimo. Sungguh beruntung aku mengenalmu', bathin Lidya. Dia pun melangkah ke arah Bimo, dengan senyum manis di wajahnya. Ya, secara perlahan tapi pasti. Benih-benih simpati di hati Lidya, kini sepertinya telah berkembang dan mekar. Merekah sempurna disertai aroma indah yang tak terkatakan, namun jelas bisa dirasakannya. Aroma asmara..! "Mas Bimo. Terimakasih, karena telah menyelamatkan Yuriko sahabatku dari penculikkan," ucap pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 61.

    'Ngger Raden. Walau raga Raden yang dipakai oleh Ki Brajangkala, tapi pancaran benih yang keluar hakekatnya adalah benih Ki Brajangkala. Walaupun Ngger Raden juga bisa ikut merasakan puncak kenikmatan, yang dirasakan oleh Ki Brajangkala dalam olah asmaranya. Namun sejatinya benih Ki Brajangkala adalah benih gabuk (hampa/kosong), Ngger Raden. Jadi berapa kali pun Ki Brajangkala bersenggama dengan perempuan, maka perempuan itu tak akan pernah mengandung dari benihnya'. Ungkap Eyang guru sepuh, dengan wajah tersenyum menenangkan bathin Bimo. 'Terimakasih Eyang Guru sepuh. Kini Bimo mengerti dan menjadi tenang karenanya'. Bathin Bimo ucapkan terimakasihnya. 'Baiklah Ngger Raden Bimo. Baik-baiklah menjalani garis kehidupanmu, pastilah masih banyak 'gelombang-gelombang' masalah yang akan datang silih berganti '. Blaashp..! Sosok Eyang Guru sepuh Pranatha pun langsung lenyap, setelah dia mengabarkan hal yang sangat penting itu bagi Bimo. Tak lama kemudian Bimo pun menyudahi laku hen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 62.

    “Cepat buka ! Atau kutembak kalian dari sini !” seru sang pengetuk gerbang berkaos hitam itu. Nampak dia mengarahkan laras pistolnya ke arah 3 security, yang hanya berjarak 5 meteran itu. “Baik Pak, jangan tembak..! Kami buka.. kami buk..!” teriak gentar seorang security yang kurang nyali. Dia berpikir jarak 5 meter adalah jarak tembak yang sulit di hindari, dan salah satu dari mereka pasti akan tewas tertembak. Sementara itu penumpang dalam mobil sedan BMW putih, nampak tengah memanggil seseorang via ponselnya.Tuttt...Tuttt..! Klik.! "Ha-halo Pak Anton.” Sahut sang penerima yang terdengar gugup. “Aku sudah di pintumu Rahadian. Bukalah pintu gerbang rumahmu. Aku hanya ingin mengambil hakku.Kamu masih ingat kan perjanjian bermaterai kita semalam Rahadian ? Atau haruskah kubuka paksa gerbang rumahmu ?” ucap Anton dengan tenang, namun penuh intimidasi. “Ahh..! B-baik.. baik Pak Anton” ucap Rahadian gugup, dia sangat mengenal siapa Anton. Anton adalah tipe orang, yang bahkan bi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 63.

    "D-dia ada di kamarnya, di lantai dua Pak Anton..! Tapi bukankah Wulan tak ikut dalam pertaruhan kita Pak Anton,” sahut Rahadian gugup. “Tolong jangan berlagak bodoh Rahadian. Sudah jelas dalam perjanjian kita dikatakan, 'rumah dan seisinya' kecuali kau dan putrimu. Itu artinya, istrimu masuk dalam isi rumah ini Rahadian. Apakah masih kurang jelas ?” ucap Anton sambil tersenyum tenang. Merinding kuduk Rahadian, saat dia melihat senyum misterius Anton itu. “M-mengerti Pak Anton,” sahut Rahadian terbata gentar.“Sekarang, antarkan aku ke kamar bekas istrimu! Karena mulai saat ini, dia trlah menjadi milikku,” ucap Anton santai. “Jerry..!” seru Anton, pada orangnya yang berjaga di depan pintu rumah. “Siap Bos!” sahut Jerry, lalu dia pun berjalan mengikuti bosnya. Rahadian berjalan dengan langkah agak berat. Sakit sekali rasanya, mengetahui wanita yang disayanginya akan ‘dipakai’ oleh orang lain. “Heii..! Cepatlah! Jalanmu seperti keong saja!" Duk ! Bentak Jerry pada Rahadian, sam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 64.

    "Ahhs..!" terlepas sudah desahan kedua Wulan, tubuhnya nampak agak bergetar dengan pinggul kencangnya menyentak. Ya, sekuat-kuatnya Wulan bertahan dari rasa geli dan nikmat yang menderanya. Dia tetaplah wanita biasa, yang memiliki daya batasnya. Apalagi Anton memperlakukannya dengan sangat lembut. Maka secara perlahan, mulai runtuhlah pertahanan rasa malu pada Rahadian, dan juga gengsinya pada Anton. Sementara Anton mulai naik dan menyusuri buah kembar kenyal milik Wulan. Kedua buah kembar itu mencuat kencang menantang, dengan kemulusan kulit yang sempurna. Lidah Anton pun bermain di puncak buah kembar itu, menggigit kecil seraya menghisapnya. “Awhh..” Wulan kembali melepaskan lenguhan nikmat yang ketiga kalinya. Wulan terus berusaha sekuat daya, agar tak terlihat menikmati permainan lembut Anton pada tubuhnya. Namun sepertinya lisan Wulan berkata lain. Sementara Rahadian hanya menundukkan pandangannya ke bawah, sambil memejamkan matanya. Sakit, perih, marah, terluka, namun t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 65.

    "Ahks..!" Brugh..! Rahadian berseru keras, lalu ambruk ke lantai dengan mata berkunang-kunang. Beruntung dia tidak sampai pingsan. Tubuhnya lalu langsung diseret keluar kamar oleh Jerry. Dan tak lama kemudian. Nampak keluar dua sosok ayah dan anak, dari rumah mewah dan megah itu. Dua sosok yang adalah Rahadian dan putrinya Desi itu, mereka pergi tanpa membawa apapun. Mereka berjalan menjauhi rumah mereka sendiri. Karena mereka diancam akan ditembak, jika tak meninggalkan rumah itu. Judi..! Suatu permainan dan pertaruhan, yang bisa mengangkat derajat gembel menjadi sultan dalam semalam. Namun sebaliknya, judi juga bisa menjadikan seorang sultan menjadi gembel terendah. Hanya dalam waktu semalam.!Begitulah karma yang sedang dijalani Rahadian, akibat berjudi..!*** Sementara Bimo baru saja menyelesaikan acara makan siangnya. Ya siang itu Bimo memang sedang ingin makan di rumah makan 'Asri', yang hanya berjarak 100 meteran dari kediamannya itu. Rumah makan itu tak begitu rama

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 66.

    “Sebentar Pak,” ucap Bimo, sambil menepuk pundak kanan Rahadian. Dan saat Rahadian menoleh ke kanan, tangan Bimo cepat sekali memasukkan uang 500 ribu ke saku piyama Rahadian. Sungguh gerakkan yang cepat sekali dari Bimo, hingga tak terasa oleh Rahadian. Bahkan si Bibi yang masih menatap mereka pun tak mengetahuinya. “Ya Mas, kenapa ?” tanya Rahadian agak bingung. Karena dia merasa tak mengenal Bimo. “Ahh, tak apa-apa Pak. Maaf saya kira Bapak orang yang saya kenal,” sahut Bimo tersenyum, sambil mengusap lembut kepala Desi. Rahadian dan putrinya kembali berjalan, meninggalkan rumah makan itu. Bimo pun kembali duduk di kursinya. Namun baru saja ia meneguk habis es teh manisnya, dan bermaksud kembali ke kediamannya.Tiinnnn... !! Ciiittttttttt..!! Daagh..! Bimo terkejut, saat sebuah sedan hitam terlihat melintas cepat di depan rumah makan. Lalu terdengar bunyi klakson panjang disertai rem mendecit dalam, dan suara hantaman keras. Brrrmmmm..!! Ngunnnggg !!” “Papahhhh..!!” Itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09

Bab terbaru

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 174.

    "Aku datang Tuanku Bimo..!" suara berat bergema terdengar di belakang Bimo. "Siapa kau..?!" seru Bimo terkejut. Namun dia tetap fokus kerahkan daya bathinnya yang kini semakin kuat, untuk menahan desakkan daya magis Andrew cs. "Aku Brajangkala dan empat panglimaku, datang untuk membantu Tuan Bimo," sahut suara berat itu lagi. "Ahh..!" hanya seruan terkejut bingung saja yang keluar dari mulut Bimo. Dia sama sekali tak menduga, jika Brajangkala yang datang dengan membawa bala bantuan untuknya. Tadinya Bimo menyangka yang datang membantunya adalah Ki Sabdo, penasehat spiritual Hendra itu. Namun ternyata dia salah. 'Aneh..?! Atas dasar pertimbangan apa Brajangkala membantuku..?!' sentak bathin Bimo heran. Namun dia tak mau terlalu larut dlam kebingungannya itu. Karena Andrew cs kini terasa meningkatkan daya serang terhadapnya. "Ayo..! Maksimalkan penyaluran power kalian..! Rupanya si sialan itu juga memiliki pasukkan di belakangnya..!" seru murka Andrew, saat melihat sosok-sosok hal

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 173.

    Blaph..! Blaph..! ... Blashp..!!! Dan mewujudlah puluhan sosok tak lumrah manusia, yang melayang di sisi kiri dan kanan Andrew. Kesemua sosok yang muncul itu memiliki tubuh layaknya manusia, namun memiliki sayap bak sayap kelelawar di punggungnya.Sementara hampir semua sosok itu, memiliki dua tanduk kecil di kepalanya. Hanya satu sosok saja yang memiliki satu tanduk di kepalanya, namun sosoknya nampak memiliki aura hitam yang paling pekat dibanding sosok-sosok lainnya. "Hahahaa..!!" "Hihihii..!!" Terdengar tawa bergema riuh rendah seperti dari kejauhan. Suara tawa riuh rendah bergema itu, seolah bukan datang dari alam nyata. "Akhirnya kau butuh juga dengan bantuan kami Tuan Andrew..!" seru bergema sosok bertanduk satu itu. "Terpaksa Gallant..! Karena yang kuhadapi nanti bukanlah musuh biasa..! Bersiaplah Gallant, dan juga kalian semua..!" seru Andrew menyahuti, sekaligus mengingatkan para sekutunya. Wrrrnngg...! Sebuah helikopter nampak mendekat ke arah lokasi Andrew cs dan K

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 172.

    Sementara Andrew dan Lidya telah tiba di Hotel Mauli Sanayen. Andrew langsung mengarahkan dan membawa Lidya, menuju ke kamarnya yang terletak di lantai paling atas hotel itu. Setibanya di dalam kamarnya, Andrew langsung memberi garis darah ghaibnya. Dan dia langsung menerapkan ilmu'Tabir Wujud'nya pada sekeliling ruang tidur kamarnya. Ya, Andrew tak menyadari bahwa dia telah terlambat untuk itu. Karena Bimo telah melihat hotel tempatnya berada dalam lintasannya, tepat saat Andrew bergesekkan dengan Lidya di dalam mobil tadi. "Masuklah Ratuku sayang. Kita akan menjadikan malam ini penuh, bagi kita berdua," ucap lembut Andrew, mempersilahkan Lidya yang terpaku di sisinya. "Baik." Lidya berkata datar, seraya masuk ke dalam ruang tidur yang telah dipagari dengan ilmu 'Tabir Wujud' oleh Andrew itu. 'Hmm. Akan kusadarkan kau dari pengaruh hipnotisku, di tengah pemainan asmara kita nanti Lidya. Disaat kau sudah hanyut, dan tak bisa menolak lagi hunjaman asmaraku..! Hahahaa..!' bathin

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 171.

    "Baik." Ya, Lidya bagai kerbau dicucuk hidungnya terhadap Andrew. Dengan hanya mengenakan baju tidurnya, Lidya melangkah keluar dari kamarnya. Andrew pun mengikuti di belakangnya. Sungguh keadaan rumah Lidya sangat mendukung aksi Andrew, karena Bi Inah sudah tenggelam dalam mimpi di kamarnya. Lidya langsung meraih kunci mobilnya yang tergeletak di meja ruang tengah. Lalu dia pun menuju ke garasi, dengan Andrew menjajari langkahnya. Klekh..! Lidya pun masuk ke dalam mobil bersama Andrew yang duduk di sebelahnya. "Kita ke Hotel Mauli Sanayen Lidya sayang," ujar lembut Andrew, dengan menahan gejolak hasratnya yang meledak-ledak terhadap gadis jelita itu. Ya, Lidya memang memiliki kecantikkan yang natural. Bahkan tanpa make up seperto saat itu pun, dia tetaplah segar menantang di mata pria sehat dan normal mana pun juga. Termasuk Andrew..! "Baik," sahut datar Lidya, dingin tanpa ekspresi. Brrmm..! Tin..! Tinn..! Security yang berjaga di posko samping gerbang pun bergegas membuka

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 170.

    "Tanya Bos..! Berapa lama kami harus latihan dan siap kerja nantinya..?!" tanya seorang anggota lagi. "Itu sangat tergantung pada keseriusan, dan kemampuan kalian dalam menyerap ilmu yang kuberikan. Sepertinya waktu 2-4 bulan saja cukup untuk persiapan kalian bekerja. Asalkan kalian menjalani latihan dengan serius.Tinggalkan kebiasaan mabuk-mabukkan..! Karena itu hanya akan melemahkan kondisi dan stamina tubuh kalian..! Kalian mengerti..?!" kembali Bimo berkata lantang. "Hahh..?! Hanya 2 sampai 4 bulan saja..?!" "Siap Boss..!!!" "Yang penting dapat pekerjaan..! Kami siapp..!" Seruan-seruan gembira dan penuh harapan terdengar dari seluruh anggota. Karena sesungguhnya mereka semua juga telah berpikir, jika tak selamanya mereka akan hidup dari jalanan. Layaknya kebanyakkan orang, mereka juga ingin menjalani kehidupan yang wajar dan tenang di masa mendatang. Bekerja, menikah, dan memiliki keluarga..!Ya, tawaran Bimo bagaikan memberi 'jalan terang' bagi mereka untuk hidup lebih bai

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 169.

    "Selamat datang semuanya..! Masuklah..!" seru Bimo tersenyum lebar, seraya menuruni teras rumahnya menyambut Denta cs. "Baik Bos Bimo..! Ayo kawan semua..! Kita masuk..! Parkir yang rapih dan teratur..! Hahaha..!" seru Denta tergelak senang. Dia berada paling depan di barisan gank motornya. "Siapp..!!!" "Malam Bos Bimo..!!!" Ngungg..! Ngenngg..! ... Ngunngg..!!! Dan berbondong-bondong barisan gank motor itu pun masuk ke halaman kediaman Bimo. Nampak tak kurang dari 75 unit motor meluncur masuk dan parkir berderet secara teratur, di halaman depan dan samping. Beruntung Bimo memiliki halaman yang cukup luas, untuk menampung semua kendaraan itu. Tutt.. Tuutt..!Ponsel Bimo berdering, 'Toko Ben;S Food memanggil'. Klikh..! "Ya. Apakah pesanan saya sudah berangkat..?" sapa Bimo. "Benar Tuan Bimo. Kami mengabarkan saat ini sedang di jalan, dan tak sampai 5 menit lagi akan tiba di tujuan." "Baik. Nanti langsung masuk saja, pagar sudah terbuka." "Baik Tuan Bimo." Klikh! "Silahkan

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 168.

    'Baiklah..! Nanti malam akan kudatangi kau Lidya!' bathin Andrew, seraya rebahkan diri di ranjang. Lalu sepasang matanya pun terpejam dengan cepat, kaku dan dingin.! Ya, sepertinya Andrew merasa sangat nyaman berada dalam ruang kamarnya yang remang, dengan semua korden yang tertutup rapat. *** Devi tengah bersantai di ruang tengah kantornya saat itu. Dia baru saja selesai menata ruangan kerjanya, dan juga ruang kerja pribadi Bimo. Ngunngg..! Cit..! Tin.. Tinn..! "Ahh..! Mas Bimo datang..!' seru senang bathin Devi, saat melihat sosok Bimo yang masuk ke halaman depan kantor dengan motornya. Dia pun bergegas melangkah ke teras, untuk menyambut Bos sekaligus pria idamannya itu. "Hei Devi..!" seru Bimo, seraya lemparkan senyumnya ke arah Devi. "Wah, Mas Bimo langsung ke sini tho. Kirain pulang dulu ke rumah," ujar Devi balas tersenyum. "Tidak Devi. Ada hal penting yang harus kubicarakan denganmu sebelum kantor kita ini resmi dibuka." "Ok Mas Bimo. Kita masuk saja yuk," ajak Devi t

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 167.

    "Ahh..! B-baiklah Kang..! K-kami menyerah..!" seru gugup dan gentar Denta. Kini terbuka sudah matanya, bahwa yang tengah dihadapinya bukanlah sembarang orang. "A-ampun Kang..!" "Tobat Kang..!" Pengakuan menyerah Denta, segera diikuti seruan-seruan minta ampun dari para anggotanya yang kesemuanya masih terkapar di tanah. Nampak senjata-senjata rusak dan patah para anggota gank, yang berserakkan di tanah. "Gelo..!" "Luar biasa..!" "S-siapa dia..?!" Seruan kaget dan takjub juga keluar dari mulut para karyawan dan security cafe itu, yang menyaksikan pengeroyokkan gank Road Spiders pada Bimo. Mereka selama ini memang tak berani melaporkan tindak semena-mena anggota gank itu pada polisi. Karena mereka sadar dan takut akan balasan para anggota gank Road Spiders, yang jumlahnya ratusan orang itu. Ya, kekaguman dan rasa takjub menyelimuti hati mereka semuanya, setelah melihat kemampuan Bimo yang berada di luar nalar dan sangat menggetarkan nyali itu. "Baik..! Mulai saat ini anggap s

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 166.

    Seth..! Denta dan anggota lainnya pun serentak menoleh ke arah Bimo, seraya ganti menatap layar ponsel itu. Dan.. "Hmm..! Mari kita kepung dia..!" bisik tajam Denta, seraya beranjak berdiri dari duduknya. Serentak seluruh gerombolan itu pun berdiri, dan melangkah ke arah Bimo berada. 'Hmm. Mereka telah mengenaliku rupanya', bathin Bimo, seraya tetap duduk tenang di kursinya. Bimo seolah tak melihat pergerakkan gerombolan itu, yang tengah mengelilingi pohon yang menaungi mejanya. Slakh..! Slagh..! ... Sregh..! Beberapa anggota nampak telah mengunus dan mengeluarkan senjata kesayangan mereka masing-masing. Karambit, pisau lipat, celurit kecil, knuckle, bahkan pistol pun terlihat dalam genggaman anggota gerombolan itu. Dengan dikelilinginya meja Bimo, maka otomatis pengunjung lain tak bisa lagi melihat posisi Bimo saat itu. Dan para pengunjung pun langsung keluar dari cafe itu dengan tergesa, takut terkena sasaran dari kerusuhan yang mereka duga pasti akan terjadi itu. Maka otomat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status