Home / Urban / Hasrat sang Konsultan Idaman / Bab 30. Kabar Dini Hari

Share

Bab 30. Kabar Dini Hari

Author: BayS
last update Last Updated: 2024-12-17 15:48:03

Tutt.. Tutt..!

"Ya Halo Bu Devi. Tumben malam-malam menghubungi saya."

"Malam Pak Budi. Tak ada apa-apa kok. Saya hanya sekedar mau tanya nomor ponsel Bimo Pak. Siapa tahu Pak Budi tahu nomornya."

"Wah! Kebetulan saya ada tuh kontaknya Bu Devi. Ini juga karena Bimo pernah menolong saya.. Sebentar ya Bu."

"Wah kebetulan sekali kalau begitu. Baik Pak Budi. Saya tutup dulu panggilannya ya."

Klikh!

Tak lama setelah Devi menutup panggilannya.

Bip!

Masuk chat dari Pak Budi pada Devi, yang berisikan nomor kontak Bimo.

Devi : "Baik Pak Budi terimakasih ya."

Pak Budi : "Baik Bu Devi."

Devi pun menyimpan nomor kontak Bimo di ponselnya. Namun ada sesuatu yang terbersit di benaknya saat itu.

'Pak Budi bilang Bimo pernah menolongnya..? Menolong dalam hal apa ya..? Baiklah, besok akan kutanyakan hal itu di kantor saja', bathin Devi, dengan rasa penasaran.

***

Bimo baru saja mandi dan berganti pakaian saat itu.

Usai meladeni keinginan gila dari Rindy tadi. Bimo merasa dia harus member
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 31. Fasilitas Dan Ambisi

    Rumah itu nampak sangat asri, megah, dan juga cukup luas. "Nah kita sudah sampai Mas Bimo," ujar Lidya, seraya beranjak keluar dari dalam mobil. "Baik Lidya," Bimo pun berkata sambil ikut keluar dari mobil.Sementara barang bawaannya milik Bimo dari kost memang tak banyak, hanya barang-barang penting saja yang dibawanya. Selebihnya bahkan dia tinggalkan begitu saja, setelah Lidya bilang perkakas rumah sudah tersedia lengkap di rumah barunya itu. Di gerbang masuk tadi ada seorang security yang berjaga di pos jaga yang terletak di belakang pagar gerbang. Dan kini nampak sepasang lelaki daan wanita berumur menghampiri mereka. "Wah! Selamat datang Non Lidya, Tuan! Mari saya bawakan tasnya Tuan," ucap lelaki berumur itu hangat dan sopan. "Wah tak usah Pak. Ringan kok ini," sahut Bimo, seraya menyalami lelaki itu dan istrinya. Bimo merasa tak perlu merepotkan lelaki berumur itu. "Salam Pak Adi, Ibu. Ini teman Lidya, namanya Mas Bimo. Dia yang akan menetap di sini," ujar Lidya ramah pa

    Last Updated : 2024-12-17
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 32. Penasaran Devi

    Demi mewujudkan ambisi dan impian hatinya, Kyoshi menyanggupi perintah dari Tuan Shanada. Dan dengan diam-diam, Kyoshi mulai bergerak mengumpulkan data-data dan berkas rahasia Katada Corp, tempatnya bekerja. Menjadi musuh dalam selimut! Sementara Yuriko sendiri seperti halnya Lidya, dia juga tengah dipersiapkan untuk menggantikan kedudukkan sang ayah di Katada Corp. Namun Yuriko belum mendapat keleluasaan seperti halnya Lidya, karena dia belum pada tahap sebagai pengambil keputusan dalam Katada Corp.Ya, Yuriko baru pada tahap mempelajari, menjalani perintah, serta arahan dari ayahnya, dalam mengelola Katada Corp. Praktis sedikit sekali waktu bagi Yuriko, untuk bisa meluaskan wawasannya pada soal percintaan dan asmara. Hal yang membuatnya masih virgin sampai saat itu..! Sebuah fakta yang mencengangkan memang, mengingat di negeri Pangje rata-rata gadis telah mengenal olah asmara bahkan sejak usia 15-16 tahun. Demikianlah sekelumit kisah tentang Katada Corp, yang tengah memelihar

    Last Updated : 2024-12-18
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 33. Fika Minta Bukti

    "Ini nomor siapakah Lidya..? Apakah dia seorang paranormal..?" "Itu adalah nomor konsultan pribadiku Fika. Sepertinya dia bisa membantu melihat masalahmu dengan Randy. Dia memang memiliki kemampuan di luar akal, Fika. Namanya Mas Bimo, orangnya seumuran dengan kita," ungkap Lidya. "Baik Lidya. Mungkin nanti akan kuhubungi dia. Terimakasih ya," ujar Fika. "Tapi agak susah untuk bertemu dengannya Fika, karena dia tinggal di Gorbo. Tapi aku yakin, dia bisa membantumu hanya dari jarak jauh saja," ujar Lidya tersenyum yakin. 'Ahh! Lidya, dari dulu aku tuh paling anti dengan yang namanya paranormal, dukun, cenayang, kebathinan, dan sebagainya. Tapi baiklah, tak ada salahnya aku menghubungi rekomendasi dari Lidya ini', bathin Fika. Ya, usai melakukan meeting di ballroom hotel itu bersama para pengusaha lainnya. Lidya bertemu dengan Fika, sobat lamanya itu. Dan ternyata Fika sudah menikah dengan Randy, yang sama-sama teman kuliahnya dulu. Sudah hampir 2 tahun Fika dan Randy menikah, nam

    Last Updated : 2024-12-18
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 34. Bayangan Wajah Tersangka

    "Haihh..!!" Fika berseru terkejut bukan kepalang, dia pun langsung merubah posisinya dan membenahi dasternya.Sungguh Fika sama sekali tak menduga! Jika orang yang bernama Bimo itu bisa mengetahui dengan persis posisi tubuhnya, dan bahkan hingga warna segitiganya..! 'Gila..! I-ini sungguh mengerikkan..! Pantas saja Lidya merekomendasikan dia..!' bathin Fika takjub bercampur malu bukan main pada Bimo. Klikh! Reflek Fika mematikan panggilannya, di tengah rasa ngeri, takut, kaget, dan juga malu yang mendera dirinya terhadap Bimo. 'Hmm. Biaarlah, nanti dia juga menghubungiku lagi', bathin Bimo memaklumi keterkejutan dan rasa malu Fika itu. Ya, Bimo memang tengah memberi sedikit pelajaran pada Fika, yang dirasanya tak etis dan angkuh. Karena meminta pembuktian kemampuan dirinya.Seolah kemampuannya adalah sesuatu yang harus dipamerkan dan dipertontonkan lebih dulu, agar orang tertarik dan percaya padanya. Lalu Bimo pun mulai membuka-buka kitab leluhurnya, dan mempelajari lebih dalam

    Last Updated : 2024-12-19
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 35. Terungkap Dan Kesedihan

    Fika kembali melakukan panggilan pada Bimo. Karena dia sangat penasaran dan merasa lebih leluasa dengan berbincang via ponsel, daripada melalui chat. Dan Fika memang menjauh lebih dulu dari Randy suaminya. Dia masuk ke dalam kamarnya, agar bisa bicara dengan Bimo secara lepas dan jelas. Klikh! "Maaf Mas Bimo. Fika rasa lebih leluasa dan jelas jika kita berbincang saja ya." "Baiklah Mbak Fika. Seperti yang kukatakan tadi, pelaku di balik semua kejadian yang menimpa Mbak Fika adalah adik dari suami Mbak Fika sendiri. Dia memakai jasa seseorang untuk melakukan hal itu secara ghaib." "Ahh..! Benarkah Dicky adik Mas Randy itu tega melakukan hal itu pada kami..?! Maaf Mas Bimo, sejak kapan sebenarnya Dicky menggunakan jasa orang jahat itu..?" "Sepertinya tak lama setelah kalian menikah Mbak Fika. Dicky sepertinya menginginkan warisan perusahaan dari orangtuanya, jatuh sepenuhnya padanya Mbak Fika." "Ahh! B-bagaimana Mas Bimo bisa tahu..?! Mas Randy memang yang memegang kendali perusa

    Last Updated : 2024-12-19
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 36. Transfer Tak Diharap

    Ya, Devi kini merasa lelah untuk menipu hati dan lari dari kenyataan lagi. Devi mulai mengakui kini, jika diri dan hatinya kini telah jatuh dan luluh dalam sebuah pesona. Pesona sosok Bimo..! 'Kenapa bayangmu tak juga mau menyingkir dari benakku Bimo..?!' sentak bathin Devi, merasa kesal namun tak berdaya. Sikap tegar dan ketenangan Bimo dalam menghadapi cacian, penghinaan, dan bulian dari Tony maupun rekan-rekan sekantornya. Adalah hal yang membuat Devi kagum pada sosok Bimo. Hal yang kini ditambah lagi dia tahu, jika Bimo memiliki kemampuan 'luar biasa' yang tak sembarang orang memilikinya. Maka benih-benih simpati dan kekagumannya pada Bimo pun, semakin meraja tak terbendung lagi. 'Bimo, siapakah kau sesungguhnya..?' bathin Devi, semakin penasaran dengan sosok Bimo. Devi adalah putri dari Baskara, mantan tangan kanan Donald Wijaya yang telah mengundurkan diri. Namun mengingat akan jasa-jasa Baskara, yang telah ikut merintis PT Adhi Karya Wijaya bersamanya. Akhirnya Donald memi

    Last Updated : 2024-12-20
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 37. Janji

    'Fika Pradiptasari..?! Fika..!' sentak bathin Bimo, saat menyadari pengirim dana ke rekeningnya adalah Fika. 'Tapi darimana Fika tahu nomor rekeningku.?' bathin Bimo heran. Tutt.. Tutt..! Baru saja Bimo membatin seperti itu, masuk panggilan ke ponselnya, 'Lidya memanggil'. 'Ahh. Rupanya dia', bathin Bimo, seraya menerima panggilan Lidya. Klikh! "Ya, Lidya." "Mas Bimo. Lidya mau cerita sesuatu sama Mas Bimo. Tapi aku mau tanya dulu, apakah Fika sudah menghubungi Mas Bimo..?" "Iya Lidya. Dia memang sudah menghubungiku semalam." "Wah! Ternyata begitu. Syukurlah, berarti masalahnya sudah terselesaikan oleh Mas Bimo. Begini Mas Bimo, semalam Fika menghubungiku dan meminta nomor rekening Mas Bimo. Awalnya aku menolak memberikannya Mas. Tapi Fika mengancam tak mau berteman lagi denganku, kalau aku tak memberikan nomor rekening Masa Bimo padanya. Ya terpaksa aku memberikannya Mas." "Ya, sudahlah Lidya. Toh itu sudah terjadi, Fika telah mentransfer sejumlah uang ke rekeningku." "Y

    Last Updated : 2024-12-21
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 38. Aksi Penculikkan

    "Ahh, tak apa Bimo. Besok aku ada beberapa meeting, mungkin jam istirahat siang kita bisa bertemu Bimo." "Baiklah Devi. Besok siang aku akan datang ke kantor atau ruanganmu saja. Sekalian aku ingin bertemu dengan teman-teman di sana." "Baik Bimo. Terimakasih ya." Klikh! Bimo pun langsung keluar dari kamarnya, usai menerima panggilan Devi. Namun di depan pintu kamarnya ternyata telah pak Adi telah menantinya. "Maaf Mas Bimo. Sebaiknya Mas Bimo makan dulu, sejak pagi makanan telah disiapkan oleh istri saya," ujar pak Adi sopan. "Wahh! Saya sampai lupa makan pagi Pak Adi. Ayo Pak Adi makan bersama saya," ujar Bimo, teringat dia belum sarapan sejak pagi. "Maaf Mas Bimo, saya sudaah duluan tadi. Pagi tadi saya hendak menawarkan Mas Bimo, tapi saya lihat Mas bimo tengah serius di saung. Saya jadi tak berani mengganggu Mas Bimo," sahut pak Adi, memberitahukan pada Bimo. "Tak apa Pak Adi. Lho..? Itu siapa yang duduk di teras rumah Pak..?" ujar Bimo seraya bertanya. "Oh, itu namanya P

    Last Updated : 2024-12-21

Latest chapter

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 89.

    "Wulan sayang. Bagaimana jika papah masih memiliki rumah dan juga perusahaan..? Akankah kalian akan menerima papah kembali?” tanya Rahadian. “Tentu saja iya Pah. Jika itu terjadi, kita pasti akan bersama lagi demi Desi,” ucap Wulan tegas. Walau dalam hati, Wulan merasa hal itu takkan mungkin terjadi. “Mah, kalau begitu mari kita kembali sayang. Semua ini berkat Mas Bimo itu Mah,” ucap Rahadian, sambil menyerahkan surat perjanjian terkutuk itu pada Wulan. “A..Apaa Pah..?!” seru kaget Wulan, sambil merebut surat itu dari tangan Rahadian.Wulan membaca surat perjanjian itu, lalu merobek-robeknya dengan penuh rasa emosi. Bergegas dia membuka pintu kamar dan berseru,“Desi..! Kita kembali ke rumah Nak!” seru Wulan, dengan pipi diguliri air mata keharuan dan rasa syukur. Brrmmm ! Ciitt..! Bimo pun tiba di rumah sakit, dia pun langsung menuju ke ruang rawat Rahadian. Nampak Ratri tengah duduk sendiri, di depan ruang rawat Rahadian. "Kenapa nggak masuk saja Mbak Ratri?" sapa Bimo ter

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 88.

    “Ohgghss.. Bimo..hs..! A.-akuh mau pipishh enaks..!” seru tertahan Ratri. Bibir merah merekahnya seolah kepedasan sambal. Tubuh Ratri makin kencang dan keras menghentak dan menggoyang dalam-dalam junior Bimo. Saat yang sama, Bimo juga merasakan sesuatu yang hendak memancar deras, dari dalam dirinya. Hentakkan-hentakkan ke atas pinggulnya pun semakin kuat, menyambut hunjaman keras ke bawah dari pinggul Ratri. Terlihat tubuh keduanya bagai sedang bergerak agak kaku dan kejang sambil menahan nafasnya. Hingga.. “Ohhssgh..! Bi..mo.sh! Akh-ku sampai..!” Tubuh Ratri pun menghujam keras dan dalam ke arah bawah, lalu tubuhnya melengkung kejang bak udang. Tessh..! Setetes liur jatuh ke dada Bimo, dari sudut bibir Lia yang ternganga tersedak menahan nafas. "Ahhks..! Aku juga sampai Ra..trii..hs..! Arghsk..!" Bimo pun mengerang, dengan tubuh bergetar. Bagai bendungan yang hendak jebol diterjang gelombang tsunami. Bokong padat dan mulus milik Ratri terhentak-hentak. Saat dia merasakan se

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 87.

    "Baik Mbak Ratri. Tapi baiknya kita mampir dulu ke rumahku," ujar Bimo. "Wah, baik Bimo. Apakah rumahmu jauh dari sini Bimo..?" "Tak jauh kok Mbak. Tak sampai 15 menit perjalanan juga kita akan sampai," sahut Bimo tersenyum. 'Asik..! Akhirnya aku bisa tahu rumahnya..!' bathin Ratri bersorak senang. "Bimo saja yang mengemudikan mobilku ya. Biar lebih cepat sampai," ujar Ratri. "Wah, sebaiknya Mbak Ratri saja yang mengemudikan mobilnya. A-aku belum belajar mengemudikan mobil," ujar Bimo agak jengah, denagan wajah kikuk. "Ahh..! Hihihii..! Tak apa Bimo. Baiklah aku saja yang mengemudi ya," sentak Ratri seraya tertawa geli. Ya, Ratri mengira Bimo pastinya bisa mengemudikan mobil, setelah melihat mobil berkelas Bimo waktu itu. Akhirnya mereka menuju ke rumah Bimo. Dan tak sampai 15 menit, mereka telah sampai di kediaman Bimo.Bimo pun langsung persilahkan Ratri duduk di teras rumahnya."Mbak Ratri tunggulah sebentar ya. Aku hanya mau berganti pakaian, dan membawa motorku saja.," uj

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 86.

    Scraatzzhk..! Jlegarrsshk..!...Seketika dari langit menyambar halilintar keemasan yang langsung menerpa Ki Naga Kencana di tangan Bimo. Krrtzzs..! Krretzz..!!Tampak sekumpulan lidah petir keemasan menyelubungi Ki Naga Kencana. Cahayanya berkeredepan sungguh menyilaukan mata. Bisa dipastikan daya tegangan ratusan kilo volt Guntur Kencana telah menyatu, pada bilah keris Ki Naga Kencana saat itu. Karena memang Ki Naga Kencana dan Guntur Kencana, merupakan satu paket dalam ajian pamungkas Bimo..!'Hahh..! Gila si Bimo itu..! Rupanya dia pemilik Ki Naga Kencana, yang sudah lenyap berabad silam..!' bathin Ki Sindulaga terkejut gentar. Namun Ki Sindulaga tentu saja sudah tak bisa mundur lagi dari medan laga. Nampak aliran listrik di sekitar perumahan The Rich berkelipan nyala mati, akibat terhisap oleh ajian Petir Nerakanya. "Matilah kau bocah.! Hiyaahh.!" Sprattzzhh..!! Lesatan kilatan energi listrik merah kehitaman mengarah pada Bimo. "Hiaahh..!" Spraatzzhks..!! Bimo berseru la

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 85.

    Slaph..! Pyaarrshk..!!Bimo melesat cepat keluar melalui jendela kaca tebal ruang, yang telah pecah terhantam pukulannya. Kini Bimo berdiri di tengah halaman samping ‘Big House’, menanti Ki Sindulaga menyusulnya. Slaph! Pyarr! Ki Sindulaga mengikuti jejak Bimo, dengan menerobos pecah kaca jendela tebal di sisi luar ruang VIP. Kini nampak keduanya telah sama-sama berdiri di samping halaman ‘Big House’. *** Sementara itu, tiga jam sebelum pertarungan antara Bimo dan Ki Sindulaga terjadi. Ratri dan Wulan telah tiba di rumah orangtua mereka. Nampak terjadi kehebohan, saat Desi dan Wulan saling berlari mendekat, lalu berakhir dengan pelukkan hangat dan erat di antara keduanya. Mereka berdua menangis tersedu dalam pelukkan, Desi tersedu Wulan terisak, pipi keduanya membanjir dengan buliran bening air mata. “Mamahh! jangan tinggalin Desi lagi Mahh.! Huhuhuu!” seru Desi di antara sedu sedannya, sambil menyurungkan wajahnya di dada sang mamah. “Tidak! Desi sayang. Mamah janji nggak

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 84.

    Braghk..! Anton menaruh surat perjanjian itu di atas meja dengan menggebrak, “Silahkan Tuan semua yang di ruangan ini membaca, dan memeriksa keaslian surat perjanjian ini,” ucap Anton. Beberapa orang saksi segera memeriksanya, dan menyatakan keaslian surat perjanjian Anton. Bimo menerapkan aji Wisik Bathinnya, dia hendak menjenguk isi hati Anton saat itu. Bimo pun menatap Anton, yang juga sedang menatap Bimo dengan sinis. ‘Hhh! Anak muda kemaren sore berani bermain-main denganku.! Huhh! Menang ataupun kalah, kau tetap akan mati di tangan guruku atau pistol di tanganku, Bimo!’ bathin Anton. ‘Terbaca sudah niat busukmu Anton’, bathin Bimo. Bimo pun menarik kembali aji wisik bathinnya. “Ronny!” seru Anton. Dan Ronny pun mulai mengocok dengan agak nervouz, karena taruhan kali ini begitu menegangkan baginya. Bimo pun segera mengeluarkan aji Pembuka Tabir Kegelapan, sebuah ajian yang mampu membawa dirinya dan ornag di sekitarnya masuk dalam dimensi ghaib yang tergelap. Sebuah ilm

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 83.

    "Suatu kehormatan, bisa bermain dengan bos pemilik tempat ini Tuan Anton,” ucap Bimo dengan senyum ramah pula. ‘Hmm. Ketenangan tingkat tinggi’, bathin Anton, menilai sikap Bimo. “Silahkan pasang taruhanmu Tuan Muda siapa ya?” tanya Anton, sambil mengulurkan tangannya yang di aliri tenaga dalam pada Bimo. Bimo yang mengetahui ‘isi’ dalam tangan Anton langsung menyambutnya. Namun Bimo tak mengeluarkan tenaga dalamnya sedikit pun. Dia tahu sedang di uji oleh Anton. Sebab jika Bimo mengalirkan juga tenaga dalamnya, maka ia merasa rencananya bisa gagal sebelum di mulai. Bimo juga merasakan energi lain yang cukup besar tengah membaking Anton, dan dia sudah menebak itu adalah energi Ki Sindulaga. “Ahh! Saya Bimo, Tuan Anton,” Bimo berlagak agak kaget dan kesakitan bagai di setrum. Saat dia bersalaman dengan Anton. ‘Hmm. Hanya orang yang sedang hoki saja nampaknya’, bathin Anton, sambil tersenyum ramah. “Maaf, saya menjabat tangan anda terlalu bersemangat, Tuan Bimo” ucap Anton. "O

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 82.

    "Miko kau turunlah..! Gantikan Ojay! Mainkan tebak angka dadu!” perintah Ronny pada Miko yang berada di ruangannya. Pada permainan tebak angka dadu, biasanya jarang pengunjung yang berani bermain. Karena jika salah menebak, maka bandarlah yang menang. Namun jika berhasil menebak, maka pemain akan mendapatkan 10 kali lipat dari coin yang dipasangnya. Miko pun dari lantai 2 dan mendekati Ojay, bandar yang kini sedang bekerja. Melihat Miko di sebelahnya. Maka Ojay pun langsung paham, kalau dia harus mundur. Segera Ojay mundur ke belakang, dan Miko maju menggantikan posisinya. “Sekarang saatnya permainan tebak angka dadu! Jika tebakkan salah, pasangan menjadi milik bandar! Dan jika tebakkan benar, bandar akan membayar 10 kali lipat dari coin pasangan!” seru Miko. Otomatis hampir semua pemain langsung mundur. Kini hanya Bimo yang bertahan dalam permainan tebak angka dadu itu. ‘Hmm. Akhirnya aku mulai di pantau, bagus!' seru bathin Bimo. Dia merasa dirinya sudah berhasil menarik pe

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 81.

    Slaph..!!Wulan merasa kakinya tak menapak tanah. Sekujur tubuhnya bagai melesat cepat, dengan hembusan keras angin yang berkesiuran di telinganya. Namun itu hanya sekejap saja terasa, lalu...Taph..!Wulan kembali merasakan kakinya menjejak tanah. Dan saat dia membuka matanya. Maka Wulan pun melihat, jika kini dia berada di belakang sebuah mobil yang dikenalnya. “Kak Wulan..!” seru Ratri, sambil bergegas turun dari mobilnya dan memeluk sang kakak. Wulan sendiri masih tertegun tak percaya, atas semua yang baru dialaminya. “Ratri! Tsk, tsk!" terdengar isak tangis Wulan, setelah menyadari ini bukanlah mimpi. “Kak Wulan, kau tak apa-apa kan? Tsk, tskk..!” tanya Ratri yang juga ikut terisak, merasakan penderitaan kakaknya. “Ehemm. Mbak Ratri, sebaiknya cepat kamu bawa Mbak Wulan ke rumah. Pertemukan dia dengan Desi. Biarlah urusan selanjutnya di ‘Big House’ aku yang urus,” ujar Bimo tenang. Hal yang menyadarkan Ratri dan Wulan, bahwa mereka belum berada di tempat yang aman. “Baik

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status